oleh/by:
Mone Iye Cornelia Marchiavelly1, Lalitya Narieswari1, Sri Lestari Munajati2,
Sumaryono2, Widodo Edi Santoso2, Sukendra Martha3
2
1Peneliti Muda Badan Informasi Geospasial
Peneliti Madya Badan Informasi Geospasial
3 Peneliti Utama Badan Informasi Geospasial dan Widyaiswara pada
Lemhanas email: monewonka@gmail.com; munajati@yahoo.com
Diterima (received): 15 Oktober 2011; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 21 November 2012
ABSTRAK
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang mempunyai posisi sangat strategis sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Disamping keberadaannya sebagai daerah wisata, Kabupaten Lombok Barat juga
termasuk daerah rawan bencana, diantaranya bencana tsunami, banjir dan longsor. Untuk
itu, diperlukan pendekatan manajemen risiko bencana dalam kerangka pariwisata untuk
mendukung Pengurangan Risiko Bencana. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan risiko
bencana di daerah pariwisata serta memperkirakan kerugian ekonomi yang mungkin timbul
bila terjadi bencana. Metode yang digunakan adalah melalui Focus Group Discussion
(FGD), pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis SIG untuk menghasilkan
risiko bencana. Selanjutnya, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan kepada pemerintah dan masyarakat yang bergerak di sektor pariwisata dalam
rangka pengurangan risiko bencana di lokasi penelitian.
ABSTRACT
West Lombok Regency is one of regencies in West Nusa Tenggara which become the
Tourism Destination Region (TDR). In addition to its presence as a tourism destination
area, West Lombok is also categorized as disaster-prone areas, such as tsunami, flood and
landslide. Therefore, a disaster risk management approach within a framework of tourism to
support Disaster Risk Reduction is needed. The aim of this paper is mapping the risk in
tourism area and estimates the economic lose due to disaaster. The method used is a
Focus Group Discussion (FGD), primary and secondary data collection and GIS analysis to
produce the risk maps. Furthermore, it is expected that the results of this study can be used
as input to the government and the people engaged in the tourism sector in the context of
disaster risk reduction at the sites.
187
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
188
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
189
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
190
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
191
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
Tabel 4. Hotel Berbintang, Hotel Melati, Jumlah Wisatawan Nusantara dan Mancanegara
Hotel Berbintang Hotel Melati
No Kecamatan Jumlah Jumlah Wisatawan Jumlah Jumlah Wisatawan
(orang) (orang)
(buah) (buah)
Wisnu Wisman Wisnu Wisman
1. Sekotong 1 16 223 4 310 500
2. Lembar - - - 2 125 548
3. Gerung - - - - - -
4. Labuapi - - - - - -
5. Kediri - - - - - -
6. Kuripan - - - - - -
7. Narmada 2 162 46 5 3.969 -
8. Lingsar 1 216 243 2 6.471 48
9. Gunungsari - - - - - -
10. Batulayar 18 82.626 52.144 24 11.769 52.870
Jumlah 22 83.020 52.656 37 22.644 53.966
Sumber: Dinas Parsenibud Kabupaten Lombok Barat (2011)
192
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
Focus Group Discussion (FGD) pada dukungan bila terjadi bencana dan upaya
tanggal 5 Juli 2012. FGD dilakukan dengan mitigasi bencana yang sudah pernah
mengundang BPBD, pemerintah dilaksanakan. Parameter kapasitas beser-
desa/kecamatan dan tokoh masyarakat ta bobot yang digunakan untuk meng-
untuk mensosialisasikan dan mengenal- hitung kapasitas adalah seperti pada Tabel
kan peta tematik bencana yang sudah ada 6. Hasil perhitungan dari data kapasitas
untuk kemudian bisa diguna-kan pada kemudian dikelaskan menjadi 3 kelas,
daerah penelitian sebagai pen-dukung yaitu kapasitas tinggi, sedang, dan rendah.
pengembangan pariwisata yang berbasis Setelah didapatkan peta kerentanan
bencana. Selain itu juga sekaligus dan peta kapasitas kemudian kedua peta
dilakukan verifikasi data serta tersebut dioverlay menjadi peta keren-
mengumpulkan aspirasi pihak-pihak yang tanan total. Selanjutnya, guna men-
diundang mengenai informasi spasial yang dapatkan peta risiko bencana, dilakukan
dibutuhkan dan diinginkan oleh para overlay antara peta rawan bencana
pelaku di sektor pemerintah dan pariwisata dengan peta kerentanan total. Peta risiko
dalam rangka penyusunan rencana aksi bencana yang dihasilkan juga dibagi atas 3
guna mendukung pengu-rangan risiko (tiga) kelas, yaitu risiko tinggi, sedang, dan
bencana. FGD dihadiri oleh SKPD Kab. rendah.
Lombok Barat (Bappeda, Dinas PU, BPBD, Selain dari peta risiko, hasil survei
KKP), para pengelola hotel dan kafe, lapangan yang berupa point hotel dan
Camat dan Kepala Desa, dan Kelompok obyek wisata kemudian dioverlay dengan
Nelayan. citra satelit guna membuat peta sebaran
obyek wisata serta infrastruktur wisata di
Paska Survei Kecamatan Batulayar.
Sesudah data terkumpul melalui survei Tabel 5. Parameter dan Bobot untuk
lapangan dan pelaksanaan FGD, maka Menghitung Kerentanan
dilakukan analisis dan pengolahan data No. Parameter Bobot
lanjutan dan penyusunan laporan akhir. Kerentanan
Data hasil survei lapangan yang telah A. Sosial 60
dikumpulkan kemudian diplotkan dalam (Kependudukan)
peta kebencanaan yang sudah dibuat 1. % Perempuan
sebelumnya. Peta Risiko Bencana yang
disusun terdiri dari 6 jenis bencana, yaitu 2. Total Penduduk
gempa, banjir, rob, erosi, abrasi dan 3. Jumlah Penyandang
tsunami. Cacat
Pengolahan data lanjutan dilakukan 4. % Kemiskinan
berdasarkan masukan dari FGD, dimana B. Infrastruktur (Fisik) 40
kerentanan dan kapasitas daerah pariwi-
sata dihitung berdasarkan data Potensi 1. Jumlah Sekolah
Desa menggunakan metode skoring. 2. Jarak ke Ibukota
Kerentanan tersebut memperhitungkan Kecamatan (km)
indikator sosial dan fisik dan parameter Waktu tempuh Dengan
kerentanan beserta bobot yang digunakan 3. Kendaraan Tercepat
untuk menghitung kerentanan adalah Ke Ibukota Kecamatan
seperti pada Tabel 5. (menit)
Hasil perhitungan kemudian dikelas-kan 4. Jumlah Sarana
menjadi 3 kelas, yaitu kerentanan tinggi, Kesehatan
sedang, dan rendah. Sedangkan untuk 5. Petugas Kesehatan
menyusun peta kapasitas, digunakan
indikator histori bencana,
193
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
Tabel 6. Parameter dan Bobot untuk Untuk melengkapi data risiko bencana,
Menghitung Kapasitas estimasi kerugian tiap jenis bencana juga
No. Parameter Kapasitas Bobot dihitung. Estimasi ini dilakukan dengan
menghitung kerugian tiap hotel yang
A. Histori Bencana 30 terdapat di daerah berisiko bencana untuk
1. Kejadian longsor tiap jenis bencana dengan asumsi jumlah
2. Kejadian banjir kamar tidak terisi semua saat terjadi
bencana serta perhitungan tarif kamar
3. Kejadian rob menggunakan data harga yang tercantum
4. Kejadian angin puting pada website hotel masing-masing. Ada 2
beliung skenario yang digunakan dalam melaku-
B. Dukungan bantuan 20 kan perhitungan estimasi kerugian ini yaitu
pada saat kunjungan wisatawan sedang
1. Warga
normal dan pada saat tingkat kunjungan
2. Pemerintah desa wisatawan tinggi yaitu saat liburan hari
3. Pemerintah kabupaten raya, libur anak sekolah, dll. (peak
season).
4. Pemerintah propinsi
5. Pemerintah pusat HASIL PENELITIAN
6. Partai politik
Dari data yang dikumpulkan saat pra
7. Lembaga
survei, didapatkan peta rawan bencana
kemasyarakatan
untuk Kecamatan Batulayar. Peta rawan
8. Media massa bencana tersebut terdiri dari 6 (enam) jenis
9. LSM yaitu bencana banjir rob, banjir (sungai),
10. LN longsor, abrasi, gempa, kekeringan, angin
ribut, dan tsunami.
11. Lainnya Berdasarkan peta rawan bencana
C. Mitigasi Bencana 50 tersebut diatas, didapatkan hasil bahwa
1. semua desa di Kecamatan Batulayar
Sistem pengamanan dini
merupakan wilayah yang rawan bencana
2. Perlengkapan banjir, pasang air laut (rob), gempa, abrasi,
keselamatan erosi, dan tsunami. Desa Senggigi,
3. Gotong royong Batulayar, Sandik, dan Lembah Sari
4. Penyuluhan merupakan empat desa yang memiliki
keselamatan potensi untuk terjadinya semua jenis
5. Rambu-rambu bencana bencana (Tabel 7).
Peta kerentanan bencana total untuk
6. Lainnya Kecamatan Batulayar dapat dilihat pada
Gambar 2.
