Anda di halaman 1dari 21

MODUL

PENUNTUN PRAKTIKUM
BIOKIMIA

DISUSUN OLEH:
TIM PENYUSUN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD ALBANJARY
2015
KATA PENGANTAR

Panduan Praktikum Biokimia ini adalah panduan tata laksana praktikum yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa Pendidikan Kimia. Panduan ini bukan merupakan referensi
yang dapat dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan,
dengan demikian praktikan diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku Kimia Analisis
lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas modul-modul yang
dikerjakan.

Panduan praktikum biokimia ini masih banyak kekurangannya dan perlu penyempurnaan
lebih lanjut. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun, sebagai bahan perbaikan dimasa mendatang.

Semoga penuntun praktikum biokimia ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkan. Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan penuntun praktikum ini.

Banjarmasin, Mei 2015

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar……………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………... ii
Tata Tertib Laboratorium
Tempat dan Waktu Praktikum…………………………… iii
Alat-alat dan Pereaksi……………………………………. iii
Kebersihan Laboratorium………………………………... iii
Laporan dan Penilaian Praktikum………………………... iv
Peringatan Keselamatan di Laboratorium……………….. v

BAB I Uji Kualitatif Karbohidrat…………………………. 1


BAB II Identifikasi Lipida…………………………………. 4
BAB III Identifikasi Asam Amino Dan Protein……………. 8
BAB IV Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Amilase……… 12

ii
TATA TERTIB LABORATORIUM

TEMPAT DAN WAKTU


PRAKTIKUM

1. Praktikum Kimia Organik I dilaksanakan di laboratorium Kimia, Prodi


Pendidikan Kimia-FKIP UNISKA
2. Waktu praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal praktikum yang telah
ditentukan.
3. Praktikan harus berada di laboratorium selambat-lambatnya 5 menit sebelum
praktikum dimulai.
4. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 15 menit dari waktu yang telah
ditentukan, tidak diperkenankan melakukan percobaan.
5. Praktikan hanya boleh melakukan percobaan jika telah melakukan responsi.
6. Sebelum pembicaraan dimulai praktikan harus menyiapkan literatur praktikum

ALAT-ALAT DAN PEREAKSI

1. Sebelum dan sesudah praktikum, semua praktikan harus mengecek dan


mengembalikan alat-alat inventarisnya.
2. Alat-alat yang hilang atau pecah harus diganti dengan alat-alat yang sama atau
diganti dengan uang yang besarnya ditentukan oleh laboratorium.
3. Botol-botol pereaksi harus ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan dan
pengambilan pereaksi harus dilakukan dengan pipet yang khusus untuk tiap pereaksi.
4. Botol-botol pereaksi yang kosong harus cepat diberitahukan kepada dosen atau
laboran untuk diisi kembali.

KEBERSIHAN LABORATORIUM

1. Semua praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium


2. Tidak diperkenankan membuang sampah atau kertas saring pada bak pencuci,
buanglah sampah tersebut pada tempat yang telah disediakan.
3. Jika ada zat-zat kimia yang tumpah, harus cepat dibersihkan dengan air, karena zat-
zat tersebut dapat merusak meja praktikum jika tidak segera dibersihkan.
4. Jika terjadi kecelakaan cepat diberitahukan kepada asisten yang bertugas.
5. Selama praktikum, semua praktikan tidak diperbolehkan merokok dalam ruangan
laboratorium dan tidak diperkenankan memakai sandal.
6. Berbicaralah seperlunya selama praktikum dan tidak diperkenankan mengganggu
ketenangan pekerjaan orang lain.

iii
LAPORAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM

1. Laporan ditulis tangan pada kerta A4 dengan margin bergaris (atas : kiri : bawah :
kanan = 3:4:3:3 cm)
2. Laporan dibuat sesuai dengan format dan harus berisi: Tujuan, Teori, Prosedur,
Hasil Pengamatan dan Pembahasan, Kesimpulan dan saran serta Daftar
Pustaka yang digunakan (minimal 3).
3. Laporan awal diserahkan sewaktu melaksanakan praktikum.
4. Laporan akhir harus diserahkan kepada Dosen pengawas sekurang-kurangnya satu
minggu setelah percobaan dilakukan, dan harus meminta paraf dari dosen yang
menerima laporan tersebut. Jika dalam 1 minggu belum memberikan laporan
percobaan, maka praktikan yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum selanjutnya sampai laporan diserahkan.
5. Praktikan diwajibkan menyertakan laporan awal dengan literatur yang berhubungan
dengan praktikum minimal 1 buah, tidak boleh sama masing-masing praktikan.
6. Penilaian praktikum ditentukan oleh hasil-hasil berikut:
Responsi 10%
kerja 20%
Laporan 25%
Ujian Akhir Semester 45%

7. Praktikan yang mendapat nilai D diperkenankan untuk mengikuti ujian lagi bersama
rombongan baru, tanpa harus mengikuti kembali praktikum.
8. Praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum.
9. Praktikan yang tidak masuk karena sakit atau ada musibah/halangan harus memberi
surat keterangan dari orang tua/wali atau surat keterangan dokter.
10. Setiap praktikum yang telah 2x tidak masuk praktikum, kegiatannya dihentikan dan
harus mengulang lagi bersama-sama rombongan baru.
11. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM

Sebagian besar zat di labolatorium kimia mudah terbakar dan beracun. Ikuti petunjuk berikut
untuk menjaga keselamatan :
a. Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci segera
dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air untuk menghilangkan zat padat
berbau atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia. Jika harus
iv
membaui zat kimia lakukan dengan mengibas gas dan menempatkan wadahnya 15
sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit mungkin. Jika ada zat yang
tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan terhadap permukaan
meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b. Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar jangan dipanaskan
dengan pembakar bunsen. Senyawa seperti : metanol, etanol, benzen, petroleum
eter, aseton, dll.
c. Pelarut yang mudah terbakar disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja
d. Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya.
e. Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan ambil sesuai
dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke dekat neraca, dan
tutup kembali segera setelah penimbangan.
f. Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi
limbah dan mencegah kecelakaan
g. Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam air
sambil terus diaduk. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah,
karena dapat menyebabkan kebakaran.
h. Buanglah limbah kimia pada wadah yang sudah disiapkan.
i. Setiap praktikan diharuskan memakai masker dan saring tangan karet.

v
BAB I
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT

1.1 Pendahuluan
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang terdiri dari lima atau enam
atom C, disakarida merupakan gabungan dari 2 monosakarida, oligosakarida merupakan
polimer dari 2 – 10 monosakarida, sedangkan polisakarida merupakan polimer lebih dari 10
monomer monosakarida.
Molekul-molekul polisakarida sangat besar, oleh karena itu daya larutnya sangat
kecil. Pati merupakan polisakarida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, sedangkan
glikogen merupakan polisakarida hewan / manusia. Pati atau glikogen apabila dihidrolisis
akan menghasilkan unit-unit glukosa.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan non pereduksi. Sifat pereduksi ini
disebabkan adanya gugus aldehid dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi
ion-ion logam seperti tembaga (Cu) dan perak (Ag) dalam larutan basa.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mengenalkan jenis-jenis karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida, gula
pereduksi dan gula non pereduksi) dengan uji kualitatif.
2. Mengenalkan jenis-jenis dan prinsip uji kualitatif

1.3 Alat dan Bahan


1.3.1 Alat
1. Mortar dan pastle
2. Tabung Reaksi
3. Pipet tetes
4. Rak Tabung Reaksi
5. Penangas air

1.3.2 Bahan
1. Kentang
2. Jagung
3. Tepung terigu
4. Bubur
5. Tomat
1
6. Preaksi Benedict
7. Pereaksi Seliwanoff
8. Larutan Iodium
9. Asam Sulfat (H2SO4) pekat

1.4 Cara Kerja


1.4.1 Uji Benedict
1. Memasukan 1 ml larutan benedict dalam tabung rekasi
2. Tambahkan 10 tetes larutan karbohidrat dan dikocok
3. Dipanaskan selama kurang lebih 5 menit
4. Lalu didinginkan kembali dan diamati perubahan warnanya yang terjadi

1.4.2 Uji Seliwanoff


1. Masukkan 10 tetes sampel karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff
3. Panaskan kurang lebih 15 menit.
4. Amati perubahan yang terjadi

1.4.3 Uji Iodium


1. Masukkan 5 tetes sampel karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes larutan Iodium
3. Amati perubahan warna yang terjadi
4. Panaskan campuran
5. Amati perubahan warna yang terjadi

1.5 Data pengamatan


Uji
Sampel
Benedict Seliwanoff Iodium
Kentang
Jagung
Tepung terigu
Bubur
Tomat

2
BAB II
IDENTIFIKASI LIPIDA

2.1 Pendahuluan
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau
manuasia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipida memiliki sifat
fisika yang tidak larut dalam air tapi larut dalam salah satu atau lebih dari satu pelarut organik
khloroform, eter, benzena, alkohol, aseton yang sering disebut sebagai pelarut lemak.
yangdibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Lipida
dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya sebagai berikut:
1. Lipida Sederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung
karbon, hidrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alkohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam
tiga golongan, yaitu:
3
a. Lemak, ester asam lemak dan gliserol
b. Lilin, ester asam lemak
2. Lipida Majemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol yang mengandung gugus lain,
contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan
lipoprotein.
3. Derivat Lipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu.
Termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol, aldehida,
dan keton.

2.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mengetahui kelarutan senyawa lipida
2. Mengetahui tingkat kejenuhan senyawa lipida.
3. Mengetahui proses terbentuknya sabun oleh senyawa lipida

2.3 Alat dan Bahan


2.3.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet
3. Kertas saring
4. Rak tabung reaksi
5. Penangas air

2.3.2 Bahan
1. Aseton
2. Etanol absolut
3. Minyak
4. Margarine
5. Kuning telur
6. Susu
7. Aquades
4
8. Larutan Iodium
9. KOH
10. NaOH

2.4 Cara Kerja


2.4.1 Kelarutan lemak
1. Tambahkan 0,5 mL pelarut (aquades, etanol, aseton) ke dalam 0,5 mL senyawa
lipida (minyak, margarin, kuning telur dan susu)
2. Teteskan larutan lipid pada kertas saring dan dibiarkan kering.
3. Amati pembentukan noda lemak pada kertas saring. Jika ada noda lemak yang
menempel pada kertas saring berarti lemak tersebut larut dalam pelarut.
4. Tambahkan 0,5 mL aquades pada masing-masing tabung reaksi selanjutnya
tambahkan 0,5 mL senyawa lipida. Kocok campuran dan bandingkan
kestabilan emulsi yang terbentuk.

2.4.2 Uji ketidakjenuhan


1. Masukan larutan iodium sebanyak 0,5 mL ke dalam tabung reaksi.
2. Masukan senyawa lipida setetes demi setetes dan lakukan pengocokan setiap
penambahan senyawa lipida
3. Amati perubahan warna iodium (kuning) pada setiap penambahan senyawa
lipida
4. Hitung jumlah tetesan senyawa lipida yang diperlukan sampai warna iodium
hilang

2.4.3 Proses pembentukkan sabun


1. Masukan 5 tetes senyawa lipida ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan aquades sebanyak 3 mL.
3. Tambahkan 1 ml KOH 2 M
4. Panaskan campuran tersebut selama 1-2 menit.
5. Kocok campuran dan perhatikan pembentukan busa.
6. Ulangi percobaan dengan menggunakan NaOH 2 M
5
7. Bandingkan hasil yang diperoleh

2.5 Data Pengamatan


2.5.1 Kelarutan lemak

Pelarut
Bahan
aquades aseton etanol
Minyak
Margarin
Kuning telur
Susu
Keterangan : (+) Larut, (-) Tidak larut
Indikator kelarutam : Noda pada kertas saring

2.5.2 Uji ketidakjenuhan


Bahan Uji Perubahan warna Hasil
Minyak
Margarin
Kuning telur
Susu

Keterangan : (+) ketidakjenuhan

2.5.3 Uji Penyabunan


Bahan Uji KOH NaOH
Minyak
Margarin
Kuning telur
Susu

Keterangan : (+) pembentukan busa

6
BAB III
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

3.1 Pendahuluan
Asam amino adalah Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus amino (-NH2)
dan asam karboksilat (-CO2H) pada molekul yang sama. Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat
amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-
sifat fisik yang sama. Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada ujung-ujungnya. Selain ikatan peptida terdapat ikatan kimia lain dalam protein
yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan van der
Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium
pelarut organik, dan detergen.

3.1 Tujuan Percobaan

7
Tujuan percobaan adalah untuk melakukan analisis dan identifikasi protein dan asam
amino dalam sampel

3.2 Bahan dan Alat Praktikum


3.2.1 Bahan Kimia yang digunakan
1. Kaldu
2. Susu
3. Putih telur
4. Etanol absolut
5. Asam Klorida (HCl) 0,1 M
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
7. Kupri Sulfat (CuSO4)
8. Kertas Lakmus
9. Pb.asetat ((CH3COO)2Pb)
10. Buffer Asetat pH 4,7

3.2.2 Alat – Alat yang digunakan


1. Tabung Reaksi
2. Penjepit Tabung Reaksi
3. Pipet Ukur
4. Spatula
5. Timbangan Analitik
6. Batang Pengduk Kaca
7. Rak Tabung Reaksi
8. Bola Hisap
9. Botol Semprot
10. Penangas Air
11. Pipet Tetes

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Uji untuk mengetahui adanya unsur N pada protein
1. Masukkan 1 mL sampel protein ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan sedikit kristal NaOH.
3. Panaskan dengan hati-hati dan memperhatikan bau yang menyebar
8
4. Teteskan sedikit larutan pada kerta lakmus merah

3.3.2 Uji Biuret


1. Masukkan 3 ml sampel protein ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml NaOH 40%
3. Tambahkan setetes demi setetes larutan CuSO4 0.5%
4. amati perubahan warna yang terjadi

3.3.3 Pengendapan Protein


A. Pengendapan dengan Logam
1. Masukkan 3 ml sampel protein ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 tetes (CH3COO)2Pb 0,2 M
3. Kocok pelan dan amati yang terjadi

B. Pengendapan dengan Alkohol


1. Masukkan 2,5 ml sampel protein (putih telur) ke dalam 3 tabung reaksi
2. Tabung I, Tambahkan 0,5 ml HCl 0,1 M dan 3 ml etanol 95 %.
3. Tabung II, tambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml Etanol 95 %.
4. Tabung III, tambahkan 0,5 ml buffer asetat pH 4,7 dan 3 ml etanol 95 %
5. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan hasil yang diperoleh.

3.3.4 Denaturasi Protein


1. Masukkan 3 ml sampel protein ke dalam tabung reaksi.
2. Panaskan sampai mendidih selama beberapa menit
3. Amati yang terjadi.

3.4 Data pengamatan


3.4.1 Uji untuk mengetahui adanya unsur N pada protein
Parameter Analisa
No Sampel
Bau Warna Lakmus
1 Kaldu
2 Susu
3 Putih telur
9
3.4.2 Uji Biuret
Perubahan warna
No Sampel
Sebelum uji Setelah uji
1 Kaldu
2 Susu
3 Putih telur

3.4.3 Pengendapan Protein


A. Pengendapan Protein dengan logam

Pengendapan (CH3COO)2Pb
No Sampel
sebelum setelah
1 Kaldu
2 Susu
3 Putih telur

B. Pengendapan dengan Alkohol


Hasil reaksi
No Sampel
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
1 Putih telur

3.4.4 Denaturasi Protein


Sebelum Setelah
No Sampel
pemanasan pemanasan
1 Kaldu
2 Susu
3 Putih telur

10
BAB IV
EKSTRAKSI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS AMILASE

4.1 Pendahuluan
Amilase bekerja pada pati, glikogen dan turunan polisakarida dengan menghidrolisa
ikatan α - 1,4 – glikosidik dan atau α - 1,6 - glikosidik . Enzim amilase dapat diisolasi dari
jaringan tanaman, hewan dan sel mikrobia. Enzim amilase banyak terdapat pada kecambah
biji gandum, sorgum, kedele, kacang hijau, beras dan biji-bijian yang lain.
Amilase dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim yaitu:
1. α- Amilase yang memecah pati secara acak dari tengah atau dari bagian dalam
molekul, karena itu disebut endoamilase.
2. β - Amilase, yang menghidrolisa unit-unit glukosa dari ujung molekul pati, karenanya
disebut eksoamilase.
3. Glukoamilase, yang dapat memisahkan glukosa dari terminal gula non-pereduksi
substrat pati.

4.2 Tujuan
Mengisolasi enzim amilase dari kecambah kacang hijau, kecambah kedelai, kacang
hijau, kedelai dan biji jagung.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Mortar

11
2. Kertas saring
3. Corong gelas
4. Sentrifuse
5. Pipet volume 1 ml
6. Tabung reaksi
7. Rak tabung reaksi
8. Waterbath
9. beker glass 250 ml
10. Pipet volum
11. Bola hisap
4.3.2 Bahan
1. kacang hijau kering
2. kecambah kacang hijau
3. buffer asetat (0.1-0.5 M) pH 5.5
4. pati 1%
5. iodin 1 %

3.4 Cara Kerja


4.4.1 Isolasi enzim amilase
1. Haluskan 2 g sampel
2. Tambahkan 20 ml buffer asetat (0.1 – 0.5 M) pH 5.5;
3. Diamkan selama ± 30 menit dan sekekali diaduk
4. Saring dengan kertas saring Whatman, filtratnya merupakan larutan enzim
kasar.
5. Sentrifugasi 1500 rpm selama 15 menit.
6. supernatannya merupakan enzim kasar.

4.4.2 Uji Aktivitas enzim amilase


1. Substrat yang digunakan adalah larutan pati 1% (DE= 15-20) yang dilarutkan
dengan buffer asetat pH 5.5
2. Sebanyak 1 ml substrat dimasukkan dalam tabung reaksi
3. Ditambah 5 tetes larutan iodin
4. Ditambah 0.5 ml ekstrak kasar enzim

12
5. Pengamatan aktivitas amilase didasarkan terjadinya perubahan warna biru dari
pati setelah ditambah larutan iodin 1%. Inkubasi pada suhu kamar dengan
pengamatan setiap 10 menit, selama 60 menit

1.4.3 Pengaruh pH terhadapat aktifitas enzim


1. Siapkan tiga tabung untuk masing-masing sampel
2. Tabung I 0,5 mL pati 1% + 2 mLekstrak kasar enzim amylase
3. Tabung II 0,5 mL pati 1% + 2 mLekstrak kasar enzim amylase +
2 tetes HCl
4. Tabung III 0,5 mL pati 1% + 2 mLekstrak kasar enzim
amylase + 2 tetes NaOH
5. Teteskan masing-masing campuran pada plate kaca. Buat 3 tetesan untuk
masing-masing sampel
6. Inkubasi selama 10, 20, 30 menit
7. Setiap selesai masa inkubasi, tambahkan iodine 1% pada tetesan
tersebut
8. Amati perubahan warna yang terjadi pada tiap masa inkubasi

1.4.4 Pengaruh konsentrasi terhadap Aktifitas enzim amylase


1. Buat seri larutan enzim amylase dengan konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25%
2. 2 mL enzim amylase dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Ditambah dengan 0,5 mL pati 1%
4. Ditambah larutan iodine 1%
5. Amati perubahan warna yang terjadi

4.5 Data pengamatan


4.5.1 Uji Aktifitas enzim
Waktu (menit)
0 10 20 30 40 50 60
Sampel
Kacang hijau kering
Kecambah kacang hijau
Notasi :
(-) bila belum terjadi perubahan warna

13
(+) bila terjadi perubahan warna
(++) perubahan warna lebih jelas
(+++) warna merah coklat
(++++) warna lebih terang

4.5.2 Pengaruh pH terhadap Aktifitas enzim


perlakuan
pati + enzim + pati + enzim +
Sampel pati + enzim
HCl NaOH
10 20 30 10 20 30 10 20 30
Kacang hijau kering
Kecambah kacang hijau
Notasi :
(-) bila belum terjadi perubahan warna
(+) bila terjadi perubahan warna
(++) perubahan warna lebih jelas
(+++) warna merah coklat
(++++) warna lebih terang

4.5.3 Pengaruh konsentrasi terhadap Aktifitas enzim


Sampel Konsentrasi
100% 75% 50% 25%
Kacang hijau kering
Kecambah kacang hijau
Notasi :
(-) bila belum terjadi perubahan warna
(+) bila terjadi perubahan warna
(++) perubahan warna lebih jelas
(+++) warna merah coklat
14
(++++) warna lebih terang

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia Edisi ketiga. EGC.


Jakarta

Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga.
Airlangga University Press. Surabaya

Lehninger, Albert L.1984. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Penerjemah: Maggy Thenawijaya. :


Erlangga. Jakarta

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai