SKRIPSI
RAHMAWATI
050802027
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Komisi Pembimbing
Pembimbing 2 Pembimbing 1
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan-ringkasan masing-masing disebutkan sumbernya.
RAHMAWATI
050802027
1. Ibu Dra. Yugia Muis, M.Si dan Drs. Darwin Yunus Nasution, MS selaku
pembimbing I dan II yang dengan kesabarannya telah memberikan arahan dan
bimbingan hingga selesai skripsi ini.
2. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS dan Bapak Drs. Firman Sebayang, MS selaku
ketua dan sekretaris jurusan kimia FMIPA-USU Medan
3. Bapak dan Ibu dosen serta staf administrasi jurusan kimia FMIPA-USU yang telah
membimbing dan memberikan disiplin ilmu selama penulis menjalani studi.
4. Bapak Drs. Adil Ginting, MSc selaku dosen wali yang telah memberikan nasehat-
nasehat selama penulis melaksanakan studi dijurusan.
5. Analis Laboratorium kimia fisika dan kimia polimer Almh Kak mas dan Bang Edi.
6. Kepada seluruh asisten kimia fisika dan kimia polimer kak Kiki, kak Tarra, kak
Sari, kak sri, bang Fendi, bang fadli, Rina, Mega, Misbah, Reni, Nia, Ayi, Adi,
Mail, Ami, Wulan, Fika, Destia, Tisna yang telah banyak memberi dukungan dan
bantuan kepada penulis.
7. Teman-teman stambuk 2005 Novrida, Salma, Via, Tetty, Beldina, Evi, dan lainnya
yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
keterbatasan penulis baik dari literatur dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi
informasi bagi masyarakat dan peneliti selanjutnya.
ABSTRACT
The investigation about the influence of composition charcoal from palm shells and
carbon black to the quality of shoes sole compound has been carried out. The variety
composition charcoal from palm shell and carbon black were 0:100, 20:80, 40:60,
60:40, 80:20, 100:0. The shoes sole compound was made by mixing Rubber SIR-
20,charcoal from palm shells and carbon black and with added TMTD,MBTS, ZnO,
stearic acid, cameuron resin, pinetar, BHT, paraffin wax, and sulfur were mixture on
open mill during 6-7 minutes, then the compound was vulcanization at 1600C by using
Rheometer . The compound testing mechanic such elongation break, tensile strength,
tear resistance, modulus, and analysis of surface. The result showed mechanic testing
was comparable with SNI 12-0172-1987.
Abstrak v
Abstract vi
Daftar isi vii
LAMPIRAN
Halaman
Halaman
ABSTRACT
The investigation about the influence of composition charcoal from palm shells and
carbon black to the quality of shoes sole compound has been carried out. The variety
composition charcoal from palm shell and carbon black were 0:100, 20:80, 40:60,
60:40, 80:20, 100:0. The shoes sole compound was made by mixing Rubber SIR-
20,charcoal from palm shells and carbon black and with added TMTD,MBTS, ZnO,
stearic acid, cameuron resin, pinetar, BHT, paraffin wax, and sulfur were mixture on
open mill during 6-7 minutes, then the compound was vulcanization at 1600C by using
Rheometer . The compound testing mechanic such elongation break, tensile strength,
tear resistance, modulus, and analysis of surface. The result showed mechanic testing
was comparable with SNI 12-0172-1987.
PENDAHULUAN
Banyak barang atau peralatan yang dapat dibuat dengan bahan baku karet
alam, misalnya ban mobil, pembungkus kawat listrik, telepon, sepatu, alat kedokteran,
beberapa peralatan rumah tangga dan kantor, alat-alat olah raga, ebonite dan aspal.
Dengan demikian berarti karet memiliki pengaruh besar terhadap transportasi,
komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, dan banyak bidang lain yang vital bagi
kehidupan manusia (Stichting,1983).
Sol adalah adalah salah satu bagian bawahan sepatu yang merupakan unsur
penentu kualitas sepatu. Kualitas sol karet sebagai komponen bawahan sepatu atau
alas kaki, sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisisnya, antara lain : tegangan putus,
perpanjangan putus, kekerasan, pampatan tetap, bobot jenis, ketahanan retak lentur
(Prayitno,1983).
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi arang cangkang kelapa sawit dan hitam arang
terhadap sifat mekanik dari kompon sol sepatu?
2. Bagaimana kualitas sol sepatu yang dihasilkan setelah diuji sifat mekaniknya?
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi arang cangkang kelapa sawit dan hitam
arang terhadap sifat-sifat mekanik dari karet yang diolah dalam formula sol
sepatu.
Diharapkan untuk memperoleh sol sepatu dengan bahan pengisi arang kulit cangkang
kelapa sawit dan hitam arang memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih baik serta
memiliki harga produksi yang lebih rendah, dan juga diharapkan cangkang kelapa
sawit yang digunakan sebagai pengisi dapat mengurangi limbah kelapa sawit dan
mengurangi pencemaran lingkungan.
Penelitian ini menggunakan desain faktorial dengan 6 bahan pengisi dan 4 sifat
mekanik yang dianalisis (disain faktorial 6x4). Replikasi dilakukan 3 kali untuk setiap
perlakuan dari masing-masing sampel.
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) dengan tingkat
signifikan 5%.
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97% cis-1,4-isoprena, dikenal
sebagai Hevea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri
dari 32-35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein,
sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi
mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi (Malcom,P.S., 2001).
Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan.
Bahan olahan ada yang setengah jadi atau sudah jadi. Ada juga karet yang diolah
kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi.
- Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar)
- Lateks pekat
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standar Indonesia Rubber
(SIR). SIR adalah Karet bongkah (karet remah) yang telah dikeringkan dan dikilang
menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Karet alam SIR-20
berasal dari koagulum (lateks yang sudah digumpalkan) atau hasil olahan seperti
lum,sit angin, getah keeping sisa, yang diperoleh dari perkebunan rakyat dengan asal
bahan baku yang sama dengan koagulum.
- Peremahan
- Pengempaan bandela
- Pengemasan
Perbedaan SIR 5, SIR 10, dan SIR 20 adalah pada standar spesifikasi mutu
kadar kotoran, kadar abu dan kadar zat menguap yang sesuai dengan Standar
Indonesia Rubber. Langkah proses pengolahan karet alam SIR 20 bahan baku
koagulum (lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa). Disortasi dan dilakukan
pembersihan dan pencampuran mikro, pengeringan gantung selama 10 hari sampai
20 hari, peremahan, pengeringan, pengempaan bandela, (setiap bandela 33 Kg atau 35
Kg), pengemasan dan karet alam SIR-20 siap untuk diekspor (Ompusunngu, 1987).
4. PRI minimum 40
5. Plastisitas-Po minimum 30
Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang
dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri seperti mesin-mesin pengerak
Tanaman kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk
tanaman tahunan. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal.
Varietas-varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tipisnya cangkang kelapa
sawit yang menjadi lima varietas utama, yaitu:
a. Varietas Dura
Cangkang cukup tebal 2-8 mm, daging buah tipis, persentase daging buah terhadap
buah 35-50%, inti buah besar.
b. Varietas Psifera
Cangkang sangat tipis, bahkan hampir tidak ada.Daging buah tebal sangat kecil.
c. Varietas Tenera
Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas Dura dan varietas Psifera,
sehingga sifat-sifat morfologi dan anatomi varietas ini nerupakan perpaduan antara
kedua sifat induknya. Tebal cangkang varietas Tenera adalah 0,5-4,0 mm, persentase
daging buah 60-90%.
d. Varietas Macro Carya
Daging buah sangat tipis, tempurung sangt tebal 4-5mm
e. Varietas Dwikka Wakka
Dwikka Wakka mempunyai ciri yang khas, yaitu daging buahnya (sabut) berlapis dua
(Hadi,M.M, 2004).
Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit
yang cukup besar yaitu mencapai 30% dari produk minyak. Cangkang kelapa sawit
termasuk juga limbah padat hasil pengolahan kelapa sawit. Limbah padat mempunyai
ciri khas pada komposisinya. Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah
selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa,
dan lignin.
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit ialah
tandan kosong, serat dan cangkang.
Basah Kering
Cangkang buah kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif. Arang
aktif dimanfaatkan oleh berbagai industri, antara lain industri minyak, karet, gula dan
farmasi (Fauzi, 2002).
Hitam arang adalah suatu bahan amorf yang dihasilkan secara termal atau
dekomposisi oksidatif hidrokarbon, biasanya digunakan pada karet sebagai bahan
penguat, pigmen dan lain-lain. Pada tahun 1912 era baru hitam arang dengan
penggunaannya ditemukan bahwa karbon dapat ditambahkan dengan karet, yang
Bahan pengisi sangat memegang peranan penting dalam industri ban dan
polimer, karena fungsi bahan pengisi untuk menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan kekuatan mekanik. Berdasarkan proses pembuatannya dikenal tiga
bahan pengisi antara lain :
a. Channel Black
Proses channel black dihasilkan melalui pembakaran yang tidak sempurna dari
gas alam. Api dihembuskan pada permukaan logam sehingga channel black
ini diperoleh. Prosesnya menggunakan nyala api yang dikenal dalam saluran
sepanjang 30-45 m, lebar 1,5-3 m dan tinggi 3 m. saluran ini digerakkan bolak-
balik dengan menggunakan alat penggerak. Hasil proses ini adalah karbon
yang sangat halus yaitu dengan ukuran partikel berkisar 9 mm hingga 30 mm.
b. Furnace Black
Proses ini ada dua golongan yaitu yang menggunakan minyak sebagai bahan
baku. Temperatur pemanasan awal 12500- 14500C. hasil yang terdekomposisi
disiram dengan semburan air sampai 2000C kemudian dirubah menjadi butiran
dengan menggunakan pelletizer. Diameter partikel ini berkisar 20 nm hingga
80 nm.
c. Thermal Black
Proses ini adalah sistem batch dalam tungku berukuran tinggi 10,5 m dengan
diameter 3,6 m dan temperatur 13500C tanpa udara. Thermal black memiliki
partikel kasar daripada furnace black dan hitam arang yang paling halus.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin kurang baik daya proses dan semakin
tinggi penguatan. Peningkatan dalam penguatan berarti peningkatan kekuatan
tarik, ketahanan kikis. Ukuran partikel karbon hitam tidak mempengaruhi
potensi minyak dan sifat kompres, dengan penurunan partikel, modulus
meningkat hingga nilai maksimum. Ukuran partikel adalah sifat yang sangat
penting dari hitam arang (SBP Board of Consultants and Enginers, 1987).
Arang aktif merupakan suatu padatan berpori mengandung 85-95 % karbon yang
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan suhu
tinggi. Ketika pemanasan berlangsung diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara
didalam ruang pemanasan, sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya
terkabonisasi dan tidak teroksidasi.
Arang mempunyai susunan kimia yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
oksigen, dan komponen mineral non organik. Arang dapat dibedakan menurut jenis
dan penggunaannya yaitu :
- Arang keras, banyak digunakan sebagai reduktan pengolahan biji logam, arang
aktif, serbuk hitam dan karbon disulfida
- Arang sedang, digunakan sebagai bahan bakar dan untuk obat-obatan seperti
natrium sianida.
- Arang lunak, merupakan bahan baku pembuatan arang aktif dan briket arang
(Amelia, 1999).
Karbon memiliki tiga bentuk alotrop yaitu : intan, grafit dan karbon amorf. Intan
dan grafit merupakan struktur karbon murni yang sifatnya berbeda, sedangkan karbon
amorf meliputi sejumlah besar senyawaan yang bagian terbesarnya adalah karbon,
termasuk didalamnya arang aktif dan hitam arang ( carbon black) (Amelia,1999).
Menurut SII, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang
tercantum pada table berikut ini :
Air Maksimum 10 %
2.5. Vulkanisasi
Vulkanisasi adalah reaksi kimia yang menyebabkan molekul karet yang linear
mengalami reaksi sambung silang (crosslinking) sehingga menjadi molekul polimer
yang membentuk rangkaian tiga dimensi. Reaksi merubah karet yang bersifat plastis
(lembut) dan lemah menjadi karet yang elastis, keras dan kuat. Vulkanisasi juga
dikenal dengan proses pematangan, dan molekul karet yang sudah tersambung silang
dirujuk sebagai vulkanisasi karet.
Ada beberapa bahan kimia dalam menyusun kompon. Sesuai dengan proses yang
dibantunya bahan itu ada yang berfungsi sebagai bahan pokok, yaitu :
Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang.
Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk vulkanisasi
karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis. Selain belerang
bahan- bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi sinar gamma, serta
uretan juga dapat digunakan (Tim penulis, 1992).
Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri hal ini
kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tak langsung juga
menambah biaya.
Fungsi bahan pengiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat reaksi. Jadi,
meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses
pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan pengiat yang
paling banyak dipakai.
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen
maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan terhadap
pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu melindungi
terhadap suhu tinggi, retak- retak, dan lentur (Tim penulis,1992).
Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hamper selalu
ditambahkan antioksidan. Antioksidan-antioksidan ini dibagi menjadi dua golongan:
a. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat
dipakai dalam campuran yang berwarna tua atau hitam
b. Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang
yang berwarna muda atau putih.
Adapun antiozon yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina
seperti Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax atau lilin bisa juga
membantu melindungi karet dalam kondisi statis terhadap ozon.
Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet
yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi yang
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet antara lain :
1. Bahan pengisi yang tidak aktif. Yang hanya menambah kekerasan dan
kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya
menurun. Biasanya bahan pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk
menekan harga karet yang dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya
kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat dan
barit.
2. Bahan pengisi aktif atau bahan pengisi yang menguatkan. Contohnya karbon
hitam, silika, aluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu
menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan
putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang-kadang bahan pengisi
aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif
penghematan biaya ( Tim Penulis, 1997).
a. Netral : 2-10µ
b. Memperkuat : 0,1-0,4µ
Yang pasti adalah derajat keaktifan atau derajat memperkuat ini berhubungan dengan :
a. Besarnya partikel-partikel
b. Jenis permukaan dari partikel bahan pengisi yang kecil itu. Ini mungkin
rata
Sol sepatu adalah permukaan sepatu yang langsung bersentuhan dengan lantai. Sol
biasanya tercetak terpisah atau mempunyai rancangan yang dibuat oleh sebuah
calendar. (Marthan, 1998). Sol sepatu merupakan salah satu faktor penentu kualitas
sepatu. Sol sepatu boots dibuat dari kompon keras (hard sol). Umumnya, sepatu boots
dibuat dengan warna dasar hitam. Karena itu pembuatan sol sepatu boots digunakan
bahan yang sifatnya keras seperti karet RSS, dan bahan pengisi dari hitam arang.
Penggunaan sol karet di Indonesia ini sangat besar, dari data hasil survei
potensi industry alas kaki, diperkirakan 50% dari konsumsi sol di Indonesia adalah sol
karet (Profil Industri Kecil, 1986).
Syarat utama yang harus dimiliki oleh sol adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan serta bagian atas sol yang melekat
(Marthan, 1998).
Kompon sol sepatu adalah kompon standar yang digunakan dalam pembuatan
sol sepatu. Dan untuk selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat mekanik vulkanisat
karet dari kompon sol sepatu yang sudah jadi. Hasil pengujian sifat mekanik sol
sepatu dapat diketahui dengan menyesuaikan hasil pengujian terhadap hasil yang
baku. Standar mutu sol sepatu secara umum dapat dilihat dalam tabel 2.4:
Sebenarnya formula sol sepatu sangat bervariasi, tergantung pada kualitas dan
karakteristik tertentu yang perlu dipertimbangkan tetapi umunya formula dasarnya
tertera pada table 2.5 :
Bahan-bahan Kompon
ZnO 3 sampai 5
Antioksidan 0 sampai 1
Carbon black, tanah liat, pemutih, bubuk, magnesium karbonat, serat alam dan
lain-lain. (sumber: SBP Board Of Consultants and Engineers, 1987)
Pengujian fisika dilakukan untuk mengetahui sifat karet tersebut, apakah barang jadi
karet tersebut bersangkutan cocok digunakan untuk sesuatu macam barang jadi karet
yang menghendaki persyaratan tertentu.
F
Tegangan tarik =
WT
Dimana:
F = Besarnya gaya yang digunakan hingga contoh karet putus (N)
WT = Luas penampang (m2)
(Soseno, 1977)
Ini adalah total perpanjangan pada potongan uji pada waktu putus. Ini diukur oleh
penambahan dalam jarak antara dua garis yang ditempatkan dalam potongan uji
sebelum proses pemotongan dimulai (Nicholas P.,1962).
d −a
Elongation = X 100%
a
Dimana
d = Panjang saat putus (mm)
a = Panjang mula-mula (mm)
(Soseno, 1977)
2.8.3. Modulus
Stress
Modulus =
Strain
Ketahanan yang diberikan oleh satu bagian percobaan karet terhadap pengoyakan
setelah dipotong menurut cara tertentu (Yayasan Karet,1983).
Uji ini penting untuk beberap produk, misalnya untuk tapak,pipa,sarung kabel,
kaus kaki dan lain-lain. Indikasi yang paling berat dari ketahanan terhadap sobekan
didapatkan oleh torehan pada bagian dari karet dan sobekan oleh tangan.
L x t1
Kekuatan sobek =
t2
dimana
L = kekuatan maksimum yang digunakan
t1 = ketebalan standar dari potongan yang diuji (2,5 mm)
t2 = ketebalan dari spesimen yang diuji
(Marthan,1998).
3.1. Bahan
Adapun bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan dalam
tabel 3.1.
Karet SIR-20 - -
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam tabel 3.2
Dalam parameter ini, parameter yang diukur adalah sifat fisika (perpanjangan putus,
tegangan tarik, ketahanan sobek, modulus) dari beberapa vulkanisat dengan
perbandingan cangkang kelapa sawit dan hitam arang adalah 0:100, 20:80, 40:60,
60:40, 80:20, 100:0, dengan waktu vulkanisasinya 160oC.
Dalam penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial 6x4 model tetap,
dimana enam adalah vulkanisat yang digunakan dan empat adalah uji vulkanisat
dengan perbandingan 0:100, 20:80, 40:60, 80:20, 100:0.
2. Cangkang kelapa sawit dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil lalu
dikeringkan dalam oven selama 3 jam
1. Ditimbang bahan kompon sol sepatu yaitu SIR-20, arang cangkang kelapa sawit,
hitam arang, pinetar, cameuron resin, ZnO, Asam stearat, BHT, paraffin wax,
MBTS, TMTD, sulfur dengan menggunakan timbangan analitis sesuai formulasi
kompon sol sepatu seperti yang tertera pada tabel 3.3 :
Catatan : P= pinetar, CR= Cameuron resin, Z=ZnO, AS= Asam Stearat, B= BHT,
PW= Parafin Wax, M= MBTS, T= TMTD, S= Sulfur
Sampel dipotong dalam Bentuk Dayung. Satu contoh uji ini dapat digunakan untuk
pengujian modulus, kekuatan tarik dan perpanjangan putus menggunakan alat
Tensiometer Mosanto T-10 dengan tarikan 500 mm/menit. Setiap pengujian
dilakukan sebanyak tiga kali, sehingga diperlukan tiga buah sampel.
Contoh uji ditarik antara dua jepitan dengan arah vertikal. Penjepit sampel
dipilih yang tidak memberikan gesekan besar terhadap sampel dan daya jepitnya akan
naik apabila beban bertambah. Arah tarikan dari penjepit harus berada dalam satu
garis lurus searah dengan sampel. Hasil pengukuran perpanjangan putus, Modulus
dapaat dibaca pada printer recorder Tensiometer 10.
Pengujian ketahanan sobek dilakukan dengan alat Tensiometer T-10 dengan bentuk
uji model sudut, sampel uji ditarik diantara dua jepitan alat dengan kecepatan 500
mm/menit hingga sampel uji koyak/sobek. Hasil pengujian dapat dibaca printer
recorder Tensiometer T-10. Pengujian dilakukan sekurang-kurang 2 kali.
Ruang mikroskop pada bagian dalam alat shimadzu ASM-SX dibuat menjadi kedap
udara. Sumber listrik 30 KV dibuka secara perlahan hingga mencapai tegangan 20
KV. Kompon sol sepatu diletakkan melintang diatas gelas preparat dan dimasukkan
dalam ruang mikroskop yang telah kedap udara dari luar. Tampilan gambar
permukaan sampel dapat dilihat pada layer tabung sinar katoda . Tampilan gambar
difoto pada layer photograph dengan perbesaran 300x dari gambar preparat asli.
Tipe kesalahan ini memiliki nilai tertentu sehingga besarnya dapat dihitung.
Kesalahan ini dilihat dari rata-rata data yang berbeda dengan nilai yang sesungguhnya.
Kesalahan ini terbagi tiga:
Tipe kesalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel bebas dan pengulangan dalam
setiap pengukuran kimia dan fisika. Kesalahan terjadi ketika sebuuah sistem
pengukuran diteruskan hingga kesensitifitas maksimumnya. Terdapat banyak
kontributor kesalahan random, namun tidak ada yang dapat diidentifikasi dan dihitung
karena sangat kecil dan tidak dapat dideteksi secara tersendiri. Kesalahan ini dapat
dilihat dari data-data yang tersebar disekitar nilai rata-rata yang merefleksikan
ketelitian.
Kebanyakan hasil akhir dalam kimia fisika dihasilkan dari perhitungan pengukuran-
pengukuran yang digabungkan. Hal ini penting untuk memastikan bagaimana
kesalahan pengukuran individual mempengaruhi hasil akhir.
Penjumlahan atau pengurangan; jika kuantitas diberi simbol A dan B, dan ketelitian
(ketidakpastian) diberikan a dan b, maka untuk memperoleh ketelititan c dari hasil C:
Perkalian atau pembagian; jika A(±a) x B(±b) = C(±c) atau A(±a) / B(±b) = C(±c),
a b
Maka c = C +
2 2
A B
u (mkristal _ kal ) =
0,0004
1,96
= 2,041 x 10-4 g
Ketidakpastian pembuatan angka diperoleh dari setengah digit terakhir dari neraca
analitik, yaitu:
= ± ½ x 0,0001 g
= ± 0,00005 g
u (mkristal _ rounding ) =
0,00005
3
= 2,89 x 10-5
= (2,041 x 10 ) + (2,89 x 10 )
−4 2 −5 2
= 2,061 x 10-4
FK =
2
Tijk
rn
JK = T Yijk
2
− FK
TK 2
JKperlakuan =
n
5. Derajat Bebas
υperlakuan = n-1
υgalat = r(n-1)
6. Kuadrat tengah
JK p
υp
KTp =
=E
JK g
υg
KTg =
7. Fhitung
KT p
Fhitung =
KTg
Dimana i adalah taraf konsentrasi dari bahan pengisi, berarti tidak ada
pengaruh konsentrasi bahan penngisi terhadap pengukuran perpanjangan putus
sol sepatu.
Ho2 : Ai = 0 ; (i = 1,2,…,a)
Dimana i adalah taraf konsentrasi bahan pengisi, berarti tidak ada pengaruh
konsentrasi bahan pengisi terhadap pengukuran tegangan tarik sol sepatu.
Ho3 : Ai = 0 ; (i = 1,2,..,a)
Dimana i adalah taraf konsentrasi bahan pengisi, berarti tidak ada pengaruh
konsentrasi bahan pengisi terhadap pengukuran ketahanan sobek sol sepatu.
Ho4 : Ai = 0 ; (i = 1,2,…,a)
Dimana i adalah taraf konsentrasi bahan pengisi, berarti tidak ada pengaruh
konsentrasi bahan pengisi terhadap pengukuran modulus 100% sol sepatu.
HA1 : Ai ≠ 0 ; (i = 1,2,…,a)
HA2 : Ai ≠ 0 ; (i = 1,2,…,a)
HA3 : Ai ≠ 0 ; (i = 1,2,…,a)
HA4 : Ai ≠ 0 ; (i = 1,2,…,a)
Cara Pengujian
H1 dipakai statistik F1
Kriteria Pengujian
Cangkang kelapa
sawit 5 kg
Dibersihkan
Cangkang
jam
Dipisahkan
Dihaluskan
Kompon
Vulkanisat
Dikarakterisasi
- Modulus 100 %
- Tegangan tarik
- Perpanjangan
Putus
- Ketahanan sobek
4.1. Hasil
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, secara umum dapat diperoleh hasil bahwa
adanya pengaruh konsentrasi arang cangkang kelapa sawit dan hitam arang yang
ditambahkan akan memberikan pengaruh yang sangat nyata dalam meningkatkan
sifat-sifat mekanik (perpanjangan putus, tegangan tarik, ketahanan sobek, modulus)
sol sepatu yang dihasilkan. Pengaruh penambahan bahan pengisi ini dapat dilihat pada
lampiran tabel 1,2,3, dan 4.
