Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

BOOKLET Assalammua’alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
USAHA BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga Booklet dengan judul ”Usaha
Budidaya Ikan Lele Dumbo” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Dalam
penyusunan Booklet dengan judul ”Usaha Budidaya Ikan Lele Dumbo” ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan penyuluh pertanian
dan penyuluh perikanan atas segala bantuan yang telah diberikan.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa Booklet dengan judul
”Usaha Budidaya Ikan Lele Dumbo” ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami tunggu demi perbaikan
penyusunan booklet berikutnya. Semoga Booklet dengan judul ”Usaha Budidaya
Ikan Lele Dumbo” dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya para
pelaku utama di bidang perikanan.

Wassalammua’alaikum wr.wb.

Disusun oleh: Penulis

Ria Nugrahaningsih, SPi

NIP. 19830812 201101 2 014

DINAS PERTANIAN

KABUPATEN KLATEN 2013


I. PENDAHULUAN 1.3. Jenis

Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)


1.1. Sejarah Singkat adalah:

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang Kingdom : Animalia
dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara Sub-kingdom : Metazoa
lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Phyllum : Chordata
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah).
Sub-phyllum : Vertebrata
Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan
keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Klas : Pisces
Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Sub-klas : Teleostei

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di Ordo : Ostariophysi

sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang Sub-ordo : Siluroidea
air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam
Familia : Clariidae
hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.
Genus : Clarias
Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:
1.2. Sentra Perikanan
a) Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970
b) Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan (Padang).
mencapai 1200 kg/Ha.
c) Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).

d) Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
e) Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan – 25 °C), pH 6,5 – 7,5, kandungan oksigen cukup (< 3 ppm) dan tidak tercemar
penang (Kalimantan Timur). berat. Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia.

f) Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat PEMBENIHAN
fish, berasal dari Afrika.
PEMILIHAN INDUK
1.4. Manfaat
Lele dumbo yang telah matang telur akan segera memijah bila dipindahkan dari
a) Sebagai bahan makanan kolam penampungan ke kolam lain yang berisi air segar dan jernih.

b) Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan Seleksi induk lele dumbo sebaiknya dilakukan secara cepat dan cermat agar
pajangan atau ikan hias.
induk tersebut tidak menderita stress.
c) Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas
hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan
lele. Ciri-ciri induk jantan :

d) Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk  Postur tubuh ramping
mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung  Alat kelamin runcing dan menonjol, berwarna merah dan membengkak
berdarah, kencing darah dan lain-lain.  Umur 8 – 24 bulan
 Tidak cacat tubuh
Ikan lele dumbo termasuk ke dalam famili Clariidae, bentuk kepala pipih
dengan lempeng tulang keras sebagai batok kepala. Bersungut 4 pasang dan
memiliki patil yang tidak tajam dan tidak beracun. Kulit badannya terdapat Ciri-ciri induk betina :

bercak-bercak kelabu sedangkan kepala dan punggungnya berwarna gelap  Postur tubuh gemuk dengan perut menggembung dan lembek
kehitaman atau kecokelatan.  Alat kelamin bulat, tidak meonojol, merah dan membesar
 Umur 1 – 2 tahun
Lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada
 Tidak cacat tubuh
malam hari dan berdiam diri di tempat gelap pada siang hari. Lele dumbo
termasuk golongan ikan karnivora, yaitu jenis ikan yang menyukai protein
hewani sebagai makanan utamanya.

Habitatnya di sungai dengan arus yang perlahan atau di perairan tenang.


Lele dumbo mudah beradaptasi dengan lingkungan yang tergenang air.
Parameter kualitas air yang disukai oleh lele dumbo adalah bersuhu sedang (22
PEMIJAHAN Pemijahan Dengan Rangsangan

Pemijahan di Bak Secara Berpasangan

1. Persiapan 1. Penyuntikan Hormon Rangsangan


 Bak yang terbuat dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2  Hormon buatan yang dipakai yaitu Ovaprim dengan dosis 0,3 – 0,5 cc untuk
m dan tinggi 0,6 m induk lele seberat 1 Kg
 Sebelum digunakan bak dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu  Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung dengan kemiringan 45°
 Air disi setinggi 25 cm dan sebaiknya dibuat mengalir agar tetap jernih  Penyuntikan induk lele dumbo cukup dilakukan satu kali baik pada induk
 Pemasangan kakaban yang terbuat dari ijuk yang berfungsi sebagai tempat jantan maupun induk betina
menempelnya telur  Setelah 10 – 12 jam biasanya akan memijah

2. Pemijahan 2. Induce Spawning


 Induk yang sudah matang gonad ditempatkan pada bak pemijahan dengan  Induk yang digunakan mempunyai perbandingan 1 : 1 dalam bak pemijahan
perbandingan jantan dan betina 1 : 1  Kakaban yang telah dipersiapkan dipasang pada bak pemijahan
 Pemberian pakan berprotein tinggi secara intensif seperti cacing, ikan  Setelah induk disuntik, induk lele dumbo dimasukkan ke dalam bak
rucah dan pellet dengan dosis 2 – 3 % dari berat total induk  Dengan cara ini induk akan memijah dan telur ikan terlihat pada kakaban
 Induk yang sudah memijah harus segera dipisahkan dengan telur-telurnya  Penetasan telur pada pemijahan induce spawning dilakukan dalam bak
pemeliharaan

PENETASAN TELUR

 Telur yang baik berwarna kuning jernih, mengkilap dan jernih,


sedangkan telur yang jelek berwarna putih keruh
 Penetasan telur dilakukan pada bak pemijahan karena telur hasil
pemijahan menempel pada kakaban
 Selama penetasan telur, bak dilengkapi dengan sistem air mengalir
dengan debit 0,6 – 1,0 liter/menit dan sistem aerasi
 Telur akan menetas menjadi larva setelah 2 hari pada suhu 26 – 28 °C
Kakaban Kolam Pemijahan
PERAWATAN LARVA PENDEDERAN

 Larva dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva PERSIAPAN KOLAM


 Larva yang berumur 5 hari setelah menetas diberi pakan tambahan
berupa suspensi kuning telur dan selanjutnya yaitu cacing sutra  Kolam sebaiknya terbuat dari semen dengan luas 1 – 5 m 2 dan kedalaman
 Bak pemeliharaan larva dilengkapi dengan sistem aerasi. air 15 – 20 cm
 Penyiponan dilakukan untuk membuang sisa pakan dan kotoran yang  Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus dan licin, sehingga apabila
mengendap di dasar bak bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akan menimbulkan luka
 Setelah 20 – 25 hari larva menjadi benih dengan ukuran 2 – 3 cm dan  Permukaan dasar kolam dibuat agak miring menuju saluran pembuangan
siap dipanen. air
 Saluran pembuangan air dilengkapi dengan saringan berukuran mess 0,5
– 0,7 mm untuk mencegah lolosnya benih dari kolam
 Sebelum digunakan, sebaiknya kolam pendederan dibersihkan terlebih
dahulu dan dikeringkan
Gambar Kolam Pembesaran
PENEBARAN LARVA
PEMANENAN
Penebaran larva dilakukan pada suhu masih rendah yaitu pagi atau sore hari
untuk mengurangi tingkat stress yang dapat mengakibatkan kematian pada Pemanenan dapat dilakukan setelah benih mencapai ukuran 5 – 10 cm. Ukuran

larva. Sebelum ditebar, suhu air dalam wadah pengangkut larva disesuaikan demikian dapat dicapai dengan pemeliharaan yang baik dan intensif selama ± 5

terlebih dahulu dengan suhu air kolam pendederan. minggu.

PEMBESARAN
PENJARANGAN
PERSIAPAN KOLAM
Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukan karena ikan
lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volume ratio antara lele dengan
kolam tidak seimbang.  Kolam dikeringkan selama 3 – 5 hari
 Pengapuran kolam yang bertujuan untuk meningkatkan pH dengan kapur
Cara penjarangan pada benih lele : pertanian sebanyak 100-200 g/m2
 Pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami dengan pupuk kandang
 Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
(kotoran ayam) sebanyak 500-700 g/m2
 Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
 Pengisian air kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan digenangkan
 Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
selama beberapa hari sampai ditimbuhi plankton berwarna hijau dan coklat
kemerahan
PEMBERIAN PAKAN

 Hari ke 1-3 : makanan dari kantung telur (yolk sac) SELEKSI BENIH
 Hari ke-4 sampai minggu ke-2 : zooplankton berupa Daphnia dan
Tubifek (cacing sutera) sebanyak 70 % dari biomassa setiap hari
 Minggu ke-3 : 43 % dari biomassa  Ukuran benih 7 – 8 cm dan harus seragam
 Minggu ke-4 dan ke-5 : 32 % dari biomassa  Sehat dan gerakannya gesit
 Minggu ke-6 sudah dicoba dengan pelet terapung dan makanan  Tidak terdapat luka atau kelainan fisik
tambahan lain yang mengandung protein hewani tinggi  Permukaan kulit bersih dan berlendir tebal
 Setelah masa produksi, kolam dibersihkan dan dikeringkan untuk
membunuh sisa patogen yang ada atau pemutusan siklus penyakit.
PENEBARAN BENIH

 Padat penebaran untuk lele yaitu 60-100 ekor/m2.


 Sebelum ditebar benih direndam dengan disenfektan untuk
pengendalian jamur dan patogen yang akan menyerang.
 Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk
menghindarkan perbedaan suhu antara udara dan air kolam sehingga kurang
5 ˚C agar ikan tidak mengalami stres.

PERAWATAN BENIH

 Pemberian pakan berupa pellet atau pakan buatan dengan frekuensi 3


kali sehari. Berat yang diberikan yaitu 3-5 % dari berat biomassa ikan
dengan kadar protein 20-40 %. Makanan tambahan yaitu berupa ikan rucah.
 Pergantian air sebanyak 50 % dari volume air kolam dengan frekuensi
minimal 3 kali selama masa produksi untuk menjaga kualitas air agar tidak
terlalu ekstrim.

PEMANENAN

 Pemanenan dilakukan setelah ukuran lele siap untuk dikonsumsi.


 Pemeliharaan selama 50-60 hari dapat menghasilkan lele dengan ukuran
100-150 g (1 Kg isi 9 ekor lele).
 Saluran pintu keluar dibuka untuk mengeringkan air kolam. Lele
ditampung pada bak penampungan untuk kemudian diangkut oleh pembeli.

Anda mungkin juga menyukai