Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif berarti proses
eksplorasi dan memahami makna prilaku individu dan kelompok, menggambarkan
masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencangkup membuat
pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat sementara, mengumpulkan data
pada setting partisipanm analisis data secara induktif, membangun data yang persial ke
dalam tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data.
Kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang fleksibel ( Creswell,
2009).
Teknik dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap
program, kejadian, proses, aktifitas terhadap suatu atau lebih orang ( Cresswell, 2012).
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk
memperoleh informasi yang mendalam mengenai faktor-faktor penyebab perilaku diet
tidak sehat pada remaja usia 15-18 tahun.

B. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MAN Model Kota Jambi pada Bulan April 2019

C. Informan Penelitian
Untuk memenuhi kreteria yang sesuai dan cakupan informasi tentang faktor-
faktor penyebab perilaku diet tidak sehat pada remaja ditentukan menggunakan
sampling yang bertujuan (purposive sampling) yang maksudnya adalah untuk :
1. Menyaring informasi dari berbagai sumber
2. Menggali informasi yang akan menjadi dasar bagi rancangan dan teori yang
muncul.
Adapun karakteristik informan utama, sebagai berikut:
1. Remaja berusia 15-18 tahun yang sedang menjalankan diet
2. Remaja yang memiliki berat badan overweight

D. Instrument Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah penellitian. Untuk menemukan fakta-
fakta yang ada dilapangan peneliti menyiapkan beberapa perlegkapan saat
penelitian :
1. Alat tulis
2. Daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara disusun secara runtut yang
berkaitan dengan penelitian.
3. Perekam suara (handphone) sebagai alat perekam hasil wawancara peneliti
dan informan
4. Kamera foto (Handphone) sebagai dokumentasi pengambilan gambar saat
penelitian.
E. Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dan informasi yang akurat sesuai
dengan tujuan penelitian diperlukan beberapa metode pengumpulan data, maka
metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah :
1. Wawancara
Proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan
menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka ataupun tanpa
tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pawawancara dengan
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam
penelitian. Atau, merupakan proses pembukitan terhadap informasi atau
keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Menurut Yunus (2010) agar wawancara efektif, maka terdapat berapa
tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a. Mengenalkan diri
b. menjelaskan maksud kedatangan
c. menjelaskan materi wawancara
d. mengajukan pertanyaan
2. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku
manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, perstiwa,
objek, kondisi atau suasana tertentu. Bungin (2007) mengemukakan berupa
bentuk observasi, yaitu: 1) Observasi partisipasi, 2). Observasi tidak
terstruktur, dan 3) . Observasi kelompok.
3. Diskusi Kelompok Terarah (FGD)
Metode pengumpulan data ini lewat diskusi terpusat, yaitu usaha
mengungkap makna sebuah masalah diri suatu diskusi kelompok yang
terpusat, hal ini untuk menghindari pemaknaan yang salah maka dibuat
kelompok diskusi. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah masalah
diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif
dibandingkan pamaknaan menurut seorang individu yang menyabankan hasil
pemaknaan tersebut subyektif.
F. Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah data
kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta
tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja
dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen,
pita rekaman) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan
(melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih-tulis), tetapi analisis
kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang
diperluas, dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika sebagai
alat bantu analisis.
Menurut miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verivikasi. Terjadi secara bersamaan berarti reduksi data , penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi sebagai sesuatu yang saling jalin
menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat sebelum, selama, dan
sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang membangun wawasan
umum yang disebut “analisis” (Ulber Silalahi, 2009: 339). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian kualitatif mencakup transkip hasil wawancara, reduksi
data, analisis, interpretasi data dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang
kemudian dapat ditarik kesimpulan. berikut ini adalah teknik analisis data yang
digunakan oleh peneliti:
a. Reduksi Data

Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama
selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan
data. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu
membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus,
membuat partisi, dan menulis memo.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian
rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif
dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui
seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu
pola yang lebih luas, dan sebagainya.
b. Triangulasi
Selain menggunakan reduksi data peneliti juga menggunakan teknik Triangulasi
sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian (Moloeng, 2004:330)
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution,
2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain
digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya
data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk
menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat
reflektif.
Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi
diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan
teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi
dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu,
maka ditempuh langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Sementara itu, dalam catatan Tedi Cahyono dilengkapi bahwa dalam riset kualitatif
triangulasi merupakan proses yang harus dilalui oleh seorang peneliti disamping
proses lainnya, dimana proses ini menentukan aspek validitas informasi yang
diperoleh untuk kemudian disusun dalam suatu penelitian. teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain.
Model triangulasi diajukan untuk menghilangkan dikotomi antara pendekatan
kualitatif dan kuantitatif sehingga benar-benar ditemukan teori yang tepat. Murti
B., 2006 menyatakan bahwa tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk
meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupun interpretatif dari sebuah
riset. Dengan demikian triangulasi memiliki arti penting dalam menjembatani
dikotomi riset kualitatif dan kuantitatif, sedangkan menurut Yin R.K, 2003
menyatakan bahwa pengumpulan data triangulasi (triangulation) melibatkan
observasi, wawancara dan dokumentasi. Penyajian data merupakan kegiatan
terpenting yang kedua dalam penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai
sekumpulan informasi yang tersusun member kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan (Ulber Silalahi, 2009: 340). Penyajian data
yang sering digunakan untuk data kualitatif pada masa yang lalu adalah dalam
bentuk teks naratif dalam puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan halaman. Akan
tetapi, teks naratif dalam jumlah yang besar melebihi beban kemampuan manusia
dalam memproses informasi. Manusia tidak cukup mampu memproses informasi
yang besar jumlahnya; kecenderungan 42
kognitifnya adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan
bentuk yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami.
Penyajian data dalam kualitatif sekarang ini juga dapat dilakukan dalam berbagai
jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang untuk
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu padan
dan mudah diraih. Jadi, penyajian data merupakan bagian dari analisis.
G. Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan
tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh
pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320). Keabsahan data dilakukan
untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan
penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability,
dan confirmability (Sugiyono, 2007:270). Agar data dalam penelitian kualitatif
dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji
keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
1. Credibility
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang
disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai
sebuah karya ilmiah dilakukan.
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber
data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti
dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling
timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin banyak dan
lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh
setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap.
Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan
perlu diakhiri.
b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data
dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis.
Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek
pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar
atau belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca
berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait
dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara
demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada
akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.
c. Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data (Sugiyono, 2007:274).
2) Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data
bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk
memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono, 2007:274).
3) Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih
kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono, 2007:274).
d. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data
yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan
data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti
mungkin akan mengubah temuannya (Sugiyono, 2007:275).
e. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang
dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik,
sehingga menjadi lebih dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275).
f. Mengadakan Membercheck
Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan
membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan
(Sugiyono, 2007:276).
3. Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya
hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono,
2007:276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini
masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer
sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan
dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai
transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
4. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa
percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang
dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang
dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh
hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor
yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya
bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke
lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji
keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan.
5. Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi ari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Anda mungkin juga menyukai