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
sangat nyata dalam meningkatkan sifat-sifat mekanik dari sol sepatu dengan
penambahan arang cangkang kelapa sawit dan hitam arang, dengan menggunakan
analisa variansi faktorial model tetap yang menunjukkan adanya pengaruh terhadap
keduanya.
4.2.1. Hipotesa -1
Dari hipotesa -1 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka HA1 diterima dan
H01 ditolak, berarti ada pengaruh arang cangkang kelapa sawit dan hitam arang
terhadap pengukuran perpanjangan putus.
4.2.2. Hipotesa -2
Dari hipotesa -2 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka HA2diterima dan
H02 ditolak, maka ini menunjukkan adanya pengaruh arang cangkang kelapa sawit
dan hitam arang terhadap tegangan tarik.
Dari hipotesa -3 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka HA3 diterima dan
H03 ditolak, maka ini menunjukkan adanya pengaruh arang cangkang kelapa sawit dan
hitam arang terhadap ketahanan sobek.
4.2.4. Hipotesa -4
Dari hipotesa -4 diperoleh harga Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka HA4 diterima dan
H04 ditolak, maka ini menunjukkan adanya pengaruh arang cangkang kelapa sawit dan
hitam arang terhadap modulus 100%.
Analisis digunakan untuk melihat kualitas permukaan sol sepatu dari suatu bahan
pengisi arang cangkang kelapa sawit dan hitam arang dengan perbandingan 80 : 20.
Dari hasil analisis permukaan dengan Skanning Elektron Mikroskopi (SEM)
menunjukkan penyebaran dari partikel-partikel arang cangkang kelapa sawit sudah
merata. Hal ini dapat dilihat dengan adanya butiran putih yang tersebar secara merata
pada karet.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pengaruh konsentrasi arang cangkang kelapa
sawit dan carbon black dalam karet SIR -20 terhadap sifat-sifat vuknisat sol sepatu,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah diperoleh, maka
disarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan bahan pengisi yang lain,
serta dapat memasukkan parameter sifat fisika yang lain seperti kekerasan, berat jenis,
pampatan tetap dan juga digunakan parameter lain yang bersifat interen sperti ukuran
partikel.
Amelia, S., 1999. Studi Pembuatan Hitam Arang (Carbon Black) dari Campuran
Minyak Kelapa Bensin Dengan Metode Lamp Black. Skripsi Sarjana. Jurusan
Kimia,Medan : FMIPA USU
Fauzi, Widyastuti. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar Swadaya
Klemin, A., 1956. Enginering Uses of Rubber New York :Reinhard Publishing
Corporation
Marthan. 1998. Rubber Enginering. Indian Rubber Institute. New Delhi : Mc. Graw
Hill
Ompusunggu, M., 1987. Pengawetan Bahan Olah Lateks Kebun. Warta Perkaretan.
Medan : Pusat Penelitian Perkebunan
Profil Industri Kecil. 1986. Sol Karet. Jakarta : Direktorat Jenderal Industri Kecil
Indonesia.
Surya, I., 2006. Buku Ajar Teknologi Karet. Departemen Teknik Kimia. Fakultas
Teknik. Medan : USU
Soesono, S., 1978 Pedoman Pengujian Sifat Fisika Karet Mentah. Bogor : Balai
Penelitian Perkebunan Bogor
Standar Nasional Indonesia. 1987. Sol Sepatu kanvas untuk Umum. SNI 12-0172-
1987
Tim Penulis Penebar Swadaya. 1992. Karet :Strategi Pemasaran Tahun 2000
Budidaya dan Pengolahannya. Jakarta : Penebar Swadaya
Tabel 5. Data hasil sidik ragam pengaruh penambahan arang cangkang kelapa sawit
terhadap perpanjangan putus sol sepatu.
Tabel 6. Data hasil sidik ragam pengaruh penambahan arang cangkang kelapa sawit
terhadap tegangan tarik sol sepatu.
Tabel 7. Data hasil sidik ragam pengaruh penambahan arang cangkang kelapa sawit
terhadap ketahanan sobek sol sepatu.