Anda di halaman 1dari 18

Prospek dan Potensi Bisnis Ikan Nila Sedangkan untuk fillet atau keperluan ekspor, harus memiliki berat

minimum 500 gram/ekor.


A. Keunggulan Tilapia
Berikut tabel kandungan gizi ikan nila pada berbagai macam
Ikan nila memiliki keunggulan dibandingkan ikan air tawar strain .
lainnya. Selain irit pakan, ikan nila memiliki tingkat pertumbuhan
yang lebih cepat dan relatif tahan terhadap penyakit. Berdasarkan
pengalaman para pembudidaya ikan di Yogyakarta, Food Convertion
Ratio (FCR) ikan nila yang dipelihara di kolam air tawar, tambak dan
karamba jaring apung secara intensif dan untuk tujuan komersial
sekitar 0,8 – 1,2. Lebih rendah dengan ikan mas yang memiliki FCR
Tabel 1. Kandungan gizi ikan nila
2,2-2,8.
Kadar Berat Kering
Ikan Nila sangat mudah beradaptasi dengan kondisi perairan.
Strain Air Protein Lemak Abu Serat Karbohidrat
Mulai dari tambak di pinggir laut, karamba di tengah aliran sungai, di
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
tengah waduk atau danau, hingga di kolam air seperti di daerah
Sukabumi dan Sleman. BEST 65,49 56,46 23,02 15,02 1,98 8,84
Nirwana 66,99 54,97 22,27 15,56 1,89 5,31
B. Fillet Tilapia
Gesit 66,77 57,49 18,51 13,20 1,96 8,84
Di pasar lokal, ikan konsumsi yang paling banyak diminati
Red NIFI 65,07 55,08 19,29 15,90 1,94 7,79
adalah ikan nila dan ikan mas. Selain untuk kebutuhan pasar lokal,
Sumber : BARPBAT – Trubus No. 480- November 2009
ikan nila telah banyak diekspor ke Amerika.
C. Usaha Ikan Nila dari Hobi sampai Industri Besar
Produk yang diekspor harus dalam bentuk fillet atau daging
tanpa tulang. Untuk pasar lokal, syarat jualnya adalah ikan nila yang Keunggulan ikan nila sebagai ikan konsumsi air tawar, tidak
memiliki berat 150-250 gram, atau yang berukuran 4-6 ekor/kg. hanya digemari oleh pembudidaya ikan saja, tetapi juga dibudidayakan
secara komersial. Salah satu industri yang membudidayakan ikan nila Ciri umum ikan nila adalah bentuk tubuhnya memanjang dan
secara komersial adalah PT. Aquafarm. Pabrik yang berlokaso di ramping. Sisik berukuran relatif besar (memiliki sisik berjenis cycloid
Surakarta, Jawa Tengah ini, setiap bulan mengekspor fillet nila ke yang menutupi seluruh tubuhnya), mata menonjol dan besar dengan
USA sebanyak 252 ton. Sebagian besar fillet merupakan hasil produksi tepi berwarna putih.
PT Aquafarm, mulai dari pemijahan hingga pembesaran. Nila jantan mempunyai bentuk tubuh membulat dan agak
pendek dibandingkan dengan nila betina. Warna ikan nila jantan
Mengenal Lebih Jauh Ikan Nila umumnya lebih cerah dibandingkan dengan ikan nila betina. Di bagian
anus nila jantan, terdapat alat kelamin yang memanjang dan cerah.
Ikan nila atau tilapia bukanlah ikan asli perairan Indonesia, melainkan Semakin cerah jika sudah matang gonad.
ikan introduksi (ikan yang berasal dari luar Indonesia, tetapi sudah Ikan nila betina memiliki warna sisik yang sedikit kusam dan
dibudidayakan di Indonesia). Berikut penggolongan klasifikasi ikan mempunyai tubuh agak memanjang. Di bagian anus, terdapat dua
nila: tonjolan membulat. Yaitu untuk saluran keluarnya telur dan saluran
Filum : Chordata pembuangan kotoran. Ikan nila betina mencapai masa dewasa pada
Subfilum : Vertebrata umur 4-5 bulan. Induk betina bertelur 1000-2000 butir yang kemudian
Kelas : Pisces dierami di dalam mulut hingga menjadi larva.
Subkelas : Achanthopterigii
B. Syarat Hidup
Ordo : Perciformes
Ikan nila sangat adaptif terhadap lingkungan. Di Indonesia,
Familia : Cichlidae
budidaya ikan nila dapat dijumpai di perairan payau, kolam air deras,
Genus : Oreochromis
sungai mengalir, danau alami, waduk buatan dan sawah. Selain itu,
Species : Oreochromisniloticus
dapat juga dijumpai di pinggir pantai dan di daerah pegunungan
hingga ketinggian 800m di atas permukaan laut (dpl). Adapun syarat
A. Morfologi
hidup ikan nila tersaji dalam tabel 2 berikut ini :
berupa cekungan sebesar tubuh nila jantan. Saat memasuki masa
birahi, warna sisik nila jantan menjadi lebih cerah untuk menarik
perhatian betina. Setelah itu, nila betina akan bertelur dan dibuahi
pejantannya. Proses pemijahan satu pasang indukan dalam waktu 1
menit.
Tabel 2. Persyaratan kualitas air di berbagai tempat pemeliharaan
Telur yang sudah dibuahi akan dierami oleh induk betina
untuk budidaya ikan nila.
dalam mulutnya. Pada hari ke-4 atau ke-5, akan menetas menjadi
Kolam air
No Parameter Kolam air deras KJA larva. Larva ini dierami oleh induk betina sampai cadangan makanan
tenang
berupa kuning telurnya habis ( bisanya sampai umur 10 hari setelah
1 Suhu 25-30oC 25-30oC 25-30oC menetas). Pada masa produktif (umur 1,5 tahun), induk betina mampu
2 pH 6,5-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5 menghasilkan telur hingga 2000 butir dan memijah 7 kali/tahun.
3 Oksigen Lebih dari 5 Lebih dari 5 Lebih dari
mg/l mg/l 5 mg/l
4 Amonia < 0,02 mg/l D. Kebiasaan Makan
5 Kecerahan Lebih dari 30 Lebih dari 0,3 Lebih dari Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang tergolong omnivora.
cm m 3m Makanannya bisa berupa tumbuhan, daging, serangga, ikan jenis lain
maupun plankton.
C.Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Pada masa larva, setelah cadangan makanan berupa kuning
Dibandingkan dengan jenis ikan lain, ikan nila relatif lebih telur habis, benih ikan nila kan memakan zooplankton yang tersedia di
cepat pertumbuhannya. Di kolam atau perairan dengan kondisi alam. Setelah berumur lebih dari seminggu, anakan ikan nila juga akan
normal, ikan nila dewasa yang berumur 4-5 bulan memiliki berat memakan lumut atau alga yang ada di lingkungannya.
hingga 250 gram. Sebelum betina bertelur, pejantan biasanya
membuat sarang di dasar kolam atau perairan. Bentuk sarangnya E.Jenis-jenis Strain Nila
Sejak pertama kali datang pada tahun 1969 ke Indonesia, ikan
nila sudah banyak mengalami perkembangan, khususnya dalam
perbaikan genetis. Perkembangan kualitas genetis ikan nila ini
dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Balai Benih
Induk (BBI), Balai Benih Air Tawar (BBAT) dan lembaga penelitian
lainnya. Berikut beberapa strain ikan nila yang cukup dikenal dan
digemari oleh petani maupun konsumen :
a. Gift
b. BEST
c. Gesit
d. Citralada
e. Hitam 69
f. JICA
g. Nifi
h. Nirwana
i. Cangkringan
j. Larasati
Sistem Budidaya Ikan Nila dengan cara tidak boleh menenggelamkan karamba. Jika tenggelam,
ikan menjadi kekurangan oksigen dan sulit saat pemberian pakan.
A. Karamba Jaring Apung (KJA) Dalam proses awalnya, pembudidaya ikan membuat karamba
Sistem budidaya KJA biasanya dilakukan oleh pembudidaya ikan berbentuk kotak sesuai kebutuhan. Bahan dasarnya adalah bambu
nila di daerah sekitar waduk atau danau, baik danau buatan maupun yang dibenamkan dalam tanah di dasar sungai. Kedalaman karamba
danau alami. Kelebihan budidaya dengan sistem KJA adalah bisa mencapai 2 meter. Selain ketersediaan air yang selalu ada,
tersedianya air sepanjang waktu dan pemanenan yang sangat mudah. keuntungan lain dari sistem karamba tanam di sungai adalah tidak
Pembudidaya ikan bisa melakukan budidaya setiap saat dan tidak membutuhkan biaya sewa lahan serta pembuatan karamba relatif
terganggu saat musim kemarau. Kelebihan lainnya adalah tidak ada mudah dan murah.
jeda waktu untuk pengeringan dan pengolahan lahan. Adapun kelemahan sistem karamba yakni, pemeliharaan di
Waktu panen biasanya tergantung dari permintaan konsumen sungai-sungai besar yang hanya biasa dilakukan saat musim kemarau.
terhadap ukuran panen ikan (misalnya 3 ekor/kg). Pemeliharaannya Pasalnya resiko kerusakan karamba dan terlepasnya ikan menjadi
dapat mencapai 3-8 bulan. Sistem pemeliharaan nila di KJA umumnya sangat besar pada saat musim hujan. Resiko lainnya adalah kematian
sama dengan di kolam air tawar. Sistem pemelihaaannya meliputi ikan karena pencemaran limbah yang dibuang di sungai, penyebaran
pemberian pakan, penebaran benih, dan waktu panen. Kelemahan penyakit yang relatif cepat, pencurian dan lolosnya ikan pada karamba
sistem budidaya KJA adalah risiko kerusakan jaring seperti jaring yang telah lapuk.
robek yang bisa meloloskan ikan. Resiko lainnya adalah jika terjadi
C. Kolam Air Deras
wabah penyakit, waktu penularan menjadi sangat cepat ke semua
Sistem pemeliharaan ikan nila sistem kolam air deras dinilai
lokasi pemeliharaan ikan.
lebih intensif dibandingkan dengan sistem lain. Tempat pemeliharaan
B. Karamba Bambu ikan untuk sistem kolam air deras biasanya sudah dibangun secara
Sistem budidaya dengan karamba bambu, biasanya dilakukan di permanen atau semi permanen. Kolam permanen atau semi permanen
sungai. Di beberapa sungai, pemeliharaan dengan karamba tnam ini berfungsi untuk menjaga keawetan kolam. Khususnya tanggul di
hanya bisa dilakukan pada saat musim kemarau ketika air surut bagian pembuanagan air. Jika tidak permanen, aliran air yang besar
bisa merusak struktur kolam, khususnya tanggul di bagian adalah resiko kadar garam air tambak yang terlalu tinggi. Jika kadar
pembuangan air. Jika tidak permanen, aliran ait yang besar bisa garam lebih dari 25 ppm, ikan nila rentan terkena penyakit hot spot
merusak struktur kolam. F. Mina Padi di Sawah
Kelebihan sistem pemeliharaan ikan nila dengan sistem air deras Sistem mina padi ikan nila dilakukan oleh petani padi yang
adalah ketersediaan air bersih sepanjang waktu. Kelemahannya, jika menerapkan sistem pertanian organik. Pada pemeliharaan ikan nila
ada serangan penyakit, akan cepat menyebar lewat aliran air. Pada dengan sistem mina padi, biasanya petani menebar benih ikan lebih
kolam air deras, setelah panen perlu mengeringkan kolam dan awal daripada penanaman padi. Biasanya 1 bulan lebih awal. Pada saat
mengolah lahan kembali. padi berumur 3 bulan dan siap panen, ikan nila sudah berumur 4 bulan
dan siap panen.
D. Kolam Tanah Air Tawar
Kolam air tawar dibuat dengan cara menggali tanah dengan luas
Teknik Pembenihan
tertentu hingga terbentuk kolam. Kolam air tawar jenisnya tidak
permanen seperti kolam air deras. Kolam pemeliharaan dengan debit A. Memilih Indukan
air kecil, relatif lebih tahan lama dan tidak terlalu merusak tanggul. Syarat indukan ikan nila yang baik antara lain:
Debit air yang kecil berguna untuk mengumpulkan plankton di dalam 1. Induk jantan dan betina harus sehat dan matang gonad.
kolam sehingga membantu substitusi pakan. Cirinya, berumur 4-5 bulan, tubuh tidak cacat, tidak ada kelainan
E. Tambak bentuk, organ tubuh lengkap, sisik teratur, perilaku normal, insang
Tidak hanya di Pulau Jawa, ikan nila mulai banyak bersih, tutup insang normal, berlendir normal, serta pada induk betina
dibudidayakan di tambak air payau di pesisir pantai. Keunggulan biasanya perut membesar dan urogenitalnya berwarna merah.
budidaya ikan nila di tambak air payau yakni pertumbuhan lebih cepat 2. Untuk pematangan gonad, ikan nila bisa dipelihara pada kolam
dibandingkan dengan ikan nila yang dipelihara di air tawar. Ikan nila terpisah dengan padat tebar 1-3 ekor/m2 dan diberi pakan dengan
hasil budidaya di tambak air payau memiliki cita rasa daging yang kandungan protein 20-30%. Setelah 20-30 hari, lebih dari 75% ikan
gurih, kenyal dan tidak berbau lumpur. Sementara itu kelemahannya sudah matang gonad dan siap pijah.
