OSTEOARTRITIS
Pembimbing:
Kapten CKM dr. Mulya Imansyah, Sp.OT
Disusun Oleh:
Ega Rahmadani
30101306927
OSTEOARTRITIS
Disusun Oleh:
Ega Rahmadani
30101306927
Pembimbing,
bentuk yang paling umum dari artritis. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup
tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan
penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Faktor resiko utama penyakit ini
adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi obesitas pada suatu
meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut, dan
interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu jari. Biasanya sendi-send yang
tidak rentan terkena OA adalah pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki.
sendi- sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari aktivitas sehari-hari
terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA di lutut dan pinggul), dan lain
sebagainya.1
Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis dan
atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut studi kadaver pada tahun-
sendi.1
radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di Amerika Serikat
dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA panggul simptomatik kira-kira
menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari gambaran radiologis) pada tangan
seringkali terjadi pada pasien usia lanjut. Meski begitu, OA simptomatik di tangan
juga terjadi pada 10% orang tua dan sering menghasilkan keterbatasan fungsi gerak
sendi.2,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tulang tersebut dapatbergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama
lain.pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago yang terbagi atas dua bagian yaitu
kolagen tipe II, IX, dan XI serta proteoglikan (terutama agregat). Agregat adalah
dapat menghisap air. Sesudah kekuatan kompresi hilang maka air akan kembali pada
molekulprotein yang kuat. Kolagen ini berfungsi sebagai kerangka dan mencegah
(reparasi). Agar tetap berfungsi dengan baik, rawan sendi hanya dapat menanggung
perubahan sebab fisis sedikit yaitusebesar 25kg/cm3. Fungsi utama rawan sendi yaitu
mengubah bentuk dan dengan efektif menyebarkan beban tersebut pada suatu daerah
yang luas.1,3
Gambar 2.1 Sendi normal
Sumber : www.emedicine.com
dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya. Kapsula dan
sendi.
sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang
disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai
pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan
mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik yang
yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak. Otot-otot dan tendon yang
menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot yang terjadi
ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota
gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut meringankan stres
yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi tumbukan
sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika
tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat
terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang
kartilago.
Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua
dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul
yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago.
Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruh elemen yang
baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor
matriks, namun stimulasi IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi
nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi
protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA. 3
Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal,
progresif dan degeneratif yang ditandai dengan perubahan patologis pada struktur sendi
tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan/kartilago hialin. Hal tersebut disertai
dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang bisa disebabkan
oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan kapsul artikular, synovitis
2.3 Etiologi
Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-
sebagainya.1
2.4 Klasifikasi
sendi tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering
menyerang sendi penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan
yang normal pada sendi dan kerusakkan akibatproses penuaan. Paling sering
terjadi pada sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada
b. Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat
dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya
2.5 Epidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua.
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80%
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020. 1,2 OA terjadi pada 13,9% orang
dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari mereka yang berusia lebih dari
pada tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%. Prevalensi OA
menurut gejala yang ditemui yaitu pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada
orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun dan 16% pada orang dewasa berusi 45 –
semua kematian akibat arthritis. Hampir 500 kematian per tahun disebabkan OA
1. Usia : merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan
pada sendi orang tua sudah kurang responsif dalam mensintesis matriks
Akibatnya, sendi pada orang tua memiliki kartilago yang lebih tipis.
Kartilago yang tipis ini akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi
pada lapisan basal dan hal inilah yang menyebabkan peningkatan resiko
semakin lemah dan memiliki respon yang kurang cepat terhadap impuls.
pada perempuan usila lebih banyak daripada laki-laki usila. Resiko ini
menopause.
pada sendi.
pergerakan sendi.5,6,7
2.7 Patogenesis
Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak
kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain
dan kolagen. Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-
sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi
dari kartilago artikular menghasilkan suatu substansi atau zat yang dapat
ekstraseluler.5
rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi Penurunan kekuatan dari tulang
rawan disertai degradasi kolagen memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut
saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri akan
matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan sendi. Melalui
tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi sendi akan
akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya pengikisan
yang progresif menyebabkan tulang yang dibawahnya juga ikut terlibat. Hilangnya
invasi vaskular,akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya
rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala Osteoarthritis seperti
Patologik pada OA ditandai oleh kapsul sendi yang menebal dan mengalami
fibrosis serta distorsi. Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan
terjadinya penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral
yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. Ini
diketahui mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit.6
Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya mediator
kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang
menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta
kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena proses
proses keradangan kronik sendi yang terkena. Permukaan rawan sendi akan retak dan
terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan
rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak respon dari tulang subkhondral berupa
penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan kista. Pada ujung tulang dapat
dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab
itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah persendian yang terkena
itu bengkak.5,7
a. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan tertentu
terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini
bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias
arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ).7
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi
tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang
Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri
yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema
sumsum tulang.
dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri.6
Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi.
Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis dan sindrom
iliotibial band.7,8
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak
melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini umum
dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya
sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring dengan
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya
synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan
penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.7
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia.
Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan
2.9 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta
a. Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
b. Klinis, dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
c. Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
1. usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang
6. tidak teraba hangat pada sendi terkena
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
9. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau
Gambar 2.4 Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari kaki. Sumber :
Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :Degenerative Joint
Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Keterangan : gambaran radiologis anteroposterior kaki menunjukkan
osteofit (panah).10
2.10. 2 Pemeriksaan Laboratorium dan MRI
Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas – batas normal. Pemeriksaan imunologi
masih dalam batas – batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat
dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai
protein.10
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah MRI yaitu untuk
2.11 Penatalaksanaan
Strategi pengelolaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan oleh letak
kebutuhannya. Oleh karena itu diperlukan penilaian yang cermat pada sendi dan
holistic.11
b. Edukasi
d. Modifikasi aktivitas
2.10.2 Farmakologis
1. Sistemik
a. Analgetik
- Oral
- injeksi
- suppositoria
c. Chondroprotective
yang dapat menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tuamg rawan sendi
sebagainya.
rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir),
2. Topikal
a. Krim rubefacients dan capsaicin.
a. Krim NSAIDs
Selain zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan
campuran yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. Salah satu yang dapat
penggunaan modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal
maupun sistemik. Pada dasarnya ada 2 indikasi suntikan intra artikular yakni
melakukan tindakan, adalah dokter yang telah melalui pendidikan tambahan dalam
bidang reumatologi.
inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian NSAIDs, tak dapat mentolerir
NSAIDs atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian
NSAIDs. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari
dilakukanpenyuntikan lebih dari sekali dalam kurun 3 bulan atau setahun 3 kali
terutama untuk sendi besar penyangga tubuh. Dosis untuk sendi besar seperti lutut
mg.
artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. Diberikan
2,5 ml Hyaluronan. Teknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. Kalau tidak
dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses
misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. Ada 3 sediaan di Indonesia
4. Pembedahan
Sebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus dipertimbangkan
terlebih dahulu risiko dan keuntungannya.
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila :
1 1. Deformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
2 2. Nyeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan medikamentosa dan
rehabilitatif
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-
a. Partial replacement/unicompartemental
KESIMPULAN
yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga
dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gejala yang sering
muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh aktivitas
sinar-x.
osteoarthritis. Terapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri
kualitas hidup pasien dengan cara membantu pasien agar tetap bisa
2. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the prevalence
of arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis
Rheum. 58(1):26–35.
3. Christine G, 1922, Bones and Joint. A Guide for student, second edition, Tokyo,
Churchill Livingstone.
4. Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee osteoarthritis in the
United States: arthritis data from the Third National Health and Nutrition
Examination Survey 1991–1994. J Rheumatol. 33(11):2271–2279.
5. David, T. 2006. Osteoarthritis of the knee. The New England Journal of
Medicine.
6. Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses
tanggal 15 maret 2013.
7. Iannone F, Lapadu la G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis. A ging C l
in Exp Res. 15(5):364–372.
8. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:
Airlangga University Press.
9. Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative
Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3):737–747.
10. LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of
Osteoarthritis. American Family Physician. 64(2):279–286
11. Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoartritis. Sub-bagian Reumatologi,
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta