A. Definisi
Menoragia merupakan perdarahan rahim yang terjadi secara tidak teratur di antara dua siklus
menstruasi biasanya ringan, meskipun bisa berkisar dari noda darah sampai perdahan.Biasanya,
tanda umum ini mencerminkan perdarahan fisiologik ringan dari endometrium selama ovulasi.
Meskipun demikian, metroragia dapat menjadi satu – satunya indikator dari kelainan ginekologi
dan juga dapat berasal dari stres, obat, perawatan, dan spiral (Giant, 2011).
Menoragia adalah perdarahan dengan jumlah yang bervariasi di antara periode menstruasi,
dengan interval yang tidak teratur tetapi sering terjadi. (Eroll, 2006)
Menoragia adalah saat dimana menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika
terdapat insiden bercak darah atau perdarahan di antara menstruasi. (Hellen, 2007)
Menoragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid.
Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih
diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan organik (polip
endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan
estrogen oksogen.
B. Etiologi
1. Penyebab Medis
ServisitiS
Servisitis dapat menyebabkan perdarahan spontan, bercak darah, atau perdarahan
pascatrauma.
Operasi dan
Prosedur Konisasi dan kauterisasi leher rahim dapat menyebabkan metroragia. (Giant,
2011)
C. Manifestasi klinis
Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari
Perdarahan terjadi di antara dua kejadian menstruasi
Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak-bercak (Dutton, 2011 dan Manuaba, 2008)
a. Perdarahan ovulatory
Perdarahan ini merupakan kuang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan
siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore). Untuk menegakkan diagnosis
perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena
perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang -
kadang bentuk survey suhu badan basal dapat menolong.Jika sudah dipastikan bahwa
perdarahan berasa dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organic,maka harus
dipikirkan sebagai etiologinya.
b. Perdarahan anovulatoir
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan timbulnya endometrium. Dengan menurunnya
kadar estrogen dibawah tingkat tertentu timbul perdarahan yang kadang – kadang bersifat
siklik, kadang - kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpaut
nya dengan jumlah folikel yang pada statu waktu fungsional aktif. Folikel - folikel ini
mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemuadian diganti oleh folikel -
folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh esdtrogen tumbuh terus dan dari
endometrium yang mula - mula ploriferasi dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia
kistik.
Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan adanya perdarahan
anovulatoir. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap waktu akan tetapi paling sering
pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas
perdarahan tidak normal disebabkan oleh karena gangguan atau keterlambatan proses
maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realizing faktor tidak
sempurna. Pada masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan
lancar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan lambat
laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovalatoir, pada seorang dewasa
terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan
kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas. Perdarahan disfungsional dapat
dijumpai pada penderita - penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin,
penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor – tumor ovarium dan sebagainya.
Akan tetapi disamping itu terdapat banyak wanita dengan perdarahan disfungsional tanpa
adan ya penyakit - penyakit tersebut. Selain itu faktor psikologik juga berpengaruh antara
lain stress kecelakaan, kematian, pemberian obat penenang terlalu lama dan lain - lain dapat
menyebabkan perdarahan anovulatoir. (Prof dr. Hanifa wiknjosastro, DSOG. Ilmu
kebidanan:1999)
D. Pathofisiologi
Gangguan perdarahan yang dinamakan metroragia terjadi karena persistensi folikel
yang tidak pecah sehingga terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibat terjadi
hyperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus.
Secara garis besar kondisi ini dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran sel teluratau ovum dari
indung telur),tanpa ovulasi maupun keadaan lain,misalnya pada wanita premenopouse
(polikelpersisten). Sekitar 90% perdarahan
uterus disfungsional (perdarahanrahim) terjadi tanpa ovulasi (anovolation) dan 10% terjadi dalam
siklus ovulasi.
Pada siklus ovulasiperdarahan rahim yang bias terjadi pada pertengahan menstruasi
maupun bersamaan dengan waktu menstruasi.perdarahan ini terjadi karena rendahnya
kadarhormone estrogen sementara hormone progesterone tetap terbentuk.
G. Kompikasi
1. Anemia
2. Sakit di bagian perut
3. Gangguan kesuburan
4. Kualitas hidup menurun
H. Pengkajian
1. Biodata
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari – hari. Umur dicatat
dalam tahun, sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur berguna untuk
mengantisipasi pasti diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang akan dilakukan.
Suku / bangsa dan agama perlu dicatat karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam
kehidupan termasuk kesehatan. Disamping itu memudahkan dalam melakukan
pendekatan dan melakukan asuhan keperawatan. Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk
mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku
kesehatan seseorang.Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kesehatan klien dalam pembiayaan.Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan
bila keadaan mendesak. Misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga dapat
memberikan petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal klien. Dari biodata ini
diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan social, ekonomi
dan pendidikan klien serta keluarga yang dapat mempengaruhi kesembuhan klien.
2. Keluhan Utama
a. Keadaan umum
Tekanan darah: 110/70-130/90 mmHg.
Respiratori: 16-24x/mnit
BB
Kesadaran.
Nadi:76-92x/mnit
Suhu:36-37x/mnit.
TB.
b. Mata.
Conjungtiva pucat pada perdarahan banyak (anemis).
c. Dada.
Mammae pada penderita aminore tidah tumbuh.
d. Respiratori.
Jalan nafas.
e. Abdomen
Nodul/pembesaran tmbulnya mioma.
f. Genitalia.
Perinium
Vesika urinaria.
g. Extrimitas (Integumen)
Turgor kulit (CRT)
Warna kulit.
Kesulitan dalam pergerakan.
h. Data penunjang.
Lab (Urine,Hb)
USG
Terapi
Resiko kurangnya volume Kreteria hasil: 1. Kaji status hidrasi pada klien.
cairan bd perdarahan. • Turgor kulit baik baik( ). 2. Kaji intek output cairan dan banyaknya pendarahan.
• Mukosa bibir tidak kering. 3. Jelaskan pada klien penyebabnya pendarahan dan rencana
• Kelopa mata tidak cekung. tindakan keperawatan selanjutnya.
• Klien tidak haus. 4. Anjurkan klien untuk minum secara adekuat(Minum
• Kencing Output kurang dan pekat. 2,5liter/hri).
5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral( jika diperlukan).
6. Kolaborasi pemnberian obat untuk penderahan.
7. Observasi TTV
Intoleransi Aktivitas Kriteria Hasil: 1. Observasi adanya pembatasan klien dalam beraktifitas
berhubungan dengan Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa 2. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
kelemahan umun disertai peningkatan tekanan darah, nadi 3. Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat
dan pernafasan 4. Monitor akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih
5. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu
Mampu melakukan aktifitas sehari-hari
dilakukan
Kriteria penilaian NOC:
6. Bantu untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologis
1. Tidak dilakukan sama sekali 7. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi
roda
2. Jarang dilakukan
8. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam
3. Kadang dilakukan
merencanakan program terapi yang tepat
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA