Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang
Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk
menjadikan seorang siswa menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar
mengajar. Guru sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar
mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang informasi saja.
Sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan untuk
mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. hal ini di
karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang
kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang
menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar harusnya menggunakan
strategi yang merangsang keaktifan siswa.
Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik
dan sosial, untuk menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan
nilai melalui proses belajar mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu
menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik tersebut. Guru
harusnya melihat cara-cara pemberian informasi dan suasana interaksi dalam proses
belajar mengajar. Seperti melakukan pengajaran dengan cara melihat, mendengar
dan memperhatikan guru, kemudian melakukan apa yang diperintahkan guru dalam
membimbing siswa itu untuk aktif belajar

B. rumusan masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa itu pengertian dari Pendekatan ?
2. Apa itu yang dimaksud dengan Pendekatan Keterampilan Proses ?
3. Apa itu pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Bahasa ?
4. Apa tujuan dari Pendekata Keterampilan Proses ?
5. Bagaimanakah ciri-ciri Pendekatan Keterampilan Proses ?
6. Apa sajakah jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses ?
7. Apa sajakah model-model dalam Pedekatan Keterampilan Proses ?
8. Apa alasannya sehingga perlu diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses ?
9. Bagaimanakah langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan Proses ?
10.Bagaimanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia ?

C. tujuan penulisan
Selain untuk memenuhi tugas dari Dosen Mata Kuliah Pengembangan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SD, tujuan penulisan dalam makalah ini
juga untuk mengetahui:
1. Apa itu pengertian dari Pendekatan.
2. Apa itu pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses.
3. Apa itu pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Bahasa.
4. Apa tujuan dari Pendekatan Keterampilan Proses.
5. Bagaimanakah ciri- ciri dari Pendekatan Keterampilan Proses.
6. Apa sajakah jenis-jenis dari Pendekatan Keterampilan Proses.
7. Apa sajakah model-model mengajar dalam Pendekatan Keterampilan Proses.
8. Apa alasan perlunya penerapan Pendekatan Keterampilan Proses.
9. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan dari Pendekatan Keterampilan
Proses.
10.Bagamanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. pengertian pendekatan
Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam pengajaran,
kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi, kalau
diterjemahkan, approach adalah cara memulai sesuatu. Dalam hal ini, yaitu cara
memulai pengajaran bahasa. Lebih luas lagi, approach adalah seperangkat asumsi
tentang hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan proses belajar bahasa. Berbagai
asumsi yang terdapat dalam bahasa yang dikemukakan Ramelan (dalam Zuchdi
1996: 29) mengutip Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada
seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa,
serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode.
Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap
bahasa sebagai kebiasaan; ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap bahasa
sebagai seperangkat kaidah

B. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses merupakan belajar-mengajar yang
mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada
penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta
didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal yang
baru yang bermanfaat baik berupa fakta konsep maupun pengembangan sikap dan
nilai.
Sejalan dengan asumsi diatas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai
suatu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik atau siswa. Belajar-
mengajar tidak hanya menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga
menekankan bagaimana ia harus belajar. Oleh karena itu, untuk memenuhi hal
tersebut, pendekatan belajar mengajar yang harus digunakan adalah pendekatan
keterampilan proses. Sebagai konsekuensi dari pendekatan keterampilan proses ini,
maka siswa berperan sebagai subyek dalam belajar. Ia bukan sekedar penerima
informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Oleh karena itu, siswa harus
aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau
pengalamannya.
Beberapa keunggulan dari pendekatan keterampilan proses ini adalah
sebagai berikut:
1. Siswa terlibat langsung pada objek nyata sehingga pemahaman siswa terhadap
konsep mata pelajaran akan semakin mudah.
2. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
3. Siswa akan menjadi lebih kritis.
4. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
C. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa
Setiap manusia yang dilahirkan dibekali dengan kemampuan dasar.
Kemampuan dasar ini tumbuh dan berkembang bila dibina dan dilatih. Sebaliknya,
kemampuan dasar itu dapat terpendam bila tidak dibina. Melalui CBSA, guru
mengembangkan kemampuan dasar siswa menjadi keterampilan intelektual, sosial,
dan fisik. Kepada siswa tidak hanya diberikan “apa yang harus dipelajari” tetapi
yang lebih penting lagi “bagaimana cara mempelajarinya”. Siswa diajari bagaimana
cara belajar yang baik atau belajar bagimana belajar Dalam proses belajar atau
belajar bagaimana belajar diperlukan keterampilan intelektual, keterampilan sosial,
dan keterampilan fisik. Ketiga keterampilan inilah yang disebut keterampilan proses.
Setiap keterampilan ini terdiri atas sejumlah keterampilan.
Dengan perkataan lain keterampilan proses terdiri atas sejumlah
subketerampilan proses. Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan
mengembangkan konsep. Konsep yang telah ditemukan atau dikembangkan
berfungsi pula sebagai penunjang keterampilan proses. Interaksi antara
pengembangan keterampilan proses dengan pengembangan konsep dalam proses
belajar-mengajar menghasilkan sikap dan nilai dalam diri siswa. Tanda-tandanya
terlihat pada diri siswa seperti, teliti, kreatif, kritis, objektif, tenggang rasa,
bertanggung jawab, jujur, terbuka, dapat bekerja sama , rajin, dan sebagainya.
Keterampilan proses dibangun oleh sejumlah keterampilan-keterampilan.
Karena itu pencapaian atau pengembangnya dilaksanakan dalam setiap proses
belajar-mengajar dalam semua mata palajaran. Tidak ada satu pelajaran pun yang
dapat mengembangkan keterampilan itu secara utuh. Karena itu pula, ada
keterampilan yang cocok dikembangkan oleh pelajaran tertentu dan kurang cocok
dikembangkan oleh mata pelajaran lainnya.
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik sendiri. Karena itu
penjabaran keterampilan proses dapat berbeda pada setiap mata pelajaran. Perbedaan
itu sifatnnya tidak mendasar tetapi hanyalah variasi-variasi belaka.
Sebagai contoh, mari kita perhatikan bagaimana keterampilan proses
dijabarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Penjabaran itu sudah memenuhi
karakter bahasa Indonesia itu sendiri. Penjabaran sebagai berikut.
1. Mengamati
a. Menatap: memperhatikan.
b. Membaca: memahami suatu bacaan.
c. Menyimak: memahami sesuatu yang dibicarakan orang lain.
2. Menggolongkan
Mencari persamaan, perbedaan atau penggolongan (dapat berupa wacana,
kalimat, dan kosa kata).
3. Menafsirkan
a. Menafsirkan: mencari atau menemukan arti, situasi, pola, kesimpulan dan
mengelompokkan suatu wacana.
b. Mencari dasar penggolongan: mengelompokkan sesuatu berdasarkan suatu
kaidah, dapat berupa kata dasar, kata bentukan, jenis kata, pola kalimat
ataupun wacana.
c. Memberi arti: mencari arti kata-kata atau mencari pengertian sesuatu wacana
kemudian mengutarakan kembali baik lisan maupun tertulis.
d. Mencari hubungan situasi: mencari atau menebak waktu kejadian dari suatu
wacana puisi. Menghubungkan antarsituasi yang satu dengan yang lain dari
beberapa wacana.
e. Menemukan pola: menentukan atau menebak suatu pola cerita yang berupa
prosa maupun pola kalimat.
f. Menarik kesimpulan: mengambil suatu kesimpulan dari suatu wacana secara
induktif maupun deduktif.
g. Menggeneralisasikan: mengambil kesimpulan secara induktif atau dari ruang
lingkup yang lebih luas daripada menarik kesimpulan.
h. Mengalisis: menganalisis suatu wacana berdasarkan paragraf, kalimat, dan
unsur - unsur.
4. Menerapkan
Menggunakan konsep: kaidah bahasa dalam menyusun dapat berupa
penulisan wacana, karangan, surat-menyurat, kalimat-kalimat, kata bentukan
dengan memperhatikan ejaan/kaidah bahasa.
5. Mengkomunikasikan
a. Berdiskusi: melakukan diskusi dan tanya jawab dengan memakai
argumentasi/alasan-alasan dan bukti-bukti untuk memecahkan suatu masalah.
b. Mendeklamasikan: melakukan deklamasi suatu puisi dengan menjiwai sesuatu
yang dideklamasikan (dapat dengan menggerakkan anggota badan, kepala,
pandangan mata, atau perubahan air muka).
c. Dramatisasi: menirukan sesuatu perilaku dengan penjiwaan yang mendalam
d. Bertanya: mengajukan berbagai jenis pertanyaan yang mengarah kepada:
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, atau evaluasi.
e. Mengarang: menulis sesuatu dapat dengan melihat objeknya yang nyata dulu
dengan bantuan gambar atau tanpa bantuan apa-apa.
f. Mendramakan/bermain drama: memainkan sesuatu teks cerita persis seperti
apa yang tertera pada bacaan.
g. Mengungkapkan/melaporkan sesuatu dalam bentuk lisan dan tulisan:
melaporkan darmawisata, pertandingan, peninjauan ke lapangan, dan
sebagainya. Keterampilan proses berkaitan dengan kemampuan. Oleh karena
itu penerapan keterampilan proses diletakkan atau inklusif dalam kompetensi
dasar. Keterampilan proses juga dikenali pada instruksi yang disampaikan
oleh guru kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu.

D. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses


Pengembangan pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu
upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi
pembelajaran akan lebih mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri
mengalami peristiwa belajar tersebut. Selain itu tujuan pendekatan keterampilan
proses ini adalah:
1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini
siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa
karena hakikatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep
tersebut.
3. Untuk mengembangkan pengatahuan teori dengan kenyataan hidup masyarakat
sehingga antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam mengahadapi kenyataan hidup dalam
masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan
masalah.
5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan
sosial dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.

E. Ciri – ciri Pendekatan Keterampilan Proses


Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan
pada begaimana siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga
dapat ditemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Yang dimaksud dengan
perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman dan
pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan
jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.

F. Jenis-jenis Keterampilan Proses


Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan
bahwa berbagai keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Keterampilan proses dasar (basic skill)
Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan
observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Bila kita kaji
lebih lanjut sebagai berikut:
a. Observasi
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang
fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan
melibatkan indera penglihat, pembau, pengecap, peraba, pendengar. Informasi
yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa tentang lingkungan dan
menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan
paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan
tanggapan terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra.
Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan data tentang tanggapan - tanggapan
terhadap objek yang diamati.
b. Klasifikasi
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di
sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan
berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan mengamati persamaan,
perbedaan dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian
dengan berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya
sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa ang
dimaksud.
c. Komunikasi
Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi
merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan
sesuatu secara lisan maupun tulisan termasuk komunikasi.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaikan dan memperoleh
fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau
suara dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta,
tabel, garfik, bagan, lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
d. Pengukuran
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan
ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan dalam
menggunakan alat dalam memperoleh data dapat disebut pengukuran.
e. Prediksi
Predeksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi, berdasarkan
gejala yang ada. Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan kita untuk
mengenal pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin
dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002: 144) menyatakan bahwa
memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.
f. Inferensi
Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai suatu
keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa
berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.

2. Keterampilan terintegrasi (integarted skill).


Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan
keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas:
mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan
dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis ekperimen. Bila kita kaji lebih
lanjut sebagai berikut.
a. Identifikasi Variabel
Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan
perubahan.Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuan sering mengendalikan
variable eksperimen atau penelitian.
b. Tabulasi
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah
pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur
yang tersedia).
c. Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu
keadaan.
d. Deskripsi hubungan variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang
menentukan perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai
contoh, guru dapat melatih anak-anak dalam mengendalikan variabel untuk
membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi pupuk akan lebih cepat
tumbuh.
e. Perolehan dan proses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data.
Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran,
eksperimen dapat dicatat dan disajikan dalam bentuk grafik, tabel, histogram,
atau diagram.
f. Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan
terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar.
g. Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis menyatakan
hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab suatu
terjadi. Dengan berhipotesis di ungkapkan cara melakukan pemecahan
masalah.
h. Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu
teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran. Keterampilan proses
seperti yang diutarakan oleh Funk merupakan keterampilan proses yang harus
diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh guru. Pembelajaran sains
menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik
keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi (terpadu)
seperti terungkap di atas.
Keterampilan memperoleh pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya
pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi merupakan indikator
perkembangan kognitif. Para ahli psikologi pendidikan menemukan bahwa
pekembangan kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan informasi atau
kepingan perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan pembentukan
oleh anak suatu kerangka atau jaringan mental untuk memahami lingkungan.

G. Model-Model Mengajar Dalam PKP


Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-model
tersebut sebagai berikut:
1. Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)
Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang
sifatnya fakta dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model
mengajar ini adalah :
mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan
menerapkan. Kegiatan belajar siswa yang dikembangkan menjadi tiga kegiatan
yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat, kegiatan kerja.

2. Model mengajar pemecahan masalah (permas)


a. Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang
cukup tinggi, tepat digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip.
b. Penyusunan satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu
diperhatikan adalah menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar.

3. Model mengajar induktif


a. Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir
induktif yaitu menarik kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum.
b. Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:
1) Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
2) Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar dan keterampilan proses
3) Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi, fakta, peristiwa, gejala yang
akan diamati oleh siswa dan topik atau masalah yang akan didiskusikan
4) Urutan belajar siswa, menerima informasi, kekunjungan lapangan atau
laboraturium kediskusikan kelompok ke melaporkan hasil diskusikan oleh
kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan diskusi kelas
5) Penilaian : penilaian proses selama kegiatan berlangsung dan penilaian
hasil belajar setelah pelajaran selesai

4. Model mengajar deduktif


a. Pola belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah
menarik kesimpulan dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari
konsep teori menjadi fakta.
b. Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari pembahasan konsep dan
prinsip menuju pembuktian empiris di lapangan atau laboraturium

5. Model mengajar gabungan deduktif induktif


a. Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu
proses pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan deduktif,
kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif.
1) Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip bahan pengajaran
secara teoritis, berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah,
2) Pendekatan induktif menekankan kajian bukti-bukti empiris dari konsep
dan prinsip di laboraturium atau dengan alat sederhana atau dalam bentuk
pemecahan masalah
b. Petunjuk pembuatan satuan pelajaran. KBM yang ada dalam satuan pelajaran
harus mangandung:
1) Penjelasan masalah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang
lingkupnya.
2) Penelaah buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah
3) Pembahasan atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan
ilmiah
4) Mencari jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep
dan prinsip pengetahuan ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau
pengamatan lapangan
5) Klasifikasi TIK-nya mengandung unsur kognitif tingkat tinggi seperti
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

H. Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses


Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya
diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-
hari :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat
mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep - konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
onkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui
perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-
benar nyata.
3. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri.
4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya
bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang
mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut.
Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika
kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan lain anak perlu
dibina berpikir dan bertindak kreatif.
Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep
disatu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985
: 15-16).

I. Pendekatan Keterampilan Proses dan Langkah-Langkah Pelaksanaannya


Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak
penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai.
(Conny Semiawan, 1992: 16) Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah
tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan
yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Pengamatan di sini diartikan
sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi
yang lengkap atau memadai.
2. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-
syarat tertentu.
3. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,
eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai
bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan
atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yangakan datang.
Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil
pengamatan yang telah diketahui sedangkanterkaan didasarkan pada hasil
pengamatan.
5. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu
kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variable adalah
suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana gurumenggunakan kesempatan
yang tersedia untuk melatih anakmengontrol dan memperlakukan variabel.
7. Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan
apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8. Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang
telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang
satu dengan yang lainnya.
9. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah, misalnya
sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
10.Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil
perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-
kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun tertulis. Praktik pengajaran
dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan berkeahlian,
kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka nmedia
serta sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar
praktik PKP berhasil efektif dan efisien.

J. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah
pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini
dipandang sebagai pendekatan dalam proses belajar-mengajar yang sesuai dalam era
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini memberikan
pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta
mengembangkan kompetensi bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa
Indonesia.
Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan
pembelajaran saja, melainkan juga pada pemberian pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas dalam
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan
pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik. Pengaturan dilakukan
sedemikian rupa agar siswa mempunyai keleluasaan gerak, merasa aman,
bergembira, bersemangat, dan bergairah untuk belajar. Dengan kondisi yang
demikian, materi yang diberikan kepada siswa akan mencapai hasil yang maksimal.
Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas/semester : 5/1

Tema : Ekosistem (Tema 5)

Subtema : Keseimbangan Ekosistem (Sub Tema 3)

Pembelajaran ke :1

Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

A. KOMPETENSI DASAR
Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi.

B. INDIKATOR
Menjelaskan pokok pikiran dari sebuah bacaan nonfiksi dan menyebutkan kosakata
baru dan Informasi.

C. TUJUAN
Dengan mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu menemukan dan
mencari arti dari kosakata baru, menentukan pokok pikiran dari sebuah bacaan
nonfiksi dan menyajikannya dalam bentuk sebuah peta pikiran secara baik dan
benar.

D. EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan?
2. Apa fungsi jaring-jaring makanan di dalam sebuah ekosistem?
3. Apa perbedaan antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan?
Kegiatan Belajar Mengajar

Diawal kegiatan proses belajar mengajar guru menginstruksikan siswa


untuk membaca bacaan yang berjudul Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan
dengan baik. Lalu siswa pun membaca bacaan dengan teliti. Setelah siswa selesai
membaca maka guru menugaskan siswa untuk mencari arti kosakata baru yang terdapat
dalam bacaan tersebut. Setelah siswa menemukan kosakata baru maka mereka mencari
artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Berdasarkan kegiatan belajar mengajar diatas maka secara tidak langsung


dapat membina keterampilan proses Menafsirkan sub menafsirkan dan memberi arti
dimana siswa mencari dan menemukan arti kosakata baru yang terdapat dalam bacaan.
Dengan demikian tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah
pendekatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk
terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini
dipandang sebagai pendekatan dalam proses belajar-mengajar yang sesuai dalam era
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002 : 140) bahwa
Pendekatan Keterampilan Proses dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
Keterampilan Proses Dasar (Basic Skill) dan Keterampilan Terintegrasi (Intergarted
Skill). Adapun beberapa model mengajar dalam Pendekatan Keterampilan Proses
yaitu, Model dengar-lihat-kerjakan (Delikan), model pemecahan masalah (Permas),
model induktif, model deduktif dan model gabungan induktif dan deduktif.

B. Saran
Dalam pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses dalam pendekatan
pebelajaran SD ini kami sebagai calon guru berharap agar dalam
mengimplementasikan pendekatan ini dibutuhkan peran maksimal dari seorang guru
untuk membuat persiapan yang matang sebelum mengimplementasikannya guna
mengkoordinir, memfasilitator serta membimbing peserta didik agar pendekatan ini
terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Hairuddin, dkk

https://aprianamasuari.blogspot.com/2017/04/makalah-pendekatan-keterampilan-
proses.html

Anda mungkin juga menyukai