194
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
Desa yang memiliki kerentanan tinggi risiko abrasi yang rendah adalah Desa
terhadap bencana adalah Desa Sandik Lembah Sari.
dan Lembah Sari. Desa dengan keren- Desa dengan risiko bencana erosi
tanan sedang adalah Desa Meninting, tinggi adalah Desa Lembah Sari dan
Batulayar, Senggigi, sedangkan desa Sandik. Desa dengan risiko erosi sedang
dengan kerentanan rendah adalah Desa ditemukan di Desa Senggigi, Batulayar,
Senteluk. dan Meninting. Sedangkan Desa Sente-luk
Peta Risiko Bencana Kecamatan merupakan desa yang memiliki tingkat
Batulayar disusun berdasarkan overlay risiko abrasi yang rendah.
peta rawan bencana dan peta kerentanan Risiko bencana banjir yang tinggi dan
bencana total (overlay peta kerentanan sedang dapat ditemui di Desa Senteluk
dan peta kapasitas) Kecamatan Batulayar. dan sebagian kecil Desa Lembah Sari,
Untuk bencana tsunami, daerah yang sebagian daerah Desa Senggigi,
memiliki risiko tinggi adalah sepanjang Batulayar, dan Meninting. Sedangkan
pesisir pantai di Desa Senggigi, Batulayar, sebagian besar daerah Desa Lembah Sari
dan Meninting. Sedangkan daerah yang termasuk daerah dengan risiko banjir yang
memiliki risiko sedang adalah Desa rendah.
Senteluk dan Lembah Sari serta Desa Dari Peta Risiko Bencana Banjir Rob,
Sandik dengan risiko terhadap bencana didapatkan hasil bahwa, sebagian kecil
tsunami yang rendah. Desa Meninting, Batulayar, dan Senggigi
Untuk bencana abrasi, desa yang memiliki risiko yang tinggi. Sebagian besar
memiliki risiko tinggi adalah Desa Desa Lembah Sari, Senteluk, dan Sandik
Senteluk, sebagian Desa Batulayar, dan termasuk desa dengan risiko banjir rob
sebagian Senggigi. Desa yang memiliki yang sedang.
195
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
Desa dengan tingkat risiko bencana pemilik hotel, alamat, jumlah kamar, jumlah
gempa yang tinggi dapat ditemukan di tempat tidur, dan jumlah tenaga kerja.
Desa Lembah Sari dan Sandik. Risiko Dari informasi yang dikumpulkan pada
sedang dapat dijumpai di Desa Meninting, saat survei lapangan yaitu berupa
Batulayar, dan Senggigi, sedangkan Desa informasi hotel, tarif kamar dan posisi
Senteluk dikategorikan sebagai desa koordinatnya, kemudian dibuat estimasi
dengan tingkat risiko terhadap gempa kerugian hunian hotel apabila terjadi
yang rendah. bencana alam di Kabupaten Batulayar.
Sebaran obyek wisata dan hotel baik Estimasi ini dihitung dengan asumsi
hotel berbintang maupun hotel melati seluruh kamar hotel yang terkena bencana
diplotkan dalam Peta Sebaran Obyek tidak dihuni oleh wisatawan. Ada dua
Wisata dan Peta Sebaran Hotel skenario yang digunakan, yaitu bencana
Kecamatan batulayar. Data atribut peta terjadi saat kunjungan wisatawan normal
tersebut memuat informasi mengenai dan saat kunjungan tinggi. Estimasi
keterangan dari masing-masing obyek kerugian akibat bencana dengan dua
wisata serta infrastruktur wisata. Untuk skenario tersebut dapat dilihat pada Tabel
infrastruktur wisata dalam hal ini berupa 8.
hotel memuat informasi seperti nama
196
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
Gambar 5. Peta Rawan Bencana Erosi Gambar 6. Peta Rawan Bencana Banjir
Kecamatan Batulayar Kecamatan Batulayar
Gambar 7. Peta Rawan Bencana Rob Gambar 8. Peta Rawan Bencana Gempa
Kecamatan Batulayar Kec. Batulayar
197
Globe Volume 14 No. 2 Desember 2012 : 187 - 199
Gambar 9. Peta Sebaran Obyek Wisata Gambar 10. Peta Sebaran Hotel di
di Kecamatan Batulayar Kecamatan Batulayar
198
Pemetaan Risiko Bencana pada Daerah Pariwisata Kabupaten Lombok Barat...............…. (Marchiavelly, MIC., dkk.)
199