Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEDAN MAGNET

KELOMPOK 1 :

Maria Resbal (18505009)


Melisa Chandra (18505029)
Deby O. Panna (18505019)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan

bimbingan-Nyalah, sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang

berjudul “ MEDAN MAGNET “.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh DOSEN mata kuliah Fisika Dasar II pada Program Studi

Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Manado.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu kami senantiasa terbuka dan berlapang

dada untuk menerima masukan-masukan dan kritikan-kritikan dari semua

pihak guna melengkapi pembahasan makalah ini.

Akhirnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua

pihak yang telah memberi motivasi dan bantuan atas selesainya

pembahasan makalah ini. Semoga mendapat nilai tambah bagi kami

sebagai penyusun dan dapat berguna bagi semua pihak.

Tondano, 07 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Gaya Magnet Pada Muatan Bergerak................................ 2

B. Gaya Magnet Pada Muatan Berarus.................................. 5

C. Medan Magnet Oleh Arus Listrik........................................ 7

D. Sifat Kemagnetan .............................................................. 8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu

medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani

magnitis lithos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama

sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa

(sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang

ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.

Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai

suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap

atau magnet tidak tetap. Magnet sekarang ini ada hampir semua adalah

magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub, yaitu : kutub utara

(north/N) dan kutub selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-

potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.

Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan

tertarik lebih kuat dari yang lain, taitu bahan logam. Namun tidak semua

logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja

adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh

magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai

daya tarik yang rendah oleh magnet.

Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan

Internasional adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah

weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Gaya Magnet Pada Muatan Bergerak

Perhatikan gambar 1. (Muatan listrik q x F x x x x x x

bergerak dengan kecepatan v dalam medan x x x x x x x

magnetik homogen B { arah medan magnet x x x x x x x

masuk bidang kertas}). Hubungan antara x v x x

muatan (q) dan kuat arus (i) adalah I = dq/dt. x x x x x x x x

Kemudian, ruas kiri dan ruas kanan dikalikan d ℓ sehingga :

dℓ
id ℓ = dq dq v
dt
Subsitusikan nilai id ℓ kedalam persamaan dF = id ℓ B sinӨ

sehingga didapatkan

dF = dq vB sinӨ

F = qvB sin Ө

Jika Ө = 90° atau sin 90° = 1,besarnya gaya Lorentz pada sebuah

partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam medan magnet B menjadi

F = qvB.

Untuk menentukan arah gaya Lorentz yang dialami oleh

penghantar berarus listrik ataupun muatan listrik yang bergerak di dalam

medan magnet yang homogen, digunakan ataupun sekrup. Jika arus listrik
I atau muatan q yang bergerak dengan kecepatan v diputar kearah medan

magnet B, F adalah arah sekrup. Perhatikan gambar dibawah ini :

F
Aturan sekrup untuk muatan positif.
Keterangan :
B V = kecepatan, F = Gaya Lorentz
B = Induksi magnetik, Ө = Sudut yang diapit oleh v dan B,
dengan v dan B sebidang dan selalu tegak lurus terhadap F.
v

Selain cara tersebut, arah gaya Lorents juga dapat ditentukan

dengan menggunkan aturan tangan kanan. Untuk menentukan arah gaya

Lorentz pada muatan positif dengan menggunakan aturan tangan kanan.

Sebuah partikel bermuatan listrik bergerak dengan kecepatan v,

tegak lurus dengan medan magnet homogen yang mempengaruhinya.

Lintasan partikel tersebut berupa lingkaran. Gaya Lorentz berfungsi

sebagai gaya sentripetal untuk gerak melingkar ini.

F = qvB sin Ө, untuk Ө = 90°, persamaannya menjadi :

F = qvB

Partikel tersebut bergerak melingkar karena gaya Lorentz bersifat

sebagai gaya sentripetal. Menurut Hukum II Newton, pada gerak

melingkar beraturan berlaku persamaan :

v2
Fsp = masp = m , dengan Fsp = qvB,
R

Maka, v2 mv
m = qvB atau R =
R qB

dengan :
B = induksi magnetik homogen yang arahnya masuk bidang

kertas (Wm-2).

v= kecepatan partikel (ms-1)

q = muatan partikel (C)

m = massa partikel (kg)

R = jari-jari lintasannya (m)

Jadi, jari-jari lintasan sebuah partikel yang bergerak di dalam

medan magnet homogen sebanding dengan momentum partikel (mv),

serta berbanding terbalik dengan besarnya muatan partikel (q) dan induksi

magnetik (B) yang mempengaruhinya.

