Uji iritasi primer dilakukan dengan menggunakan metode Draize. Langkah kerjanya
yaitu sejumlah 0,5 gram krim ekstrak daun jambu biji dioleskan pada kulit punggung
kelinci seluas 2,5 x 2,5 yang telah dicukur, kemudian olesan tersebut ditutup dengan
perban. Tempelan krim ekstrak daun jambu biji dibiarkan di kulit selama 4 jam,
kemudian di buka dan diamati terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1, 24,
48, 72 jam dan 1 minggu. Terjadinya eritema dan edema diberi skor sesuai dengan tabel
Skor yang diperoleh dari hasil pengamatan interval waktu 1, 24, 48, 72 jam dan 1
minggu dicatat dan dirata-rata. Rata-rata ini disebut indeks iritasi primer, kemudian
Krim ekstrak daun jambu biji dibuat dengan komposisi cetyl alcohol dan propilen glikol
yang terdapat pada area optimum. Lalu diukur respon viskositas dan daya sebar pada 48
Analisis Hasil
Data dari hasil pengukuran sifat dan stabilitas fisis kemudian akan dianalisis
dengan menggunakan metode desain faktorial untuk mengetahui nilai efek dari cetyl alcohol
dan propilen glikol dan interaksi dari kedua faktor tersebut. Digunakan pendekatan desain
faktorial untuk menghitung koefisien F1, Fa, Fb, Fab sehingga didapat persamaan y = F1 +
FaA + FbB + FabAB. Dari persamaan tersebut kemudian dapat dibuat grafik counter plot
sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji, Kemudian dari grafik tersebut akan digabung
sehingga menjadi superimposed counter plot untuk mengetahui komposisi optimum dari
cetyl alcohol dan propilen glikol, terbatas pada level yang diteliti.
statistik yang dilakukan antara lain, sahpiro-Wilk untuk mengetahui normalitas distribusi
data dan Levene’s Test untuk mengetahui kesamaan varian, kemudian akan dilanjutkan uji
ANOVA jika hasil data memenuhi syarat uji parametrik. Jika tidak memenuhi syarat
tersebut maka akan dilanjutkan uji Kruskal-Wallis dengan post hoc Wilcoxon.
Hayes, A.W., 2001, Principles and Method of Toxicology,4th Ed, Taylor and Francis, United
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar, 3th Ed, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Universitas