Makalah Ekonomi Pangan Dasar
Makalah Ekonomi Pangan Dasar
OLEH :
ZOHRIATUN FITRI
P07131012 049
SEMESTER IV
PEMBAHASAN
Demografi berasal dari kata Yunani demos – penduduk dan Grafien – tulisan
atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang
jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor
tersebut berubah dari waktu ke waktu. Demografi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
demografi yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif. Demografi yang
bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut Formal Demography – Demography
Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik.
Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek
kependudukan secara deskriptif analitik.
Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita
perhatikan, cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi.
Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan
tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian
digunakan sebagai variabel (perubah) yang dapat menerangkan hal ihwal tentang
jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang pertumbuhan masa
lampau dan persebarannya. Tentang hubungan antara perkembangan penduduk
dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan
penduduak di masa mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya.
Pengaruh transisi demografi terhadap pangan maupun gizi adalah sebagai berikut :
Pada tahap pertama, baik tingkat fertilitas maupun tingkat mortalitas sama-sama
tinggi, sehingga pertumbuhan berada pada tingkat yang tinggi dan berlangsung lama.
Tingkat kematian yang tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan
karena pada saat itu belum ada sanitasi, transportasi dan pengobatan moderen. Pada tahap
ini, mortalitas dan fertilitas seimbang sehingga pertumbuhan penuduk yang tinggi
diimbangi dengan angka kematian yang tinggi pula. Pada keadaan seperti ini, kebutuhan
pangan akan terpenuhi, karena pada tahap ini jumlah pangan yang tersedia masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Namun status gizi belum tentu baik, karena pada
saat itu belum ada yang namanya sanitasi, transportasi dan pengobatan modern,
semuanya masih dalam keadaan tradisional. Pangan tercukupi namun belum tentu
memenuhi kebutuhan gizi penduduk karena kurangnya pengetahuan.
Pada tahap kedua, tingkat kematian sudah mulai menurun sebagai akibat dari proses
pembangunan ekonomi dan mulai meningkatnya taraf hidup. Tetapi pada tahap ini tingkat
kelahiran masih tinggi (meskipun sudah ada kecenderungan untuk turun, tetapi tingkat
penurunannya masih lebih rendah dibanding dengan penurunan tingkat kematian). Hal ini
disebabkan nilai budaya pada waktu itu yang mendukung tingkat kelahiran yang tinggi
sudah terlanjur membudaya dan melembaga sebagai suatu kepercayaan, sikap dan nilai
tersebut lamban dan tergolong sulit untuk berubah. Pada tahap kedua inipun masih
diwarnai oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi sebagai interaksi antara
tingkat kelahiran yang tinggi dengan tingkat kematian yang cukup rendah. Pada tahap ini,
ketersediaan pangan sudah mulai berkurang. Dengan bertambahnya jumlah penduduk
yang disertai tingkat keatian yang cukup rendah berarti pada saat tersebut semakin
banyak penduduk yang hidup dan memerlukan makanan untuk mempertahankan
hidupnya, sementara lahan sudah habis untuk sebagai tempat tinggal. Maka akan terjadi
kelaparan sehingga berdampak pada status gizi penduduk yang kurang baik karena tidak
terpenuhinya kebutuhan gizi mereka.
Pada tahap ketiga, individu-individu secara sadar sudah mulai mengendalikan tingkat
kelahiran. Pengendalian secara sadar inilah yang menjadi ciri pokok dari tahap transisi
akhir transisi demografi tersebut. Selama tahap ini berlangsung tingkat kelahiran terus
turun secara perlahan-lahan menuju tingkat keseimbangan dan tingkat kematian yang
sudah rendah. Pada tahap pasca transisi dicirikan oleh tingkat kelahiran dan tingkat
kematian yang sama-sama rendah, hampir semua mesyarakat mengetahui cara-cara
pemakaian alat kontrasepsi. Tingkat kelahiran dan kematian mendekati keseimbangan,
pertumbuhan penduduk amat rendah dalam jangka waktu yang panjang. Pada tahap ini,
ketersediaan pangan maupun gizi penduduk akan terpenuhi, karena pertumbuhan maupun
angka kematian sudah rendah. Selain itu, pengetahuan penduduk sudah mulai
meningkat. Dan otomatis keadaan penduduk tersebut akan makmur.
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Transisi demografi merupakan salah satu proses perubahan dari tingkat kelahiran dan
kematian yang tinggi hingga menjadi tingkat kelahiran dan kematian yang rendah diikuti
dengan kondisi perkembangan penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Robert. 1989. Evaluasi Gizi Dan Bahan Pangan. Bandung:Institut Teknologi Bandung.
Winarno. 1982. Pengantar Ilmu Ekonomi Pangan & Gizi.Yogyakarta: Pustaka Media.