PENDAULUAN
1
Dilihat dari dampak jatuh, pencegahan terjadinya jatuh pada lansia
merupakan langkah yang perlu dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh,
pasti akan menyebabkan komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan
kondisi lansia (Darmojo & Martono 2004). Perawat sebagai bagian dari
pemberi pelayanan kesehatan, mempunyai kewajiban untuk melakukan
tindakan/pencegahan jatuh pada lansia.
1.4 Manfaat
2
i. Apa saja penatalaksanaan pasien jatuh lansia?
j. Bagaimana asuhan keperawatan pasien jatuh lansia?
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
A. Faktor Intrinsik
4
Ada juga faktor-faktor fisiologik berikut meningkatkan resiko jatuh :
1. Usia, dengan peningkatan insiden yang jelas pada usia 75 tahun, lansia
yang berusia 80 sampai 89 berada pada resiko tinggi
2. Jenis kelamin :Wanita mempunyai resiko yang lebih tinggi
dibandingkan pria.
3. Defisit sensorik :masalah penglihatan dan pendengaran.
4. Kondisi medis :penyakit neurologic, serebrovaskuler, kardiovaskular,
kanker atau penyakit progresif dan melemahkan lainnya.
5. Perubahan gaya berjalan dan keseimbangan.
6. Takut jatuh.
B. Faktor ekstrinsik
C. Faktor Iatrogenik
1. Obat-obatan
2. Alatmedis, sepertikateter urine menetap.
5
3. Restrein.
4. Delirium.
2.3 Etiologi
6
2.4 Faktor Lingkungan
A. Aktivitas
Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa
seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. Hanya sedikit
sekali ( 5% ), jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas berbahaya
seperti mendaki gunung atau olahraga berat. Jatuh juga sering terjadi pada
lansia dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan oleh
kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering terjadi
pada lansia yang imobil( jarang bergerak ) ketika tiba – tiba dia ingin
pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan.
7
B. Lingkungan
Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10% terjadi di tangga,
dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik,
yang lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda perlengkapan
rumah tangga, lantai yang licin atau tak rata, penerangan ruang yang
kurang.
C. Penyakit Akut
2.6 Komplikasi
1. Perlukaan (injury)
Perlukaan (injury) mengakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa
sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya
arteri/vena, patah tulang atau fraktur misalnya fraktur pelvis, femur,
humerus, lengan bawah, tungkai atas
2. Disabilitas
Disabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu
kehilangan kepercayaan diri dan pembatasan gerak
3. Kematian
2.7 Pencegahan
8
lingkungan.dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan
jatuh pada orang tua :
A. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan,
koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan
fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik
yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.(1,4,5,6)
B. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:
1. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan
3. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers
4. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat
5. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
C. Modifikasi lingkungan
Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu di antara:
1. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu
2. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
3. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
4. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
5. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
9
6. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang
biasa untuk melintas.
7. Gunakan lantai yang tidak licin.
8. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
9. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya
di kamar mandi.
E. Alas Kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
a. Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
b. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
c. Pakai sepatu yang antislip
10
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang
digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat
badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling
cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.
Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah ini
11
1. Seputar jatuh : mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung,
berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang
makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang
menoleh tiba – tiba atau aktivitas lain
2. Gejala yang menyertai : nyeri dada, berdebar – debar, nyeri kepala tiba-
tiba, vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.
3. Kondisi komorbid yang relevan : pernah stroke, Parkinsonism,
osteoporosis, sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit
sensorik.
4. Review obat – obatan yang diminum : antihipertensi, diuretik,
autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik,
psikotropik.
5. Review keadaan lingkungan : tempat jatuh, rumah maupun tempat –
tempat kegiatannya.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital : nadi, tensi, respirasi, suhu badan ( panas / hipotermi )
2. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus,
gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising
3. Jantung : aritmia, kelainan katup
4. Neurologi : perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer,
kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.
5. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem
kaki ( podiatrik ), deformitas.
2.9 Penatalaksanaan
12
3. Jika terluka/mengalami cidera atau patah tulang maka jangan bergerak
dan tetaplah diam ditempat lalu teriak minta tolong. Tetap tenang dan
jangan panik
4. Jika tidak ada cidera atau patah tulang, cari kursi/meja/tempat yang
kokoh di sekitar anda
5. Bergulinglah ke salah satu sisi
6. Merangkaklah atau geser tubuh ke kursi/meja/furniture yang
kokoh/kuat
7. Dengan posisi berlutut, letakkan lengan pada kursi dan pegang erat
8. Letakkan salah satu lutut di depan dan lutut yang lain pada lantai
9. Dorong ke atas dengan tangan dan kaki untuk mendekatkan diri ke
kursi. Putar bokong dan dekatkan kursi
10. Duduk dan istirahatlah sebelum mencoba bergerak/berpindah kembali
13
BAB 3
3.1 Pengkajian
1) Identitas klien
Identitas klien yang harus dikaji meliputi nama, usia, tempat tanggal lahir,
agama, alamat asal.
2) Data keluarga
Nama keluarga yang dapat dihubungi, hubungan dengan klien, alamat,
dan nomor telepon, pekerjaan.
3) Status kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : keluhan yang kemungkinan muncul antara lain
pusing, lemas, kesulitan untuk menjaga keseimbangan badan dan
kesulitan untuk menggerakkan ekstremitas bawah.
b. Pengetahuan klien dan usaha yang dilakukan oleh klien untuk
mengatasi keluhan
c. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh klien.
4) Perubahan fisiologis terkait proses menua
a. Kondisi umum :
Adanya kelelahan, gangguan tidur dan penurunan kemampuan ADL,
nadi,tensi, respirasi, suhu badan (hipotermi / hipertermi), nyeri sendi
karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi,
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
b. Integumen :
Adanya luka bekas jatuh sebelumnya, atrofi kulit, mengkilat, tegang,
nodul subkutan, lesi pada kulit dan ulkus kaki.
c. Hematopoetic :
Anemia
d. Kepala :
Pusing, kepala terasa berputar, kepala terasa ringan
e. Mata :
14
Penurunan visus, nistagmus, pandangan sering berkunag-kunang,
perubahan lapang pandang, perubahan adaptasi terhadap gelap,
penurunan ketajaman persepsi kedalaman dan warna
f. Telinga
Gangguan pendengaran, telinga berdenging, vertigo, alat bantu dengar
g. Hidung :
Sinus
h. Mulut, tenggorokan :
Membrane mukosa kering
i. Leher
j. Pernafasan :
Sesak nafas, batuk atau bersin
k. Kardiovaskular :
Aritmia, kelainan katup, hipotensi postural, fenomena Raynaud jari
tangan / kaki(misalnya : pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal), pucat
intermitten, sianosis.
l. Gastrointestinal :
Rasa mual, penurunan nafsu makan, anoreksia, kesulitan untuk
mengunyah, mukosa kering, penurunan BB.
m. Perkemihan :
Inkontinensia, urgency
n. Reproduksi
o. Musculoskeletal :
Perubahan sendi, penurunan keseimbangan, deformitas, gangguan
gaya berjalan , kekakuan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi, nyeri sendi karena gerakan, limitasi fungsional kekakuan pada
pagi hari, atrofi otot, kontraktur, problem kaki (podiatrik)
p. Persyarafan :
Vertigo tipe perifer karena perubahan fungsi vestibuler akibat proses
menua, neuropati perifer, perubahan status mental, deficit fokal,
instabilitas, kekakuan, tremor, perubahan reflex baroreseptor,
15
penurunan fungsi reflex perlindungan, kebas, semutan pada tangan
dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
5) Potensi pertumbuhan psikososial dan spiritual :
Insomnia, kesulitan konsentrasi, stress akut / kronis, gangguan konsep
diri, citra tubuh, kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
6) Lingkungan :
Kondisi lantai yang licin dan mengkilat, permukaan lantai yang meninggi,
penerangan yang kurang, ketinggian tempat tidur yang tidak sesuai, tidak
adanya susut tangan (railing) di tempat yang strategis seperti kamar mandi
dan lorong, banyak barang berbahaya yang menghalangi mobilitas lansia,
lingkungan baru yang belum dikenali oleh lansia.
7) Faktor risiko tambahan
a. Riwayat penyakit :
Contoh : Penyakit yang diderita seperti penyakit jantung, stroke,
gangguan ortopedik dan neurologik
b. Integritas Ego:
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan
ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada
orang lain).
c. Makanan/Cairan :
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, kesulitan untuk
mengunyah. Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada
membran mukosa.
d. Hygiene :
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi, ketergantungan.
16
e. Nyeri/Kenyamanan :
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
f. Keamanan :
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus
kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan
membran mukosa.
g. Interaksi Sosial :
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
8) Negative functional consequences
a. Kemampuan ADL :
resiko jatuh dapat dimiliki oleh klien dengan tingkat ketergantungan
ringan sampai total
b. Aspek kognitif:
gangguan kognitif juga merupakan salah satu faktor risiko jatuh
c. Tes keseimbangan:
klien dengan hasil TUG >13,5 detik memiliki resiko tinggi jatuh, dan
klien dengan hasil >24 detik diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6
bulan.
d. GDS:
indikasi depresi mungkin ditemukan pada klien dengan risiko jatuh
e. Status nutrisi:
klien dengan moderate hingga high nutritional risk
f. Fungsi social lansia
g. Hasil pemeriksaan diagnostic:
17
9) Lampiran terkait
a. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian sehari-hari (indeks Barthel)
18
5 : sesekali BAB tidak sadar (occasional
accident)
10 : Kontrol BAB baik
7 Penggunaan toilet 0 : Tidak mampu
(mencuci, menyeka, 5 : butuh bantuan, tetapi bisa melakukan sesuatu
menyiram) dengan mandiri
10 : mandiri
8 Berpindah ( dari kursi 0 : tidak mampu berpindah, tidak dapat duduk
ke tempat tidur dan dengan seimbang
sebaliknya 5 : dengan bantuan lebih banyak (1 aau 2 orang
yang membantu)
10 : dengan bantuan lebih sedikit
15 : mandiri
9 Mobilisasi di 0 : tidak mampu mobilisasi atau berjalan/kursi
permukaan datar roda < 45,72 m (50 yard)
5 : mandiri dengan kursi roda > 45,72 m (50
yard), mampu memosisikan kursi roda di
pojok ruangan
10 : berjalan dengan bantuan 1 orang > 45,72 m
(50 yard)
15 : berjalan mandiri (mungkin dengan bantuan
alat, pegangan) sejauh > 45,72 m (50 yard)
10 Naik turun tangga 0 : Tidak mampu
5 : dengan bantuan
10 : mandiri
TOTAL SKOR
Interpretasi Hasil:
0-20 = ketergantungan total
21-60 = Ketergantungan berat
61-90 = ketergantungan sedang
91-99 = ketergantungan ringan
19
100 = mandiri
(Lewis, Carole & Shaw, Keiba, 2006)
b. Aspek kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
Nama :
Tgl/Jam :
20
2) ..........
3) ..........
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi”
Klien menjawab :
Total nilai 30
Interpretasi hasil :
21
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan
:…………………………………………………………………………
………..
c. Tes keseimbangan
Time Up and Go Test
No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)
1
2
3
Rata-rata Waktu TUG
Interpretasi hasil
Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
d. GDS
22
Pengkajian Depresi
Jawaban
e. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
23
No Indikators score Pemeriksaan
Total score
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥ : High nutritional risk
24
f. Fungsi social lansia
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi
sosial lansia
25
3.2 Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS: Proses penuaan
- Klien mengeluhkan Hambatan Mobilitas Fisik
ketidaknyamanan saat Penurunan fungsi system
bergerak muskuloskeletal
- Klien mengungkapkan
kesulitan untuk Penurunan kontrol otot &
menggerakkan badan kekakuan sendi
dan kaku sendi
- Klien mengungkapkan Penurunan fleksibilitas
kesulitan untuk menjaga ekstremitas
keseimbangan
DO: Hambatan Mobilitas Fisik
- Gangguan gaya berjalan
- Postur tidak stabil
- Gerakan melambat
- Tremor saat bergerak
- Penurunan reflex
Penurunan kemampuan
motorik kasar
- Penururnan kemampuan
motorik halus
DS: Proses penuaan
- Klien mengeluh Hambatan Kemampuan
kesulitan untuk Penururnan fungsi kognitif dan Berpindah
berpindah tempat dari fungsi fisiologis
dua tempat yang
berdekatan jika tanpa Kekuatan otot tidak memadai
26
bantuan
DO: Hambatan Kemampuan
- Ketidakmampuan untuk Berpindah
berpindah dar tempat
tidur ke kursi
- Ketidakmampuan
berpindah dari posisi
duduk ke berdiri
- Ketidakmampuan
berpindah dari tempat
yang memiliki
ketinggian berbeda
- Ketidakmampuan
berpindah masuk dan
keluar toilet
DS: Proses Penuaan
- Klien mengeluh Hambatan Berjalan
kesulitan untuk berjalan Penurunan fungsi kognitif dan
pada permukaan yang fisiologis
tidak rata (menaiki
tangga) Gangguan keseimbangan
DO:
- Ketidakmampuan untuk Lingkungan yang tidak
berjalan di permukaan mendukung
menanjak atau menurun
- Ketidakmampuan untuk Mengganggu kebebasan bergerak
menaiki tangga
- Ketidakmampuan untuk Hambatan Berjalan
berjalan pada jarak
tertentu
DS : Proses penuaan
- Klien menceritakan jika Risiko Jatuh
27
ia pernah jatuh Riwayat jatuh
sebelumnya
- Klien mengeluhkan Kesulitan berjalan
kesulitan berjalan
DO : Lingkungan yang tidak
- Usia klien >65 th mendukung
- Penurunan fungsi
kognitif pada klien Risiko Jatuh
- Lingkungan yang tidak
mendukung (penuh
dengan perabotan, lantai
licin, tidak adanya
penerangan yang cukup,
dan tidak adanya susut
tangan)
- Penurunan kekuatan
ekstremitas
- Gangguan pendengaran
- Gangguan keseimbangan
- Gagguan moblitas
- Hipotensi ortostatik
- Gangguan penglihatan
- Penggunaan riwayat
obat-obatan
- Hasil TUG test >13,5
detik
28
3.4 Rencana Intervensi Keperawatan
5. Diagnosa : 00085 – Hambatan Mobilitas Fisik
NOC NIC
Domain 4. Aktivitas/Istirahat Domain 4. Aktivitas/Istirahat
Kelas 2. Aktivitas/Olahraga Kelas 2. Aktivitas/Olahraga
Outcome 0213 Pergerakan Sendi : Intervensi 0140. Peningkatan Mekanika Tubuh
Pergelangan Kaki Kaji komitmen pasien untuk belajar dan
021301 dan 021306 Dorsal menggunakan postur tubuh yang benar
fleksi 20 derajat (2-4) Kolaborasi dengan fisioterapis dalam
021302 dan 021307 menggembangkan peningkatan mekanika tubuh,
Plantar fleksi 45 derajat sesuai indikasi
(2-4) Instruksikan untuk menghindari tidur dengan posisi
021303 dan 021308 telungkup
Inversi 30 derajat (2-4) Bantu untuk menghindari duduk dalam posisi yang
021304dan 021309 Eversi sama dalam jangka waktu yang lama.
20 derajat (2-4) Instruksikan pasien untuk menggerakan kaki
021305 dan 021310 Rotasi terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai
(2-4) berjalan dari posisi berdiri
Bantu pasien untuk memiliki aktivitas pemanasan
sebelum memulai latihan atau memulai pekerjaan
yang tidak dilakukan secara rutin sebelumnya.
29
tempat tidur ke kursi (2-4) menggunakan skala kesiapan latihan fisik terstandar
021002 Berpindah dari atau melengkapi pemeriksaan riwayat kesehatan
kursi ke tempat tidur (2-4) dan fisik
021007 Berpindah dari Bantu pasien dalam mengekspresikan nili,
kursi roda ke toliet (2-4) kepercayan dan tujuan dalam melakukan latihan
otot dan kesehatan.
Beri informasi mengenai jenis latihan daya tahan
otot yang bisa dilakukan
Bantu dalam menentukan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang yang realistis serta perasaan
memiliki dari rencana latihan tersebut
Instruksikan untuk beristirahat sejenak setiap
selesai satu set latihan, jika diperlukan
Spesifikasikan tipe dan durasi dari aktivitas
pemanasan dan pendinginan
Demonstrasika sikap tubuh yang baik (postur) dan
tingkatkan bentuk latihan dalam setiap kelompok
otot
30
seperti berbaris Berikan kesempatan untuk mendiskusikan faktor-
022223 Kaki kaku saat faktor yang mempengaruhi kekuatan akan jatuh
berjalan Sediakan lingkungan yang aman untuk latihan
Instruksikan pasien mengenai pentingnyanterapi
latihan dalam menjaga dan meningkatkan
keseimbangan
Dorong program latihan dengan intensitas rendah
dengan memberikan kesempatan untuk berbagi
perasaan
Perkuat atau berikan instruksi bagaimana
memposisikan tubuh dan bagaimana melakukan
gerakan-gerakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan keseimbangan selama latihan atau
aktivitas sehari-hari
31
(3-5) menyeimbangkan gaya berjalan
190911 sesuaikan tinggi Dorong klien untuk menggunakantongkat, walker
toilet dengan kebutuhan sesuai kebutuhan
(3-5) Letakkan benda-benda dalam jangkauan yang
190912 sesuaikan tinggi mudah bagi pasien
kursi dengan kebutuhan Ajarkan pasien bagaimana jika jatuh, untuk
(3-5) meminimalkan cedera
190913 sesuaikan tinggi Sediakan keset karet di kamar mandi
tempat tidur dengan Sediakan kursi dengan tinggi yang tepat, dengan
kebutuhan (3-5) sandaran tangan dan punggung yangmudah
dipindahkan
Tandai ambang pintu dan dari batas jalan pintu
sebelum tangga, sesuai kebutuhan
Hindarkan barang-barang yang diletakkan rendah
yang membahayakan
Sediakan pencahayaan yang cukup dalam rangka
meningkatkan pandangan
Sediakan lampu malam hari di sisi tempat tidur
Sediakan pegangan pada tangga dan pegangan yang
dapat dilihat pasien
Sediakan permukaan lantai yang tidak licin dan anti
selip
Sediakan barang furniture berat yang tidak akan
terguling jikadigunakan sebagai sandaran
Ajarkan anggota keluarga mengenai factor risisko
yang berkontribusi terhadap adanya kejadianjatuh
dan bagaimana keluarga bisa menurunkan risiko ini
Anjurkan adaptasi di rumah untuk meningkatkan
keamanan
32
BAB 4
Kasus:
Tn. C 68 tahun seorang duda tinggal di Panti Wreda Bahagia sejak 3 tahun yang
lalu. Tn. C dititipkan ke panti wreda karena ketiga anaknya sudah bekerja dan tidak
ada yang mengurus di rumah. Meskipun dititipkan ke panti wreda, anak-anaknya
masih sering mengunjungi Tn. C setiap seminggu sekali. Sebelumnya Tn.C bekerja
sebagai guru dan pensiun di umur 55 tahun.
Tn. C memiliki riwayat ensefalitis pada umur 53 tahun dan sudah ditangani
dengan baik. Pada tanggal 15 Maret 2016, Tn. C mengeluh jari- jari tangan dan
tungkainya bergetar tanpa ia sadari. Tn. C merasa depresi karena tidak dapat
mengontrol gerakan yang tidak disadari tersebut. Tn. C juga mengeluh susah berjalan
karena merasa kaku pada kedua kakinya. Tn. C berjalan dengan membungkuk, langkah
kaki pendek dan menyeret. Gerakannya lambat dan harus mencari pegangan agar tidak
jatuh. Selain itu, Tn. C sering mengeluh pusing dan mual ketika bangun dari tidur atau
duduk lalu berdiri. Ekspresi wajah Tn. C datar, dan suaranya tidak jelas saat berbicara
sehingga seringkali tidak dimengerti oleh lawan bicaranya. Hampir sebagian kegiatan
Tn. C dibantu oleh perawat di panti wreda. Hal itu menyebabkan klien merasa bahwa
dirinya tidak berguna lagi karena sering kali membutuhkan bantuan orang lain untuk
melakukan aktivitasnya.
Tidak ada keluhan pada pola BAK dan BAB. Tn. C mengeluh penglihatannya
kabur, tetapi tidak menggunakan kacamata. Pendengaran Tn. C juga menurun. Sehari
sebelum pengkajian, Tn. C mengatakan pernah jatuh di dapur saat ingin mengambil air
minum.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 90/50 mm/Hg, Suhu: 36,4 °C, Nadi :
72x/menit, RR: 22x/menit. BB: 55 kg, TB: 160 cm, kesadaran komposmentis.
33
Pengkajian
1. Identitas
a. Klien
Nama : Tn. C
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Alamat asal : Jl. Bajul, Surabaya
Tanggal datang : 2 April 2014
Lama tinggal di : 3 tahun
panti
b. Keluarga
Nama : Ny. B
Hubungan : Anak kandung (anak ketiga).
Pekerjaan : Dosen
Alamat : Jalan Bajul, Surabaya
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tangan dan kakinya bergetar tanpa ia sadari, terasa kaku pada kedua
tungkainya sehingga susah untuk berjalan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. C mengeluh tangan dan kakinya bergetar tanpa ia sadari, terasa kaku
pada kedua tungkainya sehingga susah untuk berjalan. Tn. C mengeluh
pusing dan mual ketika bangun dari tidur atau duduk lalu berdiri. Tn. C
tidak mengetahui penyakit apa yang dideritanya. Tn. C menganggap rasa
getar yang dideritanya adalah hal yang biasa dialami oleh lansia sehingga
tidak ada upaya pengobatan yang dilakukan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti Tn. C
34
3. Age Related Changes (Perubahan Terkait Proses Menua)
a. Fungsi Fisiologis
1 Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan
Perubahan BB
Perubahan nafsu
makan
Masalah tidur
Kemampuan ADL
Keterangan - Sebagian ADL dibantu oleh perawat
(pergi ke kamar mandi, mandi)
2 Integumen
Lesi / luka
Pruritus
Perubahan pigmen
Memar
Pola penyembuhan
lesi
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
3 Hematopoetik
Perdarahan abnormal
Pembengkakan
kelenjar limfe
Anemia
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
4 Kepala
Sakit kepala
Pusing
Gatal pada kulit
kepala
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
5 Mata
