E-ISSN 2614-1523
Nurlina
Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Samudra
e-mail: nurlina@unsam.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kabupaten dan kota yang berpotensi
sebagai pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh dan untuk menganalisis
interaksi (tingkat keterkaitan) antara pusat pertumbuhan dan daerah sekitarnya
kabupaten dan kota pendukung. Metode analisis skologram menunjukkan bahwa
yang berada pada skala I adalah Aceh Tenggara, Banda Aceh dan Aceh Utara;
skala II adalah Aceh besar dan Aceh Tamiang; skala III Bireun, Nagan Raya, Aceh
Timur dan Aceh Barat; skala IV terdapat Aceh Tengah, Pidie, Aceh Selatan,
Lhokseumawe, dan Aceh Singkil; serta, skala V terdapat Bener Meriah, Langsa,
Simelue, Aceh Jaya, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Subulussalam dan
Sabang. Hasil interaksi wilayah kabupaten/kota untuk pusat pertumbuhan
Kabupaten Aceh Tenggara didukung oleh Kabupaten Gayo Lues, Kota
Subulussalam, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Bener
Meriah, dan Kabupaten Aceh Selatan; pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Utara
didukung oleh Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireun; pusat pertumbuhan Kota
Banda Aceh didukung oleh Kota Sabang, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat Daya; pusat pertumbuhan
Kabupaten Aceh Tamiang didukung Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Timur; serta,
pusat pertumbuhan Aceh Besar didukung Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie
Jaya.
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 61
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 62
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
dimensi psikologi, dan dimensi sosial, sebagai pusat pertumbuhan adalah sebagai
namun suatu skala nilai anak sebaiknya berikut (Gulo, 2015):
hanya mengukur salah satu dimensi saja. k = 1 + 3,3 Log n
b. Seperangkat variabel-variabel dalam suatu
set pernyataan harus bersifat kumulatif, dimana k adalah banyaknya kelas, dan n
yang berarti pernyataan-pernyataan itu adalah banyaknya kabupaten dan kota.
mempunyai bobot yang berbeda, dan Selanjutnya, untuk menentukan besar
apabila seorang responden menyetujui nya interval kelas, dengan cara:
pernyataan yang lebih berat bobotnya, A-B
maka dia diharapkan akan menyetujui
k
pernyataan-pernyataan yang lebih rendah
atau ringan. dimana A yaitu jumlah fasilitas bangunan
tertinggi; B yaitu jumlah fasilitas bangunan
Penelitian Sebelumnya terendah; dan k adalah banyaknya kelas.
Gore dan Fothergill (2007) melakukan 2. Analisis Gravitasi
penelitian dengan judul “Cities and Their Model gravitasi dipergunakan dalam
Hinterlands: How Much do Governance perencanaan wilayah. Model ini dapat
Structures Really Matter”. Penelitian ini membantu perencana wilayah untuk
bertujuan mengetahui pertumbuhan wilayah memperkirakan daya tarik suatu lokasi
kota batu bara di Inggris dan serta struktur dibandingkan lokasi lain di sekitarnya.
pemerintahan pendukungnya. Penelitian di Rumus gravitasi (Gulo, 2015):
lakukan pada tiga wilayah Kota Batu Bara di
𝑘
Inggris. Metode analisis data yang digunakan 𝑃 .𝑃 𝐴 =
adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil 𝑑
penelitian diketahui bahwa dari tiga wilayah dimana Aij dimana besarnya interaksi
kota batu bara dua kota diantaranya menjadi wilayah i dengan wilayah j; Pi adalah
kota yang paling maju pertumbuhannya, yaitu jumlah penduduk di wilayah i dalam
kota baru bara Lothian, sementara dua kota ribuan jiwa; P adalah jumlah penduduk di
lainnya adalah wilayah pendukungnya. wilayah j dalam ribuan jiwa; dij adalah
jarak dari wilayah i dengan wilayah j
METODE PENELITIAN (dalam km); k adalah sebuah bilangan
Penelitian dilakukan di Provinsi Aceh, konstanta berdasarkan pengalaman; dan, b
data yang digunakan adalah data banyaknya adalah peringkat dari dij yang sering
kabupaten dan kota, dan jumlah penduduk. digunakan (b = 2).
Sumber data diperoleh dari Badan Pusat
Statistik Aceh (BPS Aceh), jurnal, buku, yang 3. Indeks Sentral
berkaitan dengan penelitian ini. 𝑡
𝐶=
𝑇
Metode Analisis Data dimana C adalah Indeks Sentral; t adalah
Menganalisis data dalam penelitian ini bobot atribut suatu fasilitas; dan, T adalah
menggunakan: jumlah total atribut fasilitas.
