ZZZZZZWWQQQ
ZZZZZZWWQQQ
ABSTRAK
Dalam beberapa tahun ini, terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) komorbid dengan penyakit lain, seperti kelainan hati,
kelainan ginjal, diabetes, usia lanjut, koinfeksi, dan kehamilan. Kondisi ini membutuhkan kemampuan dan kapasitas keilmuan untuk perspektif
yang lebih luas dan pendekatan komprehensif; bahwa DBD merupakan infeksi virus dengan berbagai problematik yang menuntut
pemahaman imunopatogenesis dan perjalanan klinis, agar penatalaksanaan menjadi optimal.
ABSTRACT
There is an increase of dengue hemorrhagic fever (DHF) cases with comorbid diseases such as liver disorders, kidney disorders, diabetes, old
age, coinfection and pregnancy. These conditions require better understanding and comprehensive approach; that dengue is a viral infection
with a variety of problems that demand more thorough understanding on immunopathogenesis and clinical course, so that it’s management
being optimal. Management of Dengue Hemorrhagic Fever with Comorbid.
PENDAHULUAN perdarahan yang dapat menyebabkan awal virus dengue akan menyerang sel-
Demam dengue (DD) endemik pertama kematian. Gejala klinik di antaranya demam sel makrofag dan bereplikasi dalam sel
dilaporkan di Batavia/Jakarta oleh David tinggi, nyeri kepala berat (retroorbital), Langerhans dan makrofag di limpa. Se-
Bylon pada tahun 1770, sedangkan demam kemerahan pada wajah, nyeri otot, nyeri lanjutnya, akan menstimulasi pengaturan sel
berdarah dengue (DBD) pertama kali sendi, mual dan muntah, nafsu makan T, reaksi silang sel T aviditas rendah dan
diketahui di Surabaya dan Jakarta pada menurun dan nyeri abdomen akut. reaksi silang sel T spesifik, yang akan
tahun 1968, sementara konfirmasi virologi Manifestasi perdarahan yang serius dapat meningkatkan produksi spesifik dan reaksi
mulai diperoleh pada tahun 1970.1 Demam berupa epistaksis, perdarah- an gusi, petekie, silang antibodi.4
Berdarah Dengue sampai saat ini merupakan ekimosis, hematemesis, melena, dan
problem kesehatan di negara tropis termasuk perdarahan vagina.2 Pada tahap berikutnya terjadi secara
di Indonesia. DBD dapat terjadi melalui simultan reaksi silang antibodi dengan
infeksi primer dengue, lebih sering melalui Karakteristik DBD utama adalah kebocoran trombosit, reaksi silang antibodi dengan
infeksi sekunder. Peningkatan infeksi plasma yang ditandai dengan gangguan plasmin dan produk spesifik. Proses ini
sekunder ini disebabkan adanya antibody- sirkulasi berupa hipotensi, takikardi, kemudian akan meningkatkan peran
dependent enhancement, yaitu antibodi sempitnya tekanan nadi dan tertundanya antibodi dalam meningkatkan titer virus dan
serotipe pertama meningkat dengan adanya pengisian kembali kapiler. Dapat terjadi di sisi lain antibodi bereaksi silang dengan
infeksi serotipe kedua.2 Demam Berdarah efusi pleura dan asites. Komplikasi yang endotheliocytes. Pada tahap berikutnya terjadi
Dengue dapat mengancam jiwa terutama jarang adalah ensefalopati, ensefalitis, gagal efek replikasi sel mononuclear. Di dalam sel
anak-anak di bawah 16 tahun di daerah hati, miokarditis, dan DIC (disseminated endotel, terjadi infeksi dan replikasi
endemik dengue flavivirus. intravascular coagulation).2,3 selektif dalam endotheliocytes sehingga
terjadi apoptosis yang menyebabkan
DBD memiliki manifestasi klinis yang sama PATOGENESIS disfungsi endotel. Di sisi lain, akan terjadi
dengan demam dengue, tetapi ditambah Pendekatan patogenesis DBD dengan stimulasi mediator yang dapat larut (soluble),
dengan tanda kegagalan sirkulasi dan penyulit bertitik tolak dari perjalanan yaitu TNF α, INF γ, IL-1, IL-2, IL-6, IL-8, IL-10,
imunopatogenesis DBD. Pada tahap IL-13, IL-18, TGF β, C3a, C4b, C5a, MCP-1,CCL-
2, VEGF, dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Soewandojo E. Perkembangan terkini dalam pengelolaan beberapa penyakit tropik infeksi. Surabaya: Airlangga University Press; 2002. p. 113-29.
2. Birnbaumer DM. Fever in the returning traveler. In: Slaven EM, Stone SC, Lopez FA, editors. Infectious diseases emergency department diagnosis & management. Mc Graw-Hill; 2007. p.
418-27.
3. Soegijanto S, Susilowati H, Mulyanto KC, Hendrianto E, Yamanaka Atushi. The unusual manifestation and the update management of dengue viral infection. Indonesian Journal of
Tropical and Infectious Disease. 2012;3:39-52.
4. Martina BEE, Koraka P, Osterhaus A. Dengue virus pathogenesis: An integrated view. Clinical Microbiology Reviews. 2009;22:564-81.
5. Kuo MC, Chang JM, Lu PL, Chiu YW, Chen HC, Hwang SJ. Case report: Difficulty in diagnosis and treatment of dengue haemorrhagic fever in patients with chronic renal failure: Report
of three cases of mortalitiy. Am J Trop Med Hyg. 2007;76:752-6.
6. Lawn SD, Tilley R, Lloyd G, Finlayson C, Tolley H et al. Dengue hemorrhagic fever with fulminant hepatic failure in an immigrant returning to Bangladesh. Clinical Infectious Diseases.
2003;37:e1-4.
7. Solomon T, Minh Dung N, Vaugh DW, Kneeun R, Thi Thu Le. Neurological manifestation of dengue infection. The Lancet. 2000;355:1053-9.
8. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. WHO; 2011. p. 54.
9. Zulkarnain I, Tambunan KL, Nelwan RHH et al. Penatalaksanaan demam berdarah dengue pada dewasa di RSPUN Dr Cipto Mangunkusumo – Jakarta. In: Hadinegoro SR, Satari HI, editors.
Naskah lengkap pelatihan pelatih dokter spesialis dalam tata laksana DBD. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. p. 150-61.
10. Araujo SA, Moriera DR, Veloso JM, Silva JO, Barros VL, Nobre V. Case report: Fatal staphylococcal infection following classic dengue fever. Am J Trop Med Hyg. 2010;83679-82.
11. Suparmin, Halim B, Sidik DJ. Penatalaksanaan DBD pada kehamilan. Medika. 2001;26-9.
12. Carroll D, Toovey S, Gompel AV. Dengue fever and pregnancy-A review and comment. Travel Med Infect Dis. 2007;5:183-8.
13. Waduge R, Malavige GN, Pradeepan M, Wijeyaratne CN, Fernando S, Seneviratne SL. Dengue infection during pregnancy: A case series from Srilanka and review of the literature.
Journal of Clinical Virology. 2006;37:27-33.
14. Chye JK, CT Lim, KB Ng, JM Lim, R George, SK Lim. Vertical transmission of dengue. Clin Infect Dis. 1997;6:1374-7.
15. Thaithumyanon P, Thisyakorn U, Deerojnawong J, Innis BL. Dengue infection complicated by severe hemorrhage and vertical transmission in parturient woman. Clin Infect Dis.
1994;18:48-9.
16. N Singh, KS Sharma, V Dadhwal, S Mittal, AS Selvi. A successful management of dengue fever in pregnancy: Report of two cases. Indian J Med Microbiol. 2008;26(4):377-80.
17. Basurko C, Carles G, Youssef M, Guindi AEL. Maternal and fetal consequences of dengue fever during pregnancy. Eur J Obstet & Gynecol Reprod Biol. 2009;147(1):29-32.