Anda di halaman 1dari 141

IKAN LELE ( Clarias batrachus )

A. PENDAHULUAN

Siapa yang tidak kenal ikan lele. Orang indonesia sudah barang tentu akrab dengan nama
ikan lele. Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena
tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang
mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Meski ikan lele dianggap sebagai musuh dikolam atau
sebagai predator,semua orang akan mengangguk setuju jika dikatakan daging lele enak dan
gueih, jarang tamu yang menolak jika disuguhi pecak lele atau lele goreng, hampir di setiap ruas
jalan perkotaan sudah banyak dijual makanan yang menggunakan bahan dari ikan yang satu ini,
bahkan yang agak unik bagi orang awam jika ada yang menemukan benih atau lele dewasa
berwarna putih atau belang pastilah akan dilibatkan pada cerita-cerita mistik.

Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antaralain: ikan kalang
(Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan
cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (JawaTengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali
(Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang
(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan
lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.

Dari sinilah kami akan mencoba membahas lebih jauh mengenai ikan lele. Dan rumusan
masalah yang akan kami bahas tersebut adalah:

1. Klasifikasi dari ikan lele?


2. Ciri-ciri ikan lele baik dari morfologi, anatomi maupun sifat-sifat biologisnya?
3. Peranan ikan lele baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bagi manusia?

B. KLASIFIKASI IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Kingdom : Animalia

Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata

Sub-phyllum : Vertebrata

Kelas : Pisces (ikan yang punya insang untuk bernapas)

Sub-klas : Teleostei ( ikan bertulang keras )

Ordo : Ostariophysi ( ikan yang dirongga perutnya sebelah atas ada tulang sebagai alat
keseimbangan / sebagai tulang weber )

Sub-ordo : Siluroidea ( berkulit licin, tidak bersisik)

Familia : Clariidae ( kepala gepeng dan mempunyai alat pernapasan tambahan)

Genus : Clarias

Species : Clarias batrachus

C. MORFOLOGI IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat.
Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed),
sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele
ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).

Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan
rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur
insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang
sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas,
lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang
sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.

Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut
berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri
tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama
pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya.

Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang
berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak
dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak
menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.

D. ANATOMI IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang
merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam
ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari
udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam
banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.

Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki
gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil
dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-
bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi.
Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin,
gonad, hati, lambung dan anus.

E. SIFAT-SIFAT BIOLOGIS IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang
tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air
yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada
siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele
memijah pada musim penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan ilmuwan dalam
menggolongkan ikan lele ini. Ada yang memasukan ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging
(karnivora). Adalagi yang memasukanya kedalam omnivora.

F. PERANAN IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan
Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan
untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk
perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan Lisin merupakan salah satu dari 9 asam
amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin termasuk
asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pasalnya, asam amino ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang
pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh,
dan memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk
menghasilkan antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping perbaikan
jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes.

Peranan lainya yang menguntungkan dari ikan lele adalah: Sebagai bahan makanan Ikan
lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias. Ikan
lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga
air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele. Ikan lele juga dapat diramu dengan
berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak
teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.

Selain peranan yang menguntungkan ikan lele juga dapat memiliki peranan yang
merugikan bagi manusia. Peranan yang merugikan tersebut diantaranya : Pada ikan lele yang
masih muda patilnya mengandung racun, sedangkan pada ikan lele yang agak tua racunya agak
berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator.

G. KESIMPULAN
Ikan lele (C. batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang
mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Morfologi ikan ini adalah tengah badanya mempunyai
potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang
tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed). Sedangkan organ – organ lainya dari ikan
lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.

Peranan yang menguntungkan dari ikan yang satu ini adalh sebagai bahan makanan
karena rasanya yang enak dan gurih, juga sebagai pemberantas hama padi yang berupa serangga
air, juga banyak mengandung Leusin dan Lisin untuk pertumbuhan anak –anak. Adapun peranan
yang merugikan dari ikan lele ini adalah pada ikan lele yang masih muda patilnya mengandung
racun, sedangkan pada ikan lele yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat
memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator.

H. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Clarias batrachus. www.wikipedia.org. Diakses 20 Maret 2009.

Anonim. Ikan Lele. www.wikipedia.org. 20 Maret 2009.

Anonim. Lele Goreng Kremes. http://resep-masak.com. Diakses 20 april 2009.

Ayatullah. 2008. Manfaat Ikan Lele. http://septa-ayatullah.blogspot.com. Diakses 20 April 2009.

Sutanmuda. 2007. Budidaya Ikan Lele. http://sutanmuda.wordpress.com. Diakses 20 April 2009.

Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tugas 2

nama ilmiah ikan air tawar dan ikan air laut


jurusan budidaya perairan

Nama Latin Ikan,Iktiologi

NAMA ILMIAH IKAN AIR TAWAR

No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama lokal

1 Baung putih Macrones nemurus Baung

2 Belut Monopterus albus Londeng

3 Hampala, barau Hampala macrolipidota Dore-dore

4 Lele dumbo Clarias gariepinus Samelang jumbo

5 Lele putih/ biasa Clarias batracus Samelang

6 Lais timah Cyptopterus apogon Laisi’

7 Lais junggang Cyptopterus micronema Laisi’

8 Lempam Puntius schwanefeldi Bolu jawa

9 Mas Cyprinus carpio Juku’ bulaeng

10 Cabus Ophiochepalus striatus

11 Nilem/paweh Osteocilus hasselti Bolu jawa

12 Patin Pangasius pangasius Patin

13 Niasa Pseudothropus auratus Kerung-kerung

14 tawes sirip merah Barbonymus gonionotus Bolu jawa

15 Malong Muarenesox cinareus londeng

16 Nila Orheochromis niloticus Nila

17 Sepat siam Trichogaster pectoralis Bala-balang cambang


18 Sepat rawa Trichogaster trichopterus Bala-balang cambang

19 Sepat batik Cidochaichthyes anoples Bala-balang cambang

20 Sepat Trichogaster leeri Bala-balang cambang

21 Sepat Trichogaster microlepis Cambang-cambang

22 Toman Orheichepalus micropeltes kanjilo

23 Tawes Puntius javanicus Bulu Jawa

24 Sepat batik Cydochaicichthys aroplos Cambang-cambang

25 Sebarau Hyphessorbycab serpao Juku’ bulaeng

26 Betutu Oxyeleotris marmorata Lonci’-lonci’

27 Dokkun Barbodes lateritringa Bolu jawa

28 Fasciata Golisa fascata Jabiri’

29 Gabus Channa striatus Kanjilo

30 Gurami Osphronemus gouramy Gurame

31 Jelawat Leptobarbus hoeveni Kanjilo

32 Mujair Oreochromis Mossambicus jabiri

33 Keranda ng Ophiocephalus pleropithalmus Dore-dore

34 Kehung Opgiocephalus monptherus Kanjilo

35 Grass Carp Ctenopharyngodon idella ikan dewa

36 Lindi Clarias nisuwhofi samelang

37 Lele duri Clarias metanoderma Samelang to’do’

38 Lele labirin Belendontichthyes dinema Samelang

39 Moa kembung Anguilla mouritama londeng

40 Sapu2 Coohlidorn glecostoinoides Juku’ tokke’


IKAN AIR LAUT

No. Nama indonesia Nama latin Nama lokal

1 Ikan tembang Sardinella gibbosa Ikan tembang

2 Ciling ciling Botia matracanta Manggiwang

3 Pari Burung Elang Aetomyleus nichofii Pari elang

4 Pari Macan Himantura Undulata Pari macan

5 Pari Keprak Aetoplatea Zonura Pari Kupu-Kupu

6 Kuwe Florida Trachinotus Carolinus Ikan Kuwe gembung

7 Puntung dammar Siliago siliama Ciko-ciko

8 Kuwe Batu Besar Seriola Dumerili Ikan Kuwe batu

9 Tengkek Caranx Crysos Ikan kuwe kecil

10 Kuwe Kuning Caranx Bartholomaei Kuewe ekor kuning

11 Kerapu biru Epinophilus flavoucoenules karapu

12 Kuwe Mata Besar Caranx Latus -Kuwe Mata Besar


13 Sunglir Elagatis Bipinnulata ikan Kuwe salem

14 Kuwe Rambe Alectis Ciliaris Kuwe rambut

15 Permit Trachinotus Falcatus Ikan kuwe putih

16 Kuwe Lilin Caranx Hippos Kuwe Lilin

17 Bilis tembaga Anchoviclla commersoni Mairo

18 Buntal tutul Aratutron nigropunchtatus Buntala

19 Kurisi Nemipterus nemotophorus Juku’ eja

20 Layang Detapterus pusailus layang

21 Layaran Istiophorus oriantalis liarang

22 Kuwe Gerong Caranx Ignobilis Masidung

23 Hiu Carcharhinus longimanus manggiwang

24 Marlin hitam Makaira Indica liarang

25 Marlin biru Makaira Mazara liarang

26 Marlin loreng Tetrapturus Audax liarang

27 Marlin putih Tetrapturus Albidus liarang

28 Marlin kapak Tetrapturus Sp. liarang

29 Kakap merah Lutjanus capprchanus Juku’ eja

30 Kakap domba Latjanus analis bambangan

31 Kakap anjing Latjanus jocu Kakap Raja

32 Kakap batu Latjanus griseus Kakap snapper

33 Kakap sutra Latjanus vivanus bambangan

34 Kakap ratu Latjanus oculatus bambangan

35 Kakap sirip hitam Latjanus buccanella bambangan

36 Kuwe gerong Caranx Ignobilis masidung


37 Baronang Siganus sp baronang

38 Kerapu Epinephelus fuscoguttatus Karapu

39 Kerapu bebek Cromileptes altivalis karapu

40 Kerapu sunu Plectrocopomus leopardus sunu

41 Kerapu lumpur Epinephelus Coiodes Hamilton sunu

42 Ikan kakatua Chlorurus sordidus laccukang

43 Tenggiri Acanthocybium solandri panggalasang

44 Ikan kue Caranx Sexfasciatus Ikan kue Rambe-

45 Kembung laki-laki Rastrelliger kanagurta katombo

46 Kembung perempuan Rastrelliger negletus Katombo

47 Ikan sarden Clupeidae Sibula’

48 Ikan terbang Parexocoetus brachypterus Tuing-tuing

49 Bara kuda Sphyraena barracuda panggalasang

50 Belanak Valamugil seheli Balanak

IKAN AIR PAYAU

No. Nama indonesia Nama latin Nama lokal

1 Bandeng Chanos-chanos bolu

2 Koan Ctenopphaycyngodon idellus Balusu’

3 Payus (Bandeng Laki) Elops Hawaienensis Bandeng aki

4 Belanak Valamugil cunnesius Belanak

5 Barbus Barbodes lateristrisa Birangkasa’

6 Kaca Chandra borvensis Beseng-beseng


7 Kerong2 Therapon therap Kerung-kerung

8 petek Leiognathus equulus ’ pepetek

9 Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Sala mata

10 Tambakan Helostoma temmintri Beseng-beseng

Tugas 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Taksonomi dan M
orfologi I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Ikan lele dumbo (
Clarias gariepinus
Burchell)
berasal dari Benua
Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia
pada tahun 1984.
Jenis ikan
lele ini termasuk hi
brida dan pertumbuhan badannya cukup spektakuler
baik
panjang tubuh maupun beratnya. Dibanding kerabat
dekatnya ikan lele lokal
(
Clarias
batrachus
) lele dumbo memiliki pertumbuhan empat kali lebih
cepat.
Oleh sebab itu, ikan jenis ini dengan mudah
menjadi
populer di masyarakat
(Santoso,1994)
Di Indonesia ada 6 (
enam) jenis ikan lele yan
g
dikembangkan:
1.
Clarias batrachus
, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang
(Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet
(Kalimantan Selatan).
2.
Clarias teysmani
, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang
putih
(Padang).
3.
Clarias melanoderma
, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4.
Clarias nieuhofi
, yang dikenal sebagai ikan li
ndi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5.
Clarias loiacanthus
, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
ikan
penang (Kalimantan Timur).
6.
Clarias gariepinus
Burchell
, yang dikenal s
ebagai lele dumbo
berasal dari
Afrika
(Djatmika
et al
,1986)
.
7
Ikan lele digemari semua lapisan masyarakat sebagai
protein hewani
alternatif yang harganya murah. Ikan lele mudah
diolah, bergizi tinggi dan
rasanya enak. Ikan lele dumbo mudah dipelihara,
disimpan dan dipasarkan baik
beru
pa
ikan hidup maupun ikan segar
(Puspowardoyo dan Djarijah
, 2002)
.
Kedudukan taksonomi ikan lele dumbo adalah sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Famili
: Claridae
Genus
:
Clarias
Spesies
:
Clarias gariepinus
Burchell
(Djatmika
et a
l
,
1986)
Gambar 1. Ciri morfologi ikan lele dumbo
(Santoso,1994)
Menurut
Puspowardoyo dan Djarijah
(
2002)
, Ikan lele dumbo (
Clarias
gariepinus
Burchell
) memiliki morfologi yang mirip dengan lele lokal (
Clarias
batrachus
)
. B
entuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng
dan batok
kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin,
mulut besar, warna kulit
badannya terdapat bercak
-
bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu).
Ikan l
ele
d
alam bahasa Inggris disebut pul
a
catfish
,
siluroid
,
mudfish
dan
walking catfish
.
8
Ciri
-
ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah
sungutnya. Sungut
berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau
4 pasang terdiri dari sungut
nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah,
mandibular dalam dua buah,
serta sungut maxilar dua buah.
Ikan lele
mengenal mangsanya dengan alat
penciuman, lele dumbo
juga
dapat mengenal dan menemukan makanan dengan
cara rabaan (
tentakel
) dengan menggerak
-
gerakan salah sat
u sungutnya terutama
mandibular
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri
dari sirip
pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang
berpasangan adalah sirip dada
(
pectoral
) dan sirip perut (
ventral
), sedangkan yang tunggal adalah sirip
punggung (
do
rsal
), ekor (
caudal
) se
rta sirip dubur (
anal
). S
irip dada
ikan lele
dumbo
dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun.
P
atil lele dumbo lebih
pendek dan tumpul
bila dibandingkan dengan lele lokal
(Santoso, 1994)
.
B. Habitat
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau
air asin. Habitatnya
di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang
tergenang air, s
emua perairan tawar dapat menjadi lingkunga
n hidup atau
habitat lele dumbo m
isalnya waduk, bendungan, danau, rawa, dan genangan
air
tawar lainnya.
Di alam bebas, lele dumbo ini memang lebih menyukai
air yang
arusnya mengalir secara perlahan atau lambat.
A
liran air
arus yang dera
s lele
dumbo kurang menyukainya
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo asal Afrika ternyata sangat toleransi
terhadap suhu air
yan
g cu
kup tinggi yaitu 20º

35ºC, disamping itu lele dumbo dapat hidup pada
9
kondisi lingkungan perairan
yang jelek.
Kondisi air dengan kandungan oksigen
yang sangat minim lele dumbo masih dapat bertahan
hidup, karena lel
e dumbo
memiliki
alat pernafasan tambahan
yang disebut organ
arborescent
(Santoso,
1994)
.
C. Sifat I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Pada siang hari lele dumbo memang jarang
menampakkan aktivitasnya
dan lebih menyukai tempat yang bersuasana
sejuk dan gelap. Ikan lele dumbo
bersifat
n
okturnal (aktif pada malam hari). Lele dumbo
mencari makan
biasa
dilakukan pada malam hari, namun, pada kolam
-
kolam budidaya lele dumbo
dapat dibiasak
an diberi pakan pada siang hari
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo terkenal rakus, karena mempunyai ukuran
mulut
yang
cukup lebar hingga mampu menyantap makanan alami di
dasar perairan dan
buatan misalnya
pellet
. L
ele dumbo sering digolongkan pemakan segala
(
omnivora
). Makanan berupa bangkai seperti ayam, bebek,
angsa, burung,
bangkai unggas lainnya dilahapnya hingg
a tulang belulangnya. Lele dumbo juga
dikenal sebagai pemakan bangkai atau
scavenger
. Di kolam budidaya, lele
dumbo mau menerima sega
la jenis makanan yang diberikan
(Santoso, 1994)
.
Menurut SNI (2006)
, kandungan nutrisi da
lam pakan ikan lele dumbo
dapat di
lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat mutu pakan ikan lele dumbo
No
Jenis uji
Satuan
(As feed)
Persyaratan
Benih
Pembesaran
Induk
1
Kadar air maksimal
%
12
12/12
12
2
Kadar abu maksimal
%
13
13/13
13
3
Kadar protein min
%
30
28/25
30
4
Kadar lemak mi
n
%
5
5/5
5
5
Kadar serat kasar,
maks
%
6
8/8
8
(SNI, 2006)
10
D. Pemeliharaan I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Memelihara lele d
umbo bisa dilakukan di berbagai tempat.
Ikan lele
umumnya dipelihara di kolam.
Kolam bisa dibuat dari bermacam
-
mac
am bahan
bisa beton, terpal, bahkan bisa dipelihara di sawah
penduduk. Kolam beton bisa
dibangun dengan syarat adanya lahan yang cukup.
Ukuran kolam s
ebagai
pedoman, setiap 1 m³
air dapat menampung 30
-
50 ekor lele berukuran sekitar 10
cm.
Bila kedalaman ko
lam 1
-
1,5 m, maka setiap 1 m
²
kolam dapat digunakan
untuk memelihara pa
ling sedikit 30 ekor lele. Dinding kolam sebaiknya
dibuat
tegak lurus, karena lele memiliki patil yang dapat
digunakan untuk merangkak
dengan berpijak pada dinding yang agak miring. Das
ar kolam sebaiknya dibuat
agak miring ke arah pintu pengeluaran air, agar
pengeringan kolam tidak
mengalami kesulitan
(Puspowardoyo dan Djarijah
, 2002)
.
Variasi Kolam
bisa dilakukan dengan berbagai cara karena tidak
adanya
spesifikasi ukuran kolam yang bak
u. Bis
a bervariasi, luas minimal 20 m²
dan maksimal 70 m². Tinggi kolam antara 80 cm
-
120 cm, kedalaman air antara
70 cm
-
110 cm. Bentuk kolam pun bisa bervariasi, bisa
segiempat panjang atau
pun bujursangkar, dan bundar. Saluran pemasukan air
posisinya s
edikit di atas.
Kolam dilengkapi dengan 2 atau 3 pembuangan yaitu
pembuangan atas, tengah
dan bawah. Lubang pembuangan ata
s untuk membuang kotoran dan
fi
toplan
kton yang berlebih atau tebal biasanya dilakukan
pada siang hari.
Lubang bawah untuk membuang end
apan yang berasal dari sisa
-
sisa pakan,
kotoran ikan, maupun plankton yang mati. Kualitas
air diusahakan sesuai kultur
11
ikan.
Air diu
payakan tidak terlalu benin
g agar lele merasa lebih nyaman
(Puspowardoyo dan Djarijah, 2002)
.
Kolam terpal adalah kolam yang
dasarnya maupun sisi
-
sisi dindingnya
dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi
resiko
-
resiko yang terjadi pada
kolam gali maupun kolam semen
.
Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di
pekarangan ataupun di halaman rumah.
Keuntungan lain dari kolam
terpal adalah :
1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat
untuk memudahkan
pergantian air maupun panen. Selain itu mempermudah
penyesuian
ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
3. Dapat dijadikan pe
luang usaha skala mikro dan makro.
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele
terl
ihat tampak bersih, dan
seragam
(
Puspowardoyo dan Djarijah, 2002
;
Margolang, 2008
)
.
E
. Kandungan Omega 3 pada I
kan
R
ucah
Omega
-
3 merupakan asam lemak yang memiliki posi
si ikatan rangkap
pertama pada atom karbon nomor 3 dari ujung gugus
metilnya (Nettleton, 1995;
Rasyid 2003). Asam lemak omega 3 yang mempunyai
arti khusus dalam ilmu
gizi adalah alfa
-
asam linolenat (18:3
ω
-
3) serta turunannya, asam
eikosapentanoat
EPA (C 20:5
ω
-
3) dan dokosaheksaeonat
DHA
(C 22:6
ω
-
3)
(Almatsier, 2004)
.
J
enis asam lemak tak jenuh pada minyak ikan hampir
sama dengan
minyak pada tumbuhan. Perbedaannya hanya
pada kadar asam lemak tertentu
12
mi
salnya, asam lemak utama pada minyak ikan
berkonfigurasi omega
-
3,
sedangkan pada tumbuhan dan hewan lainnya lebih
banyak mengandung asam
lemak berkonfigurasi omega
-
6 (Netlleton, 1995; Rasyid, 2003
; Schmidt
et al
,
2001
).
Asam
lemak omega 3 adalah asam a
-
li
nolenik (18:3) ditemukan
terutama dalam tanaman dan asam eikosapentaenik
(20:5) dan asam
dokosahexaenoik (22:6) khususnya ditemukan hewan
air, EPA dan DHA
disintesis oleh fitoplan
k
ton, yang kemudian dikonsumsi oleh ikan, mollusca
dan
crustaceae, dengan dem
ikian dikonsentr
asikan dalam rantai makanan air
(
Farrell, 1998
;
Mu’nisa
, 2003
)
.
Sumber diet utama omega 3 pada manusia adalah ikan.
Alga laut dan
fito
planton mensintesis omega 3 dimana
masuk kedalam rantai makanan.
Variasi kandungan minyak pada ikan men
yolok berbeda spesis dan kandung
an
omega 3
pada berbagai minyak diantara spesi
e
s yang berbeda. Ikan yang
ditemukan pada air dingin lebi
h tinggi kandungan omega 3
dibanding pada air
hangat d
a
n kandungan
omega 3
pada ikan laut lebih ting
gi dibanding pada air
air tawar
(
Farrell, 1998
;
Mu’nisa
, 2003)
.
Ikan rucah sebagai hasil tangkapan sampingan pada
siklus hidupnya
mengkonsumsi alga laut dan fitoplankton, dengan
demikian ikan rucah ini
mengakumulasi omega 3 dalam tubuhnya. Ikan rucah
sebagai ikan murah dan
t
idak ekonomis ini akan dimanfaatkan sebagai sumber
alternatif penghasil
omega 3 p
ada ikan lele dumbo
.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Taksonomi dan M
orfologi I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Ikan lele dumbo (
Clarias gariepinus
Burchell)
berasal dari Benua
Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia
pada tahun 1984.
Jenis ikan
lele ini termasuk hi
brida dan pertumbuhan badannya cukup spektakuler
baik
panjang tubuh maupun beratnya. Dibanding kerabat
dekatnya ikan lele lokal
(
Clarias
batrachus
) lele dumbo memiliki pertumbuhan empat kali lebih
cepat.
Oleh sebab itu, ikan jenis ini dengan mudah
menjadi
populer di masyarakat
(Santoso,1994)
Di Indonesia ada 6 (
enam) jenis ikan lele yan
g
dikembangkan:
1.
Clarias batrachus
, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang
(Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet
(Kalimantan Selatan).
2.
Clarias teysmani
, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang
putih
(Padang).
3.
Clarias melanoderma
, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4.
Clarias nieuhofi
, yang dikenal sebagai ikan li
ndi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5.
Clarias loiacanthus
, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
ikan
penang (Kalimantan Timur).
6.
Clarias gariepinus
Burchell
, yang dikenal s
ebagai lele dumbo
berasal dari
Afrika
(Djatmika
et al
,1986)
.
7
Ikan lele digemari semua lapisan masyarakat sebagai
protein hewani
alternatif yang harganya murah. Ikan lele mudah
diolah, bergizi tinggi dan
rasanya enak. Ikan lele dumbo mudah dipelihara,
disimpan dan dipasarkan baik
beru
pa
ikan hidup maupun ikan segar
(Puspowardoyo dan Djarijah
, 2002)
.
Kedudukan taksonomi ikan lele dumbo adalah sebagai
berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Pisces
Ordo
: Ostariophysi
Famili
: Claridae
Genus
:
Clarias
Spesies
:
Clarias gariepinus
Burchell
(Djatmika
et a
l
,
1986)
Gambar 1. Ciri morfologi ikan lele dumbo
(Santoso,1994)
Menurut
Puspowardoyo dan Djarijah
(
2002)
, Ikan lele dumbo (
Clarias
gariepinus
Burchell
) memiliki morfologi yang mirip dengan lele lokal (
Clarias
batrachus
)
. B
entuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng
dan batok
kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin,
mulut besar, warna kulit
badannya terdapat bercak
-
bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu).
Ikan l
ele
d
alam bahasa Inggris disebut pul
a
catfish
,
siluroid
,
mudfish
dan
walking catfish
.
8
Ciri
-
ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah
sungutnya. Sungut
berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau
4 pasang terdiri dari sungut
nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah,
mandibular dalam dua buah,
serta sungut maxilar dua buah.
Ikan lele
mengenal mangsanya dengan alat
penciuman, lele dumbo
juga
dapat mengenal dan menemukan makanan dengan
cara rabaan (
tentakel
) dengan menggerak
-
gerakan salah sat
u sungutnya terutama
mandibular
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri
dari sirip
pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang
berpasangan adalah sirip dada
(
pectoral
) dan sirip perut (
ventral
), sedangkan yang tunggal adalah sirip
punggung (
do
rsal
), ekor (
caudal
) se
rta sirip dubur (
anal
). S
irip dada
ikan lele
dumbo
dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun.
P
atil lele dumbo lebih
pendek dan tumpul
bila dibandingkan dengan lele lokal
(Santoso, 1994)
.
B. Habitat
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau
air asin. Habitatnya
di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang
tergenang air, s
emua perairan tawar dapat menjadi lingkunga
n hidup atau
habitat lele dumbo m
isalnya waduk, bendungan, danau, rawa, dan genangan
air
tawar lainnya.
Di alam bebas, lele dumbo ini memang lebih menyukai
air yang
arusnya mengalir secara perlahan atau lambat.
A
liran air
arus yang dera
s lele
dumbo kurang menyukainya
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo asal Afrika ternyata sangat toleransi
terhadap suhu air
yan
g cu
kup tinggi yaitu 20º

35ºC, disamping itu lele dumbo dapat hidup pada
9
kondisi lingkungan perairan
yang jelek.
Kondisi air dengan kandungan oksigen
yang sangat minim lele dumbo masih dapat bertahan
hidup, karena lel
e dumbo
memiliki
alat pernafasan tambahan
yang disebut organ
arborescent
(Santoso,
1994)
.
C. Sifat I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Pada siang hari lele dumbo memang jarang
menampakkan aktivitasnya
dan lebih menyukai tempat yang bersuasana
sejuk dan gelap. Ikan lele dumbo
bersifat
n
okturnal (aktif pada malam hari). Lele dumbo
mencari makan
biasa
dilakukan pada malam hari, namun, pada kolam
-
kolam budidaya lele dumbo
dapat dibiasak
an diberi pakan pada siang hari
(Santoso, 1994)
.
Lele dumbo terkenal rakus, karena mempunyai ukuran
mulut
yang
cukup lebar hingga mampu menyantap makanan alami di
dasar perairan dan
buatan misalnya
pellet
. L
ele dumbo sering digolongkan pemakan segala
(
omnivora
). Makanan berupa bangkai seperti ayam, bebek,
angsa, burung,
bangkai unggas lainnya dilahapnya hingg
a tulang belulangnya. Lele dumbo juga
dikenal sebagai pemakan bangkai atau
scavenger
. Di kolam budidaya, lele
dumbo mau menerima sega
la jenis makanan yang diberikan
(Santoso, 1994)
.
Menurut SNI (2006)
, kandungan nutrisi da
lam pakan ikan lele dumbo
dapat di
lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat mutu pakan ikan lele dumbo
No
Jenis uji
Satuan
(As feed)
Persyaratan
Benih
Pembesaran
Induk
1
Kadar air maksimal
%
12
12/12
12
2
Kadar abu maksimal
%
13
13/13
13
3
Kadar protein min
%
30
28/25
30
4
Kadar lemak mi
n
%
5
5/5
5
5
Kadar serat kasar,
maks
%
6
8/8
8
(SNI, 2006)
10
D. Pemeliharaan I
kan
L
ele
D
umbo (
Clarias gariepinus
Burchell
)
Memelihara lele d
umbo bisa dilakukan di berbagai tempat.
Ikan lele
umumnya dipelihara di kolam.
Kolam bisa dibuat dari bermacam
-
mac
am bahan
bisa beton, terpal, bahkan bisa dipelihara di sawah
penduduk. Kolam beton bisa
dibangun dengan syarat adanya lahan yang cukup.
Ukuran kolam s
ebagai
pedoman, setiap 1 m³
air dapat menampung 30
-
50 ekor lele berukuran sekitar 10
cm.
Bila kedalaman ko
lam 1
-
1,5 m, maka setiap 1 m
²
kolam dapat digunakan
untuk memelihara pa
ling sedikit 30 ekor lele. Dinding kolam sebaiknya
dibuat
tegak lurus, karena lele memiliki patil yang dapat
digunakan untuk merangkak
dengan berpijak pada dinding yang agak miring. Das
ar kolam sebaiknya dibuat
agak miring ke arah pintu pengeluaran air, agar
pengeringan kolam tidak
mengalami kesulitan
(Puspowardoyo dan Djarijah
, 2002)
.
Variasi Kolam
bisa dilakukan dengan berbagai cara karena tidak
adanya
spesifikasi ukuran kolam yang bak
u. Bis
a bervariasi, luas minimal 20 m²
dan maksimal 70 m². Tinggi kolam antara 80 cm
-
120 cm, kedalaman air antara
70 cm
-
110 cm. Bentuk kolam pun bisa bervariasi, bisa
segiempat panjang atau
pun bujursangkar, dan bundar. Saluran pemasukan air
posisinya s
edikit di atas.
Kolam dilengkapi dengan 2 atau 3 pembuangan yaitu
pembuangan atas, tengah
dan bawah. Lubang pembuangan ata
s untuk membuang kotoran dan
fi
toplan
kton yang berlebih atau tebal biasanya dilakukan
pada siang hari.
Lubang bawah untuk membuang end
apan yang berasal dari sisa
-
sisa pakan,
kotoran ikan, maupun plankton yang mati. Kualitas
air diusahakan sesuai kultur
11
ikan.
Air diu
payakan tidak terlalu benin
g agar lele merasa lebih nyaman
(Puspowardoyo dan Djarijah, 2002)
.
Kolam terpal adalah kolam yang
dasarnya maupun sisi
-
sisi dindingnya
dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi
resiko
-
resiko yang terjadi pada
kolam gali maupun kolam semen
.
Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di
pekarangan ataupun di halaman rumah.
Keuntungan lain dari kolam
terpal adalah :
1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat
untuk memudahkan
pergantian air maupun panen. Selain itu mempermudah
penyesuian
ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
3. Dapat dijadikan pe
luang usaha skala mikro dan makro.
4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele
terl
ihat tampak bersih, dan
seragam
(
Puspowardoyo dan Djarijah, 2002
;
Margolang, 2008
)
.
E
. Kandungan Omega 3 pada I
kan
R
ucah
Omega
-
3 merupakan asam lemak yang memiliki posi
si ikatan rangkap
pertama pada atom karbon nomor 3 dari ujung gugus
metilnya (Nettleton, 1995;
Rasyid 2003). Asam lemak omega 3 yang mempunyai
arti khusus dalam ilmu
gizi adalah alfa
-
asam linolenat (18:3
ω
-
3) serta turunannya, asam
eikosapentanoat
EPA (C 20:5
ω
-
3) dan dokosaheksaeonat
DHA
(C 22:6
ω
-
3)
(Almatsier, 2004)
.
J
enis asam lemak tak jenuh pada minyak ikan hampir
sama dengan
minyak pada tumbuhan. Perbedaannya hanya
pada kadar asam lemak tertentu
12
mi
salnya, asam lemak utama pada minyak ikan
berkonfigurasi omega
-
3,
sedangkan pada tumbuhan dan hewan lainnya lebih
banyak mengandung asam
lemak berkonfigurasi omega
-
6 (Netlleton, 1995; Rasyid, 2003
; Schmidt
et al
,
2001
).
Asam
lemak omega 3 adalah asam a
-
li
nolenik (18:3) ditemukan
terutama dalam tanaman dan asam eikosapentaenik
(20:5) dan asam
dokosahexaenoik (22:6) khususnya ditemukan hewan
air, EPA dan DHA
disintesis oleh fitoplan
k
ton, yang kemudian dikonsumsi oleh ikan, mollusca
dan
crustaceae, dengan dem
ikian dikonsentr
asikan dalam rantai makanan air
(
Farrell, 1998
;
Mu’nisa
, 2003
)
.
Sumber diet utama omega 3 pada manusia adalah ikan.
Alga laut dan
fito
planton mensintesis omega 3 dimana
masuk kedalam rantai makanan.
Variasi kandungan minyak pada ikan men
yolok berbeda spesis dan kandung
an
omega 3
pada berbagai minyak diantara spesi
e
s yang berbeda. Ikan yang
ditemukan pada air dingin lebi
h tinggi kandungan omega 3
dibanding pada air
hangat d
a
n kandungan
omega 3
pada ikan laut lebih ting
gi dibanding pada air
air tawar
(
Farrell, 1998
;
Mu’nisa
, 2003)
.
Ikan rucah sebagai hasil tangkapan sampingan pada
siklus hidupnya
mengkonsumsi alga laut dan fitoplankton, dengan
demikian ikan rucah ini
mengakumulasi omega 3 dalam tubuhnya. Ikan rucah
sebagai ikan murah dan
t
idak ekonomis ini akan dimanfaatkan sebagai sumber
alternatif penghasil
omega 3 p
ada ikan lele dumbo
.

Tugas

EBIH DEKAT
MENGENAL
IKAN
LELEPendahuluan
Nama ‘lele’ tidak
dikenal di negara
selain Indonesia.
Lele adalah nama
lokal untuk
menyebut ikan
yang tak bersisik,
hidup di perairan
tawar,
mempunyai barbel
(sungut),
berwarna hitam,
kecoklatan atau
abu-abu, serta
berkepala gepeng(
depressed).
Jika orang
Indonesia
menyebutnya
dengan ‘lele’
maka penduduk
dunia menamai
dengan
air breathing
catfish (catfish
yang dapat
bernapas diudara)
, walking catfish
(
catfish yang dapat
berjalan di
daratan), atau
labyrinthcatfish
(catfish
yang mempunyai
organ pernapasan
tambahan)
.
Ada pula
yangmenyebut
dengan
sharptooth catfish
karena
mempunyai gigi
halus yang
tajamdan sangat
banyak.
Catfish
sendiri adalah
julukan penduduk
dunia untuk
menyebut
seluruhkerabat
ikan lele yang
tergolong dalam
Ordo
Siluriformes,
termasuk ikan
yang
tak berkepala
gepeng
seperti ikan patin.
Ordo
Siluriformes
tediri dari
berbagai jenisikan
yang sangat
bervariasi mulai
dari ukuran yang
sangat besar
hingga
yangterkecil 22
inch.
Caftish
terbesar
dilaporkan hingga
mencapai 290 kg
dengan panjang
13m. Dilaporkan
terdapat 2200
species catfish di
dunia ini,
yangtergolong
dalam 34
famili(http://angle
rfish.com)Ikan
lele sendiri
termasuk dalam
family
Clariidae
, berkerabat
dengan 34 famili
lainnya dalam
anggota
OrdoSiluriformes
.Masyarakat di
beberapa daerah
menyebut ikan
lele dengan nama
lain,seperti
ikan kalang, ikan
keli
, atau
ikan limbat
(Sumatra Barat),
ikan
maut(Sumatra
Utara), ikan pintet
atau ikan kaleh
(Kalimantan
selatan), lele
kembangatau wiru
(Jawa Barat), ikan
kalang putih
(Padang), atau
ikan
penang(Kalimanta
n Timur). Namun
jika ditelusuri,
ternyata nama-
nama di atas
tidak semuanya
identik dengan
ikan lele yang
dikenal secara
umum, karena
berbedaspecies
atau
jenis.Meskipun
ikan lele
telahmenjadi
komoditas
populer, namun
pengetahuanmanu
sia tentang ikan
ini belum
tergolong
lengkap. Masih
banyak aspek
yangmasih perlu
digali, guna
pemanfaatan yang
lebih optimal.
Untuk itu semua
pihak,
Page
2
of
14
baik yang telah
terjun dalam busi
daya ikan maupun
pihak yang
berkeinginanmene
kuninya,
disarankan selalu
memeprbaharui
pengetahuan,
mengenali
lebih jauh tentang
ikan
ini.Pengenalan
ikan lele adalah
kunci awal
keberhasilan budi
daya ikan
lele.Pengenalan
kita tidak cukup
hanya tahu bahwa
ikan lele adalah
ikan
yang berkumis,
warnanya abu-abu
kecoklatan,
kulitnya tak
bersisik dan licin
karena berlendir
banyak. Itu adalah
pengetahuan
umum yang tidak
bisa dijadikan
bahan pengambila
n keputusan apa
pun tanpa
pendalaman lebih
lanjut. Ada apa di
balik absennya
sisik pada ikan
lele? Mengapa
kulit ikan lele
licin? Mengapa
warnaikan lele
dapat berubah?
Apa yang terjadi
ketika ikan tidak
bernafsu
makan?Kepala
yang gepeng dan
mata yang kecil,
apa gunanya?
Pertanyaan-
pertanyaantersebu
t seharusnya
menggelitik kita
untuk mengenal
lebih dalam
terhadap
ikan berkumis ini.
seperti ka
ta pepatah, “tak
kenal maka tak
sayang. Makin
mengenalmakan
makin sayang. “
Berbekal rasa
sayang kita akan
menemukan lebih
banyak
rahasia tentang
ikan lele sebagai
bekal pendukung
keberhasilan
usaha budi
dayakita.Anatomi
(struktur tubuh)
ikan lele dapat
dibedakan
menjadi dua
yaituanatomi
eksternal dan
anatomi internal.
Anatomi eksternal
meliputi bentuk
tubuh,warna,
morfologi, dan
organ-organ tubuh
bagian luar baik
organ gerak,
organsensor,
maupun organ
reproduksi).
Anatomi internal
meliputi seluruh
organ tubuhyang
terbalut kulit,yang
bekerja dalam
suatu sistem
fisiologis tertentu.
Sistemtersebut
meliputi sistem
pencernaan,
sistem respirasi,
sistem
urogenitalia,
sistemotot, sistem
peredaran darah,
dan sistem
rangka.Selain
anatomi aspek
kebiasaan ikan
lele juga harus
dikenali
untuk mencegah
stress
. Sama seperti
manusia, ikan lele
juga bisa
stres
s. Ikan yang
stress
akan
menunjukkan
perilaku
menggantung di
lapisan
permukaan air,
nafsumakan
menurun, gerak
lambat, dan pada
jenis-jenis tertentu
warnanya
berubah.Kondisi
stress
tersebut selain
menghabiskan
energi ikan juga
menyebabkan pert
umbuhan menjadi
terhenti.
Akibatnya ikan
menjadi lemah,
kurus, dan
rentanterserang
penyakit atau
serangan
parasit.Begitu
pentingnya
pengenalan
terhadap
kebiasaan ikan
lele maka
harusdilakukan
oleh pembudi
daya ikan lele
sehingga dapat
diberikan
pemeliharaan
Page
3
of
14

yang tepat dan


terhindar dari
stress
. Hasilnya energi
yang kita berikan
melalui pakan
dapat
dikonsentrasikan
untuk tumbuh
memperbanyak
sel-sel otot
tubuh,dan tidak
terbuang sia-sia.
Dengan
bertambahnya sel-
sel ikan maka
peningkatan bobot
tubuh ikan pun
akan dicapai. Di
bawah ini uraian
lebih detil tentang
aspek anatomi dan
kebiasaan hidu
ikan lele.
Anatomi eksternal
Ikan lele mudah
dikenali dari
bentuk tubuh yang
bulat memanjang,
tak bersisik dan
licin. Warnanya
bervariasi dari
kelabu, kehijauan,
kecoklatan,
hinggahitam
legam. Pada ikan
lele dumbo, warna
dapat berubah
menjadi pudar
bertotolloreng
ketika sedang
dalam keadaan
stress
. Jika kondisi
telah membaik
dan ikantidak
stress, maka
warna akan
kembali seperti
sedia kala.
Anatomi eksternal
ikansangat
berguna dalam
penentuan
klasifikasi ikan
terutama
berdasarkanmorfo
loginya melalui
pengukuran
morfometrik dan
meristik.
Pengukuranmorfo
metrik adalah
pengukuran
karakter
morfometri ikan
dan meristik
adalah penghitung
an karakter
morfologi pada
bgian-bagian yang
biasa dihitung
seperti jumlah
gill raker
, jumlah jari-jari
lunak sirip dorsal,
dan lain
sebagainya.Gamb
ar. Secara umum
ikan lele dapat
dibagi menjadi
tiga
bagiantubuhnya,
yaitu: kepala,
badan, dan ekor
(keterangan gambar:
(a).Kepala (b) badan (c)
ekor)
Guna
mempermudah
memahami
anatomi eksternal
ikan lele, mari
kita bagi tubuh
ikan lele menjadi
tiga bagian yaitu
kepala, badan, dan
ekor.
Bagiankepala
meluas hingga
bagian akhir dari
operculum.
Bagian badan
yaitu titik

Page
4
of
14
akhir dari kepala
hingga lubang
genitalia,
sedangkan bagian
ekor adalah
daerahmulai titik
lubang genital
tersebut hingga
akhir dari ekor
(Stoskopf,
1986).Pada kepala
ikan lele terdapat
organ sensor
berupa sepasang
mata sebagaialat
penglihatan dan
sepasang lubang
hidung (nostril)
sebagai alat
pembauan.Organ
sensor berfungsi
menerima
rangsangan atau
informasi yang
diterima
danmeneruskan
rangsangan
tersebut ke otak.
Selanjutnya otak
akan mengolah
danmerespons
rangsangan
tersebut. Organ
mata ikan sangat
kecil dibanding
ukurantotal ikan
itu sendiri. Pada
Gambar. Tampak
organ mata yang
ukurannya
kecilsekali, pada
ikan lele dumbo
seberat 3kg.
Organ mata pada
ikan lele
kurang berfungsi
karena secara
alamiah mereka
adalah binatang
nokturnal yaitu
binatangyang
lebih aktif pada
malam hari. Pada
malam hari ketika
tidak ada cahaya
kuatsama sekali,
dan perairan
menjadi gulita,
maka ikan lele
mengandalkan
organ pembauan
untuk mengenali
rangsangan.Organ
lain yang
berfungsi
memperkuat daya
pembauan nostril
yaitu
empat pasang
barbel yang
terletak di bagian
maxilla (rahang
atas), nasal (dekat
lubanghidung),
dan bagian dagu.
Barbel adalah
organ sensor yang
berfunsgi
untuk memperkua
t kemampuan
organ penciuman
ikan lele,
mengingat organ
matanyasangat
kecil dan kurang
berfungsi.Gambar
. Ukuran organ
sensor (mata) ikan
lele relatif
terhadap
panjangtotal ikan
lele seberat
3kgPada bagian
badan terdapat
alat-alat gerak
berupa lima jenis
sirip yaitusirip
dorsal, sirip
pektoral, sirip
ventral, siri anal,
dan sirip caudal.
Ada
yang berjumlah
sepasang yaitu
sirip pektoral
(sirip dada) dan
sirip ventral (sirip
perut)sedangkan
sirip lainnya tidak
berpasangan.Keli
ma jenis sirip
tersebut
mempunyai
Mata ikan lele
Tugas

Morfologi dan Anatomi Ikan Lele

IKAN LELE ( Clarias batrachus )

Siapa yang tidak kenal ikan lele. Orang indonesia sudah


barang tentu akrab dengan nama ikan lele. Ikan lele adalah
sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena
tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki
"kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Meski ikan lele dianggap sebagai musuh dikolam atau sebagai
predator,semua orang akan mengangguk setuju jika dikatakan
daging lele enak dan gueih, jarang tamu yang menolak jika
disuguhi pecak lele atau lele goreng, hampir di setiap ruas
jalan perkotaan sudah banyak dijual makanan yang menggunakan
bahan dari ikan yang satu ini, bahkan yang agak unik bagi orang
awam jika ada yang menemukan benih atau lele dewasa berwarna
putih atau belang pastilah akan dilibatkan pada cerita-cerita
mistik.
Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah,
antaralain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan
pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (JawaTengah). Sedang di negara
lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan
keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau
atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Dari sinilah kami akan mencoba membahas lebih jauh mengenai
ikan lele. Dan rumusan masalah yang akan kami bahas tersebut
adalah:
1. Klasifikasi dari ikan lele?
2. Ciri-ciri ikan lele baik dari morfologi, anatomi maupun
sifat-sifat biologisnya?
3. Peranan ikan lele baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan bagi manusia?

KLASIFIKASI IKAN LELE ( Clarias batrachus )


Kingdom :Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Kelas : Pisces (ikan yang punya insang untuk bernapas)
Sub-klas : Teleostei ( ikan bertulang keras )
Ordo : Ostariophysi ( ikan yang dirongga perutnya sebelah atas ada
tulang sebagai alat keseimbangan / sebagai tulang weber )
Sub-ordo : Siluroidea ( berkulit licin, tidak bersisik)
Familia : Clariidae ( kepala gepeng dan mempunyai alat pernapasan
tambahan)
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus

MORFOLOGI IKAN LELE ( Clarias batrachus )


Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan
bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai
potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed),
sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping
(compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan
melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang.
Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah
terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur
insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng
(terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang
depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas,
lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih
bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil
dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung
maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya
mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam /
patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini
beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang
tua sudah agak berkurang racunya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik
(mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena
cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak
dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai
ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang
maksimum mencapai 400 mm.

ANATOMI IKAN LELE ( Clarias batrachus )


Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut
Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh
dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah
atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil
oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat
eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari
ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya,
warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari
pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih
kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya,
dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ
– organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung,
empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.

SIFAT-SIFAT BIOLOGIS IKAN LELE ( Clarias batrachus )


Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin,
kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku
yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan
ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got
dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri
dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele
memijah pada musim penghujan. Ada sedikit perbedaan dikalangan
ilmuwan dalam menggolongkan ikan lele ini. Ada yang memasukan
ikan lele ini kedalam ikan pemakan daging (karnivora). Adalagi
yang memasukanya kedalam omnivora.

PERANAN IKAN LELE ( Clarias batrachus )


Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani
lainnya adalah kaya akan Leusin dan Lisin. Leusin (C6H13NO2)
merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin
juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.
Sedangkan Lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringnan. Lisin
termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pasalnya, asam amino
ini sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang
pada anak, membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan
nitrogen dalam tubuh, dan memelihara masa tubuh anak agar tidak
terlalu berlemak. Lisin juga dibutuhkan untuk menghasilkan
antibody, hormone, enzim, dan pembentukan kolagen, disamping
perbaikan jaringan. Tak kalah pentingnya, lisin bisa melindungi
anak dari cold sore dan virus herpes.
Peranan lainya yang menguntungkan dari ikan lele adalah:
Sebagai bahan makanan Ikan lele dari jenis C. batrachus juga
dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias. Ikan
lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas
hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu
makanan alami ikan lele. Ikan lele juga dapat diramu dengan
berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma,
menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah,
kencing darah dan lain-lain.
Selain peranan yang menguntungkan ikan lele juga dapat
memiliki peranan yang merugikan bagi manusia. Peranan yang
merugikan tersebut diantaranya : Pada ikan lele yang masih muda
patilnya mengandung racun, sedangkan pada ikan lele yang agak
tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat memakan ikan-
ikan lainya atau sebagai predator.

KESIMPULAN
Ikan lele (C. batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di
air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak
pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang
mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Morfologi ikan ini adalah
tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih
kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya
berbentuk pipih kesamping (compressed). Sedangkan organ – organ
lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu,
labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
Peranan yang menguntungkan dari ikan yang satu ini adalh sebagai
bahan makanan karena rasanya yang enak dan gurih, juga sebagai
pemberantas hama padi yang berupa serangga air, juga banyak
mengandung Leusin dan Lisin untuk pertumbuhan anak –anak. Adapun
peranan yang merugikan dari ikan lele ini adalah pada ikan lele
yang masih muda patilnya mengandung racun, sedangkan pada ikan
lele yang agak tua racunya agak berkurang. Ikan lele juga dapat
memakan ikan-ikan lainya atau sebagai predator

Bandeng

BAB II

PEMBAHASAN

A. KLASIFIKASI IKAN BANDENG


Ikan bandeng yang dalam bahasa latin adalah Chanos chanos, bahasa Inggris Milkfish,
dan dalam bahasa Bugis Makassar Bale Bolu, pertama kali ditemukan oleh seseorang yang
bernama Dane Forsskal pada Tahun 1925 di laut merah. Klasifikasi ikan bandeng menurut
Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Subclass : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos
Spesies : Chanos chanos

B. DESKRIPSI IKAN BANDENG


Ikan bandeng memiliki nama lain yaitu Milkfish. Ikan ini memiliki tubuh langsing
dengan sirip ekornya bercabang sehingga mampu berenang dengan cepat. Warna tubuhnya putih
keperak – perakan. mulut tidak bergerigi sehingga menyukai makanan ganggang biru yang
tumbuh di dasar perairan (herbivora).

C. CIRI-CIRI MORFOLOGI IKAN BANDENG


Ikan bandeng ini mempunyai ciri-ciri morfologi bentuk tubuh langsing mirip terpedo,
dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan
seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada punggungnya (Mudjiman, 1998).

Tubuh ikan bandeng memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan lemak
(adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna
hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada
dan sirip perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap
keperakan serta memiliki dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa
(Hadie, 2000). Morfologi ikan bandeng dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)

D. HABITAT IKAN BANDENG


Bandeng banyak dikenal orang sebagai ikan air tawar. Habitat asli ikan bandeng
sebenarnya di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air payau.

Ikan bandeng hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik,
mereka cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda
dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah
payau, dan kadangkala danau-danau. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa
berkembang biak (Anonim, 2009).

E. CARA MAKAN IKAN BANDENG


Bandeng termasuk herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Ikan ini memakan klekap,
yang tumbuh di pelataran kolam. Bila sudah terlepas dari permukaan tanah, klekap ini sering
disebut sebagai tahi air. Pakan bandeng terutama terdiri dari plankton (Chlorophyceae dan
Diatomae), lumut dasar (Cyanophyceae), dan pucuk tanaman ganggang (Nanas dan Ruppia).
Tumbuh-tumbuhan yang berbentuk benang dan yang lebih kasar lagi akan lebih mudah dimakan
oleh ikan bandeng bila mulai membusuk (Liviawaty, 1991).

Ikan bandeng mempunyai kebiasaan makan pada siang hari. Di habitat aslinya ikan
bandeng mempunyai kebiasaan mengambil makanan dari lapisan atas dasar laut, berupa
tumbuhan mikroskopis seperti: plankton, udang renik, jasad renik, dan tanaman multiseluler
lainnya. Makanan ikan bandeng disesuaikan dengan ukuran mulutnya (Purnomowati, dkk.,
2007).

Pada waktu larva, ikan bandeng tergolong karnivora, kemudian pada ukuran fry menjadi
omnivore. Pada ukuran juvenil termasuk ke dalam golongan herbivore, dimana pada fase ini juga
ikan bandeng sudah bisa makan pakan buatan berupa pellet. Setelah dewasa, ikan bandeng
kembali berubah menjadi omnivora lagi karena mengkonsumsi, algae, zooplankton, bentos
lunak, dan pakan buatan berbentuk pellet (Aslamyah, 2008).

F. REPRODUKSI IKAN BANDENG


Setelah induk ikan bandeng telah matang gonad. Tahap selanjutnya yaitu pemijahan
induk ikan bandeng. Pemijahan ikan bandeng secara alami terjadi didaerah pantai yang jernih
dengan kedalaman 40-50 meter, dan ombak yang sedikit beriak karena sifat telurnya yang
melayang (Ahmad, 1998).

Pemijahan bandeng berlangsung parsial, yaitu telur matang dikeluarkan sedangkan yang
belum matang terus berkembang didalam tubuh untuk pemijahan berikutnya. Dalam setahun, 1
ekor induk bandeng dapat memijah lebih dari satu kali. Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu
kali pemijahan berkisar antara 300.000 - 1.000.000 butir telur (Murtidjo, 1989).

Menurut Mudjiman (1983), pemijahan alami berlangsung dalam kelompok-kelompok


kecil yang tersebar disekitar gosong karang atau perairan yang jernih dan dangkal disekitar pulau
pada bulan maret, mei, dan September sampai januari. Bandeng memijah pada tengah malam
sampai menjelang pagi. Sedangkan pemijahan buatan dapat dilakukan melalui rangsangan
hormonal. Hormon yang diberikan dapat berbentuk cair atau padat. Hormon bentuk padat
diberikan setiap bulan, sedangkan hormone bentuk cair diberikan pada saat induk jantan dan
betina sudah matang gonad. Induk bandeng akan memijah setelah 2 - 15 kali implantasi
tergantung pada tingkat kematangan gonad. Pemijahan induk betina yang mengandung telur
berdiameter lebih dari 750 mikron atau induk jantan yang mengandung sperma tingkat 3 dapat
dipercepat dengan menyuntikkan hormoneLHR H -a pada dosis 30 - 50 mikro gram/kg berat
tubuh atau dengan hormoneHC G pada dosis 5000 - 10.000 IU/kg berat tubuh (Murtidjo, 1989).

Indikator bandeng memijah adalah bandeng jantan dan bandeng betina berenang
beriringan dengan posisi jantan dibelakang betina. Pemijahan lebih sering terjadi pada pasang
rendah dan fase bulan seperempat. Menurut Ahmad (1998), dalam siklus hidupnya, bandeng
berpindah dari satu ekosistem ke ekosistem lainnya mulai dari laut sampai ke sungai dan bahkan
danau. Hal ini disebabkan karena bandeng memiliki kisaran adaptasi yang tinggi terhadap
salinitas.

G. PENYEBARAN IKAN BANDENG


Ikan bandeng merupakan ikan laut dengan daerah persebaran yang sangat luas yaitu dari
pantai Afrika Timur sampai ke Kepulauan Tua mutu, sebelah timur Tahiti, dan dari Jepang
Selatan sampai Australia Utara. Ikan ini biasanya terdapat di daerah Tropika dan Sub Tropika.

H. MANFAAT IKAN BANDENG


1. Manfaat bagi Manusia
Ikan bandeng memiliki kandungan protein yang tinggi mencapai 20,38% sehingga baik
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein tubuh. Berikut manfaat yang didapat dengan
mengkonsumsi ikan bandeng:

a. Mencegah penyakit jantung koroner


b. Menurunkan kadar kolesterol darah
c. Meningkatkan daya tahan tubuh
d. Membantu pertumbuhan sistem sarat serta perkembangan otak
e. Mencegah penyakit karena kekurangan gizi mikro
f. Mengurangi resiko hipertensi
2. Manfaat bagi Hewan Disekitarnya
Selain memiliki manfaat bagi manusia, ikan bandeng juga memiliki manfaat bagi hewan
disekitarnya. Salah satu manfaat ikan bandeng bagi hewan disekitarnya yaitu sebagai komponen
rantai makanan.

BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ikan bandeng termasuk kedalam
kingdom animalia dan berasal dari phylum chordata serta memiliki nama latin yaitu Chanos
chanos.

Seperti yang dikemukakan oleh Mudjiman (1998) bahwa ikan bandeng mempunyai ciri-
ciri morfologi bentuk tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor
bercabang dan sisiknya halus. Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian
bawah dan agak gelap pada punggungnya.
Ikan bandeng umumnya hidup di laut, tetapi ikan ini dapat hidup di air tawar maupun air
payau. Pakan bandeng terutama terdiri dari plankton (Chlorophyceae dan Diatomae), lumut dasar
(Cyanophyceae), dan pucuk tanaman ganggang (Nanas dan Ruppia).

Reproduksi ikan bandeng dapat dilakukan dengan pemijahan secara alami dan pemijahan
secara buatan. Penyebaran ikan bandeng sangat luas yaitu dari pantai Afrika Timur sampai ke
Kepulauan Tua mutu, sebelah timur Tahiti, dan dari Jepang Selatan sampai Australia Utara. Ikan
ini biasanya terdapat di daerah Tropika dan Sub Tropika.

Ikan bandeng memiliki manfaat bagi manusia karena didalam ikan bandeng terdapat
protein yang sangat berguna. Selain bermanfaat bagi manusia, ikan bandeng juga bermanfaat
bagi hewan disekitarnya, salah satu manfaat ikan bandeng bagi hewan disekitarnya yaitu sebagai
komponen rantai makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Dera Desrita. 2011. Ikan Bandeng Chanos chanos. (Online). Tersedia:


http://deradesrita.blogspot.com/2011/11/ikan-bandeng-chanos-chanos.html (18 Desember 2013).

________ . 2013. Skripsi. (Online). Tersedia:


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/135/Skripsi.pdf;jsessionid=528425BC
CF39CC0483D4447DC42B0935?sequence=7 : (18 Desember 2013).

________ . 2013. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bandeng. (Online).


Tersedia:http://stresspraktikum.blogspot.com/2013/05/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-
bandeng.html : (18 Desember 2013).

________ . 2013. Tinjauan Pustaka. (Online). Tersedia:


http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52977/BAB%20II%20Tinjauan%20Pusta
ka.pdf : (18 Desember 2013).

________ . 2013. Keunggulan dan Manfaat Ikan Bandeng. (Online). Tersedia: http://forpiko.com/berita-
325-keunggulan-dan-manfaat-ikan-bandeng.html : (18 Desember 2013).
Gabus

Mengenal Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar dan merupakan ikan konsumsi
yang populer dikalangan masyarakat Indonesia, ikan ini dikenal dengan nama latin
Ophiocephalus striatus, berikut klasifikasi ikan gabus secara umum,

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Klass : Pisces

Ordo : Labyrinthicea

Sub Ordo : Ophiochepaloidea

Famili : Ophiochepalidae

Genus : Ophiocephalus

Spesies : Ophiocephalus striatus

Secara morfologi ikan gabus ini memiliki ciri yaitu bentuk badan yang bulat di depan dan pipih di
belakang.

Mempunyai punggung yang berwarna coklat tua hampir hitam dengan perut putih kecoklatan.
Ukuran maksimal ikan ini dapat mencapai 90 cm. Ikan gabus dapat hidup di sungai, danau,
rawa air tawar dan air payau. Ikan gabus merupakan ikan karnivora yang makanannya antara
lain adalah udang, ikan kecil, kepiting, katak, cacing dan serangga air.

Didalam daging Ikan gabus terdapat albumin yaitu jenis protein yang mempercepat proses
penyembuhan luka dan pembentukan jaringan baru terutama bagi mereka pasca operasi dan
melahirkan. Selain membantu pembentukan jaringan baru, albumin yang berada di dalam darah
juga berfungsi untuk mengatur keseimbangan air di dalam sel, memberikan gizi di dalam sel,
dan membantu mengeluarkan produk buangan. Albumin juga berfungsi mempertahankan
pengaturan cairan di dalam tubuh. Sangat disarankan bagi mereka untuk mengkonsumsi
daging ikan gabus dengan cara dipanggang, direbus, dikukus, ataupun dibuat sup. Ikan gabus
goreng atau bakar memang lebih nikmat, tetapi nilai gizinya turun. Selain itu, menggoreng
biasanya dilakukan dengan minyak berlebih, sehingga dapat meningkatkan kadar lemak pada
ikan.
Dikarenakan kandungan kolagen yang rendah menyebabkan daging ikan gabus menjadi
lebih mudah dicerna bagi orang yang baru sembuh dari sakit,bayi dan kelompok usia lanjut.

Berikut Komposisi Zat Gizi Ikan Gabus dalam 100 gr Bahan

Unsur Gizi Kadar

Air (g) 77

Protein (g) 20

Lemak (g) 1,5

Mineral (g) 1,3

Lain-lain (g) 0,2

Sumber : Achjar (1986)

Selain dagingnya yang dapat dikonsumsi, ternyata kulit ikan gabus dari hasil proses
penyamakan kulit dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan seperti tas dan
dompet dari kulit ikan gabus. Ikan gabus juga dapat diolah menjadi berbagai macam
olahan daging ikan seperti pempek, bakso ikan, abon ikan dan kerupuk ikan.

Nila

ANATOMI IKAN NILA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini permintaan ikan air tawar naik cukup tinggi untuk kebutuhan domestic dan luar
negeri. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasar adalah Budidaya Ikan. Budidaya
Ikan Air Tawar salah satunya adalah Ikan Nila (Indhie, 2009).
Ikan nila memiliki factor penting yaitu rasa dagingnya yang vkhas dengan kandungan
omega pada patin dan gizi yang cukup tinggi, sehingga ikan nila sering dijadikan sumber protein
yang murah dan mudah didapat. Serta harga jualnya yang terjangkau oleh masyarakat (Dhewi,
2005).

Morfologi Ikan Nila adalah memiliki bentuk yang pipih kea rah vertical (kompres),
bertulang belakang (vertebrata). Habitatnya perairan, bernafas dengtan insang dan menjaga
keseimbangan tubuh menggunakan sirip. Sirip-sirip tersebut bersifat Poikilotermal (Dwisang,
2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan
Morfologi Ikan Nila.

Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui Sistematika, Anatomi,
Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila
dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Oktober 2011 pada pukul 18.00-20.00WIB, bertempat di
gedung C lantai 1 Laboratorium Hidrologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya, Malang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Nila


Ikan Nila atau Oreochromis niloticus termasuk jenis hewan vertebrata yang seluruh
badannya bersisik dan mempunyai gurat sisi. Ikan Nila termasuk dalam filum Chordata yang
berarti bertulang belakang atau kerangka tubuh (Dwisang, 2008).

Ikan Nila merupakan salah satub jenis ikan yang dapat dibudidayakan di kolam dan
memiliki nilai ekonomis yang cukup penting. Potensi Ikan Niloa sebagai Ikian Budidaya cukup
besar, karena memiliki kelebihan, yaitu :

 Mudah berkembang biak di lingkungan budidaya

 Dapat menerima makanan yang beragam

 Toleransi terhadap kadar garam/salinitas tinggi

 Pertumbuhannya Cepat

Habitat lingkngan Ikan Nila, yaitu : danau, Sungai, Waduk, Rawa, Sawah, dan perairan
lainnya. Selain itu Ikan nila mampu hidup pada perairan payau, misalnya tambak dengan
salinitas maksimal 29% oleh karena itu masyarakat yang berada di daerah sekitar pantai dapat
membudidayakannya khusus kegiatan pembesaran Ikan Nila (Santoso,1996).

2.2 Klasifikasi Ikan Nila

Menurut Dr. Trewavas (1982) klasifikasi lengkap Ikan Nila adalah sebagi berikut :

Fillum : chordate

Sub Fillum : vertebrata

Kelas : detoichtyas

Sub Kelas : achanthoptarigi

Ordo : parcomorphi

Sub Ordo : parchokka

Family : cichlidan
Genus : oreochromis

Spesies : niloticus sp

Nama Latin :Oroechromis niloticus

Nama Indonesia : Nila

(Ditetapkan Dirjen Perikanan 1972)

Daerah penyebaran : Afrika, Amerika, Eropa, Asia

(Santoso, 1962)

2.3 Morfologi Ikan Nila

Menurut Pratama (2009), ikan nila mempunyai nilai bentuk tubuh yang pipih kea rah
vertical (kompres) dengan profil empat persegi panjang kea rah anteroposterior, posisi mulut
terletak di ujung/termal.

Pada sirip ekor tampak jelas garis-garis yang vertical dan pada sirip punggungnya garis
terlihat condong lekuknya. Ciri ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam pada sirip,
ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal/ ekor yang berbentuk membulat warna
merah dan biasa digunakan sebagai indikasi kematangan gonad (Pratama, 2009).

Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah tipe scenoid. Ikan nila
juga ditandai dengan jari-jari darsal yang keras, begitupun bagian awalnya. Dengan posisi siap
awal dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Pratama, 2009).

2.4 Anatomi Ikan Nila

Menurut wordpress (2010), adapun anatomi dari ikan nila adalah sebagai berikut :

1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lender dan sumber-
sumber pewarnaan
2. Sistem otot (Urat Daging) : penggerak tubuh, sirip-sirip, insang, organ listrik

3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot, pelindung organ-organ dalam dan penegak
tubuh

4. Sistem pernafasan (respirasi) : organnya terutama insang, ada organ-organ tambahan

5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : organnya jantung dan sel-sel darah, mengedarkan O2,
nutrisi dan sebagainya

6. Sistem pencernaan 1 organnya saluran pencernaan dari mulut sampai anus

7. Sistem Hormon : kelenjar-kelenjar hormone untuk pertumbuhan


reproduksinya dan sebaginya

8. Sistem Saraf : Organ otak dan saraf-saraf tepi

9. Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi : Organnya terutama ginjal

10. Sistem reproduksi dan Embriologi : Organnya Gonad Jantan dan Betina

Ada hubungan yang sangat erat antara kesepuluh sistem anatomi tersebut, misalnya :
Menentukan cara bergeraknya daging dan system rangka. System pernapasan dan peredaran
darah O2 dari perairan di tangkap oleh darah, dipertukarkan dengan CO2 dibawa ke seluruh
tubuh oleh darah (wordpress,2010.

Anatomi atau organ-organ internal ikan adalah bjantung, alat pencerna, Gonad kandung
kemih, dan Ginjal. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan pengikat yang
halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput atau membrane yang
tipis berwarna hitam y6ang biasanya dibuang joke ikan sedang disiangi (Pratama, 2009).

2.5 Sistem Pencernaan Ikan Nila

Sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut. Dari mulai anggota
mulut, esophagus/Kerongkongan, Lambung, usus dan terakhir anus (Dwisang,2008).
Proses penyedeerhanaan pada ikan nila melalui cara fisik dan kimia. Sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus kemudian diedarkan ke seluruh organ
tubuh melalui system peredaran darah (Dwisang, 2008).

Sisitem pencernaan pada hewan vertebrata dibangun oleh pembuluh-pembuluh yang


sifatnya sangat muskuler, yang dimulai dari bagian mulut sampai anus. Organ-organnya adalah
rongga mulut  faring  esophagus  lambung  usus halus  usus besar dan rektum
(Pratama, 2009).

2.6 Ekskresi dan Reproduksi

Sistem ekskresi dan reproduksi pada Ikan Nila adalah sebagai berikut

2.6.1 Sistem Ekskresi

Nekanisme system Ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar adalah : ikan tidak
banyak minum, aktif menyerap ion organic, melalui insang dan mengeluarkan urin yang encer
dalam jumlah yang besar (Dwisang, 2008).

Sistem Ekskresi melibatkan organ insang, kulit, Ginjal berfungsi mengekskresikan zat-
zat sisa metabolism yang mengandung Nitrogen (Pratama,2009).

Insang sebagai organ pernafasan ikan. Kulit sebagai organ ekskresi karena
mengandung kelenjar keringat yang mengeluarkan 5%, 10%dari seluruh metaydisme (Pratama,
2009).

2.6.2 Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi pada jantan mempunyai tistis. Pada ikan betina mempunyai indung
telur, keduanya terletak pada rongga perut. Sebelah kandung kemih dan kanan cili mentari
keadaan Gonad Ikan sangat menentukan kedewasaan ikan, meningkat dengan makin
meningkatnya fungsi Gonad. Ikan nila umumnya memiliki gonad, terletak pada bagian posterior
rongga perut disebelah bawah ginjal (Pratama, 2009).
Nila berasal dari sungai nil, secara ilmiah/alamiah dapat berkembang biak sepanjang
tahun. Namun frekuensi pemijahan, banyak terjadi pada musim penghujan. Ikan ini mudah
berkembang biak tanpa perlakuan khusus (meitanisyah, 2010).

Sebelum melangsungkan perkawinan, nila jantan biasanya membuat kubangan


berbentuk bulat didasar perairan, kolan (Santoso, 1996).

2.7 Jenis dan Bagian Fungsi Sisik

Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka ragam yakni sisik Gonoid,
yang merupakan sisik besar dan kasar, berbentuk lempengan tunggal biasanya tersusun
genting. Sisik placoid berbentuk bundar sirkular tetapi tidak sebundar cosmoid. Sisik Stenoid
tekstur tajam pada permukaan. Cosmoid berbentuk bulat, halus. Clasoid ujungnya tajam disatu
sisi. Posterior dan anteriordiraba halus dan joke dibalik kasar (Saputra, 2007).

Ada beberapa jenis Ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja.
Seperti pada paddlefish. Ikan yang hanya ditemukan sepanjang literalis (Dwisang,2008.)

Ikan Sidat (angulla) yang terlihat seperti tidak bersisik tetapi sisiknya kecil yang berlapisi
lender yang tebal (Meitanisyah, 2010)

2.8 Jenis dan Bagian Fungsi Ekor

Menurut Seaworld (2011) adapun jenis dan bagian fungsi ekor adalah :

No Jenis Ekor Fungsi Gambar

Memiliki ekor yang kuat untuk


melindungi diri namun lambat
1. Rounded
dalam berenang

(Aquaviews.2011)

2. Imargind Memiliki ekor yang kuat untuk


berenang

(Aquaviews.2011)

Ikan dapat terus berenang dengan


sirip yang bercabang
3. Forked

(Aquaviews.2011)

Merupan ikan tercepat dan ekornya


berfungsi untuk menjaga
kecepatan dalam jangka waktu

4. Lunated yang lama.

(Aquaviews.2011)

Memiliki ekor yang kuat untuk


melindungi diri, namun lambat
dalam berenang
5 Trunced

(Aquaviews.2011)

Untuk mempermudah gerakan saat


berenang
6. Pointed

(Aquaviews.2011)

BAB III

METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi,
Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :

1. Sectio Set : seperangkat alat bedah untuk membedah ikan

2. Nampan : tempat untuk alas alat dan bahan

3. Kamera : untuk menggambar objek

4. Cover Glass : menutup objek pada objek glass

5. Mikroskop : mengamati struktur Anatomi, Fisiologi dan Morfologi

: ikan nila yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata

6. Lap Basah : sebagai alat untuk menetralisir keadaan ikan

7. Beaker glass : sebagai wadah larutan aquades

8. Masker : melindungi saat menghirup udara

9. Objek glass : meletakkan Objek yang akan diamati

10. Pipet tetes : untuk mengamb il larutan dalam beaker glass

11. Sarung tangan :untuk melindungi tangan dari bahan agar tidak melukai tangan

3.2 Bahan dan Fungsi

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Biologi Dasar mengenai Sistematika,


Anatomi, Fisiologi dan Morfologi Ikan NIla (Oreochromis niloticus) adalah:

1. Ikan Nila : sebagai objek yang akan diamati

2. Tissue : membersihkan alat

3. Aquades : sebagai cairan fiksasi


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam Praktikum Biologi Dasar Ikan Nila, dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.1 Data dan Gambar Hasil Pengamatan

Dalam praktikum Biologi Dasar ikan nila, diketahui bahwa data-data Ikan Nila sebagai
berikut :

4.1.1 Bagian-bagian Sirip Ikan ikan Nila adalah :

a. Sirip Darsal : punggung

b. Sirip Caudal : Ekor

c. Sirip Anal : Anus

d. Sirip Pektoral : Perut

e. Sirip Ventral : Dada

4.1.2 Macam-macam bentuk caudal adalah :

a. Rounded (Bulat) :

b. Forked :
c. Idented/Imargined :

d. Square (truncate) :

e. Lunate :

f. Pointed :

Ikan Nila termasuk ikan yang memiliki bentuk ekor Imargined/Idented

4.1.3 Macam-macam Bentuk Sisik Ikan :

a. Cosmoid : bundar-bundar, tekstur halus, penuh

Contoh : Ikan Purba

b. Plakoid : Ujung panjang tajam satu sisi, joke diraba posterior dan

: anterior halus, jika dibalik kasar

Contoh : Ikan hiu

c. Cycloid : Bundar circular, tidak sebundar cosmoid

Contoh : Ikan Kapus

d. Stenoid : Seperti cycloid bundar, tapi tekstur tajam di permukaan

Contoh : Ikan Nila

e. Ganoid : bentuk lempengan tunggal, biasanya sisik tersusun

: seperti susunan atap

Contoh : Ikan Purba

Jadi, Ikan Nila termasuk ikan yang memiliki jenis sisik Stenoid.

4.1.4 Bagian-bagian insang yang dimiliki oleh ikan nila adalah :

a. Gill filament = berfungsi untuk menyaring oksigen

b. Gill raker = berfungsi untuk meremas-remas makanan


c. Gill art = berfungsi untuk menempelkan gill raker dan gill

= filament

4.1.5 Ciri-ciri Usus yang dimiliki oleh ikan, adalah :

a. Ikan Herbivora

Ususnya panjang, kecil, lembut => karena herbivora tumbuhan dan proses pencernaannya
lama

b. Ikan karnivora

Ususnya pendek, besar, kasar => karena untuk pross pencernaan ikan dengan proses yang
cepat

c. Ikan Omnivora

Ususnya ideal

4.1.6 Sistem Pencernaan Ikan Nila :

Adapun system pencernaan Ikan Nila sebagai berikut :

Mulut  Esofagus  Lambung  Usus  Anus

4.1.7 Sistem Ekskresi pada Ikan Nila, yaitu :

Ginjal, Urogenetal, Insang, Kulit

4.1.8 Sistem reproduksi :

Sistem reproduksi pada Ikan Nila berada di GONAD.

4.1.9 Gambar Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum Biologi Dasar Ikan Nila adalah :
4.2 Analisa Prosedur

Adapun analisis prosedur dari praktikum Biologi dasar tentang Sistematika, Anatomi,
Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah :

4.2.1 Pengamatan Alat Pencernaan dan sekresi :

Dalam pengamatan alat pencernaan dan sekresi adalah ambil Ikan Nila dengan Lap
basah dan jaring. Lap Basah digunakan untuk menetralisir keadaan ikan nila. Kemudian
letakkan ikan nila di nampan. Lalu ikan Nila ditusuk dengan penusuk pada bagian antara bola
mata ikan (meolula oblongata). Kemudian amati dan digambar bagian ikan nila. Setelah itu
dibuka bagian perut ikan nila mulai dari anus hingga rongga perut secara melintang dengan
seetroset agar lebih mudah membuka bagian dari ikan nila tidak sobek atau tergores. Joke
salah satu bagaian pencernaan terkena alat potong maka tidak akan terlihat bentuk-bentuk ikan
nila. Lalu amati dan digambar bagian pencernaan dan sekresi dari ikan nila setelah dapat
membuka bagian tubuh ikan nila, lalu amati hasilnya.

4.2.2 Pengamatan Sisik :

Dalam pengamatan sisik ikan nila yang sudah mati, diambil sisiknya dengan
menggunakan pinset agar lebih mudah mengambil sisiknya. Kemudian ditaruh di atas objek
glass. Tetesi dengan aquades agar bayangan objek dapat terlihat, tutup dengan cover glass
dengan sudut 45o agar tidak terjadi gelembung. Amati bagian sisik dengan mikroskop. Lalu
digambar hasil pengamatannya.

4.2.3 Pengamatan pada Insang Ikan Nila :

Pengamatan yang dilakukajn pada insang Nila adalah ambil insang yang ada dibagian
Kepala (Caput) Ikan Nila dengan menggunakan pinset. Lalu diamati dan digambar bagian
Insang.
4.3 Analisis Hasil

Adapun analisis hasil dari praktikum Biologi Dasar tentang Sistematika, Anatomi,
Fisiologi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah : Pada percobaan ikan nila
setelah dibedah tampak bagian dalamnya yaitu insang, hati, lambung, usus, pancreas dan
gelombang renang. Gelombang renang berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat
berenang.

Selain organ dalamnya terdapat juga organ bagian ikan yaitu sirip dan sisik. Pada ikan
nila adalah catenoid, bentuknya sedikit bergerigi dan fungsi sisik yaitu untuk mengklarifikasi
ikan.

Fungsi sirip yaitu menyeimbangkan tubuh ikan dan mempermudah gerakan pada saat
berenang. Insang terletak di samping kepala ikan dan pada insang, oksigen dalam air ditangkap
oleh darah lalu ke pembuluh darah. System pencernaan dari mulut kerongkongan, lambung,
usus, dan berakhir ke anus,

Ikan nila memiliki sisik yang berjenis stenoid. Fungsi dari sisik ikan Nila sendiri adalah
untuk melindungi tubuh ikan. Bentuk dari sisik ikan nila yang terbentuk stenoid seperti cycloid
bundar, tetapi tekstur tajam di permukaan.

Ikan nila memiliki bentuk caudal bertipe Imargind, yang memiliki ekor yang kuat untuk
berenang. Ikan nila biasanya dapat berenang dengan cepat.
BAB V

PENUTUP

5.2 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktikum Biologi dasarc tentang Sistematika,
morfologi, Fisiologi dan Anatomi ikan Nila sebagai berikut :

 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan hewan air jenis vertebrata

 Seluruh badan ikan memiliki sisik dan gurat sisi

 Reproduksi ikan nila memiliki sisik dan gurat sisi

 Reproduksi ikan nila terjadi di luar tubuh

 Sistem pencernaan ikan nila adalah sebagai berikut :

Mulut  Esophagus  Lambung  Usus  Anus

 Ikan nila termasuk ke dalam fillum chordate yang berarti tulang atau kerangka tubuh

 Sistem Ikan Nila dalam ekskresi adalah : Ginjal, Uregenital, insang, kulit

 Bagian tubuh ikan terdiri dari :


1. Kepala (caput)

2. Trunchus (Badan)

3. Ekor (Caudal)

5.2 Saran

Pada praktikum Biologi dasar tentang sistematika, morfologi, fisiologi dan anatomi ikan
nila, sebaiknya praktikum untuk memanfaatkan waktu seefektif mungkin dan perlunya
perlengkapan alat uhntuk menunjang kelancaran dalam praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Dhewi, 2008 Kualitas Ikan Nila. Graha Ilmu: Jakarta

Dwisang, 2008. Struktur Tubuh Ikan Nila: Yogyakarta

Image. 2009. Caudal of Nila Fish. http://aquaviews.net

Diakses tanggal 07 Oktober 2011 pukul 09.31 WIB

Image, 2009. Gambar ikan Nila. http://meitanisyah.wordpress.com

Diakses tanggal 07 Oktober 2011 pukul 09.36 WIB


Image, 2009. Sisik Ikan Nila. http://australianmuseum.net.au

Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukul 12.16 WIB

Indhie. 2009. Ikan Nila. http://indhie.wordpress.com

Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukuol 16.30 WIB

Trewavas.Dr, 2009 Klasifikasi Nila. http://meitanisyah.wordpress.com

Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011 pukul 12.19 WIB

Meitanisyah, 2010 Anatomy of Fish. Erlangga: Jakarta

Pratama, 2009. Morfologi Ikan Nila. Airlangga. Jakarta

Putra, adriansyah, 2010. Macam-macam sisik ikan nila. Graha Ilmu: Jakarta

Rustidja,1996. Pola warna dan genetika ikan. Jakarta

Santoso. Budi 1996. Budidaya Ikan Nila. Kasinius: Yogyakarta

Santoso,budi,1996. Sistem reproduksi. Kasinius: Yogyakarta

Seaworld. 2011. Jenis ekor Ikan. http://seaworld.org/aquaviews/tetra/mbuthfish.htm

Diakses pada tanggal 7 Oktober 2011 pukul 13.01 WIB

Ikan laut

ENIS-JENIS IKAN LAUT 4

13 Februari 2009 oleh opieq


27 Votes

JENIS-JENIS IKAN LAUT 4

Indian Threadfish ( Alectis indicus ) Istilah Indonesia: Kuwe Rambe, Lowang, Jebus Ciri-ciri
Kuwe Rambe, berwarna perak Dll

Ikan Kuwe (Caranx Sexfasciatus) atau yang lebih dikenal dengan nama blue fin treavllyu,
termasuk ikan dasar dari golongan predator. Sejatinya si Kuwe adalah ikan perairan berkarang
dangkal dan berbatasan dengan laut terbuka.

Ikan kuwe memiliki lingkup “pergaulan” yang unik. Seperti halnya manusia, ikan kuwe pun
gemar bercengkerama dengan teman sebayanya. Habitat ikan kuwe kecil lebih senang berada
di dekat karang. Adapun ikan kuwe besar kebanyakan menyebar lebih jauh dan sering pula
muncul ke permukaan.
Beberapa jenis ikan kuwe, seperti kuwe gerong, kuwe mata besar, kuwe rambut, dan kuwe sirip
biru. Ikan ini bermasuk tangguh dalam mempertahankan hidupnya. Kendati begitu, perlu
beberapa trik untuk memburunya. Para mania mancing menyarankan agar memburunya tidak
secara troling. Sebab ada, risiko umpan tersangkut karang. Namun bisa saja Kuwe dipancing
dengan troling bila memmakai umpan minow (Umpan tiruan berbentuk ikan).
Banyak jenis umpan yang bisa dipakai untuk memancing ikan kuwe. Seperti bentuong,
bandeng, kacang-kacang, cendero, ikan terbang. Bisa juga cumi-cumi. Bila memakai umpan
tyiruan, ada umpan minow, konahead (cumi-cumian dari plastik), umpan dari plastik lunak
(palstic jig). Apabila memakai umpan ikan hidup, timah bisa juga ditambahi pemberat agar
posisinya ada di bawah permukaan.
Untuk pemancing ikan kuwe gerong berukuran besar bisa juga menggunakan cara kasting dari
pantai (surf casting), dari tebing (rock casting), secara koncer (mancing di atas kapal yang
jangkarnya dilego dengan memakai umpan ikan hidup), atau bisa juga mancing di atas kapal
yang hanyut oleh arus (drifting).
Ikan kuwe termasuk ikan segala musim. Artinya, bisa dipancing sepanjang tahun. Meski begitu,
kan tersebu terbanyak pada awal musim hujan seperti November-Maret.
Ada beberapa tempat yang konon banyak ikan kuwenya, seperti Karang Kryoya, Karang
Kaimun, Karang berak, dan Karang Susuh yang berada di Teluk Jakarta. Bisa juga di
Tanjungan timur Pulau Sang Hyang di Anyer Jawa Barat. Jika di Muara binuangeun di Pulau
tinjil dan Pulau Deli. Kalau ke Ujung Kulon Jawa Barat di Daerah Batu Asin dan Tanjung Waton.
Jika di Pelabuhan Ratu di Karang Handap, Karang Bolong, atau Slodong Barat.

Sumber : Widiastuti – Layar, Edisi 04, Tahun 1 Pebruari 2006

MASIDUNG / KUWE GERONG


NAMA LAIN: Giant Trevally, White Ulua (Hawaii)
JENIS: Caranx Ignobilis
UKURAN: 10-95 kg, dibawah 100 kg
REKOR DUNIA: 130 pounds (dalam proses)
KARAKTER: Sangat hebat dipancing dengan piranti ringan sampai menengah, bahkan pada piranti besar
sekalipun untuk ikan yang lebih besar. Bisa mencapai satu jam atau lebih pertarungan dengan piranti
kelas menengah untuk ukuran rata-rata ikan. Piranti menengah dan besar sangat dianjurkan untuk
pemancing pemula.

KUWE BATU BESAR


NAMA LAIN: Greater Amberjack, Amberfish, AJ, Coronado, Cavilia
JENIS: Seriola Dumerili
UKURAN: 10-75 kg
REKOR DUNIA: 155 pounds
KARAKTER: Sangat kuat, merupakan petarung yang cukup me-nguras tenaga dan memiliki kekuatan
dikedalaman yang sanggup menahan pompaan joran. Berenang terus menerus juga dapat ditemui pada
awal pertarungan. Stamina yang prima akan sesuai dengan kekuatan ikan ini. Pemancing pemula akan
membutuhkan waktu satu jam atau lebih untuk memancing ukuran rata-rata.

KUWE BATU
NAMA LAIN: Almaco Jack, Almaco
JENIS: Seriola Rivoliana
UKURAN: 7,5-15 kg, kadang melebihi 25 kg
REKOR DUNIA: 78 pounds
KARAKTER: Sangat kuat, merupakan petarung yang cukup me-nguras tenaga dan memiliki kekuatan
dikedalaman yang sanggup menahan pompaan joran. Berenang terus menerus juga dapat ditemui pada
awal pertarungan. Stamina yang prima akan sesuai dengan kekuatan ikan ini. Pemancing pemula akan
membutuhkan waktu satu jam atau lebih untuk memancing ukuran rata-rata.

KUWE LILIN
NAMA LAIN: Crevalle Jack, Jack Crevalle, Crevally
JENIS: Caranx Hippos
UKURAN: 6-10 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
REKOR DUNIA: 57 pounds
KARAKTER: Beberapa jenis ikan lain dapat mengalahkan kuwe lilin untuk ukuran yang sama. Bertarung
tidak begitu spektakuler tetapi juga keras kepala, pola umumnya akan berenang terus menerus. Jenis ini
akan memanfaatkan sisi tubuhnya yang pipih sebagai kelebihannya dalam tarik-menarik.
PERMIT
NAMA LAIN: Round Pompano, Great Pompano
JENIS: Trachinotus Falcatus
UKURAN: 10-15 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
REKOR DUNIA: 56 pounds
KARAKTER: Termasuk peringkat yang sangat baik dalam gamefish, berenang terus menerus dan sangat
kuat, petarung dikedalaman yang keras kepala. Juga merupakan jenis yang menantang untuk diperdayai,
terutama dengan menggunakan umpan tiruan.

KUWE RAMBUT / KUWE RAMBE


NAMA LAIN: African Pompano, Threadfish, Cuban Jack, Flechudo
JENIS: Alectis Ciliaris
UKURAN: 7,5-15 kg, diperkirakan dapat mencapai 25 kg
REKOR DUNIA: 50 pounds
KARAKTER: Merupakan salah satu pelanggan yang tangguh untuk piranti ringan, jenis ini bertarung
mirip kuwe besar lainnya, tetapi penggunaan sisi tubuhnya yang pipih merupakan kelebihannya yang
utama, dan juga mempertontonkan taktik berputar yang ganjil yang dapat menempatkan pemancing dalam
ujian yang berat.

SUNGLIR / SALEM
NAMA LAIN: Rainbow Runner, Spanish Jack, Rainbow Jack
JENIS: Elagatis Bipinnulata
UKURAN: 1-7,5 kg, diperkirakan dapat mencapai 20 kg
REKOR DUNIA: 37 pounds
KARAKTER: Merupakan petarung yang penuh semangat pada piranti ringan. Akan berenang lebih cepat
dibanding jeni Kuwe lainnya, dan kadang kala melakukan lompatan juga.

KUWE MATA BESAR


NAMA LAIN: Horse-eye Jack, Bigeye Jack, Ojo Gordo
JENIS: Caranx Latus
UKURAN: 6-10 kg
REKOR DUNIA: 12 pounds
KARAKTER: Seperti halnya Kuwe Lilin, melawan dengan gigih.

KUWE KUNING
NAMA LAIN: Yellow Jack, Bar Jack, Cibi Amarillo
JENIS: Caranx Bartholomaei
UKURAN: 6-7,5 kg, dapat tumbuh hingga 10 kg
REKOR DUNIA: 19 pounds
KARAKTER: Seperti jenis Kuwe lainnya, petarung yang alot dan gigih.
TENGKEK
NAMA LAIN: Blue Runner, Hardtail Jack, Runner, Blue Jack
JENIS: Caranx Crysos
UKURAN: 0,5-1 kg, dapat tumbuh hingga 2 kg
REKOR DUNIA: 11 pounds
KARAKTER: Jenis ini bertarung dengan baik sesuai dengan ukurannya. Jenis ini umum juga digunakan
sebagai umpan untuk memancing di tengah laut.

KUWE FLORIDA
NAMA LAIN: Florida Pompano, Pompano, Carolina Pompano
JENIS: Trachinotus Carolinus
UKURAN: 0,5-1 kg, dapat tumbuh hingga 4 kg
REKOR DUNIA: 8 pounds
KARAKTER: Hebat. Akan mengalahkan perlawanan Kuwe Lilin untuk ukuran yang sama.
BAR JACK
NAMA LAIN: Skipjack, Bahamas Runner, Reef Runner, Cibi Mancho
JENIS: Caranx Ruber
UKURAN: Berkisar 0,5 kg, dapat tumbuh hingga 2,5 kg
REKOR DUNIA: 4 pounds (Rekor Florida)
KARAKTER: Cukup hebat, jika ukurannya dua kali atau lebih dari rata-rata.

LOOKDOWN
NAMA LAIN: Jorobado, Horse-head
JENIS: Selene Vomer
UKURAN: Sebesar telapak tangan sampai lebih dari 0,5 kg
REKOR DUNIA: 4 pounds
KARAKTER: Menyambar dengan agresif dan petarung yang penuh semangat untuk ukurannya.

[Sumber : berbagai sumber; tuyulpenipu @ bluefame.com]

Ikan nila

Ikan Nila Merah

Ikan Nila Merah adalah bagian dari kumpulan gallery gambar pada Jenis Dan Kekerabatan Ikan Nila
Oreochromis niloticus dengan menggunakan tag deskripsi ikan nila,foto ikan nila,perkembang biakan
ikan nila. Silahkan download dibawah ini untuk Ikan Nila Merah
Download Ikan Nila Merah dalam Ukuran Asli di atas (1219 × 531 pixels)

IKAN NILA MERAH adalah satu dari beberapa contoh gambar atau foto wallpaper dari postingan Jenis
Dan Kekerabatan Ikan Nila Oreochromis niloticus yang ada di situs Iwak.Info, yakni website yang
membahas mengenai Foto dan Informasi Ikan Hias Terlengkap Di halaman ini anda dapat melihat secara
jelas Contoh Gambar Ikan Nila Merah.
Selain Wallpaper ikan nila merah tersebut, anda juga dapat memilih atau melihat-lihat beberapa koleksi
foto foto pembahasan rumusfisika lainnya yang bisa anda klik dan perbesar secara langsung. Harapan
kami, anda dapat terbantu dengan kumpulan gambar yang telah kami tampilkan dan sajikan secara
khusus untuk anda.

Ikan fatin

Morfologi ikan Patin

Morfologi

Patin merupakan salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean. Panjang patin dewasa mencapai 120
cm. Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan jenis lele-lelean.
Bentuk tubuhnya memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan dibagian
pungungnya berwarna kebiruan. Kilau warna keperkan tubuhnya sangat cemerlang ketika masih kecil,
sehingga banyak orang yang memeliharanya di akuairum sebagai ikan hias. Warna keperakan ini akan
semakin memudar setelah patin semakin besar.

Sama seperti ikan lele-lelean lainnya, patin tidak memiliki sisik alias bertubuh licin. Bentuk kepalanya
relatif kecil. Mulutnya terletak di ujung kepala sebelah bawah. Di sudut mulutnya terdapat dua pasang
kumis yang berfungsi sebagai alat pencari pakan dan alat peraba saat berenang. Di bagian punggungnya
terdapat sirip dengan sebuah jari-jari keras yang dapat berubah menjadi patil. jari-jari lunaknya
berjumlah 6-7 buah.
bentuk sirip ekornya simetris bercagak. Di sirip dada terdapat 12-13 jari – jari lunak dan satu buah jari-
jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak.
Sementara itu, di sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak.

kan patin adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat
indonesia karena ikan patin ini memiliki banyak kandungan vitamin dan mineral yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Sejarah Dan Klasifikasi Ikan Patin

Karena pertumbuhan nya yang sangat cepat, ikan patin ini banyak di budidaya dan di pelihara di
berbagai wilayah di Indonesia dan ikan patin ini di datang ke Indonesia dari Bangkok sekitar
tahun 1972 tepat nya ke daerah Bogor.

Adapun klasifikasi ikan patin yaitu :

Spesies : Pangasius hypophthalmus

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Famili : Pangasidae

Kingdom : Animalia

Ordo : Ostariophysi

Filum : Chordata

Subordo : Siluroidea

Genus : Pangasius
Ciri dari ikan patin ini sangat jelas yaitu memiliki ukuran tubuh yang pipih dan ikan patin ini
tidak memiliki sisik, namun ikan patin ini memiliki patin di kedua sisi tubuh nya seperti ikan
lele, selain itu ikan patin juga memiliki sirip anal yang panjang sampai ke ekor nya.

Ikan patin juga mempunyai sirip punggung yang berduri dan bergerigi, mempunyai sirip ekor
yang bercagak, selain itu ikan patin juga mempunyai warna tubuh yang cenderung putih ke abu-
abuan dan kehitaman.

Ikan patin juga memiliki ciri yang khas yang terdapat pada insang nya, yaitu insang ikan patin
letak nya selalu berubah-ubah kadang bergerigi dan kadang-kadang ukuran nya mengecil,
sehingga ikan patin akan muncul sesekali ke permukaan untuk mengambil oksigen.

Sejarah Dan Klasifikasi Ikan Patin

Nah itulah Sejarah Dan Klasifikasi Ikan Patin, semoga bermanfaat dan terimakasih atas
kunjungan nya.

- See more at: http://hewan.co/sejarah-dan-klasifikasi-ikan-patin.html#sthash.5ZZ36FfL.dpuf

Anda mungkin juga menyukai