Perubahan
penglihatan
Pakai kacamata
Kekeringan mata
Nyeri
Gatal
Photobobia
Diplopia
Riwayat infeksi
35
Keterangan Klien mengeluh pandangannya kabur
36
Nafas pendek
Hemoptisis
Wheezing
Asma
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
11. Kardiovaskuler
Chest pain
Palpitasi
Dipsnoe
Paroximal nocturnal
Orthopnea
Murmur
Edema
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
12 Gastrointestinal
Disfagia
Nausea/vomiting
Hematemesis
Perubahan nafsu
makan
Massa
Ikterus
Perubahan pola BAB
Melena
Hemorrhoid
Pola BAB BAB setiap hari
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
13 Perkemihan
Disuria
Hesitansi
Urgensi
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri berkemih
Pola BAK Normal, 4 kali sehari
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
14 Reproduksi
Lesi
Disharge
Testiculer pain
Testiculer massa
Perubahan gairah sex
Impotensi
37
Keterangan Tidak ditemukan masalah keperawatan
15 Muskuloskeletal
Nyeri Sendi
Bengkak
Kaku sendi
Deformitas
Spasme
Kram
Kelemahan otot
Masalah gaya berjalan
Nyeri punggung
Pola latihan Setiap pagi perawat melakukan
ROM pasif dan memotivasi
klien untuk melakukan ROM
aktif
Dampak ADL - Sebagian kegiatan klien
dibantu oleh perwat
- Satu hari yang lalu klien
sempat jatuh di dapur
Keterangan - Klien merasa kaku pada
kedua tungkai kakinya
- Klien merasa pusing dan
mual saat bangun dari tidur
atau duduk lalu berdiri
- Tekanan darah klien rendah
(80/60 mmHg)
- Klien berjalan bungkuk
- Klien terlihat susah untuk
berjalan tanpa bantuan.
- MK: Gangguan Berjalan
MK: Hambatan Mobilitas
Fisik
MK: Risiko Jatuh
16. Persarafan
Headache
Seizures
Syncope
Tremor
Paralisis
Paresis
Masalah memori
Keterangan Klien mengeluh kedua sisi jari tangan dan
tungkai kakinya bergetar tanpa ia sadari
38
Ya Tidak
Cemas
Depresi
Ketakutan
Insomnia
Kesulitan dalam mengambil
keputusan
Kesulitan konsentrasi
Mekanisme koping Maladaptif, sehubungan dengan harga
diri rendah
Dampak pada ADL Sebagian ADL klien dibantu oleh
perawat
Persepsi tentang kematian Klien mengatakan bahwa kematian
adalah hal yang wajib dilewati oleh
manusia
Keterangan MK: Harga diri rendah
b. Spiritual
- Aktivitas ibadah: sebelum sakit klien dapat salat, saat sakit klien salat
dengan cara duduk.
- Hambatan: klien mengalami kekakuan dan tremor pada tungkainya
sehingga tidak kuat untuk beribadah dengan berdiri.
5. Lingkungan
- Kamar: kondisi kamar klien berantakan karena klien tidak mampu
membersihkannya sendiri.
- Kamar mandi: kamar mandi terdapat di luar kamar, jarak antar kamar klien
dengan kamar mandi sekitar 3 meter, kamar mandi cukup bersih namun
penerangannya kurang.
- Dalam wisma: bangunan wisma merupakan bangunan permanen, dengan
luar sekitar 500 m2, atap rumah terbuat dari genteng, lantai rumah terbuat
dari keramik, dalam 1 rumah ini dihuni sekitar 26 lansia, terdapat 15
kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang tamu.
- Luar rumah: terdapat halaman kecil berukuran 3x2 m dan area parkir.
39
didapat
1 Makan 0 = tidak mampu 5
5 = dengan bantuan (memaotong makanan,
mengoleskan selai , dll atau
membutuhkan menu makanan tertentu,
misal makana cair, bubur)
10 = mandiri
2 Mandi 0 = dependen 5
5 = mandiri
3 Berpakaian 0 = dependen 0
5 = butuh bantuan
10 = mandiri (mengancingkan, memakai
resleting, menalikan renda/tali)
4 Berhias 0 = butuh bantuan dalam perawatan pribadi 0
5 = mandiri (mencuci wajah. Keramas,
gosok gigi, bercukur)
5 Kontrol Bowel 0 = inkontiensia/ membutuhkan bantuan 10
(BAB) enema untuk BAB
5 = sesekali BAB tidak sadar (occasional
accident)
10 = Kontrol BAB baik
6 Kotrol Bladder 0 = inkontiensia atau memakia kateter dan 10
(BAK) tidak mampu merawat kateter dan baik
5 = sesekali BAK tidak sadar (occasional
accident)
10 = Kontrol BAK baik
7 Penggunaan 0 = Tidak mampu 5
toilet (mencuci, 5 = butuh bantuan, tetapi bisa melakukan
menyeka, sesuatu dengan mandiri
menyiram) 10 = mandiri
8 Naik turun 0 = Tidak mampu 5
tangga 5 = dengan bantuan
10 = mandiri
9 Mobilisasi di 0 = tidak mampu mobilisasi atau 10
permukaan datar berjalan/kursi roda < 45,72 m (50 yard)
5 = mandiri dengan kursi roda > 45,72 m
(50 yard), mampu memosisikan kursi
roda di pojok ruangan
10 = berjalan dengan bantuan 1 orang >
45,72 m (50 yard)
15 = berjalan mandiri (mungkin dengan
bantuan alat, pegangan) sejauh > 45,72
m (50 yard)
10 Berpindah ( dari 0 = tidak mampu berpindah, tidak dapat 5
kursi ke tempat duduk dengan seimbang
tidur dan 5 = dengan bantuan lebih banyak (1 aau 2
sebaliknya orang yang membantu)
10 = dengan bantuan lebih sedikit
40
15 = mandiri
TOTAL SKOR 55
Interpretasi:
0-20 = ketergantungan total
21-60 = Ketergantungan berat
61-90 = ketergantungan sedang
91-99 = ketergantungan ringan
100 = mandiri
(Lewis, Carole & Shaw, Keiba, 2006)
41
4). Ambil kertas ditangan Anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah yang
dituliskan di kertas nilai satu poin.
7). Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat
8). “Tutup mata Anda”
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang
saling bertumpuk
Total nilai 30 25
Interpretasi hasil :
24—30 : tidak ada gangguan kognitif
18—23 : gangguan kognitif sedang
0—17 : gangguan kognitif berat
c. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test
42
d. GDS (Pengkajian Depresi)
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktivitas dan kesenangan 1 0 1
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 1
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
13. Anda merasa diri anda sangat bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 9
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi :Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
e. Status Nutrisi
43
obat 3 kali atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 kg dalam enam 2 2
bulan terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang 2 2
cukup untuk belanja, memasak atau makan sendiri
Total skor 6
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥ : High nutritional risk
Analisa Data
44
No Data Masalah Keperawatan
1 DS: Domain 11: Safety/protection
- Klien menceritakan pernah jatuh sebelumnya di Class 2: Physical Injury
dapur Masalah keperawatan:
- Klien mengeluhkan kesulitan berjalan (00155) Risiko jatuh
- Usia klien >65 th
- Penurunan kekuatan ekstremitas
- Klien mengeluh pusing dan mual ketika bangun
dari tidur atau duduk lalu berdiri
- Klien mengeluh penglihatan dan pendengarannya
menurun
DO:
- Hasil TUG test 10 detik
- Klien terlihat akan jatuh saat mencoba berjalan
sendiri
- TD klien 90/60 mmHg
- Kamar mandi kurang pencahayaan
2 DS: Domain 4: Activity/rest
- Klien mengeluh kesulitan untuk berjalan pada Class 2: Activity/Exercise
permukaan yang tidak rata (tangga, permukaan Masalah keperawatan:
yang mananjak atau menurun)
(00085) Hambatan mobilitas
DO:
- Ketidakmampuan untuk berjalan di permukaan fisik
menanjak atau menurun
- Ketidakmampuan untuk berjalan pada jarak
tertentu
- Gaya berjalan klien dengan langkah kecil kaki
menyeret dan tampak susah untuk berjalan tanpa
bantuan.
- Penururnan kemampuan motorik halus
- Tremor saat bergerak
- Gerakan melambat
3 DS: Domain 6: Self-Perception
- Klien merasa depresi karena tidak dapat Class 2: Self-esteem
mengontrol tremor yang tidak ia sadari. Masalah keperawatan:
- Klien merasa tidak berguna lagi karena setiap (00120) Harga diri rendah
kebutuhannya harus meminta bantuan orang lain situasional
DO:
Klien belum menerima efek dari perkembangan
penyakitnya
Diagnosa Keperawatan
45
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penyakit sistem saraf:
parkinsonisme (00085)
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
kebergantungan (00120)
Intervensi Keperawatan
NOC NIC
Domain IV. Health Knowledge Domain 4. Safety
& Behaviour Class V. Risk Management
Class T. Risk Control & Safety Intervention 6490. Fall Prevention:
Outcomes 1909. Fall Prevention Identifikasi penurunan fungsi kognitif dan
Behaviour fisik klien yang dapat meningkatkan risiko
jatuh
Diharapkan selama 3x24 jam Identifikasi kebiasaan dan faktor yang
klien dapat: dapat mempengaruhi risiko jatuh
1. Menggunakan alat bantu Identifikasi karakteristik lingkungan yang
penglihatan dapat meningkatkan risiko jatuh
2. Menggunakan susut tangan Monitor gaya berjalan, keseimbangan, dan
sesuai kebutuhan level kelelahan klien selama berpindah
Diskusikan hasil observasi gaya berjalan
dan gerakan dengan klien
Sarankan klien untuk merubah gaya
berjalannya
Sediakan alat bantu berjalan
Letakkan barang-barang yang dibutuhkan
klien dalam jangkauan klien
Ajarkan teknik jatuh pada klien untuk
meminimalkan cedera
Sediakan kursi dengan tinggi yang sesuai,
yang dilengkapi degan sandaran punggung
dan lengan kursi untuk memudahkan
46
berpindah
Sediakan susut tangan pada tempat-tempat
yang sering di lewati oleh klien
Berikan pencahayaan yang adekuat pada
setiap ruangan
Gunakan permukaan lantai yang tidak licin
Berikan tanda pada tepi pijakan
Sediakan perabotan yang kokoh yang tidak
akan jatuh apabila digunakan sebagai
tumpuan/sandaran
Edukasikan keluarga tentang faktor-farktor
yang dapat meningkatkan risiko jatuh dan
bagaimana keluarga dapat mengurangi
risiko tersebut
NOC NIC
Domain I. Functional Health Domain 1. Physiological: Basic
Class C. Mobility Class A. Activity and Exercise Management
Outcome 0208. Mobility Intervention 0222. Exercise therapy: Balance:
020801 Keseimbangan (2-4) Tentukan kemampuan klien dalam
020809 Koordinasi (2-4) mengikuti aktivitas yang membutuhkan
020810 Gaya berjalan (2-4) keseimbangan
020804 Gerakan sendi (2-4) Evaluasi fungsi sensoris klien
(penglihatan, pendengaran, dan persepsi)
Berikan lingkungan yang aman untuk
berlatih keseimbangan
Instruksikan klien untuk berlatih
keseimbangan dengan berdiri pada satu
kaki, membungkuk ke depan, ketahanan
stretching, sesuai kebutuhan
47
Sediakan alat bantu (mis.: tongkat, walker,
bantal atau matras) untuk mendukung
latihan klien
Bantu klien untuk berganti posisi (mis.:
dari duduk menjadi berdiri, dari berbaring
menjadi duduk) dengan bantuan benda di
sekitarnya sebagai tumpuan
Intervention 0224. Exercise therapy: Joint
mobility:
Tentukan keterbatasan klien dalam
menggerakkan sendinya dan efeknya
terhadap fungsi ADL
Jelaskan pada klien dan keluarga tentang
tujuan latihan gerak sendi
Monitor lokasi dan karakteristik nyeri
sendi saat digerakkan
Lindungi klien dari trauma selama latihan
Lakukan latihan ROM, bantu klien saat
diperlukan
Berikan pujian pada klien saat melakukan
latihan dengan benar
NOC NIC
Domain III: Physiologic Health Domain 3. Behavioral
Class M. Psychological Well- Class R. Coping Assistance
Being Intervention 5400. Self-Esteem Enhancement
Outcomes 1. Dorong klien untuk menemukan sisi positif
1205 Self- Esteem dari dirinya
2. Dampingi klien untuk menerima dirinya
Diharapkan selama 5x24 jam 3. Anjurkan eye-contact saat berkomunikasi
48
klien dapat: dengan orang lain
1. 120502 Penerimaan terhadap 4. Dampingi klien untuk mengidentifikasi
kondisi (2-4) respon positif dari orang-orang di sekitarnya
2. 120519 Perasaan terhadap 5. Dampingi klien untuk menerima bahwa
harga diri (2-4) klien harus bergantung kepada orang lain
49
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jatuh merupakan salah satu geriatric giant, sering terjadi pada usia
lanjut, penyebab tersering adalah masalah di dalam dirinya sendiri (
gangguan gait, sensorik, kognitif, sistem syaraf pusat ) didukung oleh
keadaan lingkungan rumahnya yang berbahaya ( alat rumah tangga yang
tua / tidak stabil, lantai yang licin dan tidak rata, dll ).
50
DAFTAR PUSTAKA
Danar, Irawan. 2015. Pengaruh Latihan Keseimbangan terhadap Risiko Jatuh pada
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur
Kasongan Bantul. Yogyakarta: Stikes 'Aisyiyah.
Darmojo RB, Mariono HH. 2004. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Miller, Carol A. 2012. Nursing for wellness in older adults (6th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Stanley, Mickey, dkk. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. EGC.
Jakarta
51