BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi baru
lahir yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada berat bayi lahir amat
secara enteral.3
Tunjangan nutrisi memegang peranan penting pada perawatan anak sakit berat
metabolisme dan katabolisme, gangguan nutrisi ini bahkan sudah terlihat pada saat
permulaan sakitnya. Gangguan nutrisi ini akan mempengaruhi system imunitas, kardio-
caskuler dan respirasi, sehingga risiko infeksi meningkat, penyembuhan luka melambat
dan lama rawat memanjang. Semua ini akan memperberat sakit anak, sehingga dapat
morbiditas.3
Nutrisi parenteral diberikan apabila saluran cerna tidak dapat berfungsi karena
gangguan absorbsi. Nutrisi parenteral diberikan kepada pasien koma, walaupun nutrisi
enteral lebih baik dan memiliki risiko yang lebih kecil untuk mengalami komplikasi,
nutrisi parenteral tidak melewati lambung dan usus. Nutrisi parenteal diberikan melalui
intravena. Nutrisi parenteral mengandung nutrisi seperti dextrose, asam amino,
elektrolit, vitamin, mineral, dan lemak emulsi, menyediakan kalori dan nitrogen yang
tidak dapat diberikan secara oral maupun enteral untuk mencegah maupun
memperbaiki malnutrisi atau untuk membantu tumbuh kembang yang baik. Nutrisi
parenteral tidak diindikasikan pada pasien dengan fungsi usus halus yang adekuat
dimana nutrisi masih bisa diberikan dengan selang NGT atau dengan cara pemberian
makanan melalui selang gastrostomi. Malnutrisi pada anak, disamping efek umum
fungsi jaringan, imunosupresan, fungsi otot yang rusak dan mengurangi cadangan
terganggu.2
Indikasi utama untuk pemberian nutrisi parenteral jangka lama adalah penyakit
digestif utama yang menyebabkan gagal intestinal seperti short bowel syndrome,
diharuskannya pemberian nutrisi secara parenteral. Indikasi utama yang lain adalah
diare yang sulit diatasi pada masa bayi, pseudo-obstruksi intestinal kronis, dan
seperti imunodefisiensi termasuk AIDS, tumor, penyakit metabolic, dan stadium akhir
penyakit hati.5
4
Pada pemberian parenteral dapat terjadi reaksi infeksi, metabolik dan mekanis.
pasien rawat inap evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari, dengan membedakan
antara pemberian jalur oral/enteral dan parenteral. Pada pasien rawat jalan evaluasi
dilakukan sesuai kebutuhan. Maka dari itu ada pun langkah-langkah pemberian nutrisi
5
3. Tujuan Pemberian Nutrisi Parenteral
1. Menangani rehidrasi. Hal ini biasa dilakukan pada anak dengan kelainan
dengue.
2. Memberikan nutrisi yang cukup pada kasus seperti BBLR, KEP, peritonitis,
ileus, perdarahan atau perforasi pada kasus typhoid, dan atau pada kasus bedah
post operasi.
4. Kebutuhan Nutrisi
Perubahan total air dan kadar protein dalam pertumbuhan janin berubah paralel
terhadap berat badan. Rata-rata bayi lahir diperkirakan mengandung 2400 g air dan 400
g protein. Perubahan kandungan lemak tubuh mengikuti pola kandungan air dan
pada berbagai lokasi membran sel. Setelah minggu ke 30 kehamilan, lemak disimpan
dalam jaringan adipoisa dan meningkat dengan cepat (lihat Tabel 2.1). Secara umum
selama kehamilan terjadi penurunan proporsi air dan sebaliknya peningkatan pada
Pola pertumbuhan janin intrauterine, dapat dilihat seperti table di bawah ini,
6
Tabel 2.1. Komposisi tubuh janin intrauterin7
Gizi pada masa anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Bahkan sejak masih dalam kandungan sekali pun, gizi memegang peran penting.
Kebutuhan nutrisi individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetic dan metabolic.
Namun, untuk bayi dan anak, tujuan dasar adalah pertumbuhan yang memuaskan dan
mencegah keadan defisiensi. Nutrisi yang baik membantu mencegah penyakit akut dan
kronis, serta mengembangkan kemampuan fisik dan mental, nutrisi juga harus
Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan usia
dan kemampuan pasien, misalnya 0-6 bulan ASI dan/formula, 6 bulan-1 tahun ASI
ditambah ASI dan/atau susu sapi segar, dan di atas 2 tahun makanan keluarga.6
7
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bayi baru lahir
harus mendapat cairan dan elektrolit, kalori (karbohidrat, protein, lemak), vitamin dan
CAIRAN
Tabel 2.3. Pemberian kebutuhan cairan berdasarkan usia dan berat badan
8
Dari table tersebut kemudian dimasukan ke dalam rumus yang sudah di
tentukan:10
K merupakan konstata.
ELEKTROLIT
ENERGI
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60 kkal/kg
BB/hari (to maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce weight-gain).9
KARBOHIDRAT
hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg
9
BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit, dapat ditingkatkan 0,5-1
mg/kg BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan
akan meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan
PROTEIN
dan diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:9
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5
g/kg BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg
BB/hari.
LEMAK
10 g trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g trigliserida dan 2
kkal/ml.9
10
Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari
Pemberian emulsi lemak dimulai setelah pemberian dekstrosa dan asam amino
dapat di toleransi dengan baik oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak sebaiknya
dalam 24 jam. Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti
asam linoleat dan asam arakhidonat. Pada bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir
Sangat Rendah (BBLSR) sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis defisiensi
asam lemak antara lain : dermatitis, pertumbuhan rambut yang buruk, trombositopenia,
perhitungan kebutuhan dan jalur akses vena. Untuk neonatus dan bayi beberapa asam
amino seperti sistein, taurin, tirosin, histidin merupakan asam amino yang secara
Suplai energi harus bisa menutupi kebutuhan nutrisi pasien (tingkat metabolic
basal, aktifitas fisik, pertumvuhan, dan koreksi malnutrisi) termasuk support fungsi
peningkatan deposisi lemak, perlemakan hati, dan komplikasi lainnya. Di samping itu,
kekurangan asupan nutrisi dapat menyebabkan malnutrisi, kerusakan system imun, dan
11
gangguan pertumbuhan. Secara umum, bayi membutuhkan lebih banyak kalori ketika
diberi makan secara enteral dibandingkan parenteral. Suplai energi dapat dibagi
menjadi protein dan non-protein (karbohidrat dan asam amino). Berdasarkan teori
kebutuhan protein dikalkulasi hanya untuk deposisi jaringan baru, begitu pula
pembaruan jaringan dan tidak sebagai sumber energi. Namun, rekomendasi untuk
kebutuhan energi pada anak biasanya memasukan kontribusi protein sebagai sumber
energi.2
parenteral. Ada yang menganjurkan lebih banyak glukosa, ada pula yang percaya
bahwa lemak lebih utama, dan argument apakah protein (seperti asam amino) harus
dihitung sebagai sumber energi total. Tetapi Koletzko, dkk menentukan prinsip dasar
yang mereka setujui, yaitu: 1) ada sejumlah glukosa minimal yang diperlukan untuk
dan / atau steatosis hati; 2) diperlukan emulsi lemak intravea yang minimum untuk
mencegah defisiensi asam lemak esensial; 3) asam amino harus diberikan secara
menyebabkan konsekuensi yang vuruk. Ukuran dan usia anak sangat penting untuk
menentukan kuantitas glukosa, lemak, dan asam amino dengan pemberian parenteral.12
12
5. Cara pemberian nutrisi parenteral
konsentrasi formula nutrisi parenteral yang ingin diberikan kepada penderita yaitu
larutan isotonis dan hipertonis. Jenis konsentrasi isotonis diberikan melalui akses vena
perifer, sedangkan nutrisi dengan konsentrasi yang hipertonis diberikan melalui vena
parenteral perifer dan sentral sebagai dasar pertimbangan pemilihan pemberian nutrisi
secara parenteral.13
Tabel 2.5 Perbedaan pemberian nutrisi parenteral perifer dan nutrisi parenteral
Sentral.12
13
6. Perhitungan Pemberian Nutrisi Parenteral
Perhitungan kalori dan energi yang dibutuhkan untuk pemberian nutrisi secara
parenteral dapat mempergunakan berbagai metode, salah satu metode yang sering
metabolik yang tampak pada tabel di bawah yang sesuai dengan aktivitas fisik, status
total (TEE).13
14
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan energi yang
diberikan secara parenteral. Dari seluruh rumus yang ada, rumus schofield dengan
menggunakan tinggi badan dan berat badan adalah rumus terbaik yang dapat digunakan
untuk menghitung REE. Meskipun begitu, semua rumus tersebut ditetapkan pada anak
normal dan harus digunakan dengan hati-hati pada anak sakit yang memerlukan
perawatan parenteral. Rata-rata intake energi parenteral harian per kg berat badan
dipertimbangkan adekuat untuk proporsi mayor pasien yang ditampilkan pada tabel di
bawah.2
Komplikasi yang terjadi dapat berupa komplikasi teknis, metabolik maupun infeksi.
kateter. Penggunaan kateter dalam pemberian nutrisi parenteral berkaitan erat dengan
infeksi, biasanya berhubungan dengan perawatan kateter yang tidak baik. Komplikasi
15
karbohidrat dan protein, osteopenia prematuritas, serta disfungsi hepatobilier.
Disfungsi hepar merupakan komplikasi nutrisi parenteral yang paling sering dan
berbahaya.13
konsentrasi dari dextrose dan asam amino. Peningkatan jumlah dari dextrose dapat
jaringan intersisial ke dalam plasma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi
dan syok hipovolemic. Pasien perlu dipantau untuk mengetahui adanya tanda-tanda
Komplikasi lainnya yang dapat timbul pada pasien yang mendapatkan nutrisi
sodium dan potassium sering terlihat pada pasien yang mendapatkan Terapi nutrisi
parenteral total maupun parsial. Hiperkalsemia dapat terjadi walaupun dapat juga
dihubungkan dengan resiko dari imobilisasi dibandingkan dengan terapi parenteral itu
sendiri.13
pada vena sentral kateter. Untuk pasien yang mendapat terapi jangka panjang, resiko
infeksi untuk menyebar ke seluruh tubuh (sepsis) sangat tinggi. Tindakan pencegahan
16
8. Pemantauan Nutrisi Parenteral
parenteral terbagi menjadi pemantauan jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa
pemeriksaan yang dapat dipantau dalam pemantauan jangka pendek dapat dilihat pada
tabel di bawah.13
17