1. Analisis Skalogram.
Dalam analisis ini semua fasilitas HASIL ANALISIS
umum yang dimiliki wilayah di data dan Hasil Penelitian
disusun dalam suatu tabel. Metode ini Luas Provinsi Aceh adalah sebesar
digunakan untuk menuliskan jumlah 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan
fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah terluas yang mencapai 2.270.080 ha, diikuti
atau menuliskan ada/tidaknya fasilitas di lahan perkebunan rakyat seluas 700.350 ha.
suatu wilayah. Rumus mencari banyaknya Sedangkan lahan industri memiliki luas
kelas dari tiap-tiap kabupaten dan kota terkecil, yaitu 2.096 ha. Kemudian jumlah
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 63
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
penduduk di Provinsi Aceh pada tahun 2017 Kota Subulussalam dengan masing-masing
adalah sebesar 5.096.248 jiwa yang tersebar sebanyak 5 unit. Fasilitas kesehatan rumah
di setiap daerah (18 Kabupaten dan 5 Kota). sakit yang telah tersebar di Kabupaten/Kota di
Provinsi Aceh dengan jumlah paling sedikit
Fasilitas Pendidikan masing-masing 1 dan jumlah paling banyak
Tingkat pendidikan suatu masyarakat sebesar 15 unit di Kota Banda Aceh.
ditentukan dengan ketersediaan berbagai Sedangkan jumlah fasilitas kesehatan
fasilitas pendidikan yang dapat menunjang Puskesmas Pembantu dan Polindes yang ada
kegiatan belajar mengajar di daerah tersebut. di Provinsi Aceh sebanyak 929 unit dan 2.322
Total sekolah Taman Kanak-Kanak di unit yang tersebar diseluruh Kabupaten/Kota.
Provinsi Aceh berjumlah 2,212 unit yang
tersebar di Kabupaten/Kota. Penyebarannya Fasilitas Peribadatan
pun hampir merata di setiap Kabupaten/Kota Pembangunan di bidang kehidupan
yang disesuaikan dengan besarnya jumlah beragama dan kepercayaan kepada Tuhan
penduduk dan luasnya wilayah. Kabupaten Yang Maha Esa diarahkan mampu
Aceh Utara merupakan Kabupaten yang meningkatkan kualitas umat beragama
memiliki paling banyak jumlah TK, yaitu sehingga tercipta suasana kerukunan hidup
sebanyak 241 unit. yang erat.
Begitupun halnya dengan Sekolah Fasilitas peribadatan di Provinsi Aceh
Dasar/Sederajat yang tersebar di Kabupaten/ yang paling dominan adalah Mesjid. Hal ini
Kota di Provinsi Aceh pada tahun 2017 dikarenakan di Provinsi Aceh Penduduknya
sebanyak 4.068 unit. Kabupaten Aceh Utara mayoritas beragama Islam, sementara tempat
memiliki SD/Sederajat terbanyak sebanyak peribadatan lain seperti gereja, pura dan
409 unit, disusul dengan Kecamatan Pidie vihara jumlahnya terbatas, terkecuali di
sebanyak 337 unit serta Kabupaten/Kota yang Kabupaten Aceh Tenggara. Hal ini karena di
memiliki SD/Sederajat, paling sedikit adalah kabupaten ini banyak penduduknya yang
Kota Sabang. beragama Kristen. Sementara untuk penduduk
Untuk SMP/Sederajat yang ada di beragama Hindu dan Budha jumlahnya sedikit
Provinsi Aceh sebanyak 1.471 unit dengan dan menggunakan tempat peribadatan berupa
jumlah terbanyak berada di Aceh Utara vihara dan pura. Di Provinsi Aceh pada tahun
sebanyak 179 unit dan jumlah paling sedikit 2017 terdapat 3.939 unit masjid, 42 unit
Kota Sabang sebanyak 11 unit. Di Provinsi gereja, 0 unit pura dan 17 unit vihara.
Aceh, jumlah SMA/Sederajat sebanyak 977
unit. Kabupaten Aceh Utara merupakan Analisis Skalogram dan Indeks Sentralitas
Kabupaten dengan jumlah SMA/Sederajat Metode analisis ini digunakan untuk
terbanyak diantara kecamatan lainnya yaitu mengetahui pusat pertumbuhan ekonomi di
sebesar 101 unit, dan Kabupaten Gayo Lues wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi
merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah Aceh dengan melihat ketersediaan fasilitas
SMA paling sedikit sebanyak 20 unit. umum dalam suatu wilayah. Selanjutnya,
analisis skalogram ini dikembangkan untuk
Fasilitas Kesehatan menentukan indeks sentralitas terbobot.
Fasilitas Kesehatan yang ada di Provinsi Penentuan hirarki pusat pertumbuhan dengan
Aceh terdiri dari Puskesmas, Rumah Sakit, indeks sentralitas ini tidak hanya berdasarkan
Puskesmas Pembantu dan Polindes. Jumlah jumlah fungsi atau fasilitas pelayanan yang
fasilitas kesehatan di Provinsi Aceh pada ada pada suatu wilayah, tetapi juga
tahun 2017 berupa Puskesmas yang telah berdasarkan frekuensi keberadaan fungsi atau
tersebar di Kabupaten/Kota dengan jumlah fasilitas tersebut pada wilayah yang ditinjau.
340 unit, dengan jumlah terbanyak berada di Analisis Skalogram dan Indeks
Kabupaten Aceh Utara sebanyak 31 unit dan Sentralitas ini dapat menunjukkan bahwa
jumlah terkecil berada di Kota Langsa dan wilayah yang merupakan hirarki tinggi adalah
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 64
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 65
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 66
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
bahwa Kabupaten/Kota tersebut memiliki secara individu yang dapat dikelaskan sebagai
kemampuan lebih baik dalam memberikan berikut:
pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya, a) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
karena kondisi ini Kabupaten/Kota tersebut Tenggara memiliki daerah keliling yaitu
mampu berperan sebagai pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh
pada kawasan itu. Pengembangan wilayah Selatan, Kabupaten Gayo Lues,
melalui konsep pusat pertumbuhan ini tidak Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten
berarti hanya pengembangan yang terjadi Bener Meriah dan Kota Subulussalam.
pada Hirarki I saja, namun harus dilakukan b) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh Utara
dengan secara berjenjang sehingga akan memiliki daerah keliling yaitu Kabupaten
mempercepat perkembangan kegiatan Bireuen dan Kota Lhokseumawe.
ekonomi di seluruh wilayah, khususnya pada c) Pusat Pertumbuhan Kota Banda Aceh
wilayah yang lemah pertumbuhan dan memiliki daerah keliling yaitu Kabupaten
perkembangannya. Hirarki atau kelompok Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya,
pusat pertumbuhan pada Provinsi Aceh adalah Kabupaten Aceh Jaya, Kota Sabang dan
sebagai berikut: Kabupaten Nagan Raya.
a. Hirarki I adalah Kabupaten Aceh Tenggara, d) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
Kabupaten Aceh Utara dan Kota Banda Tamiang memiliki daerah keliling yaitu
Aceh. Langsa dan Kabupaten Aceh Timur.
b. Hirarki II adalah Kabupaten Aceh Tamiang e) Pusat pertumbuhan Kabupaten Aceh
dan Kabupaten Aceh Besar. Besar memiliki daerah keliling yaitu
c. Hirarki III adalah Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya.
Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Nagan
Raya. Pembuktian Hipotesis
d. Hirarki IV adalah Kabupaten Aceh Singkil, Berdasarkan hasil perhitungn metode
Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh interaksi atau gravitasi menggunakan variabel
Tengah, Kabupaten Pidie dan Kota jumlah penduduk dan jarak antara Kabupaten/
Lhokseumawe. Kota, maka diketahui interaksi dari masing-
e. Hirarki V adalah Kabupaten Siemeulu, masing Kabupaten/Kota sebagai pusat
Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten pertumbuhan dan Kabupaten/Kota sekitarnya
Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, dan dapat terlihat pada Tabel 1.
Kabupaten Pidie Jaya, Kota Sabang, Kota Dari hasil perhitungan angka interaksi
Langsa dan Kota Subulussalam pusat pertumbuhan terhadap masing-masing
Kabupaten/Kota, maka diperoleh nilai yang
Analisis Gravitasi berbeda. Berdasarkan Tabel 1, Kabupaten
Analisis gravitasi dalam penelitian ini Aceh Tenggara memiliki interaksi paling erat
digunakan untuk menilai kekuatan hubungan dengan Kabupaten Gayo Lues sebagai daerah
(kedekatan) antara dua daerah dimana daerah sekitarnya, sesuai besarnya angka interaksi
dianggap sebagai suatu massa yang memiliki kedua Kabupaten ini. Juga pusat pertumbuhan
daya tarik-menarik, sehingga akan muncul Kabupaten Aceh Utara memiliki interaksi
hubungan saling mempengaruhi antara kedua paling erat dengan Kota Lhokseumawe
daerah tersebut. Dalam ekonomi regional, sebagai daerah sekitarnya. Kota Banda Aceh
hubungan antara daerah bisa diidentifikasikan memiliki interaksi paling erat dengan Kota
sebagai interaksi ekonomi antara pusat Sabang sebagai daerahnya. Pusat pertumbu-
pertumbuhan dengan daerah sekitarnya. Dari han Kabupaten Aceh Tamiang memiliki
23 Kabupaten/Kota dapat diidentifikasikan interaksi paling erat dengan Kota Langsa
5 kabupaten/kota di Provinsi Aceh yang sebagai daerah sekitarnya, dan Kabupaten
memiliki hirarki tinggi sebagai pusat Aceh Besar memiliki interaksi paling erat
pertumbuhan. Beberapa daerah pendukung dengan Kabupaten Pidie sebagai daerah
(hinterland) dari setiap pusat pertumbuhan sekitarnya.
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 67
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 68
JURNAL SAMUDRA EKONOMI DAN BISNIS, VOL 9, NO 1 JANUARI 2018 P-ISSN 2089-1989
E-ISSN 2614-1523
Nurlina & Ayu Ridha Br. Ginting: Analisis identifikasi pusat-pusat pertumbuhan dan … 69