Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Najib

Tugas Analisis Video M2 KB2

Video Modul 2 KB 2 menampilkan kualitas pendidikan di Singapura salah satu negara di dunia
yang dianggap memiliki pendidikan yang paling berkualitas. Dalam tayangan tersebut
pendidikan Singapura, yang direpresentasikan oleh salah satu lembaga pendidikan terbaiknya,
yakni Ngee Ann Secondary school, sebuah lebih pendidikan tingkat SLTP yangmengedepankan
penggunaan teknologi, media digital, dan mengintegrasikan keterampilan abad 21. Pernyataan
beberapa orang pejabat dan pendidik sekolah tersebut mengungkap ide, strategi pengajaran
dan kegiatan yang melandasi dan berlaku disekolah tersebut. Hal tersebut diperjelas dengan
tayangan-tayangan sekilas tentang kegiatan-kegiatan mereka.

Pada pembukaan tayangan video tampil Adrian Lim (Kepala Sekolah Ngee Ann) menyatakan
PENTING untuk membuat sekolah menjadi menyenangkan. Dan ketika sekolah menjadi
menyenangkan maka pada pagi hari kita tidak akan mendengar ungkapan malas peserta didik: “
“apa saya harus pergi ke sekolah lagi!”. Dia menyatakan untuk membuat sekolah
menyenangkan teknologi perlu diadopsi karena mampu membantu dan membuat belajar jadi
menarik disebabkan peserta didik sekarang ini sangat dekat dan menyukai teknologi informasi
dan komunikasi. Dia meyakini ketika peserta didik terlibat dan membuat mereka tertarik
disitulah proses pembelajaran terjadi.

Dalam tayangan tersebut ada pernyataan menarik dari Ho Peng (Dirjend Pendidikan
Kementerian Pendidikan Singapura: “Anak-anak sekarang benar-benar dari dunia yang berbeda
dan untuk dapat menjangkau mereka, Anda harus cerdas dan melek teknologi. Jika Anda tidak
paham teknologi (gaptek) Anda akan kehilangan anak-anak di sekolah.

Adrian menyatakan sekolah yang dipimpinnya memiliki peserta didik sekitar 1.512 orang
dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda. Usia mereka antar 13 sampai 16 tahun. Dia
menyatakan banyak siswa dari sekolah lain ingin bergabung dengan mereka karena kurikulum
yang baik, khususnya dalam penggunaan ICT. Para pendidik mereka juga terkenal memilik
materi pelajaran yang baik dan kaya akan ide-ide mengajar yang inovatif dan melibatkan peserta
didik.

Prof. Lee Sing Kong (Direktur Institut Pendidikan Nasional) menyatakan bahwa pada awal 1990-
an guru adalah pusat ilmu pengetahun, tapi sekarang peran mereka bergeser menjadi fasilitator
karena peserta didik bisa mendapatkan informasi pengetahuan dari berbagai sumber,terutama
dari media ICT. Guru menfasilitasi peserta didik dimana mereka bisa mendapatkan pengetahuan
yang benar, bagaimana mereka mensitesa pengetahuan baru tersebut dan bagaimana mereka
membedakan informasi yang benar dan yang salah.

Adrian mencontohkan bagaimana penggunaan teknologi di sekolah bisa membantu proses


pembelajaran ketika dalam satu kelas ada 40 siswa tidak mungkin mereka bisa bertanya pada
saat yang sama tanpa bantuan teknologi. Akan tetapi dengan menggunakan aplikasi pesan
instan 40 siswa bisa bertanya pada saat yang sama dan pendidik bisa melihat semua itu, juga
siswa menjadi senang dan bersemangat karena mereka menggunakan peralatan yang mereka
senangi.

Ben Khor (salah seorang guru Ngee Ann) menggunakan platform online ketika menfasilitasi
peserta didiknya mengunjungi gallery seni virtual yang dikembangkan para seniman lokal.
Dengan aplikasi tersebut para peserta didik secara aktif dan kolaboratif terlibat dalam diskusi
dan mengomentari berbagai karya seni dan desain.

Adrian mengatakan penggunaan web 2.0, blog, wiki dan facebook mendorong menjadi budaya
baru yang mendorong partisipasi dan kolaborasi. Bahkan mendorong peserta didik untuk tidak
sekedar sebagai konsumen ilmu pengetahuan tetapi juga menjadi produsen ilmu.

Sementara itu guru lain yang bernama Patricia Goh menemukan bahwa peserta didik sangat
menyukai Facebook. Daripada FB mengalihkan perhatian mereka lebih menjadikannya sebagai
media pembelajaran yang tentu saja menarik bagi mereka.

Demikianlah yang terjadi dan menjadi budaya mereka. Para pendidik senantiasa mencari cara
baru dan praktik terbaik dalam mengajar.

Pada bagian akhir tayangan diungkapkan bahwa: Pengembangan profesional yang


berkelanjutan merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pendidikan di Singapura. Banyak
sekolah membentuk komunitas belajar profesional sehingga para pendidik dapat berbagi
praktik-praktik terbaik dan belajar dari kritik teman-teman mereka sendiri di sekolah dan
berbagi dengan pendidik dari seluruh dunia.

Sidenreng Rappang, 29 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai