Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA


LANJUT

DISUSUN OLEH:

 Ariel sharon
 Phebe Liani Biro
 Yuyun Ch. Morokuhi
 Ni Made Murtini
 Dewi K. Lakawa
 Selviana
 Gusti Ayu Ika
 Yunilci. Randalongi
 Novianti S. Gavur
 I Wayan Joy

AKADEMI KEPERAWATAN BALA KESELAMATAN


PALU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa,karena atas
berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA LANJUT ini dengan baik.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman,serta pihak-pihak yang telah


membantu memberikan informasi sehingga tugas makalah ini dapat kami susun
dengan baik tanpa adanya suatu kendala.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu Ikritik da saran yang bersifat membangun kami harapkan untuk perbaikan
makalah berikutnya

Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kejanggalan baik dari segi
penulisan ataupun dari segi materi.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi semua pihak.

Palu,08 Desember 2012

Penulis
DAFTAR ISI
BAB l PENDALUHUAN

 Latar belakang
 Rumusan masalah
 Tujuan

BAB ll TINJAUAN TEORITIS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA USIA LANJUT

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan
 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk lansia makin meningkat, sementara itu penurunan kemampuan


fisik dan mental lansia berpengaruh terhadap aktivitas sosial ekonominya. Jumlah penduduk
lansia di seluruh dunia pada tahun 2008 mencapai 425 juta jiwa atau 6,8% dari seluruh
jumlah penduduk dunia. Jumlah ini diperkirakan akan mengalami peningkatan dua kali lipat
pada tahun 2009 (Pujiastuti, 2003). Sedangkan pada tahun 2009, populasi lansia
diperkirakan ada 500 juta atau 11 % dengan usia rata-rata 60 tahun (Oktavia, 2009).
Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia usia lanjut
(lansia). Pada tahun 2009 jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11 % dari total jumlah
penduduk di Indonesia, dimana sekitar 74 % dari jumlah lansia tersebut menderita penyakit
metabolik yang harus terus diobati selama hidupnya. Penyakit metabolik tersebut antara
lain adalah diabetes melitus (33 %), hipertensi (25 %), stroke (19 %), osteoporosis (17 %),
dan penyakit lainnya (6 %) (Oktavia, 2009).
Angka tertinggi dilaporkan dari Sukabumi di Jawa Barat sebesar 28,6%. Insiden
hipertensi sekitar 5% pada dewasa muda, 20% pada usia 50-60 tahun, dan 50% pada usia 80
tahun. Insiden ini lebih tinggi pada propinsi lain, dan meningkat pada mereka
yang menderita diabetes melitus atau insufisiensi ginjal (Jaleha, 2009).
Mengkaji masalah kesehatan lansia merupakan hal yang penting dilakukan oleh
perawat karena lansia merupakan usia yang rentan terhadap berbagai jenis penyakit.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis yang
membahas tentang keperawatan gerontik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. S ?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata
mengenai asuhan keperawatan gerontik pada klien Ny. S.

 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan ini adalah untuk mendapatkan gambaran nyata
tentang:
a. Pengkajian data yang menunjang masalah keperawatan pada klien Ny. S
b. Diagnosa keperawatan pada klien Ny. S
c. Rencana keperawatan untuk masing-masing diagnosa keperawatan pada klien Ny. S
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien Ny. S
e. Pelaksanaan evaluasi pada klien Ny. S
DAFTAR PUSTAKA

1. Nugroho,Wahjudi. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran EGC.Jakarta;1999


2. Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC. Jakarta;2002
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis menyelesaikan asuhan keperawatan pada Ny Y maka


penulis akan menggambarkan kesimpulan dari kasus tersebut yang muncul adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan Nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan suplai O2 ke otak
berkurang akibat hipertensi
2. Gangguan Istirahat tidur berhubungan dengan emosional klien terganggu / labil
3. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan persepsi sensori (katarak).
4. Resiko tinggi terjadinya gangguan serebro vaskuler (Stroke) berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan mengenai perawatan hipertensi.

B. SARAN

Melalui makalah ini kami mengharapakan agar pembaca dapat memberikan


saran kepada kami arena kami tahu dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan –
kesalahan dalam penulisan maupun penyusunannya.

Anda mungkin juga menyukai