Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989

E-ISSN 2614-1523

Analisis Identifikasi Pusat-Pusat Pertumbuhan dan


Wilayah Pendukungnya dalam Pengembangan Wilayah Aceh

Nurlina
Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
e-mail: nurlina@unsam.ac.id

Ayu Ridha Br. Ginting


Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
e-mail: yu754727@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kabupaten dan kota yang berpotensi
sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh dan untuk menganalisis
interaksi (tingkat keterkaitan) antara pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya
kabupaten dan kota pendukung. Metode analisis skologram menunjukkan bahwa
yang berada pada skala I adalah Aceh Tenggara, Banda Aceh dan Aceh Utara;
skala II adalah Aceh besar dan Aceh Tamiang; skala III Bireun, Nagan Raya, Aceh
Timur dan Aceh Barat; skala IV terdapat Aceh Tengah, Pidie, Aceh Selatan,
Lhokseumawe, dan Aceh Singkil; serta, skala V terdapat Bener Meriah, Langsa,
Simelue, Aceh Jaya, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Subulussalam dan
Sabang. Hasil interaksi wilayah kabupaten/kota untuk pusat pertumbuhan
Kabupaten Aceh Tenggara didukung oleh Kabupaten Gayo Lues, Kota
Subulussalam, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Bener
Meriah, dan Kabupaten Aceh Selatan; pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Utara
didukung oleh Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireun; pusat pertumbuhan Kota
Banda Aceh didukung oleh Kota Sabang, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat Daya; pusat pertumbuhan
Kabupaten Aceh Tamiang didukung Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Timur; serta,
pusat pertumbuhan Aceh Besar didukung Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie
Jaya.

Kata kunci: Pusat pertumbuhan, wilayah pendukung, pengembangan daerah.

PENDAHULUAN struktur perekonomian secara nasional yang


Pembangunan merupakan suatu usaha mantap dan dinamis. Pembangunan ekonomi
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang harus diikuti pembangunan sarana prasarana
dilakukan secara berkesinambungan dan infrastruktur, transportasi, komunikasi dan
berencana untuk mendapat kondisi yang lebih kelembagaan sosial yang secara alami dapat
baik. Proses pembangunan yang dilaksanakan meningkatkan daya tarik investasi. Implikasi
pemerintah merupakan proses pembangunan dari upaya itu terhadap kegiatan ekonomi
yang menyeimbangkan antara pembangunan yang terjadi di masyarakat adalah bagaimana
nasional dan pembangunan ekonomi daerah. hasil produksi dari pusat-pusat pertumbuhan
Pembangunan nasional dilakukan untuk tersebut dapat dipakai untuk menunjang
menunjang dan mendorong berkembangnya pelaksanaan kegiatan ekonomi yang berada
pembangunan daerah dan di lain pihak didaerah sekitar pusat pengembangan. Sedang
pembangunan daerah ditingkatkan untuk pada sisi lainnya adalah produksi hasil daerah
memperkokoh pembangunan nasional dan pusat-pusat pertumbuhan dipakai untuk
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 60
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

menunjang kegiatan ekonomi yang ada di mendorong pertumbuhan karena hubungan


pusat pertumbuhan. Pusat pertumbuhan yang dimiliki.
ekonomi menjadi salah satu alternatif yang b. Ada efek penggandaan (multiplier effect).
dapat digunakan untuk menggerakkan dan Keberadaan sektor-sektor yang saling
memacu pembangunan guna meningkatkan terkait dan saling mendukung akan dapat
pendapatan masyarakat serta memudahkan menciptakan efek penggandaan. Permin-
pemerintah daerah mempercepat peningkatan taan akan menciptakan produksi baik
kesejahteraan daerahnya. Pertumbuhan sektor tersebut maupun sektor yang terkait
ekonomi jika diarahkan kepada daerah-daerah akhirnya akan menjadi akumulasi modal.
yang memiliki potensi dan fasilitas sarana dan Unsur efek penggandaan sangat berperan
prasarana wilayah akan dapat mempercepat dalam membuat kota mampu memacu
terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan belakangnya.
secara tidak langsung kemajuan daerah akan c. Adanya konsentrasi geografis. Konsentrasi
membuat masyarakat mencari kehidupan geografis dari berbagai sektor atau fasilitas,
yang lebih layak. selain bisa menciptakan efisiensi di antara
Provinsi Aceh merupakan salah satu sektor-sektor yang saling membutuhkan,
provinsi yang berada di Pulau Sumatera. juga meningkatkan daya tarik dari kota
Provinsi Aceh terdiri dari 18 Kabupaten dan 5 tersebut.
Kota. Adanya pertumbuhan ekonomi adalah d. Bersifat mendorong dari belakang.
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Terdapat hubungan yang harmonis antara
Salah satu kebijakan yang dapat dilakukan Kota dan wilayah yang ada berada di
pemerintah untuk mengembangkan wilayah belakangnya. Kota membutuhkan bahan
adalah dengan menetapkan kota atau wilayah baku dari wilayah belakangnya dan
tertentu menjadi pusat pertumbuhan. Pusat menyediakan berbagai kebutuhan wilayah
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu belakangnya untuk dapat mengembangkan
cara untuk menggerakkan dan memacu dirinya.
pembangunan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat. Pusat Pertumbuhan Ekonomi Perroux
Perumusan masalah dalam penelitian ini Menurut Perroux (Adissasmita, 2013),
adalah: (1)Apakah kabupaten dan kota berdasarkan fakta dasar perkembangan
berpeluang atau berpotensi sebagai pusat- keruangan (spasial), pertumbuhan tidak
pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi terjadi di sembarang tempat dan juga tidak
Aceh?; serta, (2)Apakah terdapat interaksi terjadi secara serentak. Pertumbuhan itu
(tingkat keterkaitan) antar pusat pertumbuhan terjadi pada titik-titik ataupun kutub-kutub
dan daerah sekitarnya kabupaten dan kota perkembangan, dengan kadar intensitas yang
pendukung? Tujuan penelitian ini adalah berubah-ubah, dan pertumbuhan itu menyebar
untuk mengidentifikasi kabupaten dan kota sepanjang saluran-saluran yang beraneka
yang berpeluang atau berpotensi sebagai ragam terhadap keseluruhan perekonomian.
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Aceh; serta, untuk menganalisis interaksi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Richardson
(tingkat keterkaitan) antar pusat pertumbuhan Richardson (2001:96) memberi definisi
dan daerah sekitarnya kabupaten dan kota pusat pertumbuhan sebagai: “A growth pole
pendukung. was defined as a set of industries capable of
generating dynamic growth in the industry
Pusat Pertumbuhan (propulsive industry)”. Dari definisi tersebut
Teori Pertumbuhan Ekonomi Memiliki Richardson menjabarkan empat karakteristik
empat ciri (Tarigan, 2009), yaitu: utama sebuah pusat pertumbuhan, yaitu:
a. Adanya hubungan intern dari berbagai a. Adanya sekelompok kegiatan ekonomi
macam kegiatan. Keterkaitan antara satu terkonsentrasi pada suatu lokasi tertentu.
sektor dengan sektor lain akan saling

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 61
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

b. Konsentrasi ekonomi tersebut mampu lokasi berbagai fasilitas kepentingan umum


mendorong pertumbuhan ekonomi yang telah berada pada tempat yang benar. Wilayah
dinamis dalam perekonomian. modal yang terbentuk melalui analisis
c. Terdapat keterkaitan input dan output yang gravitasi akan berperan sebagai sentral utama
kuat antara sesama kegiatan ekonomi pada atau titik pertumbuhan bagi wilayah yang
pusat tersebut. lebih kecil. Terjadinya wilayah ini karena
d. Dalam kelompok kegiatan ekonomi dalamnya memiliki pengaruh akibat adanya
tersebut terdapat sebuah industri induk jarak. Pengaruh ini semakin jauh dari pusat
yang mendorong pengembangan kegiatan pengontrol, maka pada rentang radius tertentu
ekonomi pusat tersebut. kepadatan penduduk berkurang. Sedangkan
yang terkuat akan membentuk polarisasi.
Pusat Pertumbuhan Rondinelli dan Unwin Dengan demikian, pengertiannya adalah suatu
Alonso (dalam Sirojuzilam & Mahalli, wilayah yang bersifat heterogen dan didalam
2010) menyatakan bahwa teori pusat nya satu dengan yang lain berhubungan
pertumbuhan didasarkan pada keniscayaan secara fungsional.
bahwa pemerintah di negara berkembang
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Analisis Skalogram
dan kesejahteraan dengan melakukan Metode skalogram adalah metode
investasi yang besar pada industri padat paling sederhana yang dapat digunakan untuk
modal di pusat kota. Teori pusat pertumbuhan melakukan analisis fungsi wilayah, karena
juga ditopang oleh kepercayaan bahwa hanya menunjukkan daftar dari komponen-
kekuatan pasar bebas melengkapi kondisi komponen pendukungnya (Riyadi, 2008).
terjadinya trickle down effect (dampak Komponen-komponen yang dibutuhkan
penetesan ke bawah) dan menciptakan spread biasanya meliputi:
effect (dampak penyebaran) pertumbuhan a. Data pemukiman wilayah yang ditinjau.
ekonomi dari perkotaan ke pedesaan. b. Jumlah penduduk/populasi masing-masing
pemukiman.
Pusat Sentral c. Data fungsi/fasilitas pelayanan yang
Teori tempat sentral merupakan suatu terdapat pada setiap pemukiman.
teori yang menyatakan bahwa daerah-daerah
nodal itu mempunyai hirarki. Tidak semua Berdasarkan daftar itu, dapat dihitung
daerah bersifat homogenitas, tetapi terdapat rasio dari jumlah fungsi pelayanan yang ada
perbedaan baik dalam persebaran penduduk dengan jumlah penduduk, baik dalam skala
ataupun luas wilayahnya (Richardson, 2001). kabupaten maupun skala setiap wilayah atau
Teori tempat sentral sangat relevan kecamatan. Metode analisis skala Guttman
untuk digunakan didalam perencanaan merupakan suatu teknik skala, yang memiliki
wilayah. Hal ini dikarenakan teori tempat sedikit perbedaan dengan teknik-teknik skala
sentral menjelaskan tiga konsep dasar yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada
sangat penting peranannya dalam membangun persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh
wilayah: (a)ambang (threshold); (b)lingkup Guttman dalam membentuk skalanya (Ardila,
(range); dan, (c)hierarki (hierarchy). 2012). Persyaratan-persyaratan itu merupakan
sifat-sifatnya, yaitu:
Model Gravitasi a. Variabel-variabel (pernyataan-pernyataan)
Sugiyanto (2010) menyatakan model dalam suatu set pernyataan harus bersifat
gravitasi digunakan untuk melihat hubungan homogen (undimensional) atau memiliki
antar daerah yang memiliki potensi sumber ketunggalan dimensi. Artinya, skala
daya alam, penduduk, pemusatan kegiatan, sebaiknya hanya mengukur satu dimensi
dan lainnya yang dianggap memiliki daya saja dari variabel yang memiliki banyak
tarik. Dalam perencanaan wilayah, model ini dimensi. Misalnya, walaupun variabel nilai
sering dijadikan alat untuk melihat apakah anak mempunyai dimensi ekonomi,

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 62
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

dimensi psikologi, dan dimensi sosial, sebagai pusat pertumbuhan adalah sebagai
namun suatu skala nilai anak sebaiknya berikut (Gulo, 2015):
hanya mengukur salah satu dimensi saja. k = 1 + 3,3 Log n
b. Seperangkat variabel-variabel dalam suatu
set pernyataan harus bersifat kumulatif, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n
yang berarti pernyataan-pernyataan itu adalah banyaknya kabupaten dan kota.
mempunyai bobot yang berbeda, dan Selanjutnya, untuk menentukan besar
apabila seorang responden menyetujui nya interval kelas, dengan cara:
pernyataan yang lebih berat bobotnya, A-B
maka dia diharapkan akan menyetujui
k
pernyataan-pernyataan yang lebih rendah
atau ringan. dimana A yaitu jumlah fasilitas bangunan
tertinggi; B yaitu jumlah fasilitas bangunan
Penelitian Sebelumnya terendah; dan k adalah banyaknya kelas.
Gore dan Fothergill (2007) melakukan 2. Analisis Gravitasi
penelitian dengan judul “Cities and Their Model gravitasi dipergunakan dalam
Hinterlands: How Much do Governance perencanaan wilayah. Model ini dapat
Structures Really Matter”. Penelitian ini membantu perencana wilayah untuk
bertujuan mengetahui pertumbuhan wilayah memperkirakan daya tarik suatu lokasi
kota batu bara di Inggris dan serta struktur dibandingkan lokasi lain di sekitarnya.
pemerintahan pendukungnya. Penelitian di Rumus gravitasi (Gulo, 2015):
lakukan pada tiga wilayah Kota Batu Bara di
𝑘
Inggris. Metode analisis data yang digunakan 𝑃 .𝑃 𝐴 =
adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil 𝑑
penelitian diketahui bahwa dari tiga wilayah dimana Aij dimana besarnya interaksi
kota batu bara dua kota diantaranya menjadi wilayah i dengan wilayah j; Pi adalah
kota yang paling maju pertumbuhannya, yaitu jumlah penduduk di wilayah i dalam
kota baru bara Lothian, sementara dua kota ribuan jiwa; P adalah jumlah penduduk di
lainnya adalah wilayah pendukungnya. wilayah j dalam ribuan jiwa; dij adalah
jarak dari wilayah i dengan wilayah j
METODE PENELITIAN (dalam km); k adalah sebuah bilangan
Penelitian dilakukan di Provinsi Aceh, konstanta berdasarkan pengalaman; dan, b
data yang digunakan adalah data banyaknya adalah peringkat dari dij yang sering
kabupaten dan kota, dan jumlah penduduk. digunakan (b = 2).
Sumber data diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Aceh (BPS Aceh), jurnal, buku, yang 3. Indeks Sentral
berkaitan dengan penelitian ini. 𝑡
𝐶=
𝑇
Metode Analisis Data dimana C adalah Indeks Sentral; t adalah
Menganalisis data dalam penelitian ini bobot atribut suatu fasilitas; dan, T adalah
menggunakan: jumlah total atribut fasilitas.
1. Analisis Skalogram.
Dalam analisis ini semua fasilitas HASIL ANALISIS
umum yang dimiliki wilayah di data dan Hasil Penelitian
disusun dalam suatu tabel. Metode ini Luas Provinsi Aceh adalah sebesar
digunakan untuk menuliskan jumlah 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan
fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah terluas yang mencapai 2.270.080 ha, diikuti
atau menuliskan ada/tidaknya fasilitas di lahan perkebunan rakyat seluas 700.350 ha.
suatu wilayah. Rumus mencari banyaknya Sedangkan lahan industri memiliki luas
kelas dari tiap-tiap kabupaten dan kota terkecil, yaitu 2.096 ha. Kemudian jumlah

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 63
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

penduduk di Provinsi Aceh pada tahun 2017 Kota Subulussalam dengan masing-masing
adalah sebesar 5.096.248 jiwa yang tersebar sebanyak 5 unit. Fasilitas kesehatan rumah
di setiap daerah (18 Kabupaten dan 5 Kota). sakit yang telah tersebar di Kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh dengan jumlah paling sedikit
Fasilitas Pendidikan masing-masing 1 dan jumlah paling banyak
Tingkat pendidikan suatu masyarakat sebesar 15 unit di Kota Banda Aceh.
ditentukan dengan ketersediaan berbagai Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan
fasilitas pendidikan yang dapat menunjang Puskesmas Pembantu dan Polindes yang ada
kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut. di Provinsi Aceh sebanyak 929 unit dan 2.322
Total sekolah Taman Kanak-Kanak di unit yang tersebar diseluruh Kabupaten/Kota.
Provinsi Aceh berjumlah 2,212 unit yang
tersebar di Kabupaten/Kota. Penyebarannya Fasilitas Peribadatan
pun hampir merata di setiap Kabupaten/Kota Pembangunan di bidang kehidupan
yang disesuaikan dengan besarnya jumlah beragama dan kepercayaan kepada Tuhan
penduduk dan luasnya wilayah. Kabupaten Yang Maha Esa diarahkan mampu
Aceh Utara merupakan Kabupaten yang meningkatkan kualitas umat beragama
memiliki paling banyak jumlah TK, yaitu sehingga tercipta suasana kerukunan hidup
sebanyak 241 unit. yang erat.
Begitupun halnya dengan Sekolah Fasilitas peribadatan di Provinsi Aceh
Dasar/Sederajat yang tersebar di Kabupaten/ yang paling dominan adalah Mesjid. Hal ini
Kota di Provinsi Aceh pada tahun 2017 dikarenakan di Provinsi Aceh Penduduknya
sebanyak 4.068 unit. Kabupaten Aceh Utara mayoritas beragama Islam, sementara tempat
memiliki SD/Sederajat terbanyak sebanyak peribadatan lain seperti gereja, pura dan
409 unit, disusul dengan Kecamatan Pidie vihara jumlahnya terbatas, terkecuali di
sebanyak 337 unit serta Kabupaten/Kota yang Kabupaten Aceh Tenggara. Hal ini karena di
memiliki SD/Sederajat, paling sedikit adalah kabupaten ini banyak penduduknya yang
Kota Sabang. beragama Kristen. Sementara untuk penduduk
Untuk SMP/Sederajat yang ada di beragama Hindu dan Budha jumlahnya sedikit
Provinsi Aceh sebanyak 1.471 unit dengan dan menggunakan tempat peribadatan berupa
jumlah terbanyak berada di Aceh Utara vihara dan pura. Di Provinsi Aceh pada tahun
sebanyak 179 unit dan jumlah paling sedikit 2017 terdapat 3.939 unit masjid, 42 unit
Kota Sabang sebanyak 11 unit. Di Provinsi gereja, 0 unit pura dan 17 unit vihara.
Aceh, jumlah SMA/Sederajat sebanyak 977
unit. Kabupaten Aceh Utara merupakan Analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas
Kabupaten dengan jumlah SMA/Sederajat Metode analisis ini digunakan untuk
terbanyak diantara kecamatan lainnya yaitu mengetahui pusat pertumbuhan ekonomi di
sebesar 101 unit, dan Kabupaten Gayo Lues wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah Aceh dengan melihat ketersediaan fasilitas
SMA paling sedikit sebanyak 20 unit. umum dalam suatu wilayah. Selanjutnya,
analisis skalogram ini dikembangkan untuk
Fasilitas Kesehatan menentukan indeks sentralitas terbobot.
Fasilitas Kesehatan yang ada di Provinsi Penentuan hirarki pusat pertumbuhan dengan
Aceh terdiri dari Puskesmas, Rumah Sakit, indeks sentralitas ini tidak hanya berdasarkan
Puskesmas Pembantu dan Polindes. Jumlah jumlah fungsi atau fasilitas pelayanan yang
fasilitas kesehatan di Provinsi Aceh pada ada pada suatu wilayah, tetapi juga
tahun 2017 berupa Puskesmas yang telah berdasarkan frekuensi keberadaan fungsi atau
tersebar di Kabupaten/Kota dengan jumlah fasilitas tersebut pada wilayah yang ditinjau.
340 unit, dengan jumlah terbanyak berada di Analisis Skalogram dan Indeks
Kabupaten Aceh Utara sebanyak 31 unit dan Sentralitas ini dapat menunjukkan bahwa
jumlah terkecil berada di Kota Langsa dan wilayah yang merupakan hirarki tinggi adalah

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 64
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah jenis Kabupaten/Kota adalah sebanyak 14 jenis


fungsi/fasilitas yang nilai indeks sentralitas fasilitas, sementara yang terendah adalah 9
dengan kategori tinggi ke atas atau jenis fasilitas. Dengan memperhitungkan
Kabupaten/Kota tersebut dapat dikategorikan selisih antara jumlah fasilitas tertinggi dan
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terendah, maka Kabupaten/Kota yang ada di
sedangkan wilayah-wilayah yang merupakan Provinsi Aceh dibagi atas 5 kelompok.
hirarki paling rendah ditentukan oleh semakin Hirarki I adalah kelompok Kabupaten/
sedikitnya jumlah fungsi /fasilitas dan nilai Kota dengan tingkat keberadaan fasilitas yang
indeks sentralitas yang paling rendah pula. tertinggi, yakni Kabupaten yang memiliki 13
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelas sampai 14 jenis fasilitas. Kabupaten/Kota
dengan pembagian sebagai berikut: yang berada di Hirarki I yaitu Aceh Singkil,
a. Hirarki I dengan ketersedian jumlah Bireuen, Aceh Utara, Aceh Barat Daya,
fungsi/fasilitas dan nilai indeks sentralitas Nagan Raya, Banda Aceh, Sabang, Langsa
sangat tinggi. dan Lhokseumawe. Jenis fasilitas yang
b. Hirarki II dengan ketersediaan jumlah membedakan dengan kelompok lainnya yaitu
fungsi/fasilitas dan nilai indeks sentralitas keberadaan fasilitas tempat peribadatan dan
tinggi. fasilitas ekonomi yaitu perusahaan.
c. Hirarki III dengan ketersediaan jumlah Kabupaten/Kota yang juga memiliki
fungsi/fasilitas dan nilai indeks sentralitas keberadaan fasilitas yang tinggi adalah
sedang. Kabupaten/Kota yang berada di Hirarki II,
d. Hirarki IV dengan ketersediaan jumlah yaitu Aceh Selatan, Aceh Tengah, Aceh Barat
fungsi/fasilitas dan nilai indeks sentralitas dan Aceh Besar. Jenis fasilitas yang
rendah. membedakan Hirarki II adalah tempat ibadah,
e. Hirarki V dengan ketersediaan jumlah fasilitas ekonomi dan pemerintahan.
fungsi/Fasilitas dan nilai indeks sentralitas Hirarki III yaitu dengan ketersediaan
sangat rendah. fasilitas yang sedang, yakni termasuk
Kabupaten/Kota Aceh, Tamiang, Aceh Jaya,
Beberapa data yang yang digunakan dan Pidie Jaya. Pada Hirarki IV dan Hirarki V
dalam analisis skalogram berjumlah 12 jenis menandakan Kabupaten/Kota yang memiliki
fungsi/fasilitas. Jenis-jenis fasilitas tersebut fasilitas yang rendah. Kabupaten/Kota yang
diantaranya meliputi fasilitas pendidikan, termasuk dalam Hirarki IV adalah Aceh
fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan, Tenggara, Aceh Timur, Gayo Lues, Bener
fasilitas ekonomi dan pemerintahan. Secara Meriah dan Subulussalam. Pada Hirarki V
keseluruhan, fasilitas yang ada di data ada adalah Kabupaten/Kota Simeuleu dan Pidie.
sebanyak 14 jenis fasilitas yang akan Fasilitas yang membedakannya yaitu fasilitas
digunakan untuk menggambarkan hirarki peribadatan seperti mesjid, gereja, pura, dan
setiap Kabupaten/Kota. Fasilitas tersebut virhara, kemudian fasilitas pemerintahan dan
terdiri dari fasilitas pendidikan seperti Taman ekonomi serta fasilitas pendidikan yang mana
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah terdapat banyak sekolah-sekolah swasta di
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, beberapa Kabupaten/Kota.
Taman Pendidikan Alquran; fasilitas Pada hasil analisis skalogram dapat
kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, dilihat bahwa kecamatan yang memiliki
Pustu, Posyandu dan Klinik; fasilitas umum jumlah penduduk besar, namun tingkat
seperti jalan, jembatan, dan irigasi. keberagaman fasilitas yang ada pada
Hasil analisis skalogram yakni analisis Kabupaten/Kota tersebut rendah seperti yang
yang menelaah keberadaan fasilitasnya. ada di Kabupaten Pidie. Selain itu, ada juga
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah
dikategorikan ke dalam kelompok-kelompok. penduduk yang kecil namun keberagaman
Dari 14 jenis fasilitas yang di data, jumlah fasilitas yang tinggi seperti Sabang dan
jenis fasilitas tertinggi yang ada di dalam satu Singkil. Meski demikian, untuk menentukan

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 65
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Kabupaten/Kota sebagai pusat pertumbuhan banyaknya jumlah fasilitas sosial sebanyak


tidaklah hanya cukup melihat keberagaman 1.440 unit; terbanyak diantara fasilitas sosial
fasilitas saja, tetapi juga mempertimbangkan lainnya. Oleh karena itu, kabupaten ini dapat
frekuensi setiap jenis fasilitas tersebut. berfungsi sebagai kawan pusat pertumbuhan
Berdasarkan hasil analisis Indeks yang penting dalam rangka memberikan
Sentralitas, Kabupaten Aceh Tenggara pelayanan kepada masyarakat dan juga
merupakan Kabupaten/Kota yang memiliki pengembangan wilayah di Kabupaten lainnya
nilai indeks sentralitas yang sangat tinggi di Provinsi Aceh.
yakni 104,2. Nilai tersebut merupakan nilai Kota Banda Aceh sebagai pusat
tertinggi di antara 23 Kabupaten/Kota lainnya pertumbuhan erat kaitannya dengan posisinya
yang ada di Provinsi Aceh, sehingga sebagai ibukota Provinsi Aceh dan sekaligus
Kabupaten Aceh Tenggara berada pada sebagai pusat pemerintahan. Hasilnya,
Hirarki I. Selain Kabupaten Aceh Tenggara, kecamatan ini banyak berkembang usaha atau
Kabupaten/Kota yang memiliki nilai indeks aktivitas perekonomian masyarakat, baik itu
sentralitas yang sangat tinggi, yaitu Kota usaha perdagangan dan jasa, industri kecil dan
Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Utara juga banyaknya pembangunan berbagai
dengan masing-masing nilai indeks sebesar fasilitas-fasilitas baik ekonomi, sosial dan
98,89 dan 94,51. pemerintahan. Selain itu, industri-industri
Kabupaten Aceh Tenggara sebagai pusat berkembang di wilayah ini yang banyak
pertumbuhan erat kaittannya ditetapkan menyerap tenaga kerja baik dari dalam
karena Kabupaten ini memiliki pusat maupun luar wilayah. Kota Banda Aceh
pertambangan dan pusat pariwisata yang memiliki fasilitas transportasi yang lengkap
terkenal. Kabupaten Aceh Tenggara memiliki seperti bandara dan pelabuhan. Kota ini juga
jumlah penduduk yang cukup banyak dan memiliki fasilitas pendidikan yang cukup
memerlukan kebutuhan fasilitas sosial, lengkap dari jenjang TK sampai dengan
sehingga di Kabupaten ini banyak dibangun tingkat universitas.
fasilitas sosial, yaitu sarana peribadatan. Hal Selanjutnya, Kabupaten/Kota yang
ini terlihat dari banyaknya jumlah fasilitas memiliki indeks sentralitas yang tinggi adalah
sosial, yaitu sarana peribadatan gereja Kabupaten Aceh Tamiang dengan nilai
sebanyak 24 unit. Fasilitas ini sangat banyak sebesar 74,43 sehingga kabupaten ini
dibandingkan fasilitas sarana peribadatan dikategorikan sebagai pusat pertumbuhan
gereja di Kabupaten/Kota lain. Oleh karena ekonomi yang berada pada Hirarki II. Selain
itu, kabupaten ini berfungsi sebagai kawasan Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten/Kota
pusat pertumbuhan dalam rangka memberikan yang berada pada Hirarki II adalah Kabupaten
pelayanan kepada masyarakat dan sebagai Aceh Besar dengan nilai indeks sentralitas
pengembangan wilayah lainnya di Provinsi 83,75. Di kabupaten ini potensi yang banyak
Aceh. menyumbang untuk PDRB terdapat pada
Selanjutnya Kabupaten/Kota yang bidang pertanian.
memiliki nilai indeks sentralitas yang tinggi Berdasarkan hasil analisis skalogram
yaitu Aceh Utara.Kabupaten ini memiliki dan indeks sentralitas atas banyaknya
jumlah penduduk yang sangat tinggi ketersediaan fasilitas sosial, ekonomi dan
dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya, yaitu pemerintahan, bisa diketahui bahwa hubungan
sebesar 593.492 jiwa pada tahun 2017. antara fasilitas yang tersedia dengan fungsi
Jumlah penduduk yang sangat besar ini daerah sebagai pusat pertumbuhan adalah
mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan semakin tinggi nilai indeks sentralitas yang
ketersediaan fasilitas sosial juga semakin dimiliki dan akan menempatkan wilayah
tinggi, sehingga di kecamatan ini banyak tersebut memiliki fungsi yang lebih besar
dibangun fasilitas sosial seperti sarana dibanding wilayah lainnya.
pendidikan, kesehatan, peribadatan, perusa- Kabupaten/Kota yang memiliki keter-
haan dan pemerintahan. Hal ini terlihat dari sediaan fasilitas yang lengkap menandakan

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 66
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

bahwa Kabupaten/Kota tersebut memiliki secara individu yang dapat dikelaskan sebagai
kemampuan lebih baik dalam memberikan berikut:
pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya, a) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
karena kondisi ini Kabupaten/Kota tersebut Tenggara memiliki daerah keliling yaitu
mampu berperan sebagai pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh
pada kawasan itu. Pengembangan wilayah Selatan, Kabupaten Gayo Lues,
melalui konsep pusat pertumbuhan ini tidak Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten
berarti hanya pengembangan yang terjadi Bener Meriah dan Kota Subulussalam.
pada Hirarki I saja, namun harus dilakukan b) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Utara
dengan secara berjenjang sehingga akan memiliki daerah keliling yaitu Kabupaten
mempercepat perkembangan kegiatan Bireuen dan Kota Lhokseumawe.
ekonomi di seluruh wilayah, khususnya pada c) Pusat Pertumbuhan Kota Banda Aceh
wilayah yang lemah pertumbuhan dan memiliki daerah keliling yaitu Kabupaten
perkembangannya. Hirarki atau kelompok Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya,
pusat pertumbuhan pada Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang dan
sebagai berikut: Kabupaten Nagan Raya.
a. Hirarki I adalah Kabupaten Aceh Tenggara, d) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
Kabupaten Aceh Utara dan Kota Banda Tamiang memiliki daerah keliling yaitu
Aceh. Langsa dan Kabupaten Aceh Timur.
b. Hirarki II adalah Kabupaten Aceh Tamiang e) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
dan Kabupaten Aceh Besar. Besar memiliki daerah keliling yaitu
c. Hirarki III adalah Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.
Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Nagan
Raya. Pembuktian Hipotesis
d. Hirarki IV adalah Kabupaten Aceh Singkil, Berdasarkan hasil perhitungn metode
Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh interaksi atau gravitasi menggunakan variabel
Tengah, Kabupaten Pidie dan Kota jumlah penduduk dan jarak antara Kabupaten/
Lhokseumawe. Kota, maka diketahui interaksi dari masing-
e. Hirarki V adalah Kabupaten Siemeulu, masing Kabupaten/Kota sebagai pusat
Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten pertumbuhan dan Kabupaten/Kota sekitarnya
Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, dan dapat terlihat pada Tabel 1.
Kabupaten Pidie Jaya, Kota Sabang, Kota Dari hasil perhitungan angka interaksi
Langsa dan Kota Subulussalam pusat pertumbuhan terhadap masing-masing
Kabupaten/Kota, maka diperoleh nilai yang
Analisis Gravitasi berbeda. Berdasarkan Tabel 1, Kabupaten
Analisis gravitasi dalam penelitian ini Aceh Tenggara memiliki interaksi paling erat
digunakan untuk menilai kekuatan hubungan dengan Kabupaten Gayo Lues sebagai daerah
(kedekatan) antara dua daerah dimana daerah sekitarnya, sesuai besarnya angka interaksi
dianggap sebagai suatu massa yang memiliki kedua Kabupaten ini. Juga pusat pertumbuhan
daya tarik-menarik, sehingga akan muncul Kabupaten Aceh Utara memiliki interaksi
hubungan saling mempengaruhi antara kedua paling erat dengan Kota Lhokseumawe
daerah tersebut. Dalam ekonomi regional, sebagai daerah sekitarnya. Kota Banda Aceh
hubungan antara daerah bisa diidentifikasikan memiliki interaksi paling erat dengan Kota
sebagai interaksi ekonomi antara pusat Sabang sebagai daerahnya. Pusat pertumbu-
pertumbuhan dengan daerah sekitarnya. Dari han Kabupaten Aceh Tamiang memiliki
23 Kabupaten/Kota dapat diidentifikasikan interaksi paling erat dengan Kota Langsa
5 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang sebagai daerah sekitarnya, dan Kabupaten
memiliki hirarki tinggi sebagai pusat Aceh Besar memiliki interaksi paling erat
pertumbuhan. Beberapa daerah pendukung dengan Kabupaten Pidie sebagai daerah
(hinterland) dari setiap pusat pertumbuhan sekitarnya.

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 67
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

Tabel 1. Hasil Interaksi Kabupaten/Kota Pusat Pertumbuhan Tahun 2017


Kabupaten/Kota
No Kecamatan Hinterland Nilai Interaksi
Pusat Pertumbuhan
Gayo Lues 2.181.009
Subulussalam 340.967
Aceh Tengah 730.778
1. Aceh Tenggara
Aceh Singkil 369.891
Bener Meriah 410.397
Aceh Selatan 392.707
Lhokseumawe 81.073.689
2. Aceh Utara
Bireuen 33.239.373
Sabang 1.339.122
Aceh Jaya 1.008.751
3. Banda Aceh Aceh Barat 890.665
Nagan Raya 489.646
Aceh Barat Daya 285.510
Langsa 41.317.235
4. Aceh Tamiang
Aceh Timur 9.975.949
Pidie 9.539.399
5. Aceh Besar
Pidie Jaya 2.607.795
Sumber: Data sekunder (diolah), Tahun 2017.

Dari perhitungan interaksi tersebut, Banda Aceh dengan wilayah pendukungnya


hanya menggambarkan tingkat interaksi dari Sabang, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya
satu Kabupaten/Kota sebagai pusat dan Aceh Barat Daya. Aceh Tamiang dengan
pertumbuhan dengan Kabupaten/Kota sebagai wilayah pendukungnya Langsa dan Aceh
daerah kelilingnya. Oleh karena itu harus Timur. Terakhir, Aceh Besar dengan wilayah
dianalisis total aksebilitas yang terjadi antara pendukungnya Pidie dan Pidie Jaya.
satu Kabupaten/Kota dengan seluruh
Kabupaten/Kota yang ada, sehingga dapat KESIMPULAN
diketahui kecamatan mana sebagai pusat Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan
pertumbuhan yang memiliki daya tarik lebih pembahasan maka dapat ditarik beberapa
tinggi dari kecamatan lainnya. kesimpulan berikut.
Hipotesis pertama yang menyatakan Pertama, berdasarkan hasil penelitian
terdapat beberapa wilayah kabupaten dan kota diketahui bahwa fasilitas pendidikan di
di Provinsi Aceh menjadi pusat pertumbuhan Provinsi Aceh untuk taman kanak-kanak
dapat diterima, yaitu wilayah Kabupaten Aceh sebanyak 2,212 unit, dan Kabupaten Aceh
Tenggara, Aceh Utara, Banda Aceh, Aceh Utara adalah yang terbanyak yaitu 241 unit.
Tamiang dan Aceh Besar. Selanjutnya, Kemudian sekolah dasar sebanyak 4.068 unit
hipotesis kedua yang menyatakan terdapat dan terbanyak di Kabupaten Aceh Utara
keterkaitan antara daerah kabupaten dan kota sebanyak 409 unit. Sekolah Menengah
yang menjadi pusat pertumbuhan dengan Pertama sebanyak 1.471 unit, dengan jumlah
daerah kabupaten dan kota yang menjadi terbanyak berada di Aceh Utara sebanyak 179
pendukungnya adalah diterima, yaitu Aceh unit. Selanjutnya, Sekolah Menengah Atas
Tenggara dengan wilayah pendukung Gayo sebanyak 977 unit, terbanyak di Kabupaten
Lues, Subulusalam, Aceh Tengah, Aceh Aceh Utara sebanyak 101 unit. Kemudian
Singkil, Bener Meriah dan Aceh Selatan. fasilitas kesehatan untuk Puskesmas sebanyak
Kemudian Aceh Utara dengan wilayah 340 unit, Rumah Sakit sebanyak 66 unit,
pendukungnya Lhokseumawe dan Bireuen. Pustu sebanyak 929 unit dan Polindes

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 68
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523

sebanyak 2.322 unit. Fasilitas peribadatan DAFTAR PUSTAKA


untuk masjid sebanyak 3.939 unit, gereja Adisasmita, R. 2013. Teori-Teori Pem-
sebanyak 42 unit pura tidak ada dan vihara bangunan Ekonomi. Yogyakarta:
sebanyak 17 unit. Graha Ilmu.
Kedua, hasil analisis skalogram dan
sentralisasi diketahui bahwa yang berada pada Ardila. 2012. Analisis Pengembangan Pusat
skala I adalah Aceh Tenggara, Banda Aceh Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
dan Aceh Utara. Pada skala II adalah Aceh Banjarnegara. Jurnal Ekonomi. Vol.
besar dan Aceh Tamiang. Pada skala III 6, No. 8, hal. 86-94.
adalah Bireun, Nagan Raya, Aceh Timur dan Ermawati. 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan
Aceh Barat. Pada skala IV terdapat Aceh Ekonomi pada Tingkat Kecamatan di
Tengah, Pidie, Aceh Selatan, Lhokseumawe, Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa
dan Aceh Singkil. Pada skala V terdapat Tengah. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Bener Meriah, Langsa, Simelue, Aceh Jaya, Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Gore, T. dan Fothergill, S. 2007. Cities and
Subulussalam dan Sabang. Their Hinterlands: How Much do
Terakhir, berkenaan dengan hasil Governance Structures Really Matter.
interaksi wilayah kabupaten/kota, untuk pusat Journal Compilation. Vol. 1, No.2,
pertumbuhan Kabupaten Aceh Tenggara hal. 55-68.
didukung oleh Kabupaten Gayo Lues, Kota Richardson, H.W. 2001. Dasar-Dasar Ilmu
Subulussalam, Kabupaten Aceh Tengah, Regional. Alihbahasa: Paul Sitohang.
Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Bener Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Meriah, dan Kabupaten Aceh Selatan. Pusat Ekonomi Universitas Indonesia.
pertumbuhan Kabupaten Aceh Utara
Riyadi. 2008. Perencanaan Pembangunan
didukung oleh Kota Lhokseumawe dan
Daerah Strategi Menggali Potensi
Kabupaten Bireun. Pusat pertumbuhan Kota
dalam Mewujudkan Otonomi
Banda Aceh didukung oleh Kota Sabang,
Daerah. Jakarta: PT. Gramedia
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat,
Pustaka Utama.
Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh
Barat Daya. Pusat pertumbuhan Kabupaten Sagala, S. 2009. Hasil Analisis Pusat
Aceh Tamiang didukung Kota Langsa dan Pertumbuhan di Kabupaten Ogan
Kabupaten Aceh Timur. Pusat pertumbuhan Hilir. Jakarta.
Aceh Besar didukung Kabupaten Pidie dan Sugiyanto. 2010. Penelitian Pengembangan
Kabupaten Pidie Jaya. Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan beberapa kesimpulan itu, di Kabupaten Lamandau. Surabaya:
dikemukakan tiga rekomendasi. Pertama, bagi Fakultas Ekonomi Universitas Dr.
pemerintah propinsi dapat menambahkan Soetomo.
fasilitas pendidikan daerah yang masih Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuanti-
membutuhkan seperti di Kabupaten Gayo tatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Lues; dan fasilitas kesehatan seperti Rumah Alfabeta.
Sakit, dimana masih banyak Kabupaten dan Syahrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori
Kota yang hanya memiliki satu rumah sakit. dan Aplikasi. Jakarta: Niaga Swadaya
Kedua, pemerintah propinsi perlu
menambah fasilitas bagi daerah Hinterland Tarigan, R. 2009. Perencanaan Pembangu-
atau wilayah pendukung sehingga tidak ada nan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
kesenjangan dengan wilayah kabupaten/ kota Wibowo, R. 2007. Konsep, Teori dan
sebagai pusat pertumbuhan. Ketiga, bagi Landasan Analisis Wilayah. Malang:
peneliti selanjutnya bisa menambahkan Bayumedia Publishing.
penelitian tentang interaksi ekonomi.

Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 69

Anda mungkin juga menyukai