Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ada banyak hal yang membuat puting payudara lecet saat menyusui. Beberapa di antaranya
adalah:
Infeksi payudara
Puting lecet saat menyusui juga bisa menjadi tanda adanya infeksi atau peradangan pada
jaringan payudara, yang disebut mastitis. Kondisi ini terjadi ketika bakteri menginfeksi jaringan
payudara melalui luka di puting maupun saluran air susu. Biasanya bakteri ini berasal dari mulut
bayi dan permukaan kulit payudara.
Infeksi jamur
Karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah, bayi rentan mengalami infeksi jamur pada
mulut dan lidah. Jamur ini bisa menempel pada puting ibu saat bayi menyusu.
Jika puting terinfeksi, akan timbul gejala berupa lecet, kemerahan, gatal, permukaan puting
terlihat mengkilap, dan payudara terasa nyeri pada saat menyusui atau setelahnya.
Tali lidah
Selain infeksi jamur, masalah tali lidah atau tongue-tie juga bisa membuat bayi kesulitan
mengisap puting saat menyusu, dan menyebabkan puting ibu menjadi lecet atau nyeri pada saat
menyusui.
Agar Anda bisa menyusui Si Kecil dengan nyaman dan tanpa rasa sakit, berikut adalah beberapa
cara mengatasi puting lecet yang bisa Anda lakukan:
Hindari membersihkan bagian puting dengan sabun, karena dapat membuat kulit menjadi
kering.
Agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, gunakan bra menyusui berbahan katun.
Setelah selesai menyusui, peras keluar sekitar dua tetes ASI, kemudian gosokkan ke sekitar kulit
puting dengan lembut.
Jika kulit di sekitar puting berdarah atau tampak pecah-pecah, gunakan pelembap khusus puting
untuk mencegah kulit di sekitar puting retak. Caranya, bersihkan area sekitar puting dengan
dengan air, lalu oleskan pelembap pada puting. Lakukan ini setelah Bunda menyusui bayi, dan
pastikan produk pelembap yang digunakan aman untuk Si Kecil.
Kompres dingin juga bisa membantu meredakan nyeri pada puting setelah menyusui. Caranya,
bungkus es dengan selembar kain dan usapkan ke sekitar payudara dan puting. Lakukan kompres
ini setiap beberapa menit sekali hingga bengkak dan nyeri berkurang.
Jika puting lecet saat menyusui tidak juga membaik atau justru semakin memburuk walaupun
Bunda telah melakukan cara-cara perawatan di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Untuk mencegahnya terjadi lagi, jangan malas merawat payudara selama menyusui.
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman
mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali.
Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur
sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h.
30)
b. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut
bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi
berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu
berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar,
menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada
waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk
menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin
satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan
lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu
atau menyentuh sudut mulut bayi
11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke
payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga
payudara lagi
13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui
sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu
dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
§ Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-
lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi
ditengkurapkan dipangkuan
1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 10-15 menit
disetiap payudara
c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan mendengarkan suara
menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
2) Untuk Ibu
c.Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan.