NIM : G1D116088
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di
dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain,
pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila
perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup
untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya
akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya
tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana
pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh
pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil
keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.
Adapun komponen yang diperlukan dalam menghitung berapa Break Even Point (BEP) atau titik
impas, diantaranya seperti:
Fixed Cost
Komponen ini termasuk dalam biaya tetap atau konstan, jika ada kegiatan produksi atau tidak
sedang produksi.
Variabel Cost
Komponen ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut juga dengan biaya per unit, yang
bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka variabel cost juga
akan meningkat. Contohnya biaya bahan baku, biaya listrik dan lain sebagainya.
Selling Price
Selling Price adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
BEP = FC /(P-VC)
FC/ (1 – (VC/P))*
Perhitungan (1 – (VC/P)) disebut juga dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.
Keterangan:
S: Sales Volume
Berikut contoh soal menghitung Break Even Point atau Titik Impas:
Diketahui:
Total Biaya Tetap (FC) bernilai Rp 200 juta, Total Biaya Variabel (VC) per unit bernilai Rp 80
ribu, Harga jual barang per unit bernilai Rp 100 ribu
BEP = 10000
BEP = Rp 1.000.000.000
Dari analisis perhitungan diatas, perusahaan dapat mengetahui laba yang akan diperoleh
berdasarkan besarnya penjualan minimum. Berikut rumus menghitung target laba sebagai
berikut:
FC, VC, dan P mengikuti contoh sebelumnya, dengan tambahan perusahaan ini memiliki target
laba sebesar Rp 80 juta per bulan.