Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan

Vol.1 No.1 Oktober 2015


ISSN : 2461-1247

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Ida Wahyuni 1 dan Desri S Sipapaga2


1. Dosen Fisika Unimed
2.Mahasiswa Jurusan Fisika Unimed

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa
akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training pada materi Listrik
Dinamis kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam
penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 2
Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random
sampling dan terpilih dua kelas dua kelas, dimana kelas pertama sebagai
kelas eksperimen diterapkan model inquiry training dan kelas kedua sebagai
kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Dari hasil penelitian
diperoleh hasil belajar untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
siswa akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training pada materi
Listrik Dinamis kelas X SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan.
Kata Kunci : model pembelajaran, inquiry training, hasil belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu harus mampu menerapkan apa yang
bentuk perwujudan kebudayaan manusia dipelajari di sekolah untuk menghadapi
yang dinamis dan sarat perkembangan. problema yang dihadapi dalam
Oleh karena itu, perubahan atau kehidupan sehari – hari saat ini maupun
perkembangan pendidikan adalah hal yang akan datang.
yang seharusnya terjadi sejalan dengan Masalah utama dalam pendidikan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dewasa ini adalah masih rendahnya daya
dalam arti perbaikan pendidikan pada serap peserta didik. Hal ini tampak dari
semua tingkat perlu terus menerus rata – rata hasil belajar peserta didik
dilakukan sebagai antisipasi kepentingan yang senantiasa masih memprihatinkan.
masa depan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil
Pendidikan yang mampu kondisi pembelajaran yang masih
mendukung pembangunan di masa bersifat konvensional dan tidak
mendatang adalah pendidikan yang menyentuh ranah dimensi didik itu
mampu mengembangkan potensi peserta sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
didik, sehingga yang bersangkutan belajar. dalam arti yang lebih
mampu menghadapi dan memecahkan substansial, bahwa proses pembelajaran
problema kehidupan yang dihadapinya. hingga dewasa ini masih memberikan
Pendidikan harus menyentuh potensi akses bagi anak didik untuk berkembang
nurani maupun potensi kompetensi secara mandiri melalui penemuan
peserta didik. Konsep pendidikan dalam proses berpikirnya.
tersebut terasa semakin penting ketika Berdasarkan hasil analisis
seseorang harus memasuki kehidupan di penelitian secara empiris, rendahnya
masyarakat, karena yang bersangkutan hasil belajar peserta didik yang

22
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

disebabkan dominannya proses dalam hal ini model pembelajaran yang


pembelajaran konvensional. Guru lebih digunakan adalah model pembelajaran
suka menerapkan pembelajaran ini inquiry training. Model pembelajaran
karena tidak memerlukan alat dan bahan inquiry training adalah model yang
praktik, cukup menjelaskan konsep – melibatkan siswa secara aktif dalam
konsep yang ada pada buku. Tidak dapat pembelajaran dan bertujuan untuk
disangkal, bahwa konsep merupakan melatih kemampuan siswa dalam
suatu hal yang sangat penting, namun meneliti, menjelaskan fenomena, dan
bukan terletak pada konsep itu sendiri, memecahkan masalah ilmiah.
tetapi terletak pada bagaimana konsep Model pembelajaran Inquiry
itu dipahami. Kenyataan di lapangan Training dikembangkan oleh seorang
siswa hanya menghafal konsep dan tokoh bernama Suchman. Menurut Uno
kurang mampu menggunakan konsep (2007) tujuan utama dari model inquiry
tersebut jika menemui masalah dalam training adalah membuat siswa
kehidupan nyata yang berhubungan menjalani suatu proses tentang
dengan konsep yang dimiliki. Hal seperti bagaimana pengetahuan diciptakan.
ini juga terjadi pada pembelajaran sains Untuk mencapai tujuan ini, siswa
termasuk dalam pembelajaran fisika di dihadapkan pada sesuatu (masalah)
sekolah. yang misterius, belum diketahui, tetapi
Ada banyak faktor yang menarik. Namun, perlu diingat bahwa
menyebabkan hasil belajar siswa rendah, masalah tersebut harus didasarkan pada
diantaranya kebiasaan siswa belajar suatu gagasan yang memang dapat
hanya menerima informasi dari guru ditemukan ( discoverable ideas), bukan
tanpa tahu apa makna informasi itu mengada – ada. Awalnya model
sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran ini digunakan untuk
belajar fisika, kurangnya minat untuk mengajarkan ilmu pengetahuan alam,
belajar fisika dimana hal ini terlihat namun selanjutnya dapat digunakan
ketika siswa sering mengeluh ketika untuk semua mata pelajaran. Semua
akan belajar fisika, dan cara topik mata pelajaran dapat digunakan
penyampaian guru dalam pembelajaran sebagai suatu situasi masalah yang dapat
yang kurang menarik dimana guru lebih dilontarkan oleh guru untuk melatih
sering melakukan metode ceramah siswa cara bersikap dan berperilaku
walaupun terkadang guru melakukan ilmiah (Joyce:2011)
metode yang berbeda seperti demonstrasi Model pembelajaran Inquiry
dan metode diskusi. Hal ini mungkin Training telah diteliti oleh beberapa
disebabkan karena pengajaran fisika peneliti sebelumnya seperti : Waramita
disajikan hanya berfokus untuk (2013) dan Sirait (2012). Peneliti
mengetahui konsep tanpa Waramita (2013) menerapkan model
menghubungkan materi yang dipelajari Inquiry Training dalam materi pokok
dalam kehidupan sehari-hari. Cahaya memperoleh hasil belajar dengan
Berdasarkan pemaparan masalah- nilai rata – rata 66,11 dan hasil belajar
masalah tersebut di atas, salah satu usaha siswa dengan menggunakan model
yang dapat dilakukan oleh guru untuk pembelajaran konvensional rata-rata
memperbaikinya adalah dengan sebesar 57,74. Peneliti Sirait (2012)
pemilihan metode dan model menerapkan model pembelajaran Inquiry
pembelajaran yang tepat yaitu Training dalam materi pokok Gerak
pembelajaran yang dapat melibatkan Lurus memperoleh hasil belajar dengan
siswa secara aktif sehingga siswa belajar nilai rata – rata 74,63 dan hasil belajar
dengan suasana yang menyenangkan, siswa dengan menggunakan model

23
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

pembelajaran konvensional rata-rata yang terdiri dari 10 item. Penilaian hasil


sebesar 68,13. belajar digunakan pedoman penskoran
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimodifikasi dari Marzano (2006)
peneliti melakukan penelitian untuk seperti ditunjukkan pada tabel 2
mengetahui perbedaan hasil belajar Tabel 2 Tabel Pedoman Penskoran
siswa akibat pengaruh akibat model Hasil Belajar
pembelajaran Inquiry Training pada No Kriteria Jawaban terhadap Soal Skor
materi pokok listrik dinamis di SMA 1 Tidak ada jawaban / Menjawab 0
tidak sesuai pertanyaan /Tidak
Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan T.P
ada yang benar
2014/2015 2 Jawaban hamper tidak mirip/ 1
METODE PENELITIAN Sesuai dengan pertanyaan, atau
Penelitian ini akan dilaksanakan di dengan masalah
SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 3 Ada beberapa jawaban ynag 2
mirip / Sesuai dengan
Medan pada semester genap T.P
pertanyaan, persoalan atau
2014/2015. masalah tapi hubungannya
Populasi dalam penelitian ini tidak jelas
adalah seluruh siswa kelas X SMA 4 Jawaban mirip atau sesuai 3
Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan dengan pertanyaan, persoalan
atau dengan masalah tetapi
yang terdiri atas 6 kelas. Pengambilan
kurang lengkap
sampel dilakukan secara cluster random 5 Jawaban sesuai dengan 4
sampling. Dua kelas yang dijadikan pertanyaan, persoalan atau
sampel untuk diperlakukan secara masalah secara lengkap
berbeda, yaitu kelas X-4 sebagai kelas
eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas Uji validitas yang digunakan dalam
kontrol. penelitian ini yaitu validitas isi kepada
Jenis penelitian ini adalah tiga orang ahli, yaitu dua orang dosen
penelitian quasi eksperimen. Desain Fisika Unimed dan Guru Fisika.
penelitian yang digunakan yaitu Control Pengujian hipotesis menggunakan
Group Pre-test-Post-test Design seperti dua cara yaitu, uji hipotesis dua pihak
yang terlihat pada tabel 1 berikut untuk mengetahui kemampual awal
Tabel 1. Desain Penelitian siswa pada kedua kelas dengan hipotesis
Kelas Pre-test Perlakuan Poste Uji hipotesis satu pihak digunakan
s untuk mengetahui perbedaan dari suatu
Eksperimen O1 X1 O2 perlakuan yaitu model pembelajaran
Kontrol O1 X2 O2
Inquiry Training terhadap hasil belajar
Keterangan:
siswa.
X1 = Model pembelajaran Inquiry
Training di kelas eksperimen Hipotesis H0 diterima jika t  t1
X2 = Pembelajaran konvensional di Dan jika analisis data menunjukkan
kelas kontrol harga t yang lain, maka H0 ditolak dan
O1 = Pretes pada kelas eksperimen dan terima Ha, berarti ada perbedaan hasil
kelas kontrol belajar fisika siswa pada kelas
O2 = Postes pada kelas eksperimen dan eksperimen (dengan menggunakan
kelas kontrol model pembelajaran Inquiry Training)
Instrumen penelitian ini adalah tes dengan hasil belajar siswa pada kelas
hasil belajar fisika pada materi pokok kontrol (dengan menggunakan
Listrik Dinamis. Tes yang digunakan pembelajaran konvensional ).
untuk memperoleh data hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
model Inquiry Training berupa tes uraian Hasil Penelitian

24
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

Hasil data nilai pretes kedua kelas mengetahui apakah data berasal dari
ditunjukkan pada gambar 1 populasi yang homogen. Hasil uji
Gambar 1.Nilai Pretes Kelas normalitas dan uji homogenitas disajikan
Eksperimen dan Kelas Kontrol masing – masing dalam tabel 4 dan tabel
5 berikut
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Frekuensi

10 Kelas
Keteranga Kelas Kontrol
8 Eksperimen
n
Pretes Postes Pretes Postes
6 Eksperimen LHitung 0,124 0,080 0,049 0,041
4 Kontrol 0 3 3 2
2 LTabel 0,141 0,141 0,138 0,138
8 8 3 3
0 Nilai Pretes Kesimpul Norm Norm Norm Norm
25
30
35
40
45
50
55
60

an al al al al
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat
Kedua kelas diberikan perlakuan bahwa LHitung masing-masing data yang
yang berbeda kemudian diberikan diperoleh lebih kecil dari LTabel dengan
postes. Nilai postes kedua kelas taraf signifikan α = 0,05. Dengan
ditunjukkan dalam gambar 2 demikian dapat disimpulkan bahwa data
Gambar 2. Nilai Postes Kelas pretes dan postes di kelas eksperimen
Eksperimen dan Kelas Kontrol dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Eksperimen Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas
6
Frekuensi

Pretes Postes
5 Kontrol
Nilai Eksperi Kontr Eksperi Kontr
4 men ol men ol
3 Varians 67,28 53,9 48,9 62,2
2 FHitung 1,24 1,27
1 FTabel 1,90 1,71
0 Kesimpu
Nilai Postes Homogen Homogen
lan
Dari tabel 5 data dapat dilihat
bahwa nilai FHitung data pretes adalah
Ringkasan nilai pretes dan nilai 1,24 dengan FTabel data pretes 1,90 dan
postes kedua kelas disajikan dalam tabel FHitung data postes adalah 1,27 dengan
3 berikut FTabel data postes adalah 1,71 pada taraf
Tabel 3.Ringkasan nilai Pretes dan signifikan α = 0,05. Sehingga nilai FHitung
Postes pada data pretes dan postes memenuhi
Keterangan
Eksperimen Kontrol criteria pengujian FHitung < FTabel, maka
Pretes Postes Pretes Postes varians sampel homogen. Dengan
Rata-Rata 40,4 75,6 39,5 59,5 demikian dapat disimpulkan bahwa data
Standar
Deviasi
8,2 7,3 pretes dan postes kelas eksperimen dan
Varians 67,28 48,9 53,29 62,25 kontrol memiliki varians yang relatif
sama (homogen). Hal ini menunjukkan
Dari tabel 3 diketahui bahwa ada data yang diperoleh memenuhi
perbedaan yang signifikan hasil belajar persyaratan uji homogenitas untuk
antara kelas eksperimen dan kelas keperluan pengujian hipotesis.
kontrol. Uji hipotesis menggunakan uji t
Uji normalitas data dilakukan dua pihak digunakan untuk mengetahui
untuk mengetahui apakah data yang kesamaan kemampuan awal siswa pada
didapat berdistibusi normal sedangkan kedua kelompok sampel. Sedangkan uji
uji homogenitas dilakukan untuk hipotesis dua pihak dilakukan untuk

25
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

mengetahui perbedaan dari suatu untuk melatih kemampuan siswa dalam


perlakuan yaitu model pembelajaran meneliti, menjelaskan fenomena, dan
Inquiry Training terhadap hasil belajar memecahkan masalah ilmiah
siswa. membangun sendiri pengetahuannya
melalui latihan – latihan yang dilakukan
dalam pembelajaran..
Tabel 6 Ringkasan perhitungan uji t Hasil belajar kedua kelas dapat
Uji thitung ttabel Kesimpulan dilihat dalam data yang tersaji dalam
Hipotesis tabel 3, dimana hasil postes kelas
Kemampuan
Uji Dua eksperimen jauh lebih tinggi dari hasil
0,489 1,991 awal siswa
Pihak postes kelas kontrol.
sama
Dari data yang tersaji dalam tabel 4
Ha diterima ( Uji Normalitas data diketahui bahwa
ada perbedaan LHitung masing-masing data yang
hasil belajar diperoleh lebih kecil dari LTabel dengan
Uji Satu
siswa akibat taraf signifikan α = 0,05dan dapat
6,24 1,66 pengaruh
Pihak
model
disimpulkan bahwa data dari kedua kelas
pembelajaran adalah berdistribusi normal. Sedangkan
Inquiry untuk homogenitas kedua kelas dapat
training) terlihat dalam tabel 5, dimana terlihat
bahwa nilai FHitung data pretes adalah
Berdasarkan tabel 6 diperoleh bahwa 1,24 dengan FTabel data pretes 1,90 dan
untuk nilai pretes tHitung < tTabel yaitu FHitung data postes adalah 1,27 dengan
0,489 < 1,991 maka H0 diterima FTabel data postes adalah 1,71. pada taraf
sehingga dapat disimpulkan bahwa signifikan α = 0,05. Sehingga nilai FHitung
kemampuan awal siswa pada kelas pada data pretes dan postes memenuhi
eksperimen sama dengan kemampuan kriteria pengujian FHitung < FTabel, maka
awal pada kelas kontrol. Untuk nilai varians sampel homogen. Dengan
postes tHitung > tTabel yaitu 6,24 < 1,66 demikian dapat disimpulkan bahwa data
maka Ha diterima. Hal ini dapat pretes dan postes kelas eksperimen dan
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil kontrol memiliki varians yang relatif
belajar siswa akibat pengaruh Model sama (homogen). Hal ini menunjukkan
Pembelajaran Inquiry Training pada data yang diperoleh memenuhi
materi pokok Listrik Dinamis di kelas X persyaratan uji homogenitas untuk
SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 keperluan pengujian hipotesis
Medan T.A 2014/2015. Dalam uji hipotesis dilakukan uji t
Pembahasan dengan dua cara yaitu uji t dua pihak
Hasil penelitian ini menunjukkan yaitu untuk mengetahui apakah kedua
bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa kelas memiliki kemampuan awal yang
akibat pengaruh model pembelajaran sama. Sedangkan uji t satu pihak
Inquiry Training pada materi listrik digunakan untuk mengetahui apakah
dinamis SMA Swasta Katolik Budi terdapat perbedaan hasil belajar siswa
Murni 2 Medan T.P 2014/2015. akibat pengaruh model pembelajaran
Perbedaan hasil belajar antar kedua kelas Inquiry Training pada materi pokok
ini disebabkan karena adanya penerapan listrik dinamis.
model Inquiry Training, dimana model Hasil uji hipotesis disajikan dalam
ini memberikan kesempatan kepada tabel 6 dimana terlihat bahwa pada uji t
setiap siswa untuk terlibat aktif dalam dua pihak tHitung < tTabel yaitu 0,489 <
proses belajar mengajar dan bertujuan 1,991 maka H0 diterima sehingga dapat