3. Bobot tubuh induk jantan minimum 250 gram dan betina 200 Berikut yang perlu dilakukan pada kolam dan lahan sebelum proses
gram per ekor. Panjang standar ikan nila indukan jantan 25 cm dan pemijahan dan pendederan :
betina 22 cm. 1. Pengeringan kolam 1 minggu
4. Kondisi sisik besar dan kasar (ctenoid). Indukan mempunyai 2. Pencangkulan lahan (khusus untuk dasar kolam yang berlumpur)
pola sisik yang normal. 3. Pemeriksaan pH tanah (penambahan kapur 100 gr/m2 untuk
5. Perbandingan tinggi : panjang standar = 1 : 2,1 hingga 1: 2,7 menetralkan derajat keasaman tanah
Idealnya, dalam memijahkan ikan nila dibutuhkan induk betina dan 4. Pemupukan lahan
jantan dengan perbandingan 3:1. Padat tebar ideal adalah 3 ekor/m2. 5. Pembuatan kamalir (selokan untuk mengumpulkan ikan)dengan
B. Menyiapkan Kolam Pemijahan dan Pendederan arah membujur atau diagonal dari saluran masuk air ke saluran
Untuk memijahkan ikan nila, dibutuhkan minimum 2 kolam, pembuangan air kolam
yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam pemijahan 6. Penambahan air hingga ketinggian 70-100 cm. Jika perlu,
digunakan untuk memijahkan indukan , sedangkan kolam pendederan dipasang saringan kawat kassa berdiameter 0,5 mm di pipa
digunakan sebagai tempat memelihara larva hingga siap tebar ke saluran pemasukan untuk menghindari masuknya ikan-ikan kecil
kolam pembesaran. atau telur ikan predator yang dapat memangsa larva.
Standar kolam pemijahan yaitu :
C. Pemijahan
- Luas kolam 400 m2
Pemijahan dapat dilakukan di kolam permanen atau kolam tanah.
- Kedalaman air 100 cm
Proses pemijahan biasanya hanya terjadi dalam waktu 1 jam untuk 1
- Debit air minimum 1 liter per detik
passang indukan. Telur yang bisa dihasilkan ± 2000 butir telur. Telur
Standar kolam penampungan larva :
ikan nila akan menetas menjadi larva dalam waktu 4-5 hari. Selama
- Luas kolam 200-500 m2
proses pemijahan, induk nila diberi pakan pelet (minium 25%) dengan
- Kedalaman air 50-70 cm
dosis sebanyak 2-3% dari berat biomassa.
- Debit air minimum 1 liter per detik
Larva yang telah menetas akan bertahan hidup dengan cadangan
makanan berupa kuning telur dalam waktu 5-7 hari. Pemanenan
dilakukan pada hari ke-10- 15 setelah proses pemijahan. Waktu yang Idealnya padat tebar sebanyak 1000-2000 ekor/m2.
tepat untuk pemanenan adalah pada pukul 06.00-08.00. e. Memberikan pakan berhormon
Pengambilan larva diawali dengan pengamatan kolam pemijahan Dilakukan selama 21 hari dan 3x setiap hari. Dosis pemberian
setiap pagi. Pada saat larva disemburkan keluar dari mulut indukan, pakan pada minggu pertama 50% dari berat ikan, minggu kedua 30%
itulah saat untuk pemanenan larva. dan 20% pada minggu ketiga.
Jantanisasi Benih f. Melakukan penjarangan padat tebar
Dilakukan selama 3x setiap minggu. Minggu pertama idealnya
A. Pemberian Hormon Melalui Pakan 2000 ekor/m2, minggu kedua 1.500 ekor/m2 dan minggu ketiga 1000
a. Sortasi benih ekor/m2.
Sortasi untuk mendapatkan larva yang seragam. Idealnya g. Membesarkan benih
dilakukan pada larva yang berumur 5 hari dengan panjang 0,8-1,3 cm. Padat tebar ideal dalam masa ini adalah 50 ekor/m2.
b. Mencampurkan hormon dalam pakan
Diperlukan 6 mg hormon Methyl Testosteron per kg pakan.
Caranya :
- Campur 6 mg hormon dengan 60 cc alkohol 70%. Kemudian
B. Pemberian Hormon Melalui Perendaman Larva
dicampur dengan 100 cc alkohol 90%.
a. Sortasi larva
- Semprotkan larutan menggunakan sprayer ke pakan
b. Membuat larutan hormon
c. Menyiapkan kolam atau hapa
c. Menyiapkan tempat perendaman
Bisa menggunakan kolam semen permanen atau kolam tanah.
d. Memberikan aerasi atau oksigen
Untuk kolam tanah, perlu disiapkan happa untuk menampung larva
e. Merendam larva
ikan.
f. Membesarkan larva

d. Menebar larva
Sistem Pendederan
Kolam pendederan benih ikan nila sebelumnya dilakukan
D. Pendederan IV
pengolahan kolam seperti mengeringkan, mencangkul, memperbaiki
Merupakan kolam pemeliharaan benih nila P3 atau pendederan
dasar kolam, merapikan pematang, memupuk dan mengairi kembali.
terakhir. Dilakukan selama 20 hari. Pendederan tahap ini
A. Pendederan I
menghasilkan benih P4 atau benih gelondongan ukuran 8-12 cm.
Tahap pemeliharaan larva sampai berumur 20 hari dan
menghasilkan benih nila dengan ukuran 2-3 cm. Dari pendederan
Teknik Pembesaran
hingga panen umumnya menghasilkan benih dengan tingkat
mortalitas 30%. Benih ikan nila diberi pakan sebanyak 3x sehari
Pembesaran ikan nila biasanya dilakukan selama 3-8 bulan. Lamanya
berupa pelet halus sebanyak 20% dari biomassa perhari. Untuk
waktu pemeliharaan ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran ikan
pemanenan benih sebaiknya yang berukuran 2-3 cm saja.
yang sesuai permintaan pasar.
B. Pendederan II
A. Pembesaran di Karamba Jaring Apung
Dilakukan untuk pembesaran benih P1 (benih hasil pendederan
Merupakan pola pembesaran ikan nila yang banyak dilakukan
1), dengan padat tebar 75 ekor/m2. Kemudian diberi pakan pelet halus
di danau atau waduk. Jaring yang digunakan untuk pemeliharaan
dengan kadar protein 20-30% sebanyak 10% dari biomassa.
diapungkan di danau atau waduk dengan bantuan pelampung berupa
Pemeliharaan dilakukan selama 10 hari dan menghasilkan benih P2
drum plastik atau drum baja.
dengan ukuran 3-5 cm, memiliki tingkat mortalitas sekitar 20%.
Syarat perairan untuk pemeliharaan nila di KJA antara lain :
C. Pendederan III
- Kondisi air tidak tercemar
Dilakukan pembesaran benih P2. Diberi pakan 3x sehari
- Kedalaman air minimum 5m dari dasar jaring pada saat surut
berupa pelet halus sebesar 5% dari biomassa setiap hari. Hasilnya
terendah
benih P3 yang berukuran 5-8 cm.
- Suhu air 23-300C dan pH 6,5-8,5
- DO/ oksigen terlarut lebih dari 5 mg/liter, amonia (NH3<
0,02 mg/liter), dan kecerahan yang diukur dengan Secchi disk> 3m
a. Persiapan jaring apung Sebelum digunakan, sebaiknya dibiarkan dulu beberapa hari agar
1. Kerangka bau plastiknya hilang. Jika jaring yang digunakan merupakan jaring
Berbahan dasar dari kayu, bambu atau besi yang antikarat. bekas pemeliharaan ikan lai, sebaiknya diperiksa dahulu. Jaring
Ukuran jaring apung yang biasa dibuat pembudidaya KJA adalah berisiko rusak setelah digunakan selama 5 tahun, jadi perlu diganti.
7x7m b. Penebaran benih
2. Pelampung Padat tebar pembesaran nila di KJA umumnya 10 ekor/m3.
Terbuat dari drum plastik atau drum baja berukuran 200 liter Misalnya, luas KJA berukuran 7x7m dengan kedalaman 3m, maka
berbentuk silindris. Untuk ukuran karamba 7x7m2 dibutuhkan dapat diisi benih sebanyak 1470 ekor. Semakin dalam KJA berguna
pelampung sebanyak 8 buah. untuk menambah populasi ikan nila.
3. Tali jangkar c. Pemberian pakan
Berbahan PE dengan panjang 1,5 kali dari kedalaman perairan. Bulan pertama, diberi pakan sebanyak 5% dari biomassa.
Jumlah tali jangkar idealnya sebanyak 5 buah dengan diameter 0,75 Setelah itu, pakan cukup diberikan 3%. Periode pemberian pakan
inchi. sebanyak 3x dalam sehari. Ikan nila strain unggulan memiliki FCR
4. Jangkar sekitar 0,8-1,2, artinya diperlukan konsumsi pakan sebanyak 0,8-1,2 kg
Terbuat dari blok beton yang dibungkus karung. Bentuknya segi untuk menghasilkan daging ikan nila sebanyak 1 kg.
empat dengan berat masing-masing 200 kg. 1 unit KJA dibutuhkan
B. Pembesaran di Karamba Bambu
minimum 5 unit.
5. Jaring - Persiapan Karamba

