Disusun Oleh:
Kelompok 10
LIA AWALIAH (P2.06.20.2.17.059)
LINDAH MAHESYAH (P2.06.20.2.17.060)
2B Keperawatan
I. Analisis Data
A. Latar Belakang
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta Ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI, bahkan Ibu
yang buta hurufpun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian
dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah (Roesli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang
tepat saat pemberian ASI. Jika diperhatikan, sebelum sampai menangis bayi sudah
bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan
memainkan mulut dan lidah atau tangan dimulut. Kendala terhadap pemberian ASI
telah teridentifikasi, hal mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi pada
pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti
pemberian air dan supplement bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan
tindak lanjut pada periode pasca dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas.
Seorang Ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, seperti posisi bayi pada saat ingin menyusui, isapan yang mengakibatkan
putting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Dalam mengatasi masalah
tersebut, Ibu butuh seseorang yang membimbingnya dalam merawat bayi termasuk
dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang
berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau
kerabat atau kelompok Ibu-Ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai teknik-teknik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997). Peran perawat
sebagai pendidik sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan Ibu hamil dalam
menyusui karena Ibu hamil membutuhkan pengetahuan tentang teknik-teknik
menyusui yang benar.
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan.
b. Penyelenggaraan sesuai tempat yang direncanakan.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai acara
berakhir.
c. Sasaran dapat mengajukan pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
No Evaluasi Lisan dan Demonstrasi Respons Audiens Nilai
1. Jelaskan pengertian dari teknik
menyusui yang benar!
2. Apa manfaat dari memberikan ASI
eksklusif?
3. Sebutkan dan jelaskan posisi
menyusui yang baik dan benar!
4. Bagaimana cara agar
memperbanyak ASI?
5. Memperagakan ulang
Jawaban evaluasi lisan.
1. Pengertian:
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
2. Manfaat ASI:
a. Melindungi bayi dari kuman karena ASI mengandung protein yang
berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi kuman.
b. Menyediakan nutrisi lengkap karena ASI mengandung air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, sel-sel darah putih, enzim dan amino.
c. Jaminan asupan higienis dan aman, bayi akan mendapatkan ASI langsung
dari sumbernya (payudara ibu) sehingga tidak membuat bayi tercemar oleh
bakteri. Berbeda dengan susu kemasan yang mudah tercemar bakteri.
d. Membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas, karena kebutuhan nutrisi bayi akan
terpenuhi oleh ASI selain itu ASI mengandung antibody dan enzim yang
melindungi bayi dari infeksi.
e. Mencegah diare dan malnutrisi, karena pemberian ASI eksklusif akan
menghindari bayi dari penyakit yang berkaitan dengan kondisi kebersihan.
f. Memperkuat ikatan, karena Ibu menyusui juga cenderung lebih sering
menyentuh, membelai dan menatap bayinya lebih lama sehingga ikatan ibu
dan bayi lebih erat.
g. Mengurangi risiko kanker, sebab ibu menyusui memiliki kadar eksterogen
yang rendah akibat berkurangnya frekuensi menstruasi sehingga dapat
memperkecil ibu terkena kanker payudara dan kanker rahim.
h. Membantu memberi jarak pada kelahiran, karena jika Ibu belum menstruasi
dan bayi hanya diberi ASI saja maka selama 6 bulan setelah melahirkan,
Ibu tidak akan hamil lagi.
i. Menghemat biaya, Ibu tidak perlu membeli susu formula.
j. Menjaga lingkungan, ASI tidak memerlukan kemasan yang dapat mencemar
lingkungan.
1. Posisi ibu duduk dengan menaruh bantal di atas paha ibu dan
senyaman mungkin
2. Bila ibu ingin menyusui di payudara kiri
3. Pegang payudara kiri dengan tangan kiri membentuk C dengan jempol
di atas dan empat jari pada bagian bawah payudara
4. Gendonglah bayi dengan satu tangan saja ( tangan kanan)
5. Sanggah leher bayi bagian belakang dengan telapak tangan kanan dan
tubuh bayi di sepanjang tangan
6. Dekap ke tubuh ibu dan mulailah menyusui bayi ibu
e. Posisi Football
C. PERSIAPAN PRA-MENYUSUI
Persiapan yang perlu disiapkan selama kehamilan adalah sebagai berikut (The Asian
Perent, 2018):
1. Pilihlah bra yang mampu menyangga payudara dengan baik
Pada saat hamil, payudara akan membesar 2 sampai 3 kali ukuran saat tidak
hamil. Payudara akan lebih terasa padat dan kencang. Guna menunjang perubahan
ukuran payudara, gunakan bra dengan ukuran yang lebih besar. Selain demi
kenyamanan, pemakaian ukuran bra yang tidak sesuai dapat menyebabkan infeksi
pada kelenjar susu.
2. Lakukan pijat payudara
Pijat payudara berguna untuk relaksasi dan membantu pengeluaran ASI nantinya.
Kompres air hangat sebelum melakukan pemijatan. Gunakan minyak kelapa atau
baby oil guna melakukan pijatan. Pijat payudara ini sebaiknya dilakukan pada
kehamilan 5 sampai 6 bulan. Jangan lakukan pijatan pada kehamilan 7 sampai 9
bulan karena dapat memicu timbulnya reaksi pada rahim
3. Kompres putting payudara
Membantu putting menadi lentur dan mencegah terjadinya sumbatan, serta putting
pecah-pecah. Caranya kompres putting menggunakan kapas yang telah dibasahi
baby oil selama 2-3 menit. Letakkan putting antara ibu jari dan jari telunjuk dan
putar keluar dengan perlahan sebanyak 20 kali. Lakukan sebanyak 2 kali sehari.
4. Latihan menyangga payudara
Silangkan kedua lengan didepan dada. Kedua tangan saling memegang siku
lengan lainnya. Tarik kedua lengan ke atas hingga terasa ada tegangan di bagian
bawah payudara. Latihan ini berfungsi untuk menjaga kelenturan dan kekuatan
otot-otot dada serta mempertahankan bentuk payudara setelah masa menyusui
nanti.
Penatalaksanaan
a. Bayi harus disusukan terlebih dahulu pada putting yang normal atau
yang lecetnya lebih sedikit.
b. Untuk menghindari tekanan local pada putting, posisi menyusui harus
sering diubah. Dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya
menyusui pada putting yang nyeri. Disamping itu, Ibu harus yakin
bahwa teknik menyusui bayi telah benar, yaitu bayi harus menyusui
sampai areola payudara
c. Setelah selesai menyusui, sisa ASI tidak perlu dibersihkan, tetapi
diangin-anginkan sebentar agar klering dengan sendirinya. Sisa ASI
berfungsi sebagai anti infeksi. Putting susu dapat diolesi minyak
lanolin/minyak kelapa yang telah dimasak terlebih dahulu. Ibu harus
menyusui bayi lebih sering 8-12x/perhari sehingga payudara tidak
menjadi penuh.
d. Periksa apakah bayi menderita moniliasis yang dapat menyebabkan
lecet pada putting susu Ibu. Bila Ibu ditemukan gejala moniliasis
segera berikan pengobatan
pengobatan (nistatin).
Pencegahan
a. Tidak membersihkan putting susu dengan sabun, alcohol, krim atau
zat-zat iritan lainnya
b. Sebaiknya biarkan bayi melepaskan sendiri putting susu dan isapannya
bukan memaksanya dengan menarik putting. Hal ini dapat dilakukan
dengan merangsang bayi, yaitu dengan menekan dagingnya atau
memasukkan jari kelingking yang bersih ke mulutnya
c. Posisi menyusui harus benar, yaitu bayi harus menyusu sampai ke
areola payudara dan menggunakan kedua payudara
2. Payudara Bengkak
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak dihisap oleh bayi secara
adekuat, sehingga sisa ASI tersisa pada system duktus yang mengakibatkan
pembengkakan. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau
keempat sesudah Ibu melahirkan. Hilangnya kelenturan pada pembuluh darah dan
limfa akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal, yang
mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh
payudara meningkat. Akibatnya, payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri.
Bra yang ketat juga dapat menyebabkan pembengkakan pada payudara,
demikian pula putting yang sudah bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus.
Pembekan ini ditandai dengan bentuk areola payudara yang lebih menonjol dan
putting yang lebih mendatar, sehingga membuat payudara sukar dihisap oleh bayi
bila keadaaan sudah demikian. Kulit pada payudara tampak lebih mengkilat, Ibu
mengalami demam dan payudara terasa nyeri. Oleh karena itu, ASI harus diperas
dengan tangan terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi mudah
menyusu.