Anda di halaman 1dari 28

A.

Pengertian Dioda
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda
berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat
semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi
panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).
Dioda dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Dioda
sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan
mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier
dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta
parameter penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan. Awal mula dari dioda adalah peranti
kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga disebut katup termionik). Saat ini
dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti silikon atau
germanium. Walaupun dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda
termionik, dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada
waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan oleh Frederick
Guthrie pada tahun 1873. Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada
tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun. Pada waktu penemuan,
peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada tahun 1919, William
Henry Eccles memperkenalkan istilah dioda yang berasal dari di berarti dua, dan ode
(dari ὅδος) berarti "jalur".
A. Fungsi Dioda
Fungsi Dioda adalah untuk menyalurkan arus listrik yang mengalir dalam satu
arah dan menahan arus tersebut dari arah sebaliknya. Dioda juga dapat berfungsi
sebagai penyearah arus, rangkaian catu daya dan juga untuk stabilisator tegangan.
Fungsi dioda sebenarnya tidak menunjukan hidup mati yang sempurna atau bisa di
bilang benar benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada saat panjar
mundur, tetapi mempunyai karakteristik listrik tegangan arus taklinier kompleks
yang tergantung pada teknologi yang kita gunakan dan kondisi penggunaanya.
Berikut fungsi dioda beserta contohnya :

1. Penyearah, contoh : dioda bridge.


2. Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener.
3. Pengaman /sekering.
4. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
5. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada
suatu sinyal AC.
6. Pengganda tegangan.
7. Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode).
8. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier.
9. Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo.
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor.

B. Spesifikasi Dioda

Agar dapat memilih dioda sesuai dengan keperluan, orang harus tahu spesifikasi
yang diberikan oleh pabrik dalam lembar data. Beberapa spesifikasi yang penting
antara lain : tegangan puncak, arus maju rata-rata, arus sentakan maju, tegangan maju
maksimum, tegangan maju, arus balik, disipasi daya dan waktu pulih balik.

Disamping itu dioda harus dicek apakah rusak atau tidak. Cara pengecekan dapat
dengan menggunakan multitester yang selektornya diletakkan pada posisi ohm
meter. Maka pada arah maju (prasikap maju) tahanannya akan kecil, pada umumnya
< 100Ω. Sedang pada arah balik (prasikap balik) tahanannya > 5000Ω. Perlu diingat
bahwa colok + pada multitester justru terhubung dengan kutub – baterei, sedang
colok – pada multitester justru terhubung dengan kutub + baterei.
Jika hasil pengukuran menunjukkan :
1. Kedua tahanannya (tahanan maju dan balik) sangat besar, maka dioda
telah putus.
2. Kedua tahanannya sangat kecil, maka dioda terhubung singkat.
3. Pada satu arah (forward bias) tahanannya kecil dan pada arah yang lain
(reverse biased) tahanannya besar, maka dioda baik.
C. Karakteristik Dioda

Karakteristik dioda dapat ditunjukkan oleh hubungan antara arus yang lewat
dengan beda potensian ujung-ujungnya. Karakteristik dioda pada umumnya
diberikan oleh pabrik, tetapi dapat juga diselidiki sendiri dengan rangkaian seperti
gambar IV-6.

Gambar IV-6 Rangkaian untuk menyelidiki karakteristik dioda

Dengan memvariasi potensio P dan mencatat V dan I kemudian menggambarkan


dalam grafik, maka diperoleh kurve karakteristik dioda (karakteristik statis). Pada
umumnya hasilnya adalah seperti pada gambar IV-7.

Gambar IV-7 Karakteristik Dioda


Tampak untuk dioda Ge, arus baru mulai ada pada tegangan 0,3 V sedang untuk
dioda Si pada 0,7 V. Tegangan ini sesuai dengan tegangan penghalang pada
sambungan P-N, dan disebut tegangan patah atau tegangan lutut (cut in voltage atau
knee voltage). Tampak pula bahwa arus IR = Io dalam orde µA, sedang arus maju IF
dalam orde mA. Dari lengkungan kurve yang tidak linier, maka tentu saja tahanan
dioda tidak tetap, baik tahanan maju maupun tahanan baliknya. Jika tegangan balik
diperbesar maka akan mencapai keadaan arus meningkat secara tajam, yang hanya
dapat dibatasi oleh tahanan luar. Tegangan kritis ini disebut tegangan dadal (break
down voltage = peak inverse voltage).

D. Cara Kerja Dioda

Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita dapat meninjau 3
situasi sebagai berikut ini yaitu :

1. Dioda diberi tegangan nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik
elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya
mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan
membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron melompat
menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui
pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau
plate.

2. Dioda diberi tegangan negatif

Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate
akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron
tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke
katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

3. Dioda diberi tegangan positif

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan
menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic,
pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan
mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate.
Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus listrik yang akan
mengalir.

Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan arus
listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan sebagai
penyearah arus listrik (rectifier).

E. Struktur dan Simbol Dioda

Struktur dan Simbol dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil


yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole
dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole
yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron
yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata
memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N
dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron
mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal
elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi
arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

F. Persamaan Dioda

Pada tegangan maju bukit potensial sambungan p-n berkurang yaitu menjadi Vh
= Vho – V. Di sini Vho adalah tinggi bukit potensial tanpa panjar, dan V adalah beda
tegangan pada diode.
Sesuai dengan statistic Boltzemann, banyakya electron pada bagian p yang
mempunyai energy diatas Vh sebanding dengan e-qV/kT , atau secara matematik np = nn
e-qV/kT
Dengan n adalah rapat electron dari bagian n, q adalah muatan electron, k tetapan
Boltzmann, dan T suhu dalam kelvin.
Begitu juga halnya dengan lubang. Jika rapat lubang pada bagian p adalah p p maka
rapan lubang pn yang dapat berdifusi ke bagian n adalah
Pn = pp e-qv/kT
Arus yang disebabkan difusi pembawa muatan np dan pn disebut arus injeksi. Besar
arus injeksi adalah
II = K ( np + pn ) = K (Nd + Na) e –qV/kT
Nd adalah rapat atom donor, dan Na adalah rapat atom akseptor. Karena Nddan Na
merupakan tetapan arus injeksi II dapatlah ditulis sebagai
II = K’ e –qV/kT
= K’ eiq ( Vho +V)/kT (1.1)
Kita dapat menyatakan tetapan K’ dengan arus penjenuhan Is ,yaitu arus yang
mengalir jika diode diberi tegangan mundur.Kita tahu bahwa tanpa tegangan arus
diode adalah nol,karena pada keadaan ini arus injeksi sama dengan arus penjenuhan,
tetapi berlawanan arah . hal ini berarti
II = (V = 0 ) = - IS = k’ e-qV/kT
Akibatnya persamaan (1.1) dapat ditulis sebagai
II = - Is-qV/kT e-qV/(Vho-V)/kT atau II = Ise-qV/kT (1.2)
Arus total yang mengalir dalam keadaan tegangan maju adalah
I = II + Is = - Is (eqV/kT – 1) (1.3)
Persamaan (1.3) disebut persamaan dioda, dan memberikan bentuk fungsi teoritis
untuk ciri dioda dengan tegangan maju.
G. Rangkaian Dioda
1. Penyearah Arus Bolak Balik
Misalkan sumber tegangan VDD diganti dengan sumber tegangan bolak-balik
(gambar 12).Bentuk isyarat keluaran dapat diperoleh secara grafik seperti gambar 13.
Gambar 12. Diode pada rangkaian AC

Pada saat t2, VDD = Vp, arus diode id (t) ditentukan oleh titik q2. Untuk
mendapatkan V0 (t2) kita buat grafik id terhadap V0, dan diperoleh bentuk isyarat
keluaran. Pada waktu isyarat masukan vi negative garis beban memotong lengkung
ciri q3 dengan arus diode i= 0, sehingga tegangan keluaran vo = 0 juga.Tampak
isyarat keluaran hanya mempunyai nilai positif saja. Perhatikan bahwa untuk
tegangan masukan vi< 0,7 V (tegangan potong), taka da tegangan keluaran, karena
arus maju pada VD< 0,7 V (Si) sangat kecil. Di samping itu tegangan keluaran pada
daerah ini cacat karena lengkung ciri berbentuk tidak linier.

Gambar 13.cara grafik untuk menentukan bentuk isyarat keluaran.

Untuk mendapatkan tegangan keluaran yang benar-benar merupakan bagian


positif daripada isyarat masukan diperlukan diode dengan ciri seperti pada gambar
14.
Gambar 14.Isyarat keluaran pada diode ideal.

Dari pembahasan diatas dinyatakan jika digunakan rangkaian seperti pada


gambar 12, bentuk isyarat masukan dan keluaran Nampak seperti pada gambar 15.
(untuk diode ideal).

Gambar 15.Penyearah setengah gelombang dengan diode ideal.

Penyearah diatas disebut penyearah setengah gelombang. Kita dapat menyearah


gelombang penuh dengan dua cara. Cara pertama memerlukan transformator dengan
sadapan pusat (center tap- CT) seperti ditunjukkan pada gambar 16.Penyearah seperti
ini disebut penyearah gelombang penuh.
Gambar 16.Aliran arus pada penyearah gelombang penuh, jika isyarat masukan positif.

Jika isyarat masukan sedang positif ,arus akan melalui diode D1 dan mengalir
seperti gambar 16. Jika isyarat masukan negative, diode D2 menghantar dan jalan
arus seperti pada gambar 17.

Gambar 17.Aliran arus pada penyearah gelombang penuh jika isyarat masukan negative.

Tampak arus diode mengalir di RL dari atas kebawah,yaitu memberikan isyarat


keluaran positif. Jika diode dibalik, isyarat akan negative seperti ditunjukkan pada
gambar 18.

Gambar 18.Penyearah gelombang penuh dengan keluaran negative.


Cara lain untuk mendapatkan keluaran gelombang penuh adalah dengan
menggunakan empat diode seperti pada gambar 19. Penyearah seperti ini disebut
dengan penyearah jembatan.Jika isyarat positif arah arus terlihat seperti pada gambar
19 dengan D1 dan D2 menghantar.jika Isyarat masukan sedang negative, arah arus
Nampak seperti pada gambar 20. Dengan diode D3 dan D4 menghantar.

Gambar 19.Aliran arus pada penyearah jembatan jika isyarat masukan positif.

Gambar 20.Aliran arus pada penyearah jembatan jika isyarat negatif.


Untuk penyearah jembatan, tampak transpormator tak memerlukan adanya CT.
bahkan bila diode yang digunakan mempunyai kemampuan tegangan yang cukup ,
tanpa transformator pun penyearah ini dapat digunakan. Untuk mendapatkan
tegangan arus searah positif dan negative dapat digunakan rangkaian seperti gambar
21.

Gambar 21.Penyearah jembatan untuk menghasilkan isyarat keluaran positif dan negatif.
2. Rangkaian Setara Dioda
Dalam membahas rangkaian yang mengandung diode ,kita sering kali dapat
menggantikan diode dengan suatu rangkaian setara. Ada 2 macam rangkaian setara.
1. Rangkaian setara DC untuk isyarat besar.

Pada gambar 25 untuk arus 6 mA ciri maju untuk diode dapat digantikan dengan
garis lurus A. pada keadaan hambatan ini diode jika diukur dengan ohmmeter adalah

rF = VD / ID

= 0,50 V / 6 mA = 83Ω. Untuk ID + 2 mA

RF = VD / ID

= 0,4 V / 2 mA = 200Ω.

Gambar 25.hambatan dc diode adalah kebalikan kemiringan garis putus-putus.

Jika diberi tegangan panjar mundur hambatan diode rB dapat dinyatakan


sebagai kebalikan kemiringan garis lurus b, yang untuk arus mundur lebih dari 5µA
mempunyai hambatan

RB = V/I (mundur) = 30 V/ 5 µA = 6 M Ω.

Jadi untuk tegangan maju, diode dapat dipandang sebagai resistor dengan
hambatan rF = 80 – 200 Ω., dan pada tegangan panjar mundur dipandang sebagai
resistor dengan hambatan rB = 5 M. ini dilukis kan pada gambar 26.
Gambar 26.Rangkaian setara diode.

Dengan memberi tegangan panjar maju atau mundur diode dapat digunakan
sebagai saklar. Penggunaan diode untuk membentuk gelombang mudah dipahami
dengan gambar diatas. Penggunting terpanjar ( biased clipper ). Sebagai penerapan
pengertian rangkaian setara dc, marilah kita tinjau rangkaian penggunting terpanjar
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 27.

Gambar 27. (a) rangkaian tergunting terpanjar. (b) rangkaian setara terpanjar maju . (c) rangkaian
setara terpanjar mundur.

2. Rangkaian setara AC atau rangkaian setara isyarat kecil.


Untuk isyarat AC kecil yang menumpang pada tegangan searah maju harus kita
gunakan gambaran yang lain untuk diode. Ini ditunjukkan pada gambar 28.
Gambar 28.Tegangan diode terhadap tegangan kecil
ID = ID (q) + iD
vD = VD (q) + vD
VD (q) adalah nilai vD jika taka da isyarat vd
Q = titik kerja ( vd = 0 ).

Hubungan antara id dan vd dapat dinyatakan oleh kemiringan garis singgung


lengkung ciri pada titik q. atau id = gfvd ; dengan gf = konduktansi maju isyarat kecil.
Kebalikan gf disebut hambatan maju isyarat kecil.

3. Rangkaian penggunting

Ada beberapa jenis rangkaian penggunting ,yaitu rangkaian diode seri


,penggunting diode sejajar, penggunting terpanjar dan pengiris.

a. Penggunting Diode Seri

Penggunting diode seri ditunjukkan pada gambar 29.


Gambar 29. Penggunting diode seri yang membuang bagian negative dari vi.

Bentuk tegangan keluaran V0 pada gambar diatas adalah untuk diode ideal, yaitu
jika arus penjenuhan dan tegangan potong pada diode diabaikan. Untuk diode silicon,
tegangan potong mempunyai nilai kira-kira 0,6 V, dan pada diodagermanium bernilai
kira-kira 0,3 V. dengan adanya tegangan potong bentuk gelombang dapat kita
ramalkan sebagai berikut (lihat gambar 30).

Gambar 30.Pembentukan gelombang dengan diode.

Tampak tegangan keluaran menjadi kurangdari tegangan masukan karena


adanya tegangan potongdan karena kecondongan ciri static diode. Makin besar nilai
RL makin condong garis beban, dan diode akan beroperasi pada daerah arus kecil
,yaitu daerah tak linier dekat dengan tegangan potong. Bentuk tegangan keluaran
akan mengalami cacad. Nilai RL menentukan arus yang melalui diode dan harus
dipilih agar arus kurang dari arus maksimum diode.

b. Penggunting Dioda Sejajar

Bentuk rangkaian penggunting diode sejajar adalah seperti pada gambar 31.
Gambar 31.Rangkaian penggunting diode sejajar.

Resistor RL dan diode D membentuk suatu pembagi tegangan.Hambatan diode


rD lecil jika anda positif, dan bernilai besar jika anoda negative.Akibatnya kita
peroleh bentuk tegangan yang keluaran seperti pada gambar.

Perlu diperhatikan bahwa pada saat anoda positif ,arus sebesar rD / RL


seluruhnya melalui diode. Jelas bahwa RL mesti dipilih agar arus diode tak melebihi
batas maksimum. Resistor yang boleh dipasang pada keluaran parallel dengan
diode,harus mempunyai nilai jaauh lebih besar daripada nilai hambatan mundur
daripada diode, agar tegangan keluaran tak berpengaruh oleh hambatan ini.

c. Pengiris

Jika pada rangkaian penggunting terpanjar kekutuban batrai kita balikkan, maka
kita peroleh rangkaian pengiris seperti pada gambar 32.

Gambar 32.Rangkaian pengiris.


d. Penggunting diode zener

Dengan diode zener kita dapat membuat penggunting terpanjar tanpa baterai,
rangkaian yang digunakan adalah seperti gambar 33.

Gambar 33.Penggunting diode zener.

4. Pengapit Dioda

Suatu rangkaian pengapit adalah rangkaian yang dapat membuat agar puncak
tegangan bolak balik berada pada suatu tingkat tertentu. Rangkaian ini juga dikenal
dengan namapemulih dc atau garis dasar.Suatu ragkaian pengapit diode yang
sederhana ditunjukkan pada gambar 34.

Gambar 34. Pengapit dioda


Bagaimana ini dapat terjadi adalah sebagai berikut (lihat gambar 35).

Gambar 35.Kerja pengapit dioda.


Pada t = 0 isyarat masukan tiba-tiba berubah positif. Diode mendapat
tegangan panjar maju sehingga mempunyai hambatan rF yang rendah ( rF= 100 ohm
0. Arus transien akan naik dengan segera, dan kemudian turun dengan tetapan waktu
тF = rFC. pada saat yang sama kapasitor C terisi hingga mempunyai beda tegangan
sebesar Vm. pada t = 1 ms + tegangan masukan tiba-tiba berubah menjadi
negative.tegangan panjar pada diode menjadi mundur, dan hambatan diode rF
berubah menjadi besar (rB = 1 M). dari gambar 35 (d) Nampak V0 = -2 Vm. tegangan
v0= -2 Vm ini akan berkurang karna kapsitor bocor dengan tegangan waktu т B = rBC.
pada t = 2 ms + tegangan kapasitor sedikit lebih kecil dari Vm, sehingga │ V0│= 2
Vm. tampak bahwa dengan mengapit diode kita telah membuat puncak isyarat
masukan pada 0 V atau pada garis dasar (base line).
5. Pelipat Dua Tegangan
Dengan menggunakan rangkaian seperti pada gambar 38.Dapat kita peroleh
tegangan keluaran searah dua kali nilai puncak tegangan masukan.
Gambar 38. (a) rangkaian , (b) dilukiskan sebagai pengapit bertegangan panjar.
Pada gambar 38 (b) rangkaian (a) dilukiskan sihingga gabungan diode D1 dan C1
tampak sebagai penyearah setengah gelombang bertapiskan kapasitor C1.

Gambar 39. (a) Vs (t) tegangan masukan , (b) Va (t) (c) Vb (t).

Kita dapat membuat pelipat dua tegangan yang lebih baik dengan menggunakan
rangkaian pada gambar 40.
Gambar 40. (a) rangkaian pelipat dua , (b) bentuk isyarat.

Tampak bahwa dengan rangkaian ini kita peroleh tegangan keluaran Vb yang
rata.Perbedaan antara rangkaian pada gambar 39 dan 40. Adalah bahwa pada
gambar 39 dioda D1 bekerja sebagai penyearah setengah gelombang bertapis, dan
diode D2 bekerja sebagai suatu pengapit bertegangan panjar. Pada gambar 40 dioda
D1bekerja sebagai pengapit dan D2 bekerja sebagai penyearah atau lebih tepat
sebagai saklar pengisi kapasitor C2. Jika Va< Vb saklar diode D2 mati, sedang jika
Va> Vb saklar diode D2 terpasang.

Rangkaian pada gambar 39 dapat ditambah dengan sebuah diode dan sebuah
kapasitor lagi membentuk rangkaian pelipat tiga tegangan, seperti ditunjukkan pada
gambar 41.

Gambar 41. (a) rangkaian pelipat tiga tegangan (b) bentuk tegangan.
Tampak pada gambar diode D1 bekerja sebagai penyearah bertapis kapasitor
C1.D2 bekerja sebagai pengapit terpanjar sebesar Vm, dan diode D3 bekerja sebagai
saklar untuk mengisi kapasitor C3.
H. Jenis-Jenis Dioda
1. Dioda zener

Diode zener adalah diode silicon yang sangat terkotori, tidak seperti diode
normal, memiliki breakdown yang mendadak pada tegangan yang relative rendah
(biasanya kurang dari 6 V). efek yang sama terjadi pada diode yang kurang terkotori.
Diode runtuhan (avalanche diode) ini juga memiliki breakdown yang sangat cepat
dengan aliran arus yang dapat di abaikan pada kondisi di bawah tegangan runtuhan
dan aliran arus yang relative besar ketika mencapai tagangan runtuhannya. Untuk
diode runtuhan, tegangan breakdown ini biasanya terjadi pada tegangan di atas 6 V.
namun dalam prakteknya, kedua jenis diode ini di sebut sebagai diode zener.

Walaupun breakdown mundur merupakan efek yang sangat tidak di inginkan


pada rangkaian yang menggunakan diode konvensional, breakdown mundur sangat
berguna dalam kasus diode zener di mana tegangan breakdownnya di ketahui secara
persis. Ketika diode mengalami breakdown mundur dan asalkan rating
maksimumnya tidak di lampaui tegangan yang timbul pada diode tersebut akan tetap
konstan (sama dengan tegangan zener nominal) tanpa terpengaruh oleh aliran arus.
Sifat semacam ini menjadikan diode zener ideal untuk digunakan sebagai pengatur
tegangan (voltage regulator).

2. Diode dengan kapasitansi variable

Kapasitansi dari diode yang diberikan bias-mundur akan bergantung kepada lebar
dari lapisan serapan yang pada gilirannya berubah-ubah menurut tegangan mundur
yang diberikan kepada diode. Hal ini memungkinkan diode untuk digunakan sebagai
kapasitor yang dikendalikan oleh tegangan. Diode-dioda yang secara khusus di buat
untuk memenfaatkan efek ini di kenal sebagai diode kapasitansi variable. Diode-
dioda semacam ini digunakan (seringkali secara berpasangan) untuk system penala
(tuning) pada pesawat penerima radio dan TV.
Karakteristik umum dari sebuah diode kapasitansi variable diperlihatkan pada
gambar 5.11
80

60
Kapasitansi (pF)

40

20

0
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0
Tegangan mundur (V)

Gambar 5.11 karakteristik tipikal dari sebuah diode kapasitansi variable


3. Thyristor

Thyristor (rectifier yang dikendalikan silicon) adalah perangkat tiga terminal


yang dapat digunakan untuk pengsaklaran dan mengendalikan daya AC. Thyristor
dapat berubah dengan sangat cepat dari kondisi menghantar ke kondisi tidak
menghantar. Dalam kondisi “mati”, thyristor memiliki arus bocor yang dapat
diabaikan, sementara dalam kondisi “hidup” perangkat ini memiliki resistansi yang
sangat rendah. Ini mengakibatkan hilangnya daya yang sangat kecil pada thyristor
bahkan ketika level daya yang cukup besar sedang di kendalikan. Apabila berada
dalam kondisi menghantar, thyristor akan tetap menghantar (yaitu disaklarkan ke
kondisi hidup) hingga arus maju berhenti mengalir ke dalam perangkat tersebut.
Dalam aplikasi-aplikasi d.c., hal ini mengharuskan penghentian (atau pemutusan)
catu sebelum perangkat dapat dikendalikan kepada kondisi tidak menghantar (reset).
Ketika perangkat ini di gunakan dengan sebuah sumber bolak-balik, perangkat akan
secara otomatis kembali di reset setiap kali sumber tegangan berganti arah. Perangkat
ini kemudian akan di aktifkan kembali pada setengah siklus berikutnya yang
memiliki polaritas yang seusai untuk memungkinkan penghantaran.
Sebagaimana diode silicon konvensional thyristor memiliki sambungan anode dan
katoda; control di terapkan dengan menggunakan sebuah terminal (lihat gambar
5.12). perangkat tersebut di picu ke dalam kondisi menghantar dengan jalan
memberikan pulsa arus kepada terminal ini. Pemicuan thyristor yang efektif
membutuhkan suatu pulsa pemicu gerbang yang memiliki waktu kenaikan (rise
time) yang cepat yang diperoleh dari sumber dengan resistansi rendah. Pemcuan
dapat menjadi kacau apabila arus gerbang tidak mencukupi atau ketika arus gerbang
berubah secara lambat.

Katoda (k)

Gerbang
4. (g)

Anoda (a)

Gambar 5.12 Sambungan-sambungan thyristor

4. Triac

Triac adalah pengembangan dari thyristor yang ketika di picu, akan menghantar
baik pada setengah siklus positif maupun negative dari tegangan yang diberikan.
Triac memiliki tiga terminal yang dikenal sebagai terminal-utama satu (MT1),
terminal-utama dua (MT2) dan gerbang (G), seperti yang di perlihatkan pada gambar
5.13. triac dapat dipicu baik oleh tegangan positif maupun negative yang di catu
antara G dan MT1 dengan masing-masing tegangan positif dan negative pada MT2.
Triac oleh karenanya menyediakan control gelombang-penuh dan menawarkan
kinerja yang lebih unggul dalam aplikasi-aplikasi control daya a.c. jika di
bandingkan dengan thyristor yang menyediakan control setengah-gelombang.
Untuk mnyederhanakan disain rangkaian pemicu, triac seringkali di gunakan
bersama-sama dengan diac (ekuivalen dengan sebuah diode zener dua arah). Sebuah
diac yang tipikal menghantar dengan sangat baik ketika tegangan yang diberikan
melampaui 30 V pada arah manapun. Setelah memesuki kondisi menghantar,
resistansi diac jatuh sehingga mencapai nilai yang sangat rendah sehingga arus yang
relative besar akan mengalir.

5. Light Emiting Diode

Light Emting Diode (dioda pemancar cahaya) menghasilkan cahaya ketika arus
mengalir melewatinya. Pada awalnya LED hanya dibuat dengan warna merah.
Namun, sekaang warna-warna jingga, kuning,hijau,biru dan putih juga tersedia
dipasaran. Terdapat pula LED infra merah,yang menghasilkan vcahaya infra merah,
alih-alih cahaya tampak. Sebuah LED yang tipikal memiliki kemasan berbentuk
kubah yang terbuat dari bahan plastik,dengan piggiran yng menonjol (rim) pada
bagian bawah kubah.Terdapat dua buah kaki terminal dibagian bawah kubah.
Biasanya, kaki katoda lebih pendek dari kaki anoda. Cara lain membedakan kaki
katoda dengan kaki anoda adalah dengan memperhatikan bagian rim (apabila LED
yang bersangkutan memang memilikinya). Rim dibuat berbentuk datar pada sisi yang
berdekatan dengan kaki katoda. Sebuah LED membutuhkan arus sekitar 20 mA
untuk memancarka cahaya dengan kecerahan maksimum, meskipun arus sekecil
5mA pu masih dapat menghasilkan cahaya yang jelas tampak. Jatuh tegangan maju
sebuah LED rata-rata adalah 1,5 V, sehingga pasokan tegangan 2V dapat
menyalakan sebagian besar LED dengan kecerahan maksimum. Dengan level-level
tegangan yang lebih tinggi, LED dapat terbakar apabila tegangan maju yang
diberikan akan melebihi 2 V. kita harus penting untuk menyambungkan resistor
pembatas arus secara seri kesebuah LED.

Resistor Pembatas Arus

Nilai tahanan yang sesuai untuk resistor pembatas arus dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut Tegangan sumber yng diberikan adalah Vs volt. Arus LED yang
kita inginkan adalah i amp. Asumsikan bahwa jatuh tegangan maju yang akan
dihasilkan adalah 2 V.

Jatuh tegangan pada resistor haruslah bernilai Vs-2.


Menurut Hukum Ohm, nilai jatuh tegangan ini harus sama dengan iR. Sehingga :

Vs  2  iR

Menyusun kembali persamaan diatas untuk mendapatkan nilai R akan menghasilkan:

Vs  2
R
i

Bentuk dan ukuran

LED digunakan sebagai lampu-lampu indicator, misalnya,untuk


mengindikasikan bahwa daya listrik kesebuah perangkat berada dalam keadaan
tersambung. LED juga digunakan untuk tampilan-tampilan informative dan
dekoratif. LED dibuat dalam beragam bentuk,beberapa diantaranya bulat,persegi dan
segitiga.

Susunan beberapa buah LED digunakan untuk membentuk sebuah display


(tampilan). Bentuk susunan yang paling umum adalah tampilan tujuh-segmen., yang
digunakan untuk menampilkan angka-angka dan huruf-huruf secara digital. Satu atau
beberapa baris susunan semacam ini dapat digunakan untuk menampilkan sebuah
pesan lengkap.

LED dibuat dengan beberapa ukuran tertentu. LED terkecil memiliki ukuran
diameter sekitar 1 mm, digunakan sebagai lampu-lampu indicator pada panel-panel
pada ruang yang relatif sempit. Sebaliknya, LED-LED terbesar (jumbo) memiliki
ukuran diameter 10 mm dan digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
lampu-lampu peringatan yang harus mudah terlihat.

LED sangat ideal untuk digunakan sebagai lampu indicator karena hanya
membutuhkan arus listrik yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan lampu-
lampu filamen. Hal ini menjadikan LED sangat cocok untuk digunakan pada
perangkat-perangkat yang digunakan oleh baterai, dimana penggunaan lampu
filamen akan segera menghabiskan daya yang tersedia. Juga terdapat fakta bahwa
lampu-lampu filamen memiliki usia pemakaian yang terbatas. Cepat atau lambat,
kawat filamen didalam ampu akan terbakar. Disisi lain, LED dapat bertahan untuk
tetap digunakan, praktis, selamanya.

Bias Mundur

Sebuah LED hanya mampu bertahan terhadap tegangan bias mundur sebesar
beberapa volt. Sebagian besar LED dapat menerima bias mundur hingga 5 V, namun
biasanya tidak lebih dari itu. Hal ini sangat berbeda dengan kasus dioda pada
umumnya, yang dapat bertahan terhadap bias mundur hingga beberapa ratus volt.
Karena rangkaian-rangkaian yang melibatkan LED-LED seringkali memiliki
tegangan sumber sebesar 6 V atau lebih, maka kita perlu memastikan LED
disambungkan dengan polaritas yang benar didalam rangkaian.

LED-LED dua Warna

LED-LED yang dapat berubah warna sangat berguna bagi sejumlah aplikasi
tetentu. Sebagai contoh, LED dapat digunakan untuk mengindikasikan ‘semua
system berjalan baik’ ketika warnanya hijau dan mengindikasikan kondisi ‘kegagalan
sistem’ ketika warnanya merah. Pada sebuah kamera digital, kita dapat menjumpai
sebuah lampu indicator ‘rekam /putar’ yang akan menyala merah ketika kamera
sedang merekam sesuatu dan menya hijau ketika sedang memutar suatu rekaman.
LED-LED yang dapat menampilkan dua buah warna disebut sebagai LED dua
warna (bicolour).
Sumber Referensi:

Bishop,Owen.2002.Dasar-dasar Elektronika.Jakarta:Erlangga.

Sutrisno.1985.Elektonoka teori dan Penerapannya 1. Bandung:Penerbit ITB.

Tooley,Mike.2002.Rangkaian Elekronika Prinsip dan Aplikasi Edisi Kedua.

Jakarta:Erlangga.

http://widiya08.blogspot.com/2011/09/pengertian-dan-rangkaian-dioda.html

http://metodeilmiah.com/fungsi-komponen-dioda
http://tokohpenemu.blogspot.com/2013/05/penemu-dioda-sejarah-penemuan-
diode.html

http://www.electroniclab.com/index.php/labelka/7-dioda

http://www.slideshare.net/lisamariyua/pengertian-dan-fungsi-dioda

staff.uny.ac.id/pengertian dan karakteristik-dioda.pdf

Anda mungkin juga menyukai