PENUNTUN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
DISUSUN OLEH:
TIM PENYUSUN
Panduan Praktikum Biokimia ini adalah panduan tata laksana praktikum yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa Pendidikan Kimia. Panduan ini bukan merupakan referensi
yang dapat dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan,
dengan demikian praktikan diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku Kimia Analisis
lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas modul-modul yang
dikerjakan.
Panduan praktikum biokimia ini masih banyak kekurangannya dan perlu penyempurnaan
lebih lanjut. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun, sebagai bahan perbaikan dimasa mendatang.
Semoga penuntun praktikum biokimia ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkan. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan penuntun praktikum ini.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar……………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………... ii
Tata Tertib Laboratorium
Tempat dan Waktu Praktikum…………………………… iii
Alat-alat dan Pereaksi……………………………………. iii
Kebersihan Laboratorium………………………………... iii
Laporan dan Penilaian Praktikum………………………... iv
Peringatan Keselamatan di Laboratorium……………….. v
ii
TATA TERTIB LABORATORIUM
KEBERSIHAN LABORATORIUM
iii
LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM
1. Laporan ditulis tangan pada kerta A4 dengan margin bergaris (atas : kiri : bawah :
kanan = 3:4:3:3 cm)
2. Laporan dibuat sesuai dengan format dan harus berisi: Tujuan, Teori, Prosedur,
Hasil Pengamatan dan Pembahasan, Kesimpulan dan saran serta Daftar
Pustaka yang digunakan (minimal 3).
3. Laporan awal diserahkan sewaktu melaksanakan praktikum.
4. Laporan akhir harus diserahkan kepada Dosen pengawas sekurang-kurangnya satu
minggu setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf dari dosen yang
menerima laporan tersebut. Jika dalam 1 minggu belum memberikan laporan
percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.
5. Praktikan diwajibkan menyertakan laporan awal dengan literatur yang berhubungan
dengan praktikum minimal 1 buah, tidak boleh sama masing-masing praktikan.
6. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
Responsi 10%
kerja 20%
Laporan 25%
Ujian Akhir Semester 45%
7. Praktikan yang mendapat nilai D diperkenankan untuk mengikuti ujian lagi bersama
rombongan baru, tanpa harus mengikuti kembali praktikum.
8. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
9. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi
surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
10. Setiap praktikum yang telah 2x tidak masuk praktikum, kegiatannya dihentikan dan
harus mengulang lagi bersama-sama rombongan baru.
11. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.
Sebagian besar zat di labolatorium kimia mudah terbakar dan beracun. Ikuti petunjuk berikut
untuk menjaga keselamatan :
a. Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci segera
dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air untuk menghilangkan zat padat
berbau atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia. Jika harus
iv
membaui zat kimia lakukan dengan mengibas gas dan menempatkan wadahnya 15
sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit mungkin. Jika ada zat yang
tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan terhadap permukaan
meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b. Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar jangan dipanaskan
dengan pembakar bunsen. Senyawa seperti : metanol, etanol, benzen, petroleum
eter, aseton, dll.
c. Pelarut yang mudah terbakar disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja
d. Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya.
e. Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan ambil sesuai
dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke dekat neraca, dan
tutup kembali segera setelah penimbangan.
f. Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi
limbah dan mencegah kecelakaan
g. Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam air
sambil terus diaduk. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah,
karena dapat menyebabkan kebakaran.
h. Buanglah limbah kimia pada wadah yang sudah disiapkan.
i. Setiap praktikan diharuskan memakai masker dan saring tangan karet.
v
BAB I
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
1.1 Pendahuluan
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari lima atau enam
atom C, disakarida merupakan gabungan dari 2 monosakarida, oligosakarida merupakan
polimer dari 2 – 10 monosakarida, sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10
monomer monosakarida.
Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa.
