Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Dalam kepala terdapat organ yang sangat penting dan vital bagi kelangsungan hidup manusia yaitu otak.
Kerusakan pada otak yang dihasilkan dari penyebab apapun dapat menyebabkan bahaya kematian atau
kecacatan permanen pada berbagai fungsi organ yang lain. Cidera kepala merupakan bentuk trauma
yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan otak secara cepat, dan hebat sesuai dengan
tingkat keparahan trauma.

RTA (Road Trafic Accident) atau kecelakaan lalu lintas sebagai penyebab terbanyak dari kasus cidera
kepala diseluruh dunia. Jumlah penggunaan kendaraan terus meningkat namun tidak sebanding dengan
kapasitas jalan yang cenderung tetap. Penyebab cidera kepala yang lain yaitu jatuh, tertimpa, dan
kriminal (dipukul, ditembak).

Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai
perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak. (Muttaqin, 2008),
cedera kepala biasanya diakibatkan salah satunya benturan atau kecelakaan. Sedangkan akibat dari
terjadinya cedera kepala yang paling fatal adalah kematian. Akibat trauma kepala pasien dan keluarga
mengalami perubahan fisik maupun psikologis, asuhan keperawatan pada penderita cedera kepala
memegang peranan penting terutama dalam pencegahan komplikasi.

Komplikasi dari cedera kepala adalah infeksi, perdarahan dan syok. Cedera kepala berperan pada hampir
separuh dari seluruh kematian akibat trauma-trauma. Cedera kepala merupakan keadaan yang serius.
Oleh karena itu, diharapkan dengan penanganan yang cepat dan akurat dapat menekan morbiditas dan
mortilitas penanganan yang tidak optimal dan terlambatnya rujukan dapat menyebabkan keadaan
penderita semakin memburuk dan berkurangnya pemilihan fungsi (Tarwoto, 2007).

Syok merupakan suatu sindroma klinik yang mempunyai ciri-ciri berupa hipotensi, tachycardia,
kulit yang terasa dingin, terlihat pucat, dan basah, cyanosis perifer, hyperventilasi, perubahan status
mental dan penurunan pembentukan urine. Pada umumnya syok terjadi akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau
gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan
pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).

Kualifikasi cedera kepala berdasarkan berat ringannya, dibagi menjadi 3 yakni cedera kepala
ringan, cedera kepala sedang dan cedera kepala berat. Adapun penilaian klinis untuk menentukkan
klasifikasi klinis dan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala menggunakan metode skala koma
Glasgow (Glasgow Coma Scale) (Wahjoepramono, 2005).
Cedera kepala akibat trauma sering kita jumpai di lapangan. Di dunia kejadian cedera kepala setiap
tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus dari jumlah di atas 10% penderita meninggal sebelum
tiba di rumah sakit dan lebih dari 100.000 penderita menderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera
kepala tersebut (Depkes, 2012).

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Cedera Kepala Sedang (CKS) di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Sragen ?”

Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah penulis mengetahui asuhan keperawatan pada pasien
dengan cedera kepala sedang ( CKS) di IGD

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mengetahui dan mampu:

a. Melakukan pengkajian gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

c. Menyusun intervensi keperawatan gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

d. Melakukan implementasi keperawatan gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

e. Melakukan evaluasi keperawatan gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

f. Melakukan dokumentasi keperawatan gawat darurat pada Ny. A dengan cedera kepala sedang.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis.

Memberikan pengalaman yang nyata dan menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pasien
dengan cedera kepala sedang di IGD

2. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di masa yang datang, terutama masalah keperawatan gawat darurat.

3. Bagi rumah sakit

Bermanfaat bagi perawat IGD untuk melakukan asuhan keperawatan yang lebih profesional dalam
melakukan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai