Anda di halaman 1dari 5

Lampiran I

Pemberlakuan Pola Ketenagaan


No : 002/Int/DIR/KPS/I/2017

PANDUAN POLA KETENAGAAN

RSU. SITI HAJAR


Jln. Letjend Jamin Ginting No. 2 Medan
Tlp. 061–8213187- 8215771
Email : rsu_sitihajar@yahoo.com
PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai suatu organisasi bersifat padat karya, karena rumah sakit
memerlukan tenaga dari berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan suatu produk
jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai suatu organsasi yang besar harus
memiliki suatu pola tertentu yang mengatur jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk
tiap-tiap unit kerja baik tenaga medis maupun tenaga non medis. Tenaga medis
merupakan tenaga yang lebih mendominasi di rumah sakit. 70 % (tujuh puluh
persen) dari total tenaga yang ada merupakan tenaga kesehatan. Perawat dalam
memberikan pelayanan mempunyai kontribusi yang sangat besar karena secara
kumulatif jumlahnya besar, yaitu meliputi 60 (enam puluh) dari 70 % (tujuh puluh
persen) dari tenaga yang ada (Gillies, 1993). Agar dapat memberikan pelayanan
bermutu maka diharapkan unit kerja Sumber Daya Manusia di rumah sakit
mampu menganalisa jumlah kebutuhan tenaga sesuai dengan beban kerja nyata
yang ada di rumah sakit.

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut sumber
daya (resources), baik sumber daya alam (natural resources), maupun sumber
daya manusia (human resources) dan kedua sumber daya tersebut sangat penting
daam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Pengembangan sumber daya
manusia (human resource development) adalah suatu proses peningkatan kualitas
atas kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan
bangsa, yang meliputi perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumber daya
manusia (Notoatmodjo, 2003).
Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan merupakan salah satu komponen
besar dalam system kesehatan suatu Negara (WHO, 2002). Investasi dalam SDM
sangat penting untuk memperbaiki kualitas pelayanan, seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 dinyatakan bahwa tenaga
kesehatan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan sebagai pendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.

Pola Ketenagaan RSSH 1


Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, pemerintah
Inodonesia telah mencanangkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi
Indonesia sehat 2015, yaitu gambaran masyarakat di Indonesia di masa dengan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa
dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu serta adil dan marata, serta memiliki derajat yang
setinggi-tingginya di seluruh republic Indonesia.
Dengan adanya rumusan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan
pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan
sehat yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedianya air bersih, sanitasi
lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat
yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2015, pembangunan kesehatan ditujukan
untuk menciptakan dan mempertahankan provinsi/ kabupaten/ kota sehat dengan
menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan, oleh sebab itu diperlukan
tenaga kesehatan yang bermutu dan merata baik penetapan jenis, jumlah dan
kualifikasi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan Kesehatan di
unit Pelayanan Kesehatan (Depkes 2010).
Dalam peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan,
dijelaskan bahwa tujuan penempatan/ distribusi tenaga kesehatan adalah untuk
tercapainya pemerataan kesehatan yang bermutu dan merata. Departemen
kesehatan RI melalui SK Menkes RI No. 850/2000 telah melaksanakan kebijakan
SDM Kesehatan. Dalam kebijakan tersebut pemerintah menekankan pentingnya
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan :
1. Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyrakat
2. Permintaan (demand) akibat dari beban pelayanan kesehatan
3. Sarana upaya pelayanan
4. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu (Depkes, 2004)

Pola Ketenagaan RSSH 2


1. TUJUAN
1.1 Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan umum dalam pembuatan pola ketenagaan
karyawan di RSU. Siti Hajar Medan adalah sebagai acuan dalam penyediaan
tenaga kerja baik tenaga medis maupun tenaga non medis di RSU. Siti Hajar
Medan.
1.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam pembuatan pola ketenagaan karyawan di
RSU. Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan pola kebutuhan tenaga perawat di RSU. Siti Hajar
Medan
2. Untuk menentukan pola kebutuhan tenaga administrasi RSU. Siti Hajar
Medan.
3. Sebagai acuan dalam menambah ataupun mengurangi jumlah tenaga yang
dibutuhkan pada tiap-tiap unit kerja yang ada di RSU. Siti Hajar Medan.

B. KEGIATAN POKOK DAN PERENCANAAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Adapun yang menjadi kegiatan pokok dalam pola ketenagaan di rumah
sakit ini adalah menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan pada tiap-tiap unit
kerja.
2. Rincian Kegiatan
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk membuat pola ketenagaan di
RSU. Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut :
 Menganalisa kebutuhan tenaga yang dibutuhkan oleh tiap-tiap unit kerja
yang ada di rumah sakit.
 Rapat dengan tiap-tiap kepala unit kerja untuk memastikan jumlah tenaga
yang dibutuhkan oleh tiap-tiap unit kerja.
 Menyesuaikan beban kerja nyata dengan ketersedian tenaga yang ada di
tiap-tiap unit kerja.

Pola Ketenagaan RSSH 3


C. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Cara melaksanakan pembuatan pola ketenagaan di RSU. Siti Hajar Medan
adalah sebagai berikut :
1. Mencari refrensi yang ada mengenai pola ketenagaan yang berlaku di
rumah sakit umum non pemerintah.
2. Melakukan analisa kebutuhan tenaga di tiap-tiap unit kerja.
3. Melakukan rapat dengan tiap-tiap kepala unit kerja untuk membentuk pola
ketenagaan RSU. Siti Hajar Medan.
4. Mengajukan pola ketenagaan yang telah dibuat kepada Direktur untuk
mendapatkan persetujuan dan rekomendasi untuk membuat surat
keputusan pemberlakuan pola ketenagaan di RSU. Siti Hajar Medan.

D. SASARAN
Adapun yang menjadi sasaran dalam pembentukan pola ketenagaan di RSU.
Siti Hajar Medan ini adalah terbentuknya analisa kebutuhan tenaga di RSU. Siti
Hajar Medan yang disesuaikan dengan standart dan beban kerja nyata yang ada di
RSU. Siti Hajar Medan.

E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Adapun pelaksanaan pola ketenagaan yang ada di RSU. Siti Hajar Medan
adalah sepanjang tahun dengan ketentuan akan dilakukan perbaikan dalam jumlah
tenaga yang dibutuhkan apabila ada penambahan beban kerja dan ada
penambahan unit kerja baru.

F. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Evaluasi tehadap pelaksanaan kegiatan pola ketenagaan ini dilakukan setiap
akhir tahun dengan mencantumkan perubahan-perubahan yang terjadi pada tiap-
tiap unit kerja disertai dengan alasan penyebab terjadinya perubahan tersebut.
Laporan diserahkan kepada Direktur bersamaan dengan laporan akhir tahun yang
disertai dengan estimasi kebutuhan tenaga baik tenaga medis maupun tenaga non
medis yang diperkirakan akan dilakukan penambahan atau pengurangan pada
tahun berikutnya untuk tiap-tiap unit kerja.

Pola Ketenagaan RSSH 4

Anda mungkin juga menyukai