Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesesuaian ilmu pengetahuan dan praktek dalam dunia pendidikan sangatlah


penting dan diperlukan. Sampai saat ini, masih ada kesenjangan antara dunia kerja dan
dunia pendidikan.
Hal ini terjadi karena ada perbedaan antara ilmu yang di dapat di bangku pendidikan dan
realita dunia kerja,oleh karena itu praktek adalah cara yang baik dan sangat berguna
untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Praktek yang di lakukan di harapkan juga agar
mahasiswa nanti lebih mudah menyesuaikan diri dengan apa yang nanti terjadi di
lapangan.
Kerja praktek adalah syarat utama dalam sebuah kelulusan karena praktek
memperoleh nilai presentase yang lebih besar di bandingkan dengan nila teori.
Praktek pun dilaksanakan untuk menerapkan materi yang di dapat saat perkuliahan. agar
mahasiswa tidak hanya menguasai tentang teori yang di dapat namun bisa langsung
diterapakan dilapangan. kegiatan praktek dilakukan pada suatu konstruksi bangunan dan
di ajarkan dari kegiatan awal yang harus dilakukan untuk membangun suatu konstruksi
bangunan hingga bangunan itu bisa berdiri dengan kuat dan kokoh.
Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung,jembatan
ataupun bangunan lainnya,mayoritas komponen bangunannya terbuat dari beton. Beton
merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari campuran semen, air,
pasir, dan agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban yang terjadi. Pada
awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur tertentu akan mengeras
dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat
bantu yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form Work
yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang berfungsi
untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai dengan porsinnya

1
sebagai bangunan pembantu. Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat
sementara yang berupa mal / cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk
beton yang dikehendaki. Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan,
Sedangkan Perancah berfungsi sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.
Karena perkerjaan acuan dan perancah merupakan suatu pekerjaan yang sangat
menentukan dalam mendapatkan ukuran dan bentuk struktur beton, maka jenis pekerjaan
ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus pula di samping pekerjaan lainnya.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori

Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa mal /
cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki. Acuan
berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, Sedangkan Perancah berfungsi sebagai pembantu
memperkuat bentuk konstruksi. Acuan perancah memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Memberikan bentuk kepada konstruksi beton.
Dapat mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan.
Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan mampu
memikul beban sendiri maupun beban luar.
Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran.
Sebagai isolasi panas pada beton.

Syarat - Syarat Acuan Perancah :


1.Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban lain
yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan perancah yang
kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.

2.Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu Gempa atau
Retakan.
3.Mudah Dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat sementara, dan
hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang sudah jadi dan acuan
perancahnya dapat digunakan berkali-kali.

3
4.Ekonomis dan Efesien
Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus, namun
jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat acuan dan perancah
sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting dan didalam pembongkarannya
acuan dapat digunakan kembali sehingga menghemat biaya.

5.Rapat
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran. Karena
apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi akan keluar dan
akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta semen keluar dari bekisting.

6.Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan mudah dalam
penyusunan dan pembongkaran.

7.Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak bersih,
maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam adukan beton
sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran tidak naik maka kotoran tersebut
akan melekat pada bagian bawah beton sehingga sulit untuk dibersihkan.

Bagian - Bagian Acuan Perancah :


1.Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan maka
penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu diiperhatikan
dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air yang keluar.
2.Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi yaitu :
Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun melebar
Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar.

4
Klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong potong sesuai ukuran
yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan sisa yang masih cukup panjang dengan lebar
papan yang disambung.

3.Tiang Acuan / Tiang Penyangga


Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi. Umumnya
jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom. Jarak pemasangan tiang
penyangga tergantung dari :
Beban yang ditopang
Ukuran balok
Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
Skur / pengaku.

4.Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat berfungsi
untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran
balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran
papan tergantung dari perencanaan pemakaian bahan.
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Pemasangan
ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan kemudian gelagar bagian tengah. Gelagar
bagian tepi dianggap sebagai papan duga terhadap gelagar bagian tengah. Jarak pemasangan
gelagar tergantung dari :
Ukuran penampang bahan gelagar
Beban yang dipikul
Ketebalan papan acuan

5
Metode yang digunakan dalam acuan dan perancah:

1. Metode tradisional
Yaitu suatu metode yang masih menggunakan material lokal, sedangkan konstruksinya
konvensional. Penggunaan terbatas hanya sampai pada beberapa kali penggunaan untuk bentuk
yang rumit akan banyak memakan waktu dan tenaga.
2. Semi System
Yaitu suatu metode dimana material dan konstruksinya sudah merupakan campuran
antara material lokal dan buatan pabrik akan bisa kita pakai terus-menerus, oleh karena itu
penggunaan metode ini hanya untuk pekerjaan yang mengalami beberapa kali pembuatan terus-
menerus.
3. Full System
Yaitu suatu metode dimana semua materialnya merupakan buatan pabrik dan
konstruksinya tidak lagi konstruksi konvensional. Materialnya bisa digunakan secara terus-
menerus dan penggunaannya sangat mudah dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatannya. Untuk menginvestasikannya memerlukan banyak pertimbangan karena harga
bekisting ini cukup mahal. Sebelum pekerjaan dimulai kita harus menghitung terlebih dahulu
beban-beban yang akan diterima oleh bekisting dan sehingga kita tahu jarak tiang-tiang perancah
balok-balok yang akan kita pasang.

6
2.2 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan praktek acuan dan perancah 1 yaitu :
Menyelesaikan target materi perkuliahan semester tiga jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Kupang
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori tentang pekerjaan beton yang
mana harus menggunakan acuan ataupun perancah.

2.3 Tujuan Khusus


Tujuan khusus pelaksanaan praktek acuan dan perancah 1 yaitu :
Mahasiswa mampu melaksanakan pekerjaan acuan dan perancah secara nyata seperti
pada kenyataan yang terdapat dilapangan
Mahasiswa dapat lebih mengerti manajemen waktu, biaya, dan mutu dalam pekerjaan
beton khususnya pada bagian pekerjaan acuan dan perancah.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan praktek

Job 1. Pembuatan acuan dan perancah bowplank

A. Tujuan
Tujuan Umum

Dapat mengetahui cara pemasangan Bowplang dengan baik dan benar pada suatu
perencanaan yang diinginkan.

Tujuan Khusus
Dapat melakukan pekerjaan bowplang.
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan bowplang.
Dapat memilih bahan dan alat alat yang digunakan dalam pekerjaan bowplang.
Dapatmenentukan titik As fondasi.
Dapat menghitung kebutuhan kebutuhan bahan pada pekerjaan bowplang.
B. Alat
Gergaji tangan
Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji terbuat
dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi tangkai
pegangan dari kayu.

8
Waterpass
Kerangka terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan tabung yang berisi cairan ether
yang ada gelembung udaranya. Digunakan untuk mengukur kedataran dan ketegakkan
pasangan.

Meteran Baja (kecil)


Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai
pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. digunakan untuk mengukur
pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.

Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan
digunakan juga untuk mencabut paku.

9
Selang Plastik
Digunakan sebagai penyama elevasi.

Siku
Berfungsi untuk mengukur kesikuan.

10
Linggis
Digunakan untuk menggali tanah.

Benang
Berfungsi untuk pedoman dalam menentukan kedataran atau kelurusan titik-titik diantara
dua titik yang telah ditantukan kedudukannya

Pensil
Digunakan utuk menandakan garis atau ukuran yang telah diukur.

11
Gergaji mesin

Digunakan untuk memotong dan membelah kayu sama seperti Gergaji manual,
namun gergaji ini menggunakan daya listrik sehingga kerjanya lebih cepat, rapi, dan
mudah digunakan

C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5 cm
Benang

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Pembersihan lokasi kerja.
3. Potong kayu 5/7 untuk patok sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
4. Tancapkan kayu patok di tempat yang telah ditentukan.
5. Berilah tanda pada salah satu patok sesuai pada tinggi yang ditentukan.
6. Letakan selang air di patok pertama yang sudah diberi tanda lalu pada salah satu
ujung selang letakan pada patok yang kedua.
7. Carilah kertaan antara pada patok.
8. Beri tanda dengan pensil atau paku pada patok tersebut.
9. Kemudian lakukan pengukuran lagi ke patok-patok selanjutnya hingga selesai.

12
10. Paku kayu 5/7 secara mendatar ke patok yang sudah memilki kerataan yang sama,
kemudian tentukanlah titik AS.
11. Berilah tanda pada titik AS yang telah di tentukan.
12. Tarik benang dari satu patok ke patok yang lain hingga selesai.
13. Ukur kesikuan benang.

E. Keselamatan kerja
1. Pakailah pakaian praktek yang telah ditentukan.
2. Tempatkan alat-alat kerja yang dibutuhkan pada tempatnya.
3. Periksa kondisi alat
4. Pergunakan alat kerja dengan baik dan benar.
5. Fokus pada saat praktek.
6. Ikut petunjuk atau arahan instruktur.

F. Gambar kerja

13
G. Analisis jumlah kebutuhan bahan
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar
Kaso 5/7 x 400 cm
Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m'
Jumlah Gelagar = 12 batang
Panjang 1 Batang Gelagar = 1 m'
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m
Panjang Kaso u/ Pekerjaan Gelagar Papan Duga ( p )
= Panjang 1 Batang gelagar x Jumlah gelagar
= 1 m x 12 batang
= 12 m'
Volume Kaso 5/7 untuk pekerjaan Papan Duga
V =pxlxt
= 12 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.042 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk pekerjaan Papan Duga

14
=Panjang Kaso 5/7u/ Pekerjaan Patok Papan Duga
Panjang 1Batang Kaso 5/7
= 12 m'
4m'
= 3 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
duga adalah 3 batang
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan
Papan Borneo 1.2/20
Diketahui : Panjang 1 Lembar Papan Borneo 1.2/20 = 4 m'
Jumlah Papan Acuan = 8 lembar
Panjang 1 Lembar Papan Duga = 1.2 m'
Lebar Papan Borneo ( l ) = 0.20 m
Tebal Papan Borneo ( t ) = 0.012 m
Panjang Papan Borneo u/ Pekerjaan Papan Acuan ( p )
= Panjang 1 lembar Papan Acuan x Jumlah Papan Acuan
= 1.20 m x 8 lembar
= 9.6 m'
Volume Papan Borneo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga
V = pxlxt
= 9.6 m x 0.20 m x 0.012 m`
= 0.0230 m3
Jumlah lembar Papan Bormeo 1.2/20 untuk pekerjaan Papan Duga
=Panjang Papan Borneo u/ Pekerjaan Papan Acuan
Panjang 1 Lembar Papan 1.2/20
=9.6 m'
4 m'
= 2.4 lembar
= 3 lembar

Jadi jumlah Papan Borneo 1.2/20 yang harus diorder untuk digunakan pada
pekerjaan papan duga adalah 3 lembar

15
Job 2. Pembuatan acuan dan perancah kolom

A. Tujuan
Tujuan umum
Dapat mengetahui cara pembuatan acuan dan perancah kolom dengan baik dan
benar pada suatu konstruksi bangunan.

Tujuan khusus
Dapat melakukan pekerjaan acuan dan perancah kolom
Dapat memperbaiki kesalahan dalam pengerjaan acuan dan perancah
kolom
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan acuan dan perancah
kolom
Dapat mengetahui fungsi dari acuan dan perancah kolom
B. Alat
Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan
digunakan juga untuk mencabut paku.
Meter
Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai
pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. digunakan untuk
mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.
Pensil
Digunakan utuk menandakan garis atau ukuran yang telah diukur.
Gergaji tangan
Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji
terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi
tangkgangan dari kayu.
Siku
Berfungsi untuk mengukur kesikuan.

16
Untin-unting
Untuk mengukur ketegakan.

C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5 cm
Paku 7 cm
Multiplex

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potong triplex 4 lembar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
3. Potong kayu 5/7 sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan.
4. Paku triplex dengan balok yang sudah dibagi jaraknya hingga selesai.
5. Paku papan A dan papan B kemudian ukur kesikuannya.
6. Setel bekisting kolom menggunakan unting-unting hingga sampai tegak lurus
kemudian diberi skor balok 5/7 di kedua sisi bekisting kolom lakukan hal yang sama
pada bekisting kolom selanjutnya hingga selesai.

E. Keselamatan kerja
1. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Pergunakan alat dengan cara yang baik dan benar dengan fungsinya.
3. Pakailah pakaian praktek saat bekerja,sepatu dan dan helm kerja.
4. Konsentrasi pada saat bekerja.
5. Perhatikan dan ikuti petunjuk dan arahan instruktur.
6. Periksa kondisi alat apakah bias dipergunakan atau tidak.

17
F. Gambar kerja

G. Analisis jumlah kebutuhan bahan

Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Kolom

18
Multipleks 12 mm
Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks (p) = 2.44 m'
Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.44 m'
Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.012 m'
Tinggi Kolom = 2.44 m
Dimensi Kolom = 0.25 m x 0.25 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Kolom
Sisi A = 0.25 m x 2 irisan
= 0.50 m
Sisi B = 0.26 m x 2 irisan
= 0.52 m
Sisi A+B = 0.50 m + 0.54 m
= 1.02 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 4 Kolom
= 1.02 m x 4 kolom
= 4.08 m

Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom


=Kebutuhan Multipleks Untuk 4 Kolom
Lembar 1Lebar Multipleks
=4.08 m'
1.22 m'
= 3.34 lembar
= 4 Lembar Multipleks
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan kolom adalah 4 Lembar
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Kolom
Kaso 5/7
Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 5/7 = 4 m'
Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Kolom = 8 batang

Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Kolom = 5 batang

Panjamg 1 Klam Horisontal = 0.13 m

19
Panjamg Klam Horisontal Untuk 1 Kolom = 0.13 m x 5 batang
= 0.65 mx 4 sisi
= 2.6 m x 4 kolom
= 10.4 m
Tinggi 1 Kolom = 2.44 m'
Lebar Kaso ( l ) = 0.04 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.06 m
Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom ( p )
= (Tinggi 1 Kolom x Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Kolom) + Panjang
Klam Horisontal
= (2.44 m x 8 batang)+10.4 m
= (19.52 m' x 4 kolom)+10.4 m
= 78.04 m+10.4 m
= 88.48 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom
V =pxlxt
= 88.48 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.30968 m3
Jumlah batang Kaso 4/6 untuk Pembuatan Tiang Klam Bekisting Kolom
=Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
=88.48 m'
4 m'
= 22 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam
perangkai kolom adalah 22 batang
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Kolom
Kaso 5/7
Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m
Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m
Jumlah Gelagar pada 1 Kolom = 8 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m

20
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Kolom
= Panjag 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Kolom
= 0.50 m x 8 batang
=4m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 4 Kolom (p)
= Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom
= 4 m x 4 kolom
= 16 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
V =pxlxt
= 16 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.056 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Kolom
= Panjang Kaso u/ Pembuatan Gelagar Bekesting Kolom
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
= 16 m'
4 m'
= 4 Batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelagar
kolom adalah 4 batang

21
Job 3 . Pembuatan acuan dan perancah balok

A. Tujuan

Tujuan umum
Dapat mengetahui urutan pembuatan acuan dan perancah balok dengan baik
dan benar pada suatu perencanaan konstruksi.

Tujuan khusus
Dapat melakukan pekerjaan acuan dan perancah balok.
Dapat memperbaiki kesalahan dalam pengerjaan acuan dan perancah
balok.
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan acuan dan
perancah balok.
Dapat mengetahui fungsi dari acuan dan perancah balok.
B. Alat
Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan
digunakan juga untuk mencabut paku.
Meter
Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai
pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. digunakan untuk
mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.
Pensil
Digunakan utuk menandakan garis atau ukuran yang telah diukur.
Gergaji tangan
Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji
terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi
tangkgangan dari kayu.
Siku
Berfungsi untuk mengukur kesikuan.

22
C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5 cm
Paku 7 cm
Multiplex

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potong triplex 4 lembar sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
3. Potong kayu 5/7 sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan.
4. Paku triplex dengan kayu balok yang sudah dibagi jaraknya hingga selesai.
5. Paku papan A dan papan B kemudian ukur kesikuannya.
6. Setel bekisting kolom menggunakan unting-unting hingga sampai tegak lurus
kemudian diberi skor balok 5/7 di kedua sisi bekisting balok lakukan hal yang
sama pada bekisting kolom selanjutnya hingga selesai.

E. Keselamatan kerja
1. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Pergunakan alat dengan cara yang baik dan benar dengan fungsinya.
3. Pakailah pakaian praktek saat bekerja,sepatu dan dan helm kerja.
4. Konsentrasi pada saat bekerja.
5. Perhatikan dan ikuti petunjuk dan arahan instruktur.
6. Periksa kondisi alat apakah bias dipergunakan atau tidak.

23
F. Gambar kerja

24
G. Analisis jumlah kebutuhan bahan

Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Balo

Multipleks 12 mm
Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks (p) = 2.44 m'
Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.22 m'
Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.012 m'
Panjang Balok = 2.44 m
Dimensi Balok = 0.25 m x 0.30 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok
Sisi A = 0.31 m
Sisi B = 0.25 m
Sisi C = 0.15 m
Sisi A+B+C = 0.31 m + 0.25 m + 0.15
= 0.71 m
Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok
= 0.71 m x 2 kolom
= 1.42 m
Jumlah lembar Multipleks untuk pekerjaan Bekisting Kolom
=Kebutuhan Multipleks Untuk 2 Balok
Lembar 1Lebar Multipleks
=1.42 m'
1.22 m'
= 1.16 lembar
= 2 Lembar Multipleks
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan balok adalah 2 Lembar
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Klam Perangkai Bekisting Balok
Kaso 5/7
Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 4/6 = 4 m'
Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 6 batang
Jumlah Klam Vertikal Untuk 1 Balok = 5 batang

25
Panjang Klam Vertikal Untuk 2 Balok
Sisi A = 0.18 m x 5 batang
= 0.90 m
Sisi B = 0.13 m x 5 batang
= 0.65 m
Sisis A + Sisi B = 0.90 m + 0.65 m
= 1.55 m x 2 balok = 3.1 m
Panjamg 1 Klam Horisontal = 2.44 m
Panjamg Klam Horisontal Untuk 1 Balok = 2.44 m x 6 batang
= 14.6 m x 2 kolom
= 29.2 m
Panajng 1 Balok = 2.44 m'
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m
Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom ( p )
=(Panjang 1 Balok x Jumlah Klam Horisontal Untuk 1 Balok) + (Panjang
Klam Vertikal Untuk 1 Balok x Jumlah Balok)
= (2.44 m x 6 batang)+(3.1 m x 2 balok )
= 14.64 m + 6.2 m
= 20.84 m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Klam Perangkai Bekisting Kolom
V =pxlxt
= 20.84 m x 0.07 m x 0.05 m`
= 0.07294 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Klam Perangkai Bekisting
Kolom
= Panjang Kaso u/ Pembuatan Klam Perangkai Bekesting Balok
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
= 20.84 m'
4 m'
= 5.21 batang
= 6 batang

26
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan klam
perangkai bekisting balok adalah 6 batang

Analisa Perhitungan Bahan Untuk Gelagar Bekisting Balok


Kaso 5/7
Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m
Panjang 1 batang Gelagar = 0.50 m
Jumlah Gelagar pada 1 Balok = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 1 Balok
= Panjag 1 batang Gelagar x Jumlah Gelagar Pada 1 Balok
= 0.50 m x 5 batang
= 2.5 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Gelagar 2 Balok ( p )
= Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom
= 2.5 m x 2 balok
=5m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
V =pxlxt
= 5 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.0175 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
=Panjang Kaso u/ Pembuatan Gelagar Bekisting Balok
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
=5 m'
4 m'
= 1 batang
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan gelgar
bekisting balok adalah 1 batang
Analisa Perhitungan Bahan Untuk Sekur Bekisting Balok
Kaso 5/7
Diketahui : Panjang 1 batang Kaso 5/7 = 4 m

27
Panjang 1 batang Sekur = 0.50 m
Jumlah Sekur pada 1 Balok = 5 batang
Lebar Kaso ( l ) = 0.05 m
Tebal Kaso ( t ) = 0.07 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 1 Balok
= Panjag 1 batang Sekur x Jumlah Sekur Pada 1 Balok
= 0.50 m x 5 batang
= 2.5 m
Panjang Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Sekur 2 Balok (p)
= Panjag Gelagar untuk 1 kolom x Jumlah Kolom
= 2.5 m x 2 balok
=5m
Volume Kaso 5/7 Pembuatan Sekur Bekisting Balok
V =pxlxt
= 5 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.0175 m3
Jumlah batang Kaso 5/7 untuk Pembuatan Sekur Bekisting Balok
=Panjang Kaso u/ Pembuatan Sekur Bekesting Balok
Panjang 1 Batang Kaso 5/7
=5 m'
4 m'
= 1 batang

Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan sekur
bekisting balok adalah 1 batang

28
Job 4. Membuat acuan dan perancah lantai

A. Tujuan

Tujuan umum
Dapat mengetahui urutan pembuatan acuan dan perancah lantai dengan baik
dan benar pada suatu perencanaan konstruksi.

Tujuan khusus
Dapat melakukan pekerjaan acuan dan perancah lantai.
Dapat memperbaiki kesalahan dalam pengerjaan acuan dan perancah
lantai.
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan acuan dan
perancah lantai.
Dapat mengetahui fungsi dari acuan dan perancah lantai.
B. Alat
Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan
digunakan juga untuk mencabut paku.
Meter
Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai
pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. digunakan untuk
mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.
Pensil
Digunakan utuk menandakan garis atau ukuran yang telah diukur.
Gergaji tangan
Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji
terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi
tangkgangan dari kayu.
Siku
Berfungsi untuk mengukur kesikuan.

29
C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5 cm
Paku 7 cm
Multiplex

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Angkat multiplex ke atas acuan dan perancah yang sudah jadi
3. Paku multiplex dengan kayu.

E. Keselamatan kerja
1. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Pergunakan alat dengan cara yang baik dan benar dengan fungsinya.
3. Pakailah pakaian praktek saat bekerja,sepatu dan dan helm kerja.
4. Konsentrasi pada saat bekerja.
5. Perhatikan dan ikuti petunjuk dan arahan instruktur.
6. Periksa kondisi alat apakah bias dipergunakan atau tidak.

30
F. Gambar kerja

G. Analisis perhitungan bahan


Analisa Perhitungan Bahan Untuk Papan Acuan Lantai
Multipleks 18 mm
Diketahui : Panjang 1 Lembar Multipleks ( p ) = 2.44 m'
Lebar 1 Lembar Multipleks ( l ) = 1.22 m'
Tebal 1 lembar Multipleks ( t ) = 0.018 m
Luas 1 Lembar Multipleks
= 2.44 m x 1.22 m
= 2.97 m2
Luas Lantai
= 2.44 m x 2.44 m
= 5.95 m2
Kebutuhan Multipleks Untuk 1 Balok
= Luas lantai
Luas 1 Lembar Multipleks

31
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan lantai adalah 2 Lembar

Analisa Perhitungan Bahan Untuk Tiang Penopang Papan Acuan Lantai

Kaso 5/7

Diketahui : Panjang 1 Batang Kaso 5/7 ( p ) = 4 m'


Lebar 1 Batang Kaso 5/7 ( l ) = 1.22 m'
Tinggi 1Batang Kaso 5/7 ( t ) = 0.012 m'
Tinggi 1 Tiang Penopang = 2.28 m
Jumlah Tiang Penopang = 25 batang
Panjang Selurung Tiang = 2.28 m x 25 batang = 57 m
Volume Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang

V =pxlxt
= 57 m x 0.05 m x 0.07 m`
= 0.199 m3
Kebutuhan Kaso 5/7 Untuk Pembuatan Tiang Penopang
= Panjang Seluruh Tiang
Panjang 1 batang Kaso 5/7
= 27 m
4m
= 14 lembar
Jadi jumlah Kaso 5/7 yang harus diorder untuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan lantai adalah 14 Lembar

32
Job 5. Membuat acuan dan perancah tangga

A. Tujuan

Tujuan umum
Dapat mengetahui urutan pembuatan acuan dan perancah tangga dengan baik
dan benar pada suatu perencanaan konstruksi.

Tujuan khusus
Dapat melakukan pekerjaan acuan dan perancah tangga.
Dapat memperbaiki kesalahan dalam pengerjaan acuan dan perancah
tangga.
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan acuan dan
perancah tangga.
Dapat mengetahui fungsi dari acuan dan perancah tangga.
B. Alat
Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku dan
digunakan juga untuk mencabut paku.
Meter
Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan digulung dalam suatu kotak ebagai
pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inchi. digunakan untuk
mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.
Pensil
Digunakan utuk menandakan garis atau ukuran yang telah diukur.
Gergaji tangan
Digunakan untuk memotong dan membelah kayu dengan cara manual. Gergaji
terbuat dari sebilah baja tipis yang tipis satunya dibuat bergigi tajam dan diberi
tangkgangan dari kayu.
Siku
Berfungsi untuk mengukur kesikuan.

33
C. Bahan
Kayu 5/7
Paku 5 cm
Paku 7 cm
Multiplex

D. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Potong kayu 5/7 dan triplex sesuai dengan ukuran kemudian paku triplex
dengan kayu 5/7 untuk buat alas plat tangga lalu di paku di bekisting balok
sesuai dengan kemiringan yang ditentukan dan diberi skor.
3. Paku papan di sisi kiri dan kanan lalu potong papan lagi untuk lebar anak
tangga sesuai jumlah anak tangga lalu di paku hingga selesai.

E. Keselamatan kerja
1. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Pergunakan alat dengan cara yang baik dan benar dengan fungsinya.
3. Pakailah pakaian praktek saat bekerja,sepatu dan dan helm kerja.
4. Konsentrasi pada saat bekerja.
5. Perhatikan dan ikuti petunjuk dan arahan instruktur.
6. Periksa kondisi alat apakah bias dipergunakan atau tidak.

34
F. Gambar kerja

35
G. Analisis kebutuhan bahan

AnalisaPerhitunganBahan Job 5AcuandanPerancahTangga


PerencanaanAnakTangga ( Trade )
Sebagaidasarperencanaandigunakanrumussebagaiberikut :
+ 2O = 60 65 cm
Perencanaan :
Antrade () 26 cm
Optrade (o) 17 cm
+ 2O = 26 + (2 x 17 cm) = 60 cm, anaktanggalayakdilalui, bolehdipakai
JumlahOptrade = 244 cm : 17 cm = 14.35 dibulatkan 14 buah
DikoreksiUkuranOptrade = 244 cm : 14 buah = 17.45 cm
+ 2O = 26 + (2 x 17.45 cm) = 60,9 cm OK
JadidipakaiOptrade
Ukuran = 17.45 cm
Jumlah = 14 buah
JadidipakaiAntrade
Ukuran = 17.45 cm
Jumlah = 14 buah
LebarAnakTangga 80 cm

AnalisisPerhitunganBahanUntukPapanAcuanTangga
Multipleks 18 mm
Diketahui : Panjang 1 LembarMultipleks (p) = 2.44 m'
Lebar 1 LembarMultipleks( l ) = 1.22 m'
Tebal 1 lembarMultipleks( t ) = 0.018 m'
PanjangTangga = 3.45 m
DimensiTangga= 0.25 m x 0.80 m
KebutuhanMultipleksUntukTangga
Optrade = 0.17 m

36
Antrade = 0.26 m
Sisi A = 0.80 m
Sisi B = 0.25 m
Sisi C = 0.25 m
O+ + Sisi A+B+C = 0.17 m + 0.26 m + 0.80 + 0.25 +0.25
= 1.73 m
JumlahlembarMultipleksuntukpekerjaanBekistingTangga
=KebutuhanMultipleksUntukTangga
Lembar 1LebarMultipleks
=1.73 m'
1.22 m'
= 1.42lembar
= 2 LembarMultipleks
Jadi jumlah Multipleks yang harus diorde runtuk digunakan pada pekerjaan papan
acuan balok adalah 2 Lembar

37
Job 6. Pembongkaran acuan dan perancah

A. Tujuan
Tujuan umum
Dapat mengetahui urutan pembongkaran bekisting dengan baik dan benar
pada suatu perencanaan konstruksi.

Tujuan khusus
Dapat melakukan pekerjaan pembongkaran bekisting.
Dapat memperbaiki kesalahan dalam pembongkaran bekisting.
Dapat menerapkan metode yang ada dalam pekerjaan pembongkaran
bekisting.
B. Alat
Palu
Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi/baja seperti paku
dan digunakan juga untuk mencabut paku.

Kaka tua
Kaka tua digunakan untuk membuka sambungan paku dan kayu

C. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Mulai Melakukan pembongkaran hingga selesai.
3. Mencabut paku dan taruh pada tempatnya.
4. Rapikan kayu yang pakunya sudah dicabut dan taruh pada tempat yang
di tentukan.
5. Rapikan alat pada tempatnya

38
D. Keselamatan kerja
1. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Pergunakan alat dengan cara yang baik dan benar dengan fungsinya.
3. Pakailah pakaian praktek saat bekerja,sepatu dan dan helm kerja.
4. Konsentrasi pada saat bekerja.
5. Perhatikan dan ikuti petunjuk dan arahan instruktur.
6. Periksa kondisi alat apakah bias dipergunakan atau tidak.

E. Unsur seseorang melakukan pembongkaran bekisting


1) Orang tersebut tidak tahu cara melakukan pembongkaran bekisting yang baik, dan
target utamanya agar cepat selesai.
2) Tidak memiliki pengetahuan tentang cara pebongkaran bekisting,sehingga
memiliki cara sendiri untuk melakukan pembongkaran sehingga menimbulkan
masalah baru.

39
BAB IV

PENUTUP

4.1 kesimpulan

Acuan dan perancah merupakan pekerjaan yang sifatnya sementara, untuk itu dalam pelaksanaan
memasang acuan dan perancah kita harus memperhatikan bagaimana untuk membukanya. Selain
itu, acuan dan perancah merupakan pekerjaan yang sangat dominant dalam setiap konstruksi,
baik dominant dalam penggunaan waktu, alat, dan estetika konstruksi, oleh karena itulah dalam
pengerjaan acuan dan perancah harus berdasarkan prosedur.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan sering dijumpai permasalahan-permasalahan di lapangan dan permasalahan


tersebut harus kita sesuaikan demi keselamatan pengerjaan acuan dan perancah tersebut. Oleh
karena itu penulis memberikan beberapa saran untuk permasalahan-permasalahn tersbut ;
1. Mempergunakan waktu seefektif dan seefesien mungkin.
2. Mengutamakan keselamatan kerja dan memperjatikan K3( kesehatan dan keselamatan kerja)
3. Mengikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja.
4. Menempatkan peralatan-peralatan pada tempat yang aman.
5. Berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna dalam praktek.
6. Mengambil inisiatif jika menemukan permasalahan yang tidak ada dalam petunjuk praktek.
7. Pada saat pembongkaran acuan dan perancah hendaknya jangan sembarangan, lakukanlah sesuai
dengan prosedur yang ada.
8. Menempatkan bahan-bahan pembongkaran dengan rapid an mengembalikan pada tempatnya
semula

40
41

Anda mungkin juga menyukai