Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan yang bersumber daya


masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan. Posyandu sebagai bentuk upaya kesehatan yang
berbasis masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat. Posyandu diselenggarakan untuk memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan bagi masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan dasar atau sosial dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi (Kemenkes, 2013).

Kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang
dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Selain itu,
program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan
angka kematian bayi dan anak serta angka kelahiran. Dalam pelaksanaan
Posyandu banyak kader yang telah dilatih tidak aktif lagi atau "drop-out" dengan
alasan karena sibuk urusan rumah tangga, pindah tempat, tidak mendapat upah
dan karena sudah menikah.

Menurut Kemenkes RI (2013), jumlah posyandu di Indonesia sebanyak


280.225 yang tersebar di seluruh Indonesia. Keberadaan posyandu sudah menjadi
hal penting di tengah masyarakat karena berfungsi sebagai wadah pemberdayan
masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada
masyarakat selain itu mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Menurut WHO (World Health Organization) (2014), angka kematian bayi
dan balita secara global telah menurun hampir setengah persen sejak tahun 1990.
Angka kematian bayi dan balita turun dari 90 menjadi 46 kematian balita per 1000
kelahiran pada tahun 2013. Di Indonesia jumlah kematian anak balita telah
berkurang dari 385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012
dengan demikian lebih dari 400 anak-anak meninggal setiap hari di Indonesia
(Kemenkes, 2013)

B. Permasalahan Mitra

Berdasarkan analisis situasi yang terjadi yaitu di Pondok Meja, mestong,


maka dapat disimpulkan permasalahan yang akan digali untuk dicarikan solusi
adalah:

1. Kurangnya partisipasi ibu hamil dalam pelaksanaan posyandu


2. Kurangnya keterampilan kader dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan data.
BAB II

TARGET DAN LUARAN

Sebagai target luaran dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah:

Rencana
No. Target Luaran Tolak Ukur Pelaksana
Kegiatan
Penyuluhan Terlaksananya Meningkatnya - Tim FKM Unja
kesehatan penyuluhan pengetahuan ibu - Petugas Puskesmas
1.
kepada ibu dan kesehatan kepada mengenai kesehatan - Kader kesehatan
anak. ibu dan anak. ibu dan anak.
Pelatihan Terlaksananya Meningkatnya - Tim FKM Unja
pencatatan dan kegiatan untuk pengetahuan kader - Petugas puskesmas
pelaporan. pelatihan kader kesehatan mengenai - Kader kesehatan
2. tentang cara pencatatan dan
pencatatan dan pelaporan gizi pada
pelaporan. bayi, balita dan ibu
hamil.
3.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Solusi yang ditawarkan

Solusi yang akan dirancang dalam pengabdian masyarakat ini sesuai


dengan tahapan sebagai berikut:

1. Penyuluhan kesehatan sebagai proses penyampaian informasi tentang


pentingnya menjaga kesehatan dengan melakukan perilaku hidup bersih
dan sehat.
2. Pelatihan kader Posyandu
3. Evaluasi dan monotoring secara berkala.

B. Rencana Kegiatan yang akan dilaksanakan


No. Tahapan Materi Metode Tempat
Penyuluhan
1. kesehatan kepada
ibu dan anak.
Pelatihan
2. pencatatan dan
pelaporan.

C. Keterkaitan
Kegiatan ini ikut mendukung terciptanya kesehatan masyarakat melalui
program-program di posyandu. Selain itu, dengan adanya kegiatan posyandu
tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu.
D. Rancangan Evaluasi

Evaluasi dilakukan sejak awal kegiatan, selama proses, sampai akhir dari
kegiatan melalui metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif akan dihitung
persentase partisipasi masyarakat dari semua kegiatan, sedangkan metode
kualitatif akan melihat pendapat masyarakat terkait kepuasaan dan tindak lanjut
dari kegiatan.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Rencana Anggaran Biaya


Rencana anggaran biaya kegiatan pengabdian masyarakat dengan rincian
sebagai berikut :
Jumlah
No Rincian Kebutuhan jumlah Total (Rp)
Satuan Jumlah
1. Snack 1 pcs Rp.5.000 50 pcs Rp.250.000
2. Buku tulis 1 pcs Rp.3.000 10 pcs Rp.30.000
3. pena 1 pcs Rp.2.000 10 pcs Rp.20.000
4. Susu kotak 1 pcs Rp.7.000 10 pcs Rp.70.000
5. Biskuit 1 pcs Rp.15.000 3 pcs Rp.45.000
6. print 1 pcs Rp.1.000 50 lbr Rp.50.000
7. Pensil warna 1 pcs Rp.10.000 1 kotak Rp.10.000
8. Spanduk 2x3 meter 1 meter Rp.28.000 1 pcs Rp.168.000
9. Air mineral 1 dus Rp.22.000 2 Dus Rp.44.000
Total Rp.697.000

B. Jadwal Kegiatan
No Hari/tanggal Waktu Jenis kegiatan
1. Jumat,8-Nov-2019 08.00 Persiapan posyandu
09.00-10.30 Kegiatan posyandu,lomba mewarnai,
lomba balita sehat, dan FGD dengan
ibu-ibu desa pondok meja mengenai
masalah kesehatan terutama tentang
skrinning stunting maupun masalah
kesehatan lainnya.
11.00 Persiapan penutupan dan pemberian
hadiah bagipemenang lomba.

Anda mungkin juga menyukai