Gaya magnet arahnya selalu tegak lurus permukaan yang

dibentuk oleh v dan B. Artinya F selalu tegak lurus dengan v,dan untuk v

yang besarnya konstan dan arahnya tegak lurus dengan arah B, maka

gerak muatan adalah gerak melingkar beraturan pada suatu bidang datar

tertentu.

Gaya yang membuat benda bergerak melingkar (gaya sentripetal)

adalah gaya magnet, yang besarnya

Jika v dan B
F =qvB saling tegak
lurus

Mv2 mv
Sehingga qvB = R=
R Bq
Artinya untuk partikel dengan v yang sama, jari-jari lintasannya ditentukan

oleh perbandingan massa dan muatan prinsip penggunaan

spektrometer massa.

Partikel dengan
Medan magnet
m/q tertentu
konstan yang
arahnya ke luar
R
bidang gambar

Sumber ion

B. Gaya Magnet Pada Muatan Berarus

Arus listrik adalah muatan yang bergerak,


dℓ Kawat
Karenanya bila suatu penghantar yang dialiri arus bearus

berada dalam daerah bermedan magnet, maka B


penghantar tersebut akan mengalami gaya magnet. Tinjau elemen yang

panjangnya dℓ yang arahnya searah dengan arah arus. Jika pada

penghantar ada muatan dq yang kecepatannya v, maka :

dℓ
v=
dt

dq
sedangkan I = dq = Idt
dt

gaya yang dialami oleh elemen dℓ adalah

dℓ
dF = dqn x B = (Idt) x B = I dℓ x B
dt

Gaya total pada potongan kawat adalah


Jika I konstan

Bila suatu kumparan yang dialiri arus listrik berada dalam ruang

bermedan magnet, maka kumparan tersebut dapat mengalami momen

gaya

Gaya F1 dan F2 adalah

Pasangan gaya tersebut membentuk suatu momen gaya :


Momen gaya tersebut dapat dinyatakan dengan menggunakan besaran

baru yaitu momen magnet µ.

Sehingga

C. Medan Magnet Oleh Arus Listrik

Eksperimen yang dilakukan oleh H.C. Oersted menunjukkan

bahwa adanya arus listrik (muatan listrik yang bergerak) dapat

menimbulkan medan magnet.

Untuk menentukan medan magnet yang disebabkan oleh muatan

yang bergerak (arus listrik) ada dua cara yang dapat digunakan yaitu

dengan hukum Biot-Savart dan dengan hokum Ampere.

Hukum Biot-Savart mempunyai kemiripan dengan hokum

Coulomb (untuk menentukan medan listrik) sedangkan hokum Ampere

mempunyai kemiripan dengan hukum Gauss (untuk menentukan medan

listrik).

Medan magnet di titik P akibat


elemen dℓ



Dengan r adalah vektor satuan dalam arah r (yaitu vektor posisi

titik P dari elemen dℓ.

k adalah tetapan yang besarnya bergantung pada medium tempat

sistem berada. Jika dalam medium hampa, maka

Arah medan magnet yang ditimbulkan oleh elemen dℓ ditentukan dari hasil

operasi perkalian vector

Untuk menentukan medan magnet yang disebabkan oleh seluruh

bagian kawat, maka

D. Sifat Kemagnetan

Sifat magnet dari suatu bahan dipengaruhi oleh bilangan kuantum

keempat yang dikenal sebagai bilangan kuantum spin (ms). Bilangan ini

menunjukkan arah dari gerakan elektron mengelilingi inti atom. Spin

electron mempunyai nilai +1/2 jika elektron bergerak searah jarum jam,

dan bernilai -1/2 jika elektron bergerak berlawanan arah dengan jarum
jam. Kontribusi gerakan elektron dalam atom yang saling berlawanan ini

akan menimbulkan suatu gaya yang disebut momen magnetik, dimana

resultannya akan sama dengan nol jika momen yang dihasilkan oleh

gerakan elektron yang searah jarum jam diimbangi dengan gerakan

elektron yang berlawanan dengan jarum jam.

Ditinjau secara mikroskopik, sifat-sifat kemagnetan dapat dibagi

menjadi tiga macam , yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan

ferromagnetik. Bahan-bahan yang memiliki sifat diamagnetik, tidak dapat

ditarik oleh magnet, contohnya seng, emas dan bismuth. Aluminium dan

platina yang berada di dalam medan magnet yang cukup kuat dapat

ditarik, tetapi dengan gaya yang lemah. Bahan-bahan ini bersifat

paramagnetik. Nikel, besi dan konbalt menunjukkan sifat kemagnetan

yang sangat kuat. Bahan seperti ini disebut bersifat ferromagnetik.

1. Diamagnetik

Bahan ini menghasilkan efek penolakan yang lemah terhadap

medan magnet, dan mempunyai sifat kemagnetan hanya karena

pengaruh dari medan magnet eksternal dihilangkan. Sifat diamagnetik

timbul karena penyusunan kembali orbit elektron dalam pengaruh

medan magnet. Merupakan sifat yang dimiliki oleh bahan yang semua

elektron dalam kulitnya berpasangan. Hal ini disebabkan resultan

momen magnetiknya sama dengan nol, karena semua spin elektron

-1/2 diimbangi denagn semua spin elektron +1/2, sehingga bahan ini
tidak menciptakan medan magnet. Permeabilitas bahan ini : µ <µo.

Contoh : Bi, Cu, Au, Ag, Zn, NaCl.

2. Paramagnetik

Bahan ini memiliki kerentanan positif tetapi masih kecil

terhadap medan magnet. Bahan ini sedikit tertarik oleh medan magnet

tetapi tidak dapat menyimpan pengaruh magnet tersebut apabila

medan magnet eksternal dihilangkan. Merupakan sifat magnet dari

bahan yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam

orbitalnya. Hal ini menyebabkan momen magnetiknya tidak sama

dengan nol, karena ada arah putaran elektron yang tidak diimbangi.

Sifat paramagnetik timbul karena penyusunan kembali orbit elektron

yang disebabkan oleh pengaruh medan magnet eksternal. Jika bahan

ini masuk ke dalam solenoid, akan timbul induksi magnet.

Permebilitas bahan ini : µ >µo. Contoh : Al, Mg, W, Pt.

3. Ferromagnetik

Bahan ini memiliki kerentanan positif yang besar terhadap

medan magnet eksternal, dan dapat tertarik kuat dalam medan

magnet, serta dapat menyimpan pengaruh magnetik walaupun medan

magnet eksternalnya telah dihilangkan. Memiliki elektron yang tidak

berpasangan dalam orbitalnya, maka resultan momen magnetiknya

tidak sama dengan nol. Sifat magnetik yang kuat ini juga dipengaruhi
oleh adanya magnet domain. Magnet domain dapat diartikan sebagai

bagian-bagian kecil dimana dalam setiap domain dipole atom

betpasangan bersama-sama dalam arah tertentu. Pengaturan ini pula

yang menyebabkan pembentukan bahan menjadi kristal selama

proses pembekuan dari bentuk leburnya. Permebilitas bahan ini : µ

>µo. Bahan ini biasanya yang dijadikan sebagai bahan untuk

membuat magnet permanen. Contoh Fe, Ni, Co.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet.

Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak

tetap.

2. Besarnya gaya Lorentz yang dialami penghantar dengan panjang ℓ

yang dialiri arus listrik I dalam medan magnet homogen B memenuhi

persamaan. F = Biℓ sin Ө.

3. Jari-jari lintasan sebuah partikel yang bergerak di dalam medan magnet

homogen sebanding dengan momentum partikel (mv), serta berbanding

terbalik dengan besarnya muatan partikel (q) dan induksi magnetik (B)

yang mempengaruhinya.

4. Bila suatu penghantar yang dialiri arus berada dalam daerah

bermedan magnet, maka penghantar tersebut akan mengalami gaya

magnet.

5. Adanya arus listrik (muatan listrik yang bergerak) dapat menimbulkan

medan magnet.

6. Sifat magnet dari suatu bahan dipengaruhi oleh bilangan kuantum

keempat yang dikenal sebagai bilangan kuantum spin (ms).

7. Ditinjau secara mikroskopik, sifat-sifat kemagnetan dapat dibagi

menjadi tiga macam , yaitu diamagnetik, paramagnetik, dan

ferromagnetik.
DAFTAR PUSTAKA

Fisika Departemen. Medan Dan Gaya Magnetkemagnetan.IPB : Bogor.

Indrajit, Dudi. 2006. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. PT. Cipta : Bandung

Kamajaya. Cerdas Belajar Fisika Untuk Kelas XII SMA IPA. Grafindo :
Bandung.

Kamajaya. 2008.Fisika Untuk Kelas XII Semester 1 SMA 3A. Grafindo :


Bandung.

https://docplayer.info/59928267-Makalah-fisika-tentang-kemagnetan-induksi-
elektromagnetik.html diakses pada tanggal 07 Mei 2019 pukul 07.06 WITA

Anda mungkin juga menyukai