DASAR Etil Asetat
DASAR Etil Asetat
CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakanester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini
berwujud cairan tak berwarna, memiliki aromakhas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,
dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakiliasetat. Etil asetat diproduksi dalam skala
besar sebagai pelarut.Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah
Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatudonor
ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yangterikat
pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. (Azura, 2015) Etil asetat dapat
melarutkanair hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar.
Kelarutannyameningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak
stabil dalam airyang mengandung basa atau asam.Etil asetat disintesis melalui reaksi
esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol, biasanyadisertai katalis asam seperti asam
sulfat.
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus-
COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah
gugushidrokarbon dari beberapa jenis. (Wardhan, 2012) Disini kita hanya akan melihat
kasus-kasus dimanahidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil,
meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada
sebuah cincin benzen). (Clark,2008)Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
menggandung gugus
–CO2Rdengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk
dengan reaksilangsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol, yang disebut reaksi
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalamalkohol dan
asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkanperanan kecil dalam
laju pembentukkan ester (Fessenden, 2008).Secara umum reaksi esterifikasi dapat ditulis
sebagai berikut.Refluks, salah satu metode dalam ilmu kimia untuk men-sintesis suatu
senyawa yangmuda menguap atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa
maka pelarutakan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. (Hart, 2008)
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguappada
suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinyadalam
bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksisehingga
pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Kondensor yang digunakanadalah
pendingin bola, bukan pendingin Liebig, tujuannya untuk menghalangi uap pelaruttetap ada.
Apabila menggunakan Liebig, kemungkinan senyawa yang akan disintesis tidakada hasilnya,
berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah mampu-campur
mendidih padasuhu tetap) mendidih pada suhu 70oC dan terdiri atas 83% etil asetat, 8%
etanol dan air 9%.Kedua komponen yang disebut terakhir mudah diambil dengan proses
ekstraksi, danetanolnya didaur kembali untuk pengesteran lebih lanjut (Fessenden, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Azura, S L. Reni S. Dan Iriany. 2015. Pembuatan Etil Asetat dari Hasil Hidrolisis, Fermentasi
dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca L). Jurnal Teknik Kmia USU. 4(1).
Wardhan, L K dan Nanik S. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstra Etil Asetat Daun
Binahong (Anredera Scandens L) Terhadap Shigela Flexneri beserta profil kromotografi
Lapis Tipis. Jurnal ilmiah kefarmasian. 2(1)
Sastrohamidjojo, Hardjono, 2011. Kimia Organik Dasar, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.