1.3.2 Bahan
1. Kentang
2. Jagung
3. Tepung terigu
4. Bubur
5. Tomat
1
6. Preaksi Benedict
7. Pereaksi Seliwanoff
8. Larutan Iodium
9. Asam Sulfat (H2SO4) pekat
2
BAB II
IDENTIFIKASI LIPIDA
2.1 Pendahuluan
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau
manuasia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipida memiliki sifat
fisika yang tidak larut dalam air tapi larut dalam salah satu atau lebih dari satu pelarut organik
khloroform, eter, benzena, alkohol, aseton yang sering disebut sebagai pelarut lemak.
yangdibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Lipida
dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya sebagai berikut:
1. Lipida Sederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung
karbon, hidrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alkohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam
tiga golongan, yaitu:
3
a. Lemak, ester asam lemak dan gliserol
b. Lilin, ester asam lemak
2. Lipida Majemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol yang mengandung gugus lain,
contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan
lipoprotein.
3. Derivat Lipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu.
Termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol, aldehida,
dan keton.
2.3.2 Bahan
1. Aseton
2. Etanol absolut
3. Minyak
4. Margarine
5. Kuning telur
6. Susu
7. Aquades
4
8. Larutan Iodium
9. KOH
10. NaOH
Pelarut
Bahan
aquades aseton etanol
Minyak
Margarin
Kuning telur
Susu
Keterangan : (+) Larut, (-) Tidak larut
Indikator kelarutam : Noda pada kertas saring
6
BAB III
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN
3.1 Pendahuluan
Asam amino adalah Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus amino (-NH2)
dan asam karboksilat (-CO2H) pada molekul yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-
sifat fisik yang sama. Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein
yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der
Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium
pelarut organik, dan detergen.
7
Tujuan percobaan adalah untuk melakukan analisis dan identifikasi protein dan asam
amino dalam sampel
Pengendapan (CH3COO)2Pb
No Sampel
sebelum setelah
1 Kaldu
2 Susu
3 Putih telur
10
BAB IV
EKSTRAKSI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS AMILASE
4.1 Pendahuluan
Amilase bekerja pada pati, glikogen dan turunan polisakarida dengan menghidrolisa
ikatan α - 1,4 – glikosidik dan atau α - 1,6 - glikosidik . Enzim amilase dapat diisolasi dari
jaringan tanaman, hewan dan sel mikrobia. Enzim amilase banyak terdapat pada kecambah
biji gandum, sorgum, kedele, kacang hijau, beras dan biji-bijian yang lain.
Amilase dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim yaitu:
1. α- Amilase yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari bagian dalam
molekul, karena itu disebut endoamilase.
2. β - Amilase, yang menghidrolisa unit-unit glukosa dari ujung molekul pati, karenanya
disebut eksoamilase.
3. Glukoamilase, yang dapat memisahkan glukosa dari terminal gula non-pereduksi
substrat pati.
4.2 Tujuan
Mengisolasi enzim amilase dari kecambah kacang hijau, kecambah kedelai, kacang
hijau, kedelai dan biji jagung.
11
2. Kertas saring
3. Corong gelas
4. Sentrifuse
5. Pipet volume 1 ml
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Waterbath
9. beker glass 250 ml
10. Pipet volum
11. Bola hisap
4.3.2 Bahan
1. kacang hijau kering
2. kecambah kacang hijau
3. buffer asetat (0.1-0.5 M) pH 5.5
4. pati 1%
5. iodin 1 %
12
5. Pengamatan aktivitas amilase didasarkan terjadinya perubahan warna biru dari
pati setelah ditambah larutan iodin 1%. Inkubasi pada suhu kamar dengan
pengamatan setiap 10 menit, selama 60 menit
13
(+) bila terjadi perubahan warna
(++) perubahan warna lebih jelas
(+++) warna merah coklat
(++++) warna lebih terang
DAFTAR PUSTAKA
Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga.
Airlangga University Press. Surabaya
15