PENDAHULUAN
1
1.2 Lokasi dan waktu praktikum
Lokasi : Gedung baru Politeknik Negeri Kupang
Hari/tanggal: Rabu 20 September 2017
Waktu :14.30
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
1. ANDREW R. LEO
2. FRANSISKUS BETHAN
3. METRI LONA
4. VALERIA A.N JEHANAT
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Teori
Garis kontur adalah garis-garis khayal yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang
sama dari suatu datum atau bidang acuan tertentu.
Kontur biasanya digunakan pada daerah pemetaan hasil pengideraan jarak jauh.
Konsep dari garis kontur dapat dengan mudah dipahami dengan membayangkan suatu kolam
air. Jika air dalam keadaan tenang, maka tepi permukaan air merunjuk garis yang mempunyai
ketinggian yang sama dan garis tersebut akan menutup pada repi kolam membentuk garis kontur.
Jika air turun ,maka tepi dari permukaan air akan membentuk garis kontur yang kedua . Demikian
selanjutnya setiap permukaan air turun akan membentuk garis kontur yang lain.
3
Arti penting garis kontur ,mempunyai arti yang sangat penting bagi perencana
rekayasa,karena dari peta kontur dapat direncanakan :
a) Penentuan rute jalan atau saluran irigasi
b) Bentuk irisan atau tampang pada arah yang dikehendaki
c) Gambar isometrik dari galian atau timbunan
d) Besar volume galian atau timbunan wadah
e) Penentuan batas genangan pada waduk
f) Arah drainase.
Interval kontur adalah selisih tinggi antara dua garis kontur yang berurutan.
(YACOB V. HAYER,SST.,M.Eng)
Interval kontur Juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.Pada suatu
interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi
semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.Indeks kontur adalah garis
kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu.
Rumus untuk menentukan interval kontur
Interval Kontur = 1/2000 x skala peta (dalam m)
Dalam pengambaran garis-garis kontur ada beberapa metode yaitu metode langsung dan tidak
langsung adapun menggunakan metode matematis
1. Metode langsung
Titik detail dicari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam
peta dan diukur pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya bisa menggunakan cara
tachymetry, atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.
Namun metode ini kurang praktis dan butuh banyak waktu. tapi ada jenis kebutuhan tertentu
yang harus menggunakan cara pengukuran kontur cara langsung, misalnya pengukuran dan
pemasanngan tanda batas daerah genangan.
2. Metode tidak langsung
Garis kontur digambarkan atas dasar ketinggian detail-detail hasil ploting yang tidak
merupakan kelipatan dari interval kontur. Titik-titik detail yang tidak harus sama
tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu yaitu: pola kotak-kotak (spot level) dan profil (grid)
dan pola radial. Dengan pola-pola tersebut garis kontur dapat dibuat dengan cara
interpolasi dan pengukuran titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan cara tachymetry
pada semua medan dan dapat pula menggunakan sipat datar memanjang ataupun sipat datar
profil pada daerah yang relatif datar.
4
3. Metode matematis
Pengambaran garis kontur dengan metode matematis ini disebut dengan interpolasi linier
yaitu interpolasi yang sebanding dengan jaraknya. Interpolasi linear dapat dilakukan dengan
cara taksiran, numeris, dan grafis.
Jika dua titik atau lebih mempunyai ketinggian yang berbeda, dikatakan mempunyai beda
tinggi, beda tinggi tersebut dapat diukur dengan beberapa cara.
1. Beda Tinggi.
Sipat datar adalah suatu cara penentuan tinggi relatif dari beberapa titik di atas atau di bawah
suatu bidang acuan, yang disebut datum.
Pada kenyataannya pengukuran beda tinggi dengan alat sipat datar tersebut, adalah menentukan
jarak dari titik tersebut dengan garis penyipat datar alat yang ditempatkan di atas statif.
2. Profil Memanjang
Maksud dan tujuan pengukuran profil memanjang adalah untuk menentukan ketinggian titik-titik
sepanjang garis rencana proyek, sehingga dapat digambarkan irisan tegak keadaan permukaan
tanah sepanjang garis rencana proyek tersebut. Jadi, profil adalah irisan tegak permukaan bumi.
Untuk menggambarkan profil memanjang dari suatu rencana proyek diperlukan ketinggian dan
jarak mendatar antara titik-titik tersebut. Ketinggian dihitung dari beda tinggi titik-titik datumnya
(titik referensi hitungan). Sedangkan jarak mendatarnya diambil setiap jarak-jarak tertentu,
kemudian direntang disepanjang garis rencana proyek.
Pengukuran profil memanjang dan melintang dilakukan pada proyek pengukuran untuk jalan raya,
saluran irigasi, jaringan transmisi tegangan tinggi dan lain-lain.
3. Profil Melintang
Maksud dan tujuan pengukuran profil melintang adalah untuk menentukan ketinggian titik-titik
(profil permukaan tanah) sepanjang garis lurus terhadap garis rencana proyek atau sepanjang garis
yang membagi sama besar sudut antara dua sub garis rencana proyek yang berpotongan. Dalam
pelaksanaan pengukuran, biasanya profil melintang diukur sejalan dengan profil memanjang.
Yang diukur pada profil melintang adalah ketinggian titi-titik detail untuk tiap jarak tertentu
sepanjang garis profil melintang, misalnya setiap titik pada jarak 2 meter sepanjang garis profil
melintang tersebut. Adapun prosedur pengukuran, perhitungan dan penggambarannya sama
halnya seperti profil memanjang. Skala jarak dan tinggi pada profil melintang dibuat sama.
5
Didalam pengukuran membuat garis kontur dilapangan dimaksud untuk dapat mengetahui
elevasi titik diatas permukaan tanah dengan alat waterpass dan terampil dalam menarik garis kontur
pada titik elevasi yang dipeoleh dari pengukuran elevasi .
Untuk melakukan pengukuran garis kontur dengan menentukan titik pertama untuk penempatan
waterpass.Sebelum melakukan pembacaan rambu ukur terlebih dahulu tentukanlah sudut siku-siku
dengan menyetel alat ukur penentuan yang ada pada waterpass sebesar 90 derajat atau 100 grid.
Dalam pengukuran ini yang harus diperhatikan adalah ketegakan dan kesikuan waterpass antara
koordinat X dan Y dilapangan.
Penenpatan waterpass harus tepat pada titik yang yang telah ditentukan dan lurus antara titik
yang satu dengan yang lain dan pembacaannya hatus teliti dan benar-benar akurat.Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam pengukuran garis kontur haruslah dengan benar-benar
konsentrasi dan fokus dalam pembacaan BA,BT,dan BB pada bak ukur. Apabila dalam pengukuran
tanpa memperhatikan bagian-bagian alat yang berfungsi mendukung dalam ketepatan pengukuran
seperti penetuan kesikuan , ketegakan dan pembacaan rambu ukur maka akan terjadi suatu kesalahan
dari hasil pengukuran.
apabila didalam pengukuran pembuatan garis kontur dengan menggunakan fungsinya
masing-masing sesuai dengan contoh yang diberikan oleh instruktur pembimbing dan dosen maka
pengukuran data akan memperoleh hasil yang maksimal.
2.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat terampil mengukur dan membuat peta kontur.
2. Mahasiswa dapat menggunakan waterpass dengan baik dan benar.
3. Dapat menentukan elevasi titik diatas permukaan tanah dengan alat waterpass.
4. Dapat mengetahui prosedur pembuatan peta kontur.
6
2.3 Peralatan
1. Pesawat waterpass
Berfungsi untuk membidik atau membaca BA,BT,dan BB terhadap rambu ukur.
2. Statif
Berfungsi sebagai tempat waterpass dan sebagai penentu ketepatan titik atau asas dengan unting-
unting
Gambar 4. Statif
3. Unting-unting
Untuk menentukan AS pada titik yang telah ditentukan sebagai tempat waterpass.
Gambar 5. Unting-unting
7
4. Pita ukur
Untuk mengukur jarak antara titik tempat menancapkan pen/patok dan kelurusan dari titikyang
satu dengan yang lain
5. Palu
Berfungsi untuk menancapkan pen/patok pada titik yang ditentukan.
Gambar 7.palu
6. Pen/patok
Digunakan untuk menandai tempat atau jarak yang telah diukur dan sebagai tempat untuk
mendirikan bak ukur
Gambar 8. Pen
8
7. Rambu ukur
Sebagai tempat pembacaan ukuran BA,BT dan BB dari waterpass
9
9. Penta prisma
Penta prisma terbuat dari cermin prisma yang disusun sedemikian hingga dapat digunakan untuk
membuat aris lurus atau siku-siku di lapangan.
Gambar 11.Prisma
11
2.5 Data Hasil pengukuran
pembacaan benang
posisi alat dan tinggi
alat (m) titik target BA BT BB Beda Tinggi (m) elevasi
20000
A 1430 A 190 160 130 1270 21270
A 1430 A1 905 880 855 550 20550
A 1430 A2 440 375 305 1055 21055
A 1430 A3 680 590 490 840 20840
A 1430 B 1080 1040 1000 390 20390
A 1430 B1 1360 1330 1300 100 20100
A 1430 B2 1980 1925 1865 -495 19505
A 1430 B3 1640 1540 1450 -110 19890
A 1430 C 3315 3240 3160 -1810 18190
A 1430 C1 3450 3150 2850 -1720 18280
A 1430 C2 3430 3310 3280 -1880 18120
A 1430 C3 3310 3235 3155 -1805 18195
A 1430 D 3680 3650 3620 -2220 17720
A 1430 D1 3740 3710 3680 -2280 17720
A 1430 D2 3500 3460 3420 -2030 17970
A 1430 D3 3620 3580 3540 -2150 17850
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik yang
mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu.Pengukuran titik-titik detail
untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran
garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang
diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak
langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.
Interpolasi linear dapat dilakukan dengan cara taksiran, numeris, dan grafis.
3.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum disarankanselalu selalu konsentrasi karena membutuhkan
ketelitian agar data hasil pengukuran tepat dan dapat diolah dengan baik pada saat perhitungan.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://putramahkotaofscout.blogspot.co.id/2014/11/laporan-ilmu-ukur-tanah-ii.html
http://jajangroni.blogspot.co.id/2012/03/laporan-akhir-peta-kontur-iutpw.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-garis-kontur-daninterpolasinya.html
14