Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
TBC

Pokok Bahasan : Penyuluhan TBC


Sasaran : Warga Masyarakat Kelurahan Kambo
Target : Bapak/Ibu Masyarakat Kelurahan Kambo
Hari / Tanggal : Rabu/02 Desember 2015
Waktu : 09.00 – Selesai
Tempat : Kelurahan Kambo

A. Latar Belakang
Menurut data penanggulangan penyakit tuberkulosis (P2TB) Dinas Kesehatan
Propinsi Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa, pada tahun 2005 telah ditemukan sebanyak
9.181 kasus dari 23 Kabupaten / Kota dan yang dinyatakan suspek sebanyak 54.766 kasus.
(Depkes RI, 2006).
Dari data Dinas Kesehatan Kota Palopo diperkirakan jumlah penduduk Kota Palopo
sebanyak 137.553 orang, dimana diperoleh jumlah menderita TB Paru sebanyak 396
penderita atau 13,7%. Sedangkan data Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo diperkirakan
jumlah penduduk Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo adalah 9.737 orang dan yang
menderita TB sekitar 35 penderita, dan masih ada yang menderita TB yang belum ditemukan
( Dinkes &PKM Wara Selatan Palopo, 2008 ).
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar
ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah, saluran limfe, saluran nafas ( bronchus )
atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang TBC diharapkan warga
masyarakat kelurahan Kambo dapat memahami dan antisipasi terhadap penyakit menular
terkait penyakit TBC.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang TB Paru diharapkan
a. Memahami tentang pengertian TBC
b. Memahami tentang cara penularan penyakit TBC
c. Memahami tentang tanda dan gejala penyakit TBC
d. Memahami tentang cara pengobatan TBC secara tuntas
C. Sasaran Dan Target
Sasaran : Warga Masyarakat Kelurahan Kambo di wilayah kerja puskesmas
mungkajang
Target : Bapak/Ibu Masyarakat Kelurahan Kambo
D. Strategi Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu/02 Desember 2015
Waktu : 09.00 – Selesai
Tempat : lurah Latuppa
E. Kegiatan
Waktu Agenda Keterangan

Pendahuluan

Menyampaikan salam

Menjelaskan tujuan

Pembukaan :
09.00 –09.15.00 MC
Pembacaan Do’a

Sambutan :

Sambutan dari lurah Kambo sekaligus membuka

kegiatan secara resmi

Penyampaian materi

1. Menjelaskan pengertian dan penyebab TB

Paru

09.15 – 10.00 2. Menjelaskan tanda dan gejala TB Paru Pemateri

3. Menjelaskan cara penularan dan pengobatan

TB Paru

4. Menjelaskan cara pencegahan TB Paru

Penutup

10.00 – 10.15 Penyampaian dari lurah Kambo sekaligus menutup MC

kegiatan secara resmi.


F. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab
G. Media
Media yang digunakan adalah
- Leptop
- Lieflet
H. Isi Materi
Materi selengkapnya terlampir
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan lurah Kambo sesuai dengan surat tugas dari puskesmas
mungkajang yang telah di bubuhi dengan tanda tangan oleh kepala puskesmas dan
kepala kelurahan yang ditujukan.
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
a. kepala Kelurahan bersedia sesuai dengan kesepakatan waktu yang ditentukan
b. peserta antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
c. peserta mampu menjawab pertanyaan yang telah diberikan
3. Petugas penyuluh
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan dengan tempat disiapkan oleh lurah
Latuppa
b. Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Adanya anjuran dari penyuluh kepada warga kelurahan Kambo bahwa mulai
sekarang berikan Waspada terhadap penyakit TB Paru dan segera menyarankan
memeriksakan diri kepada keluarga maupun tetangga yang memiliki tanda dan gejala
TB tersebut.
Lampiran Materi

TB PARU

1. Pengertian Penyakit TBC


Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh
manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut dapat menyebar
ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah, saluran limfe, saluran nafas ( bronchus )
atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobakterium Tuberkulosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2008).
2. Penyebab Penyakit TBC
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh
Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).

3. Cara Penularan Penyakit TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.
4. Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

1. Pemeriksaan radiologis
Apabila dari 3 kali pemeriksaan BTA negatif sedangkan secara klinis mendukung sebagai
TB, perlu dilakukan pemeriksaan rontgen.
Diagnosis yang didasarkan pada pemeriksaan radiologis (foto rontgen) belum merupakan
diagnosis pasti. Kelainan-kelainan yang dijumpai pada foto thorax mungkin disebabkan
oleh TB atau sejumlah keadaan lain, dimana gambaran pada foto tersebut tidak selalu
spesifik untuk TB. Pada beberapa orang yang sebelumnya dengan hasil pemeriksaan
dahaknya negatif.
2. Tes tuberkulin
Tes tuberkulin hanya mempunyai nilai yang terbatas dalam pekerjaan klinis,
terutama bila penyakit TB banyak dijumpai.Suatu hasil yang positif tidak selalu diikuti
dengan penyakit., demikian juga hasil tes negatif tidak selalu menyingkirkan tuberkulosis.
Tes tuberkulin ini mungkin hanya berguna dalam menentukan diagnosis dari penderita-
penderita yang dahaknya negatif ( terutama pada anak-anak yang mempunyai kontak
dengan penderita TB yang menular ).
3. Tipe Penderita
a. Kasus Baru
Ialah penderita baru BTA positif yang belum pernah menelan OAT atau pernah menelan
OAT kurang dari satu bulan.
b. Kambuh ( relapse )
Ialah penderita BTA positif yang sudah dinyatakan sembuh, tetapi kini datang lagi dan
pada pemeriksaan dahak memberikan hasil BTA positif.
c. Pindahan ( Transfer In )
Ialah penderita TB Paru yang pindah tempat tinggal, ke kabupaten atau kotamadya lain.
d. Lain-lain ( Others )
Selain yang tersebut di atas disebut “lain-lain” dan tipe penderita ini harus
ditulis. Termasuk penderita gagal. Gagal ( Failure ) ialah penderita BTA positif yang
pada pemeriksaan dahaknya tetap memberikan hasil BTA positif pada akhir fase awal (
intensif ) setelah pengobatan dengan sisipan, pada akhir bulan ke-5 dari kategori 1, akhir
bulan pengobatan ( bulan ke-6 ). Pada kategori 2 apabila tetap BTA positif disebut
kronis.
e. Pengobatan setelah lalai ( treatment after default )
1. Ialah penderita BTA positif yang telah menjadi BTA negatif, dan tidak menelan OAT
selama sedikitnya 2 bulan antara ke-2 dan ke-5 pengobatan dan kini datang lagi untuk
barobat dengan hasil
2. Menutup mulut waktu bersin atau batuk
Kepatuhan menelan obat adalah menjalani pengobatan secara teratur selama enam
bulan atausesuai dengan prosedur tetap yang telah dimasukkan kedalam program
pemberantasan penyakit TB oleh Depkes RI. Pada obat ini yang diberikan adalah
isoniasid, rifampisin, pirazinimid dan etambutol.
Berdasarkan uraian diatas, keteraturan menelan obat mempunyai pengaruh yang
penting dihadapi oleh penderita TB Paru.

Tinjauan Umum Tentang PMO (Pengawas Menelan Obat)


Tugas-tugas PMO antara lain :
a. Melakukan pengawasan minum obat.
b. Memberikan dorongan agar penderita berobat secara teratur hingga selesai.
c. Mengingatkan jadwal pemeriksaan ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.
d. Memastikan penderita benar-benar meminum OAT di hadapannya
e. Mengenali efek samping ringan Obat Anti TBC, dan menasehati agar tetap mau
menelan obat.
f. Merujuk penderita bila efek samping semakin berat.
Efek samping OAT yang mungkin terjadi :

Efek Samping Yang Anda Lakukan


Yang tidak berbahaya Obat tetap diteruskan
 Mual, Sakit Ulu Hati, Kembung  Berikan obat sesudah makan
 Air seni berwarna merah  Penjelasan kepada penderita
 Nyeri sendi  Rujuk penderita ke UPK bila
 Kesemutan /Rasa terbakar di kaki bertambah berat
Yang berbahaya Stop obat dan rujuk ke UPK
 Kulit dan/mata menjadi kuning
 Muntah-muntah
 Gangguan pendengaran
 Gangguan keseimbangan
 Gangguan penglihatan
 Pingsan

Anda mungkin juga menyukai