Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR TEORI

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung satu unit dosis lazim, dengan
satu macam bahan aktif atau lebih tergantung tujuan terapi yang dicapai. Tablet berbentuk
bulat datar atau bikonvek yang dibuat dengan pengompresan zat aktif atau campuran zat aktif
dengan atau tanpa bahan tambahan (eksipien) (Sulaiman, 2007).

Pada umumnya sebelum tabletasi dilakukan, bahan obat dan bahan pembantu yang
diperlukan digranulasi, artinya partikel - partikel serbuk diubah menjadi butiran granulat.
Dalam hal ini diperoleh butiran, dimana partikel-partikel serbuk memiliki daya lekat.
Disamping itu daya alirnya menjadi lebih baik. Dengan daya alir tersebut pengisian ruang
cetak dapat berlangsung secara kontinyu dan homogen (Voigt, 1984).

Ada 3 metode pembuatan tablet kompresi yang berlaku yaitu metode granulasi basah,
metode granulasi kering dan cetak langsung (Ansel, 2005).

1. Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah.


Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu dibasahi
dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak
menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40°C-50°C.
Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan
dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief,
1994).
2. Pembuatan tablet dengan metode granulasi kering.
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat pelicin
dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),
setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak, akhirnya dikempa
cetak tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet (Anief, 1994).
3. Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung.
Semua bahan zat aktif dan zat tambahan dicampur kemudian dikempa cetak dengan
mesin tablet (Sulaiman, 2007).

Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain
formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai
berikut :
1. Zat Aktif
Idealnya zat aktif yang akan diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: kemurniannya tinggi, stabil, kompatibel
dengan semua eksipien, bentuk partikel sferis, ukuran dan distribusi ukuran
partikelnya baik, mempunyai sifat alir yang baik, tidak mempunyai muatan pada
permukaan (absence of static charge on surface), dan mempunyai sifat
organoleptis yang baik (Sulaiman, 2007).
2. Zat tambahan (eksipien)
Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan bahan penolong.
Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi
suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Bahan tambahan bukan
merupakan bahan aktif, namun secara langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh pada kualitas/mutu tablet yang dihasilkan. Beberapa kriteria umum
yang esensial untuk eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika
dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavaiabilitas
obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan
murah (Sulaiman, 2007).
Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi
tablet. Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa
menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat
diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam produksi tablet (Sulaiman, 2007).
Eksipien yang umumnya digunakan dalam formulasi sediaan tablet :
a. Bahan pengisi (diluents/fillers)
Pengisi berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai
sehingga layak untuk dikempa menjadi tablet. Bahan pengisi biasanya
ditambahkan dalam range 5 – 80% (tergantung jumlah zat aktif dan bobot
tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet
(campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh
bahan pengisi.
Contoh dari bahan pengisi adalah laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol,
kalsium sulfat, kalsium fosfat, kalsium karbonat,dan amilum (Sulaiman,
2007). Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung adalah
fillerbinders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki
kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet.
Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil
modifikasi, termasuk coprocessed diluents. Contoh dari filler-binders
adalah avicel (modifikasi mikrokristalinselulosa/MCC), Starch1500®,
Spray dried-lactose (hasil spray laktosa), Cal-Tab® (Kalsium sulfat 93%
dan gom alam 7%) (Sulaiman, 2007).
b. Bahan pengikat (binders)
Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa
serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya
kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat ditambahkan
dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Contoh dari bahan
pengikat adalah selulosa, Mikrokristalin selulosa (Avicel), Polimer (CMC
Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar, pektin,
amilum, PEG, Na alginat, magnesium dan aluminum silikat (Sulaiman,
2007).
c. Bahan penghancur (disintegrants)
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul,
selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun, ketika tablet kontak
dengan cairan lambung sehingga akan meningkatkan disolusi tablet.
Contoh dari bahan penghancur adalah amilum, Avicel (Mikrokritalin
selulosa), solka floc, asam alginat, Explotab (sodium starch glicolate), gom
guar, Policlar AT (Crosslinked PVP), Amberlite IPR 88, Metilselulosa,
CMC, HPMC (Sulaiman, 2007).
d. Bahan pelicin (anti frictional agents)
Bahan pelicin dalam formulasi sediaan tablet mempunyai 3 fungsi, yaitu :
1. Lubricants
2. Glidants
3. Antiadherents

2. Granulasi Basah
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran
serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan
menghasilkan granul (Siregar, 2008). Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat,
pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat,
bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh
cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan
gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang
optimum (Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan
mesin tablet (Anief, 1994). Tahapan pembuatan tablet parasetamol dengan
menggunakan metode granulasi basah yaitu :
1. Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien.
2. Pencampuran serbuk yang sudah digiling.
3. Preparasi larutan pengikat.
4. Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk masa
basah.
5. Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh 6 - 12.
6. Pengeringan granul basah.
7. Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20 .
8. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran.
9. Pengempaan tablet (Agoes, 2012).
Untuk memantau kualitas produk obat, evaluasi secara kuantitatif serta penetapan
sifat kimia, fisika, dan bioavilibilitas tablet harus dibuat evaluasi meliputi :
a. Evaluasi Granul :
1. Waktu Alir Serbuk
2. Sudut Diam Serbuk
3. Pengetapan Serbuk / Sifat Alir Serbuk
4. Distribusi ukuran partikel

b. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman Ukuran Tablet
2. Kekerasan
3. Kerapuhan (friability)
4. Keseragaman Bobot
5. Waktu Hancur
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Padat. Bandung : ITB

Ansel, Howard C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi edisi IV, Jakarta: Universitas
Indonesia.

Anief, M. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sulaiman, T.N.S. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Mitra Communications Indonesia.

Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noeroto
S.Yogyakarta : UGM Press.

Lachman, L., Liebermann, H.A. dan J.I. Kanig. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.

Siregar, Charles J.P. (2008). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar–Dasar Praktis.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Uji Iritasi Primer Analisis Hasil
    Uji Iritasi Primer Analisis Hasil
    Dokumen2 halaman
    Uji Iritasi Primer Analisis Hasil
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Annisa Nur Fitriani
    Annisa Nur Fitriani
    Dokumen6 halaman
    Annisa Nur Fitriani
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Annisa Nur Fitriani
    Annisa Nur Fitriani
    Dokumen6 halaman
    Annisa Nur Fitriani
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Presentation Sigit
    Presentation Sigit
    Dokumen7 halaman
    Presentation Sigit
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Nurlia Farida (20140520138)
    Nurlia Farida (20140520138)
    Dokumen6 halaman
    Nurlia Farida (20140520138)
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Makalah Biokimia
    Makalah Biokimia
    Dokumen11 halaman
    Makalah Biokimia
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Uji Toksisitas
    Uji Toksisitas
    Dokumen4 halaman
    Uji Toksisitas
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Translite Tugas Bu Nadia-WPS Office
    Translite Tugas Bu Nadia-WPS Office
    Dokumen12 halaman
    Translite Tugas Bu Nadia-WPS Office
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Tahap 1
    Tahap 1
    Dokumen4 halaman
    Tahap 1
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Judul
    Judul
    Dokumen12 halaman
    Judul
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Resume Anfisman 1
    Resume Anfisman 1
    Dokumen5 halaman
    Resume Anfisman 1
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • DP Cream
    DP Cream
    Dokumen2 halaman
    DP Cream
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    Dokumen8 halaman
    Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    dhianrachma
    100% (5)
  • Terpenoid Dasar
    Terpenoid Dasar
    Dokumen9 halaman
    Terpenoid Dasar
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • VV
    VV
    Dokumen10 halaman
    VV
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • A08 Dis
    A08 Dis
    Dokumen96 halaman
    A08 Dis
    Roolley Abghan
    Belum ada peringkat
  • Kempa Kering
    Kempa Kering
    Dokumen8 halaman
    Kempa Kering
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    Dokumen8 halaman
    Lap Resmi PERCOBAAN II Granulasi Kering
    dhianrachma
    100% (5)
  • Kita
    Kita
    Dokumen22 halaman
    Kita
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Dibenzotone
    Jurnal Dibenzotone
    Dokumen26 halaman
    Jurnal Dibenzotone
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Phbs Rumah Tangga
    Phbs Rumah Tangga
    Dokumen36 halaman
    Phbs Rumah Tangga
    Kartika S Hasna
    Belum ada peringkat
  • Jbptunikompp GDL Fananyhida 28429 10 Unikom - F I PDF
    Jbptunikompp GDL Fananyhida 28429 10 Unikom - F I PDF
    Dokumen43 halaman
    Jbptunikompp GDL Fananyhida 28429 10 Unikom - F I PDF
    Muhammad Ayub
    Belum ada peringkat
  • Memahami Hubungan Agama Dan Kesehatan
    Memahami Hubungan Agama Dan Kesehatan
    Dokumen34 halaman
    Memahami Hubungan Agama Dan Kesehatan
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Dibenzotone
    Jurnal Dibenzotone
    Dokumen26 halaman
    Jurnal Dibenzotone
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • XX
    XX
    Dokumen12 halaman
    XX
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teori Granulasi Kering
    Dasar Teori Granulasi Kering
    Dokumen4 halaman
    Dasar Teori Granulasi Kering
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Presentation FIX DESA
    Presentation FIX DESA
    Dokumen8 halaman
    Presentation FIX DESA
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Dokumen10 halaman
    Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat
  • Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Dokumen10 halaman
    Nanda 2915028 Meila Candra Prachasiwi
    Graha Ditha Pratilajathi Siswamargana
    Belum ada peringkat