Bahan jaring sebaiknya terbuat dari PE (PE 210 D/12) Biasanya digunakan untuk membesarkan ikan nila di perairan

berukuran mata jaring 1 inchi. Idealnya jaring berwarna hijau agar dangkal atau di aliran sungai. Konstruksi karamba dibuat rapat dan

sama dengan warna air. Ukuran jaring memiliki lebar 7m, panjang 7m memiliki pintu di bagian atas untuk masuk keluar ikan dan

dan kedalaman 3m. memberikan pakan. Beberapa syarat lokasi perairan untuk karamba
bambu:
 Perairan tidak tercemar serta telah memenuhi persyaratan pencemaran, tekstur tanah lempung/liat berpasir, pH 5-8 dan
minimal baku mutu kualitas dan baku mutu budidaya ketinggian lahan berada di 0-1000mdpl.
 Kedalaman air minimum 1m dari dasar karamba pada saat surut - Penebaran Benih
terendah Benih yang digunakan biasanya berukuran 8-12 cm, populasi di

 Kecepatan arus maksimum 3m/detik kolam air deras adalah 10 ekor/m2.


- Pemberian Pakan
 Suhu air 23-30oC dan derajat keasaman (pH) 6,5-8,5
Pemberian pakan pada prinsipnya hampir sama dengan
 DO (oksigen terlarut) lebih dari 5 mg/lt, amonia kurang dari 0,02
pembesaran di KJA dan karamba bambu.
mg/liter, dan kecerahan diukur dengan Secchi disk lebih dari 3 m.
- Penebaran Benih D. Pembesaran di Kolam Tanah Air Diam
Sebaiknya menggunakan benih dengan ukuran panjang - Persiapan Kolam
minimum 8 cm. Populasi ideal sebanyak 10 ekor/m3. Kolam tanah air diam merupakan kolam air tawar dengan debit air
- Pemberian Pakan yang kecil (kurang dari 1 lt/detik). Beberapa syarat lokasi sungai atau
Dalam 1 hari diberikan pakan berupa pelet halus 2-3 kali perairan untuk kolam air diam :
dengan jumlah pakan 5% dari biomassa per hari pada bulan pertama.
 Bebas banjir dan tidak tercemar
Setelah itu, jumlah pakan dikurangi menjadi 3% dari biomassa per
 Tekstur tanah lempung
hari.
 pH tanah 5-8
C. Pembesaran di Kolam Air Deras  Ketinggian lahan 0-1.000 m dpl
- Persiapan Kolam  Sumber air selalu tersedia
Kolam air deras merupakan kolam air tawar yang menggunakan - Penebaran Benih
aliran air dengan debit lebih dari 5 liter per detik. Syarat kolam Ukuran optimum benih yang digunakan sekitar 8-13 cm dan
diantaranya sumber air cukup tersedia, bebas banjir, bebas memiliki padat tebar 10 ekor/m2.
- Pemberian Pakan
Pakan sebaiknya mengandung protein 24-30% agar pertumbuhan ikan nila dalam sistem mina padi biasanya 1 ekor/m2. Cara penebaran
ikan berlangsung optimal. Pakan bisa berupa pelet apung maupunn benih dilakukan di dalam kamalir.
pelet tenggelam.
Hama dan Penyakit
E. Pembesaran di Tambak Air Payau
Tambak air payau merupakan jenis tambak yang mendapatkan A. Hama
sumber air dari air laut dan air sungai. Menambahkan pupuk urea dan - Predator bagi Larva atau Benih
SP-36 setelah tambak diisi air selama 3 hari. Dosisnya, urea sebanyak  Predator burung misalnya burung cangak, pecuk ular, pecuk
2,5 g/m2dan SP-36 sebanyak 1,25 g/m2. Sebaiknya diberikan setiap 2 padi, dan burung kuntul
bulan.  Ular air
Pada kolam tambak, ketinggian air dipertahankan minimum 70
 Belut
cm pada bulan pertama, dinaikkan sampai 100 cm pada bulan kedua
 Kutuk atau ikan gabus
dan 125 cm pada bulan ketiga.
- Kompetitor bagi Larva atau Benih

F. Pembesaran dengan Sistem Mina Padi  Ikan seribu/cethul


- Persiapan dan Pengolahan Sawah  Notonekta (bebeasan)
Pengolahan lahan untuk mina padi mengikuti pola pengolahan - Hama saat Pembesaran Ikan Nila
untuk padi tanpa penggunaan pestisida . Hal yang perlu diperhatikan Hama yang menyerang ikan nila pada dasarnya sama dengan hama
adalah menjaga pematang serta saluran masuk dan keluarnya air agar yang menyerang benih. Selain itu, predator juga dapat menjadi
tidak ada ikan lain yang masuk atau ikan nila lolos dan keluar dari pembawa penyakit, baik parasit maupun bakteri.
sawah.
- Penebaran Benih B. Penyakit
Penebaran sebaiknya dilakukan 2-4 minggu sebelum padi ditanam  Parasit yang Menyerang Larva atau Benih
sehingga umur ikan saat panen lebih lama dari umur padi. Padat tebar
Ichthyophthirius multifilis, Trichodina sp dan Trichodinella sp, Pemanenan dilakukan sesuai grade atau sesuai keinginan
Dactylogyyrus sp. konsumen. Setelah ikan nila dipanen, terdapat berbagai cara perlakuan
 Bakteri yang Menyerang Larva atau Benih pendahuluan sesuai permintaan konsumen. Ada yang langsung
Streptococcus sp, Aeromonas hydrophila dibersihkan sisik dan isi perutnya untuk dibekukan. Selain itu, ada juga
 Penyakit yang Menyerang Saat Pembesaran yang har tetap dalam kondisi hidup untuk dijual ke
1. Parasit Trichodinella sp, Trichodina sp, Gyrodactylus sp, restoran/kebutuhan industri.
Transversotrema laruei, dan Glossatella piscicola.
2. Bakteri Aeomonas hydrophila dan Pseudomonas sp
3. Bakteri Streptococcus sp dan Vibrio sp B. Pengangkutan

4. Jamur Saprolegnia sp dan Achyla sp


 Perlakuan Sebelum Pengangkutan
Berdasarkan kebutuhan industri, misalnya fillet ikan, biasanya
meminta ikan nila dalam kondisi hidup hingga sampai di
gudang/pabrik pengolahan ikan. Pengangkutan ikan dalam kondisi

Panen dan Pengangkutan hidup dapat dilakukan menggunakan bantuan plastik packing/drum
plastik dengan menambahkan oksigen.

A. Panen Sebelum dilakukan pengiriman jarak jauh, untuk mencegah risiko

Sistem budidaya ikan nila di kolam tambak merupakan sistem ikan mati dalam perjalanan, maka ikan nila perlu dipuasakan/diberok.

budidaya yang waktu panennya paling cepat. Umumnya  Penggunaan Wadah

perkembangan ikan nila yang dipelihara di perairan air tawar (kolam Untuk pengiriman jarak jauh, wadah yang digunakan berupa

air deras, kolam air tenang dan karamba jaring apung) selama 3 bulan drum plastik/ styrofoam. Drum plastik biasanya memiliki volume 200

akan menghasilkan bobot ikan 300 gram/ekor. liter, sedangkan styrofoam untuk mengemas bervolume satu kubik.
 Perlakuan Selama Pengangkutan
Khusus untuk pengangkutan ikan nila dalam kondisi hidup
menggunakan box styrofoam dan drum plastik, petani biasanya
membawa tabung oksigen selama perjalanan. Berdasarkan pengalaman
petani, box styrofoam berukuran 1 kubik mampu diisi ikan sebanyak
350 kg dan diperlukan 2 tabung oksigen.
Risiko Budidaya Nila - Ukuran benih yang ditebar tidak
seragam
A. Masalah pada Pembenihan dan Solusinya - Sortasi dan tebar benih dalam
No Masalah Penyebab dan solusi ukuran yang seragam dalam satu
kolam
1 Pemijahan menghasilkan Jantanisasi dengan hormon methyl
benih jantan dan betina testosteron dengan perendaman
larva/pemberian pakan berhormon
2 Kualitas benih menurun - Umur produktif indukan B. Masalah pada Pemeliharaan dan Solusinya
setelah dipelihara biasanya hanya 2 tahun No Masalah Penyebab dan solusi
- Ganti indukan yang sudah tua 1 Pertumbuhan ikan lambat - Kandungan protein dalam pakan
3 Produksi larva - Pakan yang kurang sesuai dalam mencapai bobot ideal kurang tinggi
menurun/jumlahnya sedikit - Pilih pakan berupa pelet dengan - Jumlah pakan yang diberikan
kandungan protein 30% masih kurang
- Pisahkan induk pejantan setelah - Salah perhitungan sampel saat
pemijahan dan telur menetas menentukan berat ikan sebagai
patokan pemberian pakan
4 Larva banyak yang mati - Periksa kekeruhan air, pH dan - Cari benih strain unggul dan
kemungkinan tercemar limbah terjamin kualitasnya
- Tambahkan debit air 2 Tingkat kematian tinggi - Perairan telah tercemar
- Tambahkan kapur saat - Keracunan bahan organik dari
pengolahan lahan untuk dasar waduk/danau pada musim
menetralkan keasaman hujan
5 Kematian/kehilangan banyak - Periksa kemungkinan adanya - Terserang hama dan penyakit
benih ikan predator yang memangsa benih - Ambil sampel ikan nila yang
ikan nila
telah mati dan periksa penyebab ¼ dari volume air di dalam
kematiannya plastik packing
3 Harga pakan tinggi - Cari alternatif pakan lain/pakan - Lakukan pemberokan sehari
buatan sebelum pengiriman
- Menambahkan bekatul untuk 3 Suhu udara panas saat - Menempatkan es batu dalam
pakan pengiriman kotak pengiriman
- Memupuk kolam dengan pupuk - Lakukan pengiriman di malam
kandang untuk menumbuhkan hari
plankton
4 Mewabahnya penyakit yang - Menunda penebaran benih ikan
D. Masalah pada pemasaran dan Solusinya
disebabkan bakteri - Menghentikan sementara
budidaya ikan No Masalah Penyebab dan solusi
5 Keasaman air meningkat - Tambahkan kapur
1 Harga jual ikan relatif rendah - Membuat perjanjian dengan
6 Banjir pada saat musim hujan - Membuat tanggul penahan industri pengolahan ikan
- Lakukan efesiensi pakan,tenaga
kerja dan biaya produksi lainnya
C. Masalah pada Pengangkutan dan Solusinya. - Diversifikasi pasca panen
No Masalah Penyebab dan solusi 2 Ikan dihargai lebih murah - Ganti strain ikan sesuai

1 Ikan mati lemas dalam - Kurangnya oksigen selama dari jenis ikan lain permintaan pasar

pengiriman perjalanan
- Menggunakan oksigen dengan 3 Ukuran ikan hasil panen - Memanen ikan dengan ukuran

aerasi pada drum, boxs dihargai rendah yang sesuai permintaan

styrofoam/ plastik packing pedagang

2 Ikan busuk saat perjalanan - Menambahkan es batu sebanyak


DAFTAR PUSTAKA SNI 6139-2009 Produksi Benih Nila Hitam Kelas Induk Pokok. Badan
Standardisasi Nasional
Caulton, M, S., “Feeding. Metabolism and Growth of Tilapias: Some SNI 6141-2009 Produksi Benih Nila Hitam Kelas Benih Sebar. Badan
Quantitative consideration”, p. 157-180, In. R.S.V. Pullin and Standardisasi Nasional
R.H. Lowe-Mc Connel (eds.), The Biology and Culture of SNI 01-4103.1-2006 Spesifikasi Fillet Nila (Tilapia sp.) Beku I -
Tilapias. ICLARM Conference Proceeding 7, p.432, Philippines: Spesifikasi Badan Standardisasi Nasional
International Center for Living Aquatic Resource Management, SNI 01-4103.2-2006 Persyaratan Bahan Fillet Nila (Tilapia sp.) II –
1982. Persyaratan Bahan Baku. Badan Standardisasi Nasional
Hepher, B. And Y.Pruginin “Tilapia Culture in Ponds Under SNI 01-4103.3-2006 Fillet Nila (Tilapia sp.) III- Penanganan beku dan
Controlled Conditions”, p. 185-203. In. R.S.V Pullin and R.H. Pengolahan. Badan Standardisasi Nasional
Lowe-Mc Conell (eds). The Biology and Culture of Tilapias.
ICLARM Conference Proceeding 7, p.432, Philippines:
International Center for Living Aquatic Resource Management,
1982.
Hanif, S dan D.I. Handayani, Perbaikan Mutu Induk Ikan Nila, Proyek
Pengembangan Rekayasa Teknologi BBAT Sukabumi tahun
anggaran 2004, Jawa Barat: Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005
Maskur dkk. Dokumen Standar Prosedur Operasional (Genetic
Improvent) Ikan Nila, Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila
Nasional, Dirjen Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan
Perikanan, Jawa Barat:BBAT Sukabumi, 2004.

Sucipto, Adi, Broodstock Management Ikan Mas dan Nila,


Departemen Kelautan dan Perikanan, Jawa Barat: BBAT
Sukabumi, 2005
Amri, Khairul, Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi, Jakarta :
Agro Media Pustaka, 2008

Lampiran SNI

SNI 6138-2009 Induk Nila Hitam Kelas Induk Pokok. Badan


Standardisasi Nasional

Anda mungkin juga menyukai