26
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

disimpulkan bahwa kemampuan awal disebabkan siswa cenderung malas


siswa pada kelas eksperimen sama dalam memahami besaran dan satuan.
dengan kemampuan awal pada kelas Namun demikian, dalam
kontrol. Sementara hasil uji t satu pihak menerapkan pembelajaran Inquiry
diketahui bahwa tHitung > tTabel yaitu 6,24 Training penulis menemukan kendala
< 1,66 maka Ha diterima. Hal ini dapat dalam penelitian ini yaitu sulitnya
disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil menguasai kelas karena siswa yang
belajar siswa akibat pengaruh Model terlalu ribut dan khususnya ketika kerja
Pembelajaran Inquiry Training pada kelompok berlangsung sehingga
materi pokok Listrik Dinamis di kelas X menghambat proses diskusi kelompok.
SMA Swasta Katolik Budi Murni 2 Maka bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
Medan T.A 2014/2015. dalam melaksanakan penelitian dengan
Hasil penelitian ini sejalan model Inquiry Training ini dibantu oleh
dengan penelitian terdahulu yang diteliti guru bidang studi fisika agar terbentuk
oleh Waramita (2013) yang menyatakan kolaborasi antara peneliti dengan guru
menyatakan bahwa nilai rata – rata bidang studi terutama dalam
postes kelas eksperimen lebih tinggi membimbing praktikum siswa sehingga
daripada nilai rata – rata kelas kontrol. terciptanya pembelajaran yang efektif.
Selain itu juga hasil peneletian ini juga Selain itu terjadi pemoloran waktu
sejalan dengan hasil penelitian Sirait karena siswa seringkali bercanda dengan
(2012), yang mendapatkan nilai postes teman yang lain dan mengakibatkan
kelas eksperimen lebih tinggi daripada kegiatan eksperimen sedikit terganggu.
kelas kontrol. Untuk mengatasi kendala tersebut,
Hasil belajar pada kelas sebelum pelajaran dimulai peneliti
eksperimen yang diajar dengan model sebaiknya memotivasi siswa terlebih
pembelajaran Inquiry Training lebih dahulu tentang pentingnya materi yang
tinggi daripada hasil belajar pada kelas akan dibahas sehingga siswa tidak boleh
kontrol dengan pembelajaran menyia-nyiakan waktu yang tersedia.
konvensional. Hal ini disebabkan karena
model pembelajaran Inquiry Training KESIMPULAN DAN SARAN
memberi peluang yang sama kepada Kesimpulan
semua siswa, baik yang memiliki Dari hasil analisis data yang
kemampuan rendah, sedang ataupun dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tinggi untuk berhasil. Oleh karena itu, antara kedua kelas yang dijadikan
semua siswa ditantang untuk dapat sampel memiliki perbedaan hasil belajar
menemukan inti materi pembelajaran yang signifikan. Dari hasil perhitungan
dengan bantuan bimbingan dari peneliti. uji hipotesis diketahui bahwa thitung> ttabel
Siswa dalam hal ini aktif dan antusias sehingga hipotesis Ha diterima yaitu ada
untuk bekerja sama dengan teman satu perbedaan hasil belajar siswa akibat
kelompok dalam menyelesaikan pengaruh model pembelajaran Inquiry
masalah. Siswa juga tertarik dan aktif Training pada materi pokok listrik
saat berdiskusi dan mengeluarkan dinamis di kelas X SMA Swasta Katolik
pendapat yang berbeda saat diadakan Budi Murni 2 Medan.
diskusi antar kelompok. Saran
Dari instrumen hasil belajar Kepada peneliti selanjutnya
siswa yang digunakan, siswa sulit diharapkan agar mencoba meminta
mengerjakan soal yang banyak bantuan dan mengikut sertakan guru
mengandung besaran dan satuan, hal ini bidang studi fisika di sekolah tersebut
untuk membimbing dan mengamati

27
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol.1 No.1 Oktober 2015
ISSN : 2461-1247

siswa selama melaksanakan kegiatan


praktikum didalam berdiskusi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2010), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Joyce, B., dan Weil, M., (2011), Models
of Teaching, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Marzano,RJ.,(2006), Classroom
Assessment & Grading that Work,
Association for Supervision dan
Curriculum Development
Alexandria, Virginia AS
Sirait, J. (2012), Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Gerak Lurus
Di Kelas X Semester I SMA Negeri
1 Percut Sei Tuan T.P 2011/2012,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sudjana, (2005), Metode Statistika,
Penerbit Tarsito, Bandung.
Uno, H., (2011),Model Pembelajaran,
Bumi Aksara, Jakarta.
Waramita, (2013), Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training
dengan Menggunakan Alat
Sedrhana Terhadap Hasil belajar
Siswa pada Materi Pokok Cahaya
Kelas VIII Semester II SMP Negeri
3 Air Putih Kab. Batu Bara
T.P2012/2013, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan

28

Anda mungkin juga menyukai