PENDAHULUAN
Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun kecil yang
menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia, terutama petani sebagai basis dasar
negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu diperhatikan
dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim yakni musim kemarau
dan musim penghujan. Sehingga perlu dikembangkan potensi - potensi sungai tersebut guna
meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya dengan membangun bendung.
Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali, bronjong atau
beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini dapat digunakan
pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik
atau untuk penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung
tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi
terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air sungai sedangkan
bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai,
sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak
tersier.
Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek
bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi didalam
perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat perlu dilakukan
analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan adanya hubungan
saling ketergantungan dari banyak aspek dalam pelaksanaannya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang bendung serta bagian-
bagiannya dan fungsinya di dalam kehidupan manusia.
1.3 Permasalahan
Adapun permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu apa itu bendung, bagian-bagiannya
serta fungsinya dalam kehidupan manusia?
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademik (teoritis) untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bendung serta syarat-syarat perencanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai
agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama.
Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang terdiri dari bagian-bagian:
bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion structure), bangunan pengambilan
(intake structure), bangunan pembilas (flushing structure) dan bangunan kantong lumpur
(sediment trap structure).
Fungsi utama dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari
sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure).
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga
muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.
Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya
dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai
relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air di
bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber kemana-mana (tidak
membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya yang curam.
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat diubah sesuai dengan
yang dikehendaki.
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan naik atau turun sesuai
yang dikehendaki dengan membuka atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya
dibangun pada daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai
kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada di daerah hilir. Pada
saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu bendung gerak yang dibangun di daerah hilir
bisa diturunkan dengan membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana
(tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu yang telah terbuka kea
rah hilir (downstream).
Dalam pemilihan lokasi bendung hendaknya dipilih lokasi yang paling menguntungkan dari
beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan bendung, pelksanaan,
pengoperasian, dampak pembangunan dan sebagainya. Dari beberapa pengalaman dalam
memilih lokasi bendung, tidak semua persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Sehingga
lokasi bendung ditetapkan pada persyaratan yang dominan. Pemilihan lokasi bendung didasarkan
pada beberapa faktor, yaitu :
a. Keadaan Topografi
· Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi
sawah tertinggi yang akan diari;
· Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung
dapat ditetapkan;
· Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi.
b. Keadaan Hidrologi
· Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor – faktor
hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta tinggi bendung tergantung
pada debit rencana. Faktor – faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana,
perhitungan debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir
di site atau bendung.
c. KondisiTopografi
· Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi; bila bendung dibangun di palung sungai, maka
sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak
menyulitkan pelaksanaannya.
· Trase saluran induk terletak di tempat yang baik; misalnya penggaliannya tidak terlalu
dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi – untuk tidak menyulitkan pelaksanaan, penggalian saluran
induk dibatasi sampai dengan kedalaman delapan meter.
· Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen;
sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke
intake juga dapat dihindari.
d. Kondisi Hidraulik dan Morfologi
· Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang dan
kecil;
· Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan kecil;
· Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah pondasinya cukup baik sehingga
bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan
potensi gerusan karena arus dan sebagainya.
f. Biaya Pelaksanaan
· Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor penentu
pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi
biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk membendung laju aliran sungai
dan menaikkan tinggi muka air sungai dari elevasi awal. Bagian ini biasanya terbuat dari urugan
tanah, pasangan batu kali, dan bronjong atau beton. Tubuh bendung umumnya dibuat melintang
pada aliran sungai. Tubuh bendung merupakan bagian yang selalu atau boleh dilewati air baik
dalam keadaan normal maupun air banjir. Tubuh bendung harus aman terhadap tekanan air,
tekanan akibat perubahan debit yang mendadak, tekanan gempa,dan akibat berat sendiri.
http://2.bp.blogspot.com/_VHVi4uhIAHo/TKHAs1WXmYI/AAAAAAAAAIw/5UnGQB3xa4Y
/s320/CIMG1082.JPG
Pintu air merupakan struktur dari bendung yang berfungsi untuk mengatur, membuka, dan
menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu
air, yaitu:
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk
menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.
- Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka
pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
- Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
Pintu pengambilan berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan mencegah
masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran. Pada bendung, tempat pengambilan
bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak
daerah yang akan diairi. Bila tempat pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan
penguras dua buah pula. Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilam debitnya kecil, maka
pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini akan
menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu saja.
d. Pintu Penguras
Penguras ini bisanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung dan kadang-kadang
ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini disebabkan letak daripada pintu pengambilan. Bila
pintu pengambilan terletak pada sebelah kiri bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah
kiri pula. Bila pintu pengambilan terletak pada sebelah kanan bendung, maka penguras pun
terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-kadang pintu pengambilan ada dua buah,
mungkin saja bangunan penguras cukup satu hal ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan
lewat tubuh bendung. Pintu penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan
bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar. Lebar pilar antara 1,00 sampai 2,50 meter
tergantung konstruksi apa yang dipakai. Pintu penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-
bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas kandungan sedimen
dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60
menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras, sebaiknya
dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga bagian atas dapat
diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.
Ruang olak ini dipakai pada tanah aluvial dengan aliran sungai tidak membawa batuan besar.
Bentuk hidrolis kolam ini akan dipengaruhi oleh tinggi energi di hulu di atas mercu dan
perbedaan energi di hulu dengan muka air banjir hilir.
Peredam tipe ini mempunyai bentuk hidrolis yang sama sifatnya dengan peredam energi tipe
Vlughter. Berdasarkan percobaan, bentuk hidrolis kolam peredam energi ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor, yaitu tinggi energi di atas mercu dan perbedaan tinggi energi di hulu dengan muka
air banjir di hilir.
Kolam peredam energi ini terdiri dari tiga tipe, yaitu solid bucket, slotted rooler bucket atau
dentated roller bucket, dan sky jump. Ketiga tipe ini mempunyai bentuk hampir sama dengan
tipe Vlughter, namun perbedaanya sedikit pada ujung ruang olakan. Umumnya peredam ini
digunakan bilamana sungai membawa batuan sebesar kelapa (boulder). Untuk menghindarkan
kerusakan lantai belakang maka dibuat lantai yang melengkung sehingga bilamana ada batuan
yang terbawa akan melanting ke arah hilirnya.
Tipe ini biasanya dipakai untuk head drop yang lebih tinggi dari 10 meter. Ruang olakan ini
memiliki berbagai variasi dan yang terpenting ada empat tipe yang dibedakan oleh rezim
hidraulik aliran dan konstruksinya. Tipe-tipe tersebut, yaitu ruang olakan tipe USBR I
merupakan ruang olakan datar dimana peredaman terjadi akibat benturan langsung dari aliran
dengan permukaan dasar kolam, ruang olakan tipe USBR II merupakan ruang olakan yang
memiliki blok-blok saluran tajam (gigi pemencar) di ujung hulu dan di dekat ujung hilir (end sill)
dan tipe ini cocok untuk aliran dengan tekanan hidrostatis lebih besar dari 60 m, ruang olakan
tipe USBR III merupakan ruang olakan yang memiliki gigi pemencar di ujung hulu, pada dasar
ruang olak dibuat gigi penghadang aliran, di ujung hilir dibuat perata aliran, dan tipe ini cocok
untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan ruang olakan tipe USBR VI
merupakan ruang olakan yang dipasang gigi pemencar di ujung hulu, di ujung hilir dibuat perata
aliran, cocok untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis rendah, dan Bilangan Froud
antara 2,5 - 4,5.
- Ruang Olak Tipe The SAF Stilling Basin (SAF = Saint Anthony Falls)
Ruang olakan tipe ini memiliki bentuk trapesium yang berbeda dengan bentuk ruang olakan lain
dimana ruang olakan lain berbentuk melebar. Bentuk hidrolis tipe ini mensyaratkan Fr (Bilangan
Froude) berkisar antara 1,7 sampai dengan 17. Pada pembuatan kolam ini dapat diperhatikan
bahwa panjang kolam dan tinggi loncatan dapat di reduksi sekitar 80% dari seluruh
perlengkapan. Kolam ini akan lebih pendek dan lebih ekonomis akan tetapi mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu faktor keselamatan rendah (Open Channel Hidraulics, V.T.Chow : 417-420)
f. Kantong Lumpur
Kantong lumpur berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari
fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan
pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan
secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk
menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.
g. Bangunan Pelengkap
Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke bangunan utama
untuk keperluan :
- Pengoperasian pintu.
- Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga eksploitasi dan
pemeliharaan.
- Jembatan diatas bendung agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau atau agar
bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
Untuk bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi (44%)
dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai – sungai, type ini banyak
memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga
koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif pada mercu.
Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga koefisien
debit.
b. Tipe Mercu Ogee
Bentuk mercu type Ogee ini adalah tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi.
Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan mercu
sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk bagian hulu mercu bervariasi
sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan dalam perencanaan digunakan Tipe
Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah berada dalam keadaan baik, maka tipe
mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena memerlukan lantai muka untuk menahan
penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang kolam olak sehingga dapat lebih hemat.
Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak membawa batuan-
batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di Indonesia.
Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang mengakibatkan galian atau
koperan yang sangat besar.
Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun bendung gerak) didasarkan pada pengaruh air
balik akibat pembendungan (back water). Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut
berdampak pada daerah yang luas maka bendung gerak (bendung berpintu) merupakan pilihan
yang tepat.
Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak pada daerah yang tidak terlalu
luas (misal di daerah hulu ) maka bendung tetap merupakan pilihan yang tepat.
Jika sungai mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam energi yang
sesuai adalah tipe bak tenggelam. Bagian hulu muka pelimpah direncanakan mempunyai
kemiringan untuk mengantisipasi agar batu-batu bongkah dapat terangkut lewat di atas pelimpah.
Jika sungai tidak mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam energi
yang sesuai adalah tipe kolam olakan (stilling basin).
Bangunan tubuh bendung (weir) terdiri dari: pelimpah (spilway), peredam energi (energy
dissipator), pondasi bendung dan lantai hulu bendung.
a. Pelimpah (spilway).
Pelimpah berfungsi untuk menaikkan elevasi muka air. Elevasi puncak pelimpah direncanakan
berdasarkan banyak hal antara lain : elevasi muka air rencana di bangunan bagi paling hulu,
kehilangan tinggi energi pada alat ukur, kehilangan tinggi energi pada pengambilan saluran
primer, kehilangan tinggi energi pada pengambilan, faktor keamanan dan kemiringan saluran
antara bangunan intake dengan bangunan bagi paling hulu.
Ada beberapa macam profil pelimpah antara lain : pelimpah profil bulat, pelimpah profil Bazin,
pelimpah profil Modified Creager, pelimpah menurut standard WES (Waterways Experiment
Station) serta banyak lagi bentuk profil lainnya.
Dengan :
Q = Debit banjir rencana periode ulang 100 tahunan (Q100), diperoleh dari
N = Jumlah pilar
Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:
Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik atau dasar sungai di udik
bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka harus
dipertimbangkan terhadap :
- Tinggi mercu bendung, dianjurkan tidak lebih dari 4,00 meter dan minimum 0,5 H (H =
tinggi energi di atas mercu).
Tinggi mercu bendung (p) dianjurkan tidak lebih dari 4.00 meter dan minimum 0.5 H.
Tinggi muka air di atas mercu bendung dapat dihitung dengan persamaan tinggi energy – debit,
yaitu :
Qd = Cd ⅔ ⅔ g b H3/2
Dimana :
g = percepatan gravitasi
- Batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit desain.
- Sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank full
discharge);
- Umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah stabil.
Pengambilan lebar mercu tidak boleh terlalu pendek dan tidak pula terlalu lebar. Bila desain
panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih
tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula genangan
banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan profil sungai
bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik bendung yang dapat
menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke intake.
Lebar mercu bendung efektif , Be, yaitu panjang mercu bendung bruto, Bb, dikurangi dengan
lebar pilar dan pintu pembilas. Artinya panjang mercu bendung yang efektif melewatkan debit
banjir desain.
· Be = Bb – 20% Σb – Σt
· Be = Bb – 2 (n . kp + ka)H
Dimana :
Harga koefisien kontraksi pilar dapat dilihat pada Standar Perencanaan Irigasi, KP-02.
Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung
dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi.
Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran.
Akibat dari pembendungan sungai akan menimbulkan pebedaan tekanan, selanjutnya akan
terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air mencari jalan dengan hambatan yang
paling kecil yang disebut “Creep Line”, maka untuk memperbesar hambatan, Creep Line harus
diperpanjang dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical. Untuk menentukan Creep
Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori :
- Teori Bligh
Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah sebanding dengan
panjang jalan Creep Line.
- Teori Lane
Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi yang diperlukan oleh air
untuk mengalir ke arah vertical lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1.
Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai dengan yang
direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh
gaya – gaya yang bekerja pada bendung, seperti:
- Gaya berat
- Gaya gempa
- Tekanan Lumpur
- Gaya hidrostatis
j. Perencanaan Pintu
Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran dan mencegah
masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau intake gate).
Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya
satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada material yang
terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda padat
dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pintu. Pada waktu
banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda kasar ke saluran.
Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir di sungai biaanya tidak lama. Maka
yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi
praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat
ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-pilar
diantaranya.
k. Pintu Penguras
Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B), sedangkan pada saat banjir
pintu penguras ditutup. Bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi
mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi
air banjir
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat – syarat konstruksi dari bendung, antara lain:
· Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir
· Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran air
yang meresap di dalam tanah
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai
agar bisa disadap. Bendung merupakan salah satu bagian dari bangunan utama. Fungsi utama
dari bangunan utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang
dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan
(intake structure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung tetap dan bendung gerak. Dalam
penentuan suatu bendung perlu dilihat pemilihan lokasi bendung yang tepat.
3.2 Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu memperhatikan pemilihan lokasi
yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti keadaan topografi, keadaan hidrologi, kondisi
topografi, kondisi hidraulik dan morfologi, kondisi tanah serta biaya perencanaan. Selain itu,
pemilihan tipe bendung yang tepat dan perlu memperhatikan stabilitas bendung tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. dan Moch. Memed, Ir. Dipl. HE. APU. 2010.
http//:www.google.com
http//:www.wikipedia.com
MAKALAH BENDUNG
BANGUNAN AIR
Oleh :
2 SIPIL 2
D3 KONTRUKSI SIPIL
TEKNIK SIPIL