Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya Penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis dan Estimasi Biaya dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Laporan ini berisi tentang analisis biaya dengan menggunakan metode
Akuntansi Biaya Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) System untuk
menentukan harga pokok produksi (HPP) agar dapat menentukan harga jual yang
sesuai.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai metode Analisis dan
Estimasi Biaya tersebut. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
Penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi
perbaikan laporan yang telah Penulis buat di masa yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
Penulis sendiri maupun bagi yang membacanya. Sebelumnya Penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Karawang, 12 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 2
1.4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ............................ 2
1.5. Lokasi Penelitian ....................................................................... 3
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Estimasi Biaya ............................................................................. 5
2.1.1 Terminologi, Konsep dan Klasifikasi Biaya ...................... 5
2.2. Sistem Biaya Akuntansi Tradisional ........................................... 12
2.3. Activity Based Costing (ABC) ..................................................... 13
2.3.1 Definisi Activity Based Costing (ABC) ........................... 13
2.3.2 Tahapan Activity Base Costing (ABC) ............................ 14
2.3.3 Asumsi Activity Base Costing (ABC) .............................. 14
2.3.4 Kondisi dalam Penerapan ABC Sistem .......................... 15
2.3.5 Manfaat Penerapan ABC Sistem..................................... 15

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


3.1 Profile Perusahaan ...................................................................... 17
3.1.1 Struktur Organisasi .......................................................... 17

ii
3.1.2 Tenaga Kerja .................................................................... 17
3.1.3 Jam Kerja ......................................................................... 18
3.1.4 Pengupahan ...................................................................... 18
3.1.5 Bahan Baku yang Digunakan .......................................... 18
3.1.6 Uraian Proses Produksi .................................................... 18
3.2 Pengumpulan Data....................................................................... 19
3.2.1 Data Aktivitas Produksi ................................................... 19
3.2.2 Perincian Data Biaya Produksi ........................................ 20
3.3 Pengolahan Data .......................................................................... 24
3.3.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode
Tradisional ....................................................................... 24
3.3.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode
Activity Based Costing (ABC) System.............................. 25

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1 Perbandingan Harga Pokok Produksi (HPP) Metode Activity
Based Costing (ABC) System dengan MetodeTradisional........... 27
4.2 Perbandingan pernyataan pemilik Pecel Ayam dengan metode
ABC sistem. ................................................................................. 28
4.3 Kontribusi Penetapan Biaya Berdasarkan Activity Based
Costing System (ABC System) Dalam Penentuan Harga Jual ...... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................. 30
5.2 Saran ............................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 31

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tujuan Klasifikasi biaya dan Klasifikasi Biaya

Tabel 3.1 Perincian Biaya Bahan Baku Pembuatan Pecel Ayam


Bulan September 2018
Tabel 3.2 Biaya Bahan Tambahan untuk Pembuatan Pecel Ayam Bulan
September 2018
Tabel 3.3 Biaya Bahan Penolong untuk Pembuatan Pecel Ayam Bulan
September 2018
Tabel 3.4 Upah Tenaga Kerja Langsung Untuk Pembuatan Pecel Ayam
Tabel 3.5 Pemakaian listrik per- jam kerja per-Kwh

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Biaya Produksi

Gambar 2.2 Diagram Biaya Non Produksi

Gambar 2.3 Diagram Aliran Biaya Produk

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.2 Bentuk Bahan Baku Pecel Ayam

Gambar 3.3 Block Diagram Proses Pembuatan pecel ayam

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus


ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh
konsumen.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam
bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang / jasa. Menetapkan biaya
produksi berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada
yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan/pedagang untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang jadi.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi.
e. Uang modal, sewa.
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Activity Based Costing (ABC) System adalah suatu factor informasi
akuntansi yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam
suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada
dan perluasan dari aktivitasnya. Berbeda dengan biaya tradisional yang
dihitung langsung dari modal yang disediakan dengan jumlah pendapatan
yang dihasilkan. Maka dari itu akan terjadi perbedaan harga jual antara biaya
dengan menggunakan perhitungan tradisional dengan Activity Based Costing
(ABC) System.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Activity Based Costing (ABC) System?


2. Bagaimana Perbedaan Activity Based Costing dengan biaya Tradisional
biasa?
3. Apa Manfaat dari Activity Based Costing ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian :
1. Mengetahui apa itu Activity Base Costing (ABC) System.
2. Mengetahui perbedaan Harga jual dengan metode Activity Based Costing
dengan metode Tradisional.

Manfaat penelitian :
1. Manfaat bagi pihak perusahaan adalah membantu menghasilkan informasi
biaya produk yang sebenarnya.
2. Manfaat bagi peneliti mengetahui cara-cara menghitung biaya
berdasarkan Activity Based Costing (ABC) System.

1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian


Pembatasan masalah yang digunakan antara lain :
1. Objek penelitian adalah pecel ayam mas gondrong di Griya Pesona Asri.
2. Biaya produksi adalah Biaya Produksi Langsung dan Tidak Langsung.
3. Studi kasus melakukan penerapan metode Activity Based Costing pada
pedagang Pecel Ayam Mas Godrong.

Asumsi yang digunakan adalah:

2
1. Harga bahan baku, upah, biaya listrik tetap selama melakukan penelitian.
2. Tingkat permintaan tetap selama melakukan penelitian.
3. Harga penjualan dalam keadaan normal.

1.5 Lokasi Penelitian

penelitian ini dilakukan dijalan Kosambi-Telagasari km 5 Desa


Cibalongsari, Kabupaten Karawang – Jawa Barat.

1.6 Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika


penulisan laporan penelitian disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Perumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Pembatasan
Masalah dan Asumsi Penelitian, Lokasi Penelitian serta
Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan pembahasan masalah serta menjadi dasar
dalam pemecahan masalah, yaitu teori-teori tentang estimasi
biaya, proses produksi dan variabelnya.

BAB III : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisikan tentang profil perusahaan, data
permasalahan, pengolahan data dan pembahasan.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Bab ini akan membahas analisis hasil pengolahan data dan
pembahasan pengolahan data.

3
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang usaha penulis untuk
menyimpulkan hasil penelitian serta memberikan beberapa
saran dan kritik demi perbaikan laporan penelitian penulis.

4
5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Estimasi Biaya

Estimasi Biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan


untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan
atau kontrak.

Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan :

 Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator,seperti membaca


gambar,melakukan estimasi (perhitungan),dll
 Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator

Tujuan Estimasi Biaya

1. Penting bagi manajemen untuk memahami bagaimana hubungan antara


biaya dengan 5actor-faktor yang memicu perubahan biaya (cost driver)
2. Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya
biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun
perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.

2.1.1 Terminologi, Konsep, dan Klasifikasi Biaya


1). Biaya Produksi
Perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga
kategori :

1. Bahan baku langsung (direct material)


2. Tenaga kerja langsung (direct labor)
3. Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead)

Bahan baku langsung (direct material) yaitu bahan yang digunakan


untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku atau bahan
mentah (raw material), menjadi bagian tak terpisahkan dari produk
jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut.

Tenaga kerja langsung (direct labor) digunakan untuk biaya tenaga


kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Biaya
tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara fisik dalam pembuatan
produk disebut tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) dan
diperlakukan sebagai bagian biaya overhead pabrik.

Overhead pabrik (manufacturing overhead) seluruh biaya produksi


yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik termasuk :

 Bahan tidak langsung


 Tenaga kerja tidak langsung
 Pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi
 Listrik dan penerangan
 Pajak property
 Depresiasi
 Asuransi fasilitas-2 produksi
Biaya overhead pabrik ditambah dengan biaya tenaga kerja disebut
biaya konversi (conversion cost). Gabungan antara biaya tenaga kerja
langsung dengan bahan baku langsung diebut biaya utama (prime
cost).

6
Gambar 2.1 Diagram Biaya Produksi

2). Biaya Non Produksi

Umumnya biaya non produksi dibagi menjadi dua :

1. Biaya pemasaran dan penjualan


2. Biaya administrasi
Biaya pemasaran dan penjualan meliputi semua biaya yang
diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan memperoleh
produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen. Biaya tersebut
disebut pemerolehan pesanan (order-getting) dan pemenuhan pesanan
(order-filling). Meliputi :

 Pengiklanan
 Pengiriman
 Perjalanan dalam rangka penjualan
 Komisi penjualan
 Gaji untuk bagian penjualan
 Biaya penyimpanan (gudang) produk jadi.

7
Biaya administrasi meliputi pengeluaran eksekutif, organisasional
dan klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi.
Contoh :

 Gaji eksekutif
 Akuntansi umum
 Kesekretariatan
 Humas
 Biaya-2 sejenis yang terkait dengan administrasi dan umum
organisasi secara keseluruhan.

Gambar 2.2 Diagram Biaya Non Produksi

3). Biaya Produk dan Biaya Periodik

Biaya produk (product cost) mencakup semua biaya yang terkait


dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Biaya ini terdiri
atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik.

Biaya periodic (periodic cost) adalah semua biaya yang tidak


termasuk dalam biaya produk. Biaya ini dicatat sebagai beban di

8
laporan laba rugi pada periode saat biaya tersebut terjadi. Semua
beban penjualan dan administrasi diakui sebagai biaya periodik.

Gambar 2.3 Diagram Aliran Biaya Produk

Tujuan Klasifikasi Biaya Klasifikasi Biaya


Menyiapkan laporan  Biaya produk (Inventoriable cost)
keuangan eksternal o Bahan langsung
o Tenaga kerja langsung
o Overhead pabrik
 Biaya periodic (beban)
o Biaya non produksi
 Biaya penjualan atau
pemasaran
 Biaya administrasi
Memprediksi perilaku  Biaya variable
biaya untuk merespon  Biaya tetap
perubahan aktivitas

9
Menentukan biaya ke  Biaya langsung
objek biaya seperti  Biaya tidak langsung
departemen atau produk
Pembuatan keputusan  Biaya deferensial
 Biaya tertanam (sunk cost)
 Biaya kesempatan (opportunity cost)
Biaya kualitas / mutu  Biaya pencegahan
 Biaya penilaian
 Biaya kegagalan internal
 Biaya kegagalan eksternal

Tabel 2.1 Tujuan Klasifikasi Biaya dan Klasifikasi Biaya

 BIAYA VARIABEL

Biaya variable adalah biaya yang berubah secara


proporsional dengan perubahan aktivitas. Aktivitas tersebut
dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk seperti: unit yang
diproduksi, unit yang dijual, jarak kilometer yang dituju,
jumlah tempat tidur yang digunakan, jam kerja, dsb. Contoh
biaya variable adalah bahan baku langsung.

 BIAYA TETAP

Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap secara


keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas. Ketika
dikatakan bahwa biaya bersifat tetap, berarti tetap dalam
rentang yang relevan (relevant range)

 BIAYA LANGSUNG

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat


dengan mudah ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan.

10
 BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang


tidak dapat ditelusuri dengan mudah ke objek biaya yang
bersangkutan.

 PENDAPATAN DIFERENSIAL DAN BIAYA


DIFERENSIAL

Perbedaan penghasilan antara dua alternatif disebut


pendapatan diferensial (differential revenue).

Perbedaan biaya antara dua alternatif disebut biaya diferensial


(differensial cost).

 BIAYA TERTANAM

Biaya tertanam (sunk cost) adalah biaya yang telah


terjadi dan tidak dapat diubah oleh keputusan apa pun yang
dibuat saat ini atau pun masa yang akan datang.

 BIAYA KESEMPATAN

Biaya kesempatan atau biaya peluang (opportunity


cost) adalah manfaat potensial yang akan hilang bila salah satu
alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia.

 BIAYA PENCEGAHAN

Biaya pencegahan (prevention cost) berkaitan dengan


aktivitas untuk mengurangi jumlah produk atau jasa yang
cacat.

 BIAYA PENILAIAN

Biaya penilaian (appraisal cost) yang biasanya disebut


sebagai biaya inspeksi (inspection cost) terjadi untuk
mengidentifikasi produk cacat sebelum produk tersebut
dikirimkan kepada konsumen.

 BIAYA KEGAGALAN INTERNAL

Biaya kegagalan internal (internal failure cost)


diakibatkan oleh identifikasi cacat selama proses penilaian.
Biaya tersebut meliputi sisa bahan, barang yang ditolak,

11
pengerjaan ulanag produk cacat, dan waktu yang terbuang
karena masalah kualitas.

 BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL

Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) terjadi


bila produk cacat sampai ke tangan konsumen. Biaya
kegagalan eksternal meliputi garansi perbaikan dan
penggantian, penarikan produk, kewajiban hokum yang
mungkin terjadi, dan hilangnya penjualan karena reputasi
kualitas rendah.

2.2 Sistem Biaya Akuntansi Tradisional

Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan


dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan
menyebabkan perusahaan-perusahaan menginginkan untuk memproduksi
barang bermutu tinggi dengan biaya yang minimal. Penggunaan sistem
akuntansi biaya tradisional yang awalnya mampu mengatasi pengelolaan
biaya produksi mulai mengalami kendala terutama pada perusahaan yang
memiliki multi produk karena dapat muncul distorsi biaya yang disebabkan
oleh pembebanan overhead ke tiap produk padahal konsumsi aktivitas dari
tiap produk berbeda-beda.

Sistem akuntansi biaya tradisional menggunakan unit-related driver dalam


membebankan biaya overhead pada produk. Hal ini mengasumsikan bahwa
biaya overhead yang dibebankan pada produk berhubungan kuat dengan
jumlah unit yang diproduksi, sehingga perubahan dalam biaya selalu diikuti
dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi. Perusahaan yang ada saat ini
banyak yang memiliki multi produk atau banyak produk yang dihasilkan
sehingga konsumsi setiap jenis produk terhadap biaya overhead berbeda-
beda. Jika penggunaan sistem akuntansi masih menggunkan cara tradisional
maka peristiwa undercosting dan overcosting kemungkinan besar akan
terjadi.

12
Keterbatasan Biaya Akuntasi Tradisional

Sistem akuntansi biaya tradisional membuat distorsi biaya sering terjadi


sehingga keputusan yang diambil manajemen menjadi tidak tepat, hal ini
disebabkan karena :

1. Penggunaan jam kerja langsung satu-satunya alat untuk dasar alokasi biaya
overhead pada produk.

2. Margin laba sulit dijelaskan.

3. Titik berat hanya pada fase produksi, tidak termasuk desain dan distribusi.

4. Biaya fase desain dan distribusi masuk pada biaya periode.

2.3 Activity Base Costing (ABC) System

2.3.1 Definisi Activity Based Costing (ABC) System

Menurut Mulyadi (2007:40) : Activity based cost system adalah


sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk
memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam
jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.

Menurut Supriyono (2002: 230) : Activity based costing merupakan


sistem yang terdiri dari 2 tahap yaitu pertama melacak biaya pada
berbagai aktivitas, dan kemudian kedua adalah melacak biaya ke
berbagai produk.

Menurut Brimson (1991:47) : “…is a process of accumulating and


tracing cost and performance and to a firm’s activities and providing
feed back of actual result agains the planned cost to initiated corrective
action where required.” “… adalah proses pengumpulan dan
penelusuran data biaya dan kinerja aktivitas-aktivitas perusahaan dan
pengujian informasi umpan balik antara biaya yang sesungguhnya

13
dengan biaya yang direncanakan untuk membuat tindakan korelasi yang
diperlukan.”

Berdasarkan beberapa pengertian tentang ABC System, dapat


disimpulkan bahwa ABC System adalah sistem akuntansi biaya dengan
cara mengumpulkan biaya dari aktivitas yang terjadi lalu membebankan
biaya aktivitas tersebut ke produk/jasa. Informasi biaya tersebut akan
digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan.

2.3.2 Tahapan Activity Base Costing ( ABC ) System

ABC System adalah aktivitas yang terdiri dari 2 tahap yaitu


pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas dan kemudian ke
berbagai produk. Menurut Supriyono (2002:231) ada 2 tahap pada ABC
System, tahap pertama terdiri dari 4 langkah yakni penggolongan ke
berbagai aktivitas, pengasosiasian berbagai biaya dengan berbagai
aktivitas, penentuan kelompok biaya yang homogen (cost pool) dan
penentuan tariff kelompok (pool rate). Sedangkan pada tahap kedua
meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk.

2.3.3 Asumsi Dasar ABC System

Menurut Cooper dan Kaplan (1991:212) ada 2 asumsi dasar yang


mendasari ABC System yakni :

1. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya ABC System dimulai dari


anggapan bahwa sumber daya tidak langsung menyediakan
kemampuan untuk melakukan aktivitas bukan hanya sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.

14
2. Produk dan pelanggan menyebabkan munculnya permintaan dan
aktivitas Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan
tiap aktivitas perlu sumber daya dalam pelaksanaannya.

2.3.4 Kondisi Dalam Penerapan ABC System

Kondisi yang mendasari penerapan ABC System, dalam perusahaan


manufaktur dan juga perusahaan jasa menurut Supriyono (2002:247)
adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan menghasilkan lebih dari satu produk jual.


2. Biaya yang berbasis non unit harus merupakan prosentase
signifikan dari biaya overhead.
3. Rasio konsumsi masing-masing aktivitas dari tiap produk yang
dijual berbeda.

2.3.5 Manfaat Penerapan ABC System

Menurut Supriyono (2002: 247) ada beberapa manfaat dari


penerapan ABC

System di perusahaan yakni :

1. Sebagai penentu harga pokok produk yang lebih akurat.


2. Peningkatkan mutu pembuatan keputusan.
3. Menyempurnakan perencanaan strategik.
4. Meningkatkan kemampuan yang lebih baik dalam mengelola
aktivitas yang Melalui penyempurnaan yang berkesinambungan.

Selain itu menurut Mulyadi (2007:195) kekuatan ABC System


sesungguhnya terletak pada 2 hal yakni :

1. Informing ABC System mampu menyediakan informasi untuk


memantau kinerja personel.

15
2. Empowering Informasi yang dihasilkan ABC System mampu
memberdayakan manajemen dan karyawan dalam pengurangan
biaya dan memberi perkiraan biaya yang handal

16
17

Anda mungkin juga menyukai