I. GOLONGAN PUPUK
Ada dua golongan pupuk. Pertama yaitu pupuk alam seperti pupuk hijau, pupuk kandang dan
kompos; kadang-kadang disebut juga sebagai pupuk organik. Sedangkan golongan yang kedua ialah
pupuk buatqn yang biasa disebut pupukan organik. Pupuk golongan kedua ini dibuat orang dan banyak
jenisnya.
A. Pupuk Alam
1. Pupuk hijauan.
Pupuk hijauan ialah tanaman atau bagian tanaman yang masih muda, yang dibenamkan ke
dalam tanah untuk menambah bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara tanaman terutama unsur
hara Nitrogen.
Tanaman yang sering digunakan untuk keperluan pupuk hijau umumnyajenis tanaman kacang-
kacangan, karena jenis inilah yang banyak mengandung unsur hara Nitrogen. Jenis tanaman lain
yang bisa digunakan adalah rumput-rumputan dan paku-pakuan.
Dalam menggunakan pupuk hijau ini, ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu dengan
membenamkan dan dengan cara mulching. Untuk membenamkannya juga ada beberapa cara :
- Mula – mula tanaman direbahkan, lalu tanah dibajak. Pupuk dibenamkan bersama-sama
dengan tapal bajak. Cara ini baik untuk tanah kering dan sawah.
- Mula-mula tanaman pupuk hijau dicabut, dan diletakkan di dalam saluran-saluran tapal bajak
atau galian cangkul. Setelah itu ditimbun dengan bajakan atau cangkulan berikutnya. Sangan
baik dilakukan pada tanah tegalan dan lading.
- Mula-mula tanaman pupuk hijau dicabut, dipotong-potong dan dikumpulkan. Tanah dibaja,
lalu potongan-potongan tanaman itu disebar dan diinjak-injak sampai terbenam ke dalam
tanah. Cara ini dilakukan pada tanah sawah yang basah. Kalau pupuk hijau digunakan sebagai
mulching tanaman setelah dibabat dan dipotong-potong dihamparkan ke sekeliling tanaman
pokok dengan jarak 0,2 – 1 met3r dari batang.
Diantara tanaman pupuk hijau yang memenuhi persyaratan sebagai pupuk antara lain jenis
Crotalaria juncea, Crotaaliaria anagyroides dan Crotalaria usaramoensia, Tephrosia candida,
Desmodium giyroides dan Tephrosia maxima.
2. Pupuk kandang
Pupuk kandang ialah pupuk yang didapat dari kotoran padat dan cair dari ternak. Kotoran ini
dapat bercampur dengan sisa-sisa makanan, jerami alas kandang. Dapat juga merupakan kotoran itu
saja.
Jenis Kotoran Zat Lemas Zat Posfor Zat Kalium Air (%)
N (%) P (%) K (%)
Kuda :
- Padat 0,55 0,30 0,40 75
- Cair 1,40 0,02 1,60 90
Kerbau
- Padat 0,60 0,30 0,34 85
- Cair 1,00 0,15 1,50 92
Sapi
- Padat 0,40 0,20 0,10 85
- Cair 1,00 0,50 1,50 92
Kambing
- Padat 0,60 0,30 0,17 60
- Cair 1,50 0,13 1,80 85
Biri-biri
- Padat 0,75 0,50 0,45 60
- Cair 1,35 0,05 2,10 85
Babi
- Padat 0,95 0,35 0,40 80
- Cair 0,40 0,10 0,45 97
Ayam
- Padat dan cair 1,00 0,80 0,40 55
Pemupukan dengan pupuk kandang dalam bentuk padat, harus dengan cara disebar merata
dan keudian dibenamkan ke dalam tanah. Pemberian pupuk kandang dengan cara hanya
meletakkan saja sebagai tumpukan-tumpukan kecil akan tidak membawa hasil yang baik, karena
amoniaknya akan segera menguap terutama bila ada terik matahari atau dihanyutkan oleh air
hujan.
Pemberian pupuk kandang cair dilakukan dengan jalan menyiramkan pupuk tersebut ke atas
tanah secara merata dan dekat pada batang tanaman. Lebih baik lagi bila setelah disiram segera
dicampurkan dengan tanah. Pupuk kandang cair kurang baik bila diberikan sebelum menanam,
karena mungkin akan terjadi penguapan atau pencucian oleh air hujan terutama pada tanah ringan.
Pupuk kandang cair dapat dipakai untuk memupuk bermacam-macam tanaman yang banyak
memerlukan unsure hara N dan k, karena di dalamnya banyak terkandung kedua unsure itu.
3. Pupuk kompos
Pupuk kompos ialah pupuk alam yang telah mengalami proses sedemikian rupa sehingga
mengalami perubahan menjadi bahan yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah sehingga
mendekati C/N tanah. Yang dimaksud dengan C/N ialah perbandingan kandungan C dengan
kandungan N.
Pengkomposan dilakukan pada bahan-bahan organic yang kandungan C/N nya tinggi, misalnya
jerami, batang jagung dan daun-daun kering. Bagi bahan organic yang kandungan C/N nya rendah
seperti bungkil kapuk, daun Tephrosia muda dan daun dadap yang muda dapat langsung
dibenamkan ke dalam tanah.
Bahan organic yang telah dikomposkan dengan baik, bukan saja akan memperkaya bahan
makanan untuk tanaman, tetapi terutama berperan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ternyata bahan organic yang dikomposkan
memiliki kandungan hara tanaman yang lebih tinggi daripada bahan kering biasa.
- Bahan yang akan dikomposkan sebaiknya dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil.
- Sebagai aktifator, pakailah bahan yang mengandung jasad-jasad renik seperti pupuk kandang
atau humus.
- Bahan yang C/N nya tinggi perlu ditambah pupuk N buatan, misalnya Urea atau Z.A.
- Bahan yang akan dikomposkan ditumpuk berlapis-lapis di atass tanah. Tiap lapisan tebalnya 30
cm dan telah dicampur dengan kapur atau abu dapur. Luas lapisan 2 x 3 meter yang merupakan
hasil tumpukan selama 1 – 3 hari. Tinggi tumpukan ± 1,5 meter yang sebaiknya harus
diselesaikan proses penumpukannya dalam waktu 10 hari.
- Tumpukan harus dalam keadaan basah, karena itu perlu dikontrol setiap hari.
- Beri pelindung dari atap untuk melindungi tumpukan dari hujan atau panas matahari.
- Agar perubahan yang terjadi dalam tummpukan merata, setiap bulan tumpukan dibongkar untuk
dibalik dan ditumpuk kembali. Setelah 3 atau 4 kali pembongkaran, pembalikan dan
penumpukan kembali, akan diperoleh kompos yang sudah masak. Jadi jangka waktu pembuatan
kompo9s yang baik ± 3 bulan.
B. Pupuk Buatan
Pupuk buatan umumnya berwarna. Warna-warna ini tergantung pada kandungan zat makanan atau
unsur hara di dalamnya dan bagaimana cara membuatnya. Partikel pupuk buatan bisa bermacam-
macam ukuran dan bentuknya. Ada yang berupa biji-bijian, butiran besar atau kecil, Kristal atau tepung
yang kasar dan halus. Ada juga yang berbentuk cairan.
Pupuk buatan yang hanya mengandung satu zat makanan utama disebut pupuk buatan murni atau
pupuk tunggal. Sedangkan yang mengandung dua atau tiga unsure zat makanan disebut pupuk buatan
majemuk atau pupuk buatan ganda.
Kalau dibandingkan dengan pupuk alam, pupuk buatan mempunyai beberapa kebaikan tetapi ada
juga keburukannya. Kebaikan pupuk buatan antara lain :
- Dapat diberikan kepada tanaman dalam jumlah yang dianggap perlu.
- Zat-zat makanan tanaman dapat diberikan dalam perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan yang
mudah tersedia.
- Dapat diberikan pada saat yang tepat.
- Pemakaian dan pengangkutannya lebih mudah, lebih murah karena konsentrasinya tinggi dan
dibutuhkan dalam jumlah yang tidak banyak.
Keburukan pupuk buatan antara lain :
- Umumnya membahayakan kesehatan manusia.
- Umumnya sedikit sekali mengandung unsure mikro yang juga dibutuhkan tanaman.
1. Pupuk Tunggal
Yang termasuk dalam pupuk tunggal ialah pupuk Nitrogen, Phospor, dan Kalium :
a. Pupuk Nitrogen dapat berupa ammonium sulfat (Z.A) Urea (Co (NH2)2), chili saltpeter (Na NO3),
ammonium Nitrat (NH4 NO3), kalsium ammonium nitrat dan kalsium cyananida (Ca CN2).
b. Pupuk Phosphor, a.l. ialah fosfat Cirebon, agrogus, superfosfat rangkap (DS), dan Fused
Magnesium phosphate ( F M P ).
c. Pupuk kalium seperti kalium sulfat ( Z, k ), kalium chloride (kcl) dan kalium magnesium sulfat
(Paten kali).
2. Pupuk Majemuk
Yang termasuk pupuk majemuk adalah NP, NK, PK dan NPK.
Keterangan :
1. Dapat dicampur dan disimpan lama.
2. Dapat dicampur, tetapi tidak dapat disimpang lebih lama dari 1 – 2 hari.
3. Tidak dapat dicampur.
4. Dapat dicampur dan kalau disimpan lama akan menjadi basah.
B. Apa Yang Terjadi Jika Unsur Yang Dibutuhkan Terdapat Dalam Jumlah Yang Kurang.
Jika di dalam tanah keadaan bagian unsure-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman terdapat
dalam jumlah yang kurang, maka tumbuhnya tanaman akan kurang sempurna dan hasilnyapun akan
merosot. Tiap-tiap unsure makanan mempunyai fungsi tersendiri dan mempengaruhi proses-proses
tertentu dalam perkembangan pertumbuhan tanaman. Jadi jika ada kekurangan salah satu unsure, maka
fungsi dan proses-proses terebut akan terganggu pula.
Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat
tanaman itu. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada
yang lambat. Pada umumnya, pertama-tama akan terlihat pada bagian-bagian tanaman yang terdapat
kegiatan-kegiatan fisiologis yang terbesar, yaitu pada bagian-bagian yang ada di atas tanah terutama pada
daun-daunnya.
Bila tidak ada organism-organisme lain yang menyebabkan, maka tanda-tanda kekurangan unsure
makanan terlihat sebagai berikut :
1. Kekurangan Nitrogen :
Warna daun menjadi hijau muda, kemudian menjadi kuning, jaringan-jaringannya mati, kering dan
berwarna merah coklat. Tanaman kerdil. Perkembangan buahnya tidak sempurna atau tidak baik,
masak belum waktunya.
2. Kekurangan Phosfor :
Warna daun hijau tua, lebih hijau dari biasanya, sering terlihat mengkilap kemerah-merahan. Tangkai
daun lancip-lancip. Daun yang tua kadang-kadang menjadi kekuning-kuningan. Pembentukan buahnya
menjadi jelek dan ini merugikan hasil biji. Pada tanaman kentang, daunnya menjadi hijau tua dan tidak
mengkilap. Tanaman tumbuhnya kerdil.
3. Kekurangan kalium :
Daun mula-mula mengkerut-kerut dan mengkilap. Setelah itu pada ujung dan tepi-tepi daun mulai
terlihat warna kekuning-kuningan yang menjalar diantara tulang-tulang daun, kemudian tampak
bercak-bercak merah coklat dan mati. Bercak coklat ini sering jatuh sehingga daun-daun terlihat
bergerigi. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buahnya mudah gugur. Pada kentang, pinggir daun
menggulung dan mengkerut pada permulaan warnanya hijau tua kemudian kuning dengan titik-titik
coklat. Tanaman sebangsa padi akan mempunyai batang yang lemas dan pendek.
4. Kekurangan kalsium :
Kecuali perubahan warna, tenunan-tenunan daun dibeberap tempat mati. Pada ujung dan tepi daun
yang mudah terjadi warna kekuning-kuningan (chlorose) dan menjalar diantara tulang-tulang daun.
Kuncup-kuncup yang tumbuh kembali menjadi mati. Kekurangan kapur mengakibatkan pula perakaran
kurang sekali. Pada umumnya tanaman menjadi lemah.
5. Kekurangan magnesium :
Gejalanya terlihat pada daun-daun yang tua. Mula-mula terlihat setempat-setempat. Chlorose mulai
kelihatan diantara tulang-tulang daun yang menjalar dengan teratur. Warna daun tua itu berubah
menjadi kuning dan berbercak-bercak merah coklat, sedangkan tulang daun tetap hijau. Daun-daun
pada umumnya menjadi lemah. Pembakaran oleh sinar matahari mudah terjadi karena daun tidak
memiliki lapisan “lilin”. Pada tanaman biji-bijian, bila kekurangan Mg, tumbuhnya biji menjadi kurang
kuat.
6. Kekurangan mangan :
Gejala terlihat pada daun muda. Kecuali perubahan warna, pada beberapa tempat jaringan daun mati.
Antara tulang daun terjadi chlorose di mana warnya dari kuning menjadi putih. Pada tanaman gandum,
bagian tengah helai daun berwarna coklat, kemudian patah. Pembentukan bijipun menjadi jelek.
7. Kekurangan besi :
Gejala terlihat pada daun muda. Tenunan tidak mati. Mula-mula di antara tulang daun terjadi chlorose.
Tulang daunnya yang semula tinggal hijau warnanya tetapi kemudian menjadi kuning sampai putih.
8. Kekurangan belerang :
Gejala terlihat pada seluruh helai daun muda. Warna daun menjadi hijau muda, kadang-kadang tidak
merata, tetapi mengkilap keputih-putihan. Warnanya dapat juga menjadi kuning sama sekali.
9. Kekurangan cuprum :
Gejala terlihat pada daun muda. Tanda-tanda kelainan mula-mula terjadi setempat-setempat pada
daun. Di mulai pada ujung-ujung daun yang menjadi layu. Jaringan tidak ada yang mati. Kadang-kadang
pada daun yang muda terjadi chlorose.
Jika hasil panen rendah, sedangkan persediaan air cukup, ini merupakan salah satu pertanda tanaman
perlu dipupuk. Untuk mengetahui pupuk apa yang digunakan atau yang dibutuhkan tanaman dan tanah, ada
dua hal yang harus kita pelajari yaitu :
- Zat makanan apa yang dibutuhkan dalam pupuk.
- Berapa banyak masing-masing zat makanan itu dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang tinggi.
Untuk mengetahuinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Menyelidiki tanda-tanda kekurangan pada tanaman yang sedang tumbuh.
2. Menganalisa tanah untuk mendapat kepastian pupuk apa dan berapa banyak dibutuhkannya.
3. Analisa tanaman
4. Melakukan percobaan pemupukan.
2. Analisa tanah.
Analisa tanah bertujuan untuk menentukan pupuk yang mana yang akan memperbaiki hasil pnen, dan
berapa kadar pemakaiannya untuk pertumbuhan tanaman di daerah kita. Analisa tanah ini tidak dapat
kita lakukan sendiri. Kita bisa meminta bantuan Dinas Pertanian setempat, perguruan tinggi yang ada
atau Balai Penelitian Tanah. Anda tinggal mengirim contoh tanahnya saja.
3. Analisa tanaman.
Analisa tanaman adalah analisa secara kimia terhadap tanaman-tanaman kering atau bagian-bagian
tanaman di laboratorium. Keuntungan metode ini ialah banyaknya zat makanan yang diperlukan dapat
ditentukan dan juga kecermatannya terjamin.
Analisa tanaman ini juga tidak dapat dilakukan oleh kita, sebab harus dilakukan di laboratorium.
4. Melakukan percobaan.
Cara ini merupakan yang terbaik karena dapat diketahui secara jelas pupuk apa dan berapa
jumlahnhya, yang diperlukan suatu lahan. Percobaan ini dapat dilakukan secara sederhana atau yang
agak mendalam dengan suatu rancangan percobaan yang teliti.
A. Waktu Pemupukan.
Pengambilan unsure makanan selama pertumbuhan yaitu dari mulai berkecambah hingga matinya
tanaman tidaklah sama banyaknya, karena selama itu terjadi berbagai proses yang intensitasnya berbeda-
beda. Ada waktu yang tumbuhnya tanaman sangat giat dan cepat sehingga pertukaran zatnyapun intensif.
Misalnya pada tanaman padi, pertumbuhan yang cepat ialah pada saat pembentukan anakan, sedangkan
pada tanaman teh pada waktu mengeluarkan tunas-tunas baru. Ada juga tanaman yang setelah berbunga
mengalami proses pertumbuhan yang cepat, misalnya mentimun, nanas dan sebagian tanaman yang
menghasilkan biji yang banyak mengandung protein. Jelaslah, tingkatan banyaknya unsure makanan yang
diserap tanaman tergantung pada kepentingannya untuk berbagai proses fisiologis. Dengan demikian,
kapankah saat pemupukan yang tepat? Secara garis besarnya, saat pemupukan yang tepat tergantung pada
:
1. Keadaan iklim, terutama hujan atau pengairan. Sebelum unsure makanan yang terkandung dalam
pupuk itu tersedia untuk tanaman, unsure tersebut harus melarut terlebih dahulu karena itu perlu
adanya air yang cukup.
2. Keadaan dan unsure tanaman. Tanaman yang tumbuhnya merana, akan memerlukan pemupukan yang
lebih tepat dan lebih banyak daripada tanaman yang tumbuhnya subur. Tanaman yang berumur
pendek, seperti sayuran dan lain-lainnya memerlukan pemupukan yang perlu dijaga jangan sampai
terlambat. Kemudian juga pada saat-saat pertumbuhan cepat (bertunas, berbuah dan lain-lain),
diperlukan pupuk yang lebih banyak.
3. Macam pupuk yang diberikan. Ada pupuk yang sukar atau lambat tersedia untuk tanaman dan ada
yang cepat dan mudah tercuci oleh air yang meresap di dalam tanah.
Pupuk dapat diberikan sebelum atau pada waktu tanaman sebagai pupuk dasar dan dapat juga sesudah
bertanaman sebagai pupuk susulan.
Berikut ini diberikan beberapa contoh waktu pemberian pupuk pada berbagai macam tanaman.
1. Untuk tanaman semusim.
a. Bila pupuk yang digunakan lambat tersedia bagi tanaman pemberian pupuk kandang, pupuk hijau
atu kompos dilakukan sebelum penanaman. Pupuk kandang yang masih baru dan banyak berisi
jerami atau sisa-sisa makanan yang masih mentah diberikan 2 – 4 minggu sebelumnya. Sedangkan
pupuk kandang yang sudah matang diberikan 1 – 2 minggu sebelumnya. Bila tanahnya ringan dapat
juga beberapa hari sebelum tanam. Pupuk hijau yang sudah tua dan batangnya sudah layu
diberikan 3 – 4 minggu sebelumnya. Bila masih muda, 1 – 3 minggu sebelum tanam. Pupuk buatan
seperti fosfat Cirebon harus diberikan 2 – 4 minggu sebelum penanaman atau penaburan.
b. Bila pupuk yang digunakan mudah larut dan dapat diikat secaara adsorbtif tetapi mudah dilepaskan
kembali sebaiknya diberikan 1 – 3 hari sebelum tanam sebagai pupuk dasar. Pupuk-pupuk yang
demikian antara lain fertifos, superfosfat atau double superfosfat dan garam-garam kalium.
c. Bila menggunakan pupuk yang cepat berubah menjadi persenyawaan yang tidak diadsorbsi oleh
koloid-koloid tanah (mudah terbilas ke dalam tanah), sebaiknya diberikan bersama-sama dengan
penanaman atau sebagai pupuk susulan sesudah penanaman.
Pupuk – pupuk yang terpenting antara lain :
- Garam-garam ammonium yang cepat dirubah menjadi nitrat, misalnya ammonium sulfat dan
ammonium chloride.
- Persenyawaan-persenyawaan N organik, misalnya Urea.
- Garam-garam nitrat misalnya, natrium, calcium, ammonium dan kalium nitrat.