Anda di halaman 1dari 1

Patofisiologi-bagian Nurin

Fungsi Penyaringan Hidung. Bulu-bulu pada pintu masuk lubang hidung penting untuk
menyaring partikel-pertikel besar. Walupun demikian, jauh lebih penting untuk mengeluarkan
partikel melalui presipitasi tubulen. Artinya, udara yang mengalir melalui saluran hidung
membentur banyak dinding penghalang: konka (turbinales), septum, dan dinding faring. Tiap kali
udara membentur penghalang ini, udara harus mengubah arah alirannya. Pertikel-partikel yang
tersuspensi dalam udara mempunyai momentum dan massa yang jauh lebih besar daripada udara,
sehingga tidak dapat mengubah arah perjalanannya secepat udara. Oleh karena itu, partikel-
partikel tersebut terus maju ke depan, membentur permukaan penghalang-penghalang ini, dan
kemudian dijerat oleh mucus pelapis dan diangkut oleh silia ke faring untuk ditelan.
Ukuran Partikel Yang Terjerat Dalam Saluran Pernapasan. Mekanisme turbulensi hidung
untuk mengelurakan partikel dari udara begitu efektif sehingga hamper tidak ada partikel dengan
ukuran diameter lebih dari 6 mikrometer yang dapat masuk ke paru melalui hidung.
Partikel-partikel yang tersisa, kebanykan partikel yang berukuran antara 1 dan 5
mikrometer mengendap dalam bronkiolus kecil sebagai akibat dari presipitasi gravitasi. Beberapa
partikel lebih kecil yang tersisa (diameter lebih kecil dari 1 mikrometer) berdifusi melewati
dinding alveoli dan melekat pada cairan alveolus. Tetapi, banyak partikel yang diameternya lebih
kecil dari 0,5 mikrometer tetap tersuspensi dalam udara alveolus dan akhirnya dikeluarkan melalui
ekspirasi. Banyak partikel yang terjerat dalam alveoli dikeluarkan oleh makrofag alveolus dan
partikel lainnya dibawa keluar oleh aliran limfatik paru. Partikel yang berlebihan dapat
menyebabkan pertumbuhan jaringan fibrosa dalam septum alveolus, sehingga menimbulkan cacat
permanen.

Reflek Batuk
Bronkus dan trakea sangat sensitif terhadap sentuhan ringan, sehingga bila terdapat benda
asing atau penyebab iritasi lainnya walupun dalam jumlah sedikit akan menimbulkan refleks batuk.
Laring dan karina (tempat trakea bercabang menjadi bronkus) adalah yang paling sensitif, dan
bronkiolus terminalis dan bahkan alveoli bersifat sensitif terhadap rangsangan bahan kimia korosif
seperti gas sulfur dioksida atau klorin. Impuls aferen yang berasal dari saluran pernapasan terutama
berjalan melalui nervus vagus ke medula otak. Di sana, suatu rangkaian peristiwa otomotis
digerakkan oleh lintasan neuronal medula, yang menyebabkan efek sebagai berikut.
Pertama, kira-kira 2,5 L udara diinspirasi secara cepat. Kedua, epiglotis menutup dan pita
suara menutup erat-erat untuk menjerat udara dalam paru. Ketiga, otot-otot abdomen berkontraksi
dengan kuat mendorong diafragma, sedangkan otot-otot ekspirasi lainnya seperti interkostalis
internus, juga berkontraksi dengan kuat. Akibatnya, tekanan dalam paru meningkat secara cepat
sampai 100 mm Hg atau lebih. Keempat, pita suara dengan epiglotis terbuka lebar, sehingga udara
bertekanan tinggi dalam paru ini meledak keluar. Hal yang penting, adalah kompresi kuat pada
paru yang menyebabkan bronkus dan trakea menjadi kolaps melalui invaginasi bagian yang tidak
berkartilago ke arah dalam, akibatnya udara yang meledak tersebut benar-benar meledak mengalir
melalui celah-celah bronkus dan trakea. Udara yang mengalir dengan cepat tersebut biasanya
membawa pula benda asing apa pun yang terdapat dalam bronkus atau trakea.

Anda mungkin juga menyukai