Anda di halaman 1dari 15

BUDI DAYA IKAN AIR TAWAR

NAMA : SASTRA GULTOM

KELAS : IX 2

SEKOLAH : SMP NEGERI 06 SIAK HULU

NAMA GURU : IBU TUMIAN SIANTURI

KATAPENGANTAR
puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan berkatNya,
materi pembuatan makalah ini bisa diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Keberhasilan pembuatan makalah ini pun dibantu dan berkat dorongan dari keluarga serta teman-
teman semua yangmenjadikan hal ini sebagai motivasi untuk kami supaya bisa
menyelesaikanmakalah ini sebagai salah satu tugas dari pelajaran keterampilan.
Dalam pembuatan makalah ini, saya sebagai penyusun memberikan sedikit informasi tentang
perikanan ikan di air tawar. Informasi ini pun saya dapat dari berbagai sumber yang telah saya
rangkum supaya menjadi kesatuan yang kompleks, sistematis, dan mudah dipahami oleh
pembaca. untuk lebih spesifiknya saya membahas tentang budidaya ikan di air tawar. Besar
harapan saya agar pembuatan makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan khususnya saya
sebagai penyusun. Walaupun saya sadari banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini mohon untuk dimaklumi.

Pasir putih, 04 November 2018

Yang diberikan Tugas oleh Guru Bidang Studi Keterampilan : Ibu Tumian Sianturi

Penulis Guru

(Sastra Gultom) (Tumian Sianturi)

DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………..... 1
Daftar Isi …………………………………….. 2
Gambar ……………………………………. 3
Pendahuluan ……………………………………. 4
Pembahasan …………………………………….. 5
- Ikan Lele …………………………………….. 6
- Ikan Patin …………………………………….. 8
- Ikan Gurame……………………………………. 10
- Ikan Nila ……………………………………. 12
- Ikan Mas …………………………………….. 14
- Penutup …………………………………….. 16

GAMBAR
IKAN LELE

IKAN PATIN

IKAN GURAME

IKAN NILA

IKAN MAS

IKAN LELE

Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena
tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat
dari sekitar bagian mulutnya.
Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di
Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan
maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan
keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli
(Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang
memiliki patil (Kalimantan Timur). Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond
(Thailand), gura magura (Srilangka), dan (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish,
siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani
chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan
bergerak di luar air.

Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor,
menjadikannya tampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas,
dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan
empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele
juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat
sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Ada yang
mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga beracun dan mengakibatkan panas
tinggi jika orang tak sengaja terkena patil tersebut.

Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam
marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan,
rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang
tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.

Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang
hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah
pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun
ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih
dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.

Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah
dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo
yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang didatangkan (diintroduksi)
dari Afrika.

Lele dikembangbiakkan di Indonesia untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang
tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan
kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu
sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir
selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.
Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama yang berada di sawah. Lele
sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk
menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk.

Di seluruh dunia ikan lele didapatkan dengan cara ditangkap maupun dibudidayakan. Penilaian
terhadap rasa dari daging ikan ini bervariasi, ada yang menganggapnya memiliki rasa yang luar
biasa, ada yang menganggapnya tidak memiliki rasa yang kuat.[5] Ikan lele dimasak dengan
berbagai cara. Di Eropa ikan ini dimasak dengan cara yang sama dengan ikan mas namun di
Amerika Serikat ikan ini dibalut dengan tepung dan digoreng.[5]

Ikan lele mengandung VItamin D yang cukup tinggi.[6] Ikan lele hasil budi daya mengandung
asam lemak omega-3 yang rendah namun memiliki asam lemak omega-6 yang tinggi.[7]

Ikan lele yang banyak dipasarkan di Amerika Serikat merupakan ikan dari famili Ictaluridae.[8]
Sedangkan di Indonesia, ikan lele yang dikonsumsi paling banyak berasal dari famili Clariidae
pada ordo yang sama.

Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam
tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai
konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya,
lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat.

Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele.
Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele).

IKAN PATIN
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, yang banyak di gemari oleh banyak orang
terutama di wilayah indonesia. ikan yang tubuh panjang berwarna putih silver dengan punggung
berwarna biru kehitaman.

Ikan patin dikenal sebagai komoditi ikan yang berprospek bagus untuk ladang bisnis, karena
memiliki harga jual yang relatif mahal. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat
perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.

Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam
usia enam bulan ikan patin bisa mencapai kurang lebih panjang 30-40 cm. Sebagai keluarga
Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “PEBESARAN“
tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun dan air yang
tidak terlalu dalam sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.

Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna silver seperti perak, punggung
berwarna biru kehitaman. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di
sebelah bawah yang di kelilingi kumis berfungsi sebagai peraba.

Klasifikasi ikan patin sabagai berikut :

Alam        : Haiwan
Filum       : Bertulang Belakang
Kelas        : Actiopterygii
Order       : Siluriformes
Keluarga : Pangasiidae
Genus      : Pangasius
Spesies    : Pangasius hypophthalmus

Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna
kebiru-biruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120cm, suatu ukuran yang cukup besar untuk
ukuran ikan air tawar domestik. Kepala ikan patin relatif kecil dengan mulut terletak di ujung
kepala agak di sebelah bawah hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.pada sudut mulutnya
terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.

Sirip punggu memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patinyang bergerigi dan besar
di ebelah belakangnya. Sementara itu, jari-jari lunak sirip pun ggung terdapat enam atau tujuh
buah.

Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil sekali. Adapun sirip ekornya
membentuk cagak dan bentuknya simetris. Ikan patin ini tidak memiliki sisik. Sirip duburnya
panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki enam jari-jari keras
yang berubah menjadi senjata yang dikenal sebagap patil.

Manfaat ikan patin bagi kesehatan ditandai dengan adanya kandungan yang terutama dua asam
lemak esensial DHA yaitu kira-kira sebesar 5,45 % dan EPA yaitu kira-kira sebesar 0,78 %.
Kedua jenis omega-3 asam lemak ini biasanya dihasilkan dari jenis ikan yang hidup di air dingin
seperti ikan salmon, ikan tuna, dan ikan sarden.

Kadar lemak total yang terkandung dalam daging ikan patin adalah sebesar 2,55 % sampai
dengan 3,42 %, dimana asam lemak tak jenuh nya adalah di atas 50 %. Asam oleat adalah asam
lemak tak jenuh tunggal yang paling banyak terkandung di dalam daging ikan patin yaitu sebesar
7,43 %.

Berdasarkan hasil dari penelitian, kandungan gizi di dalam ikan patin yang berupa lemak tak
jenuh (USFA sebesar 50 %) sangatlah bagus untuk mencegah terjadinya resiko penyakit
Kardiovaskular. Lemak tak jenuh juga bermanfaat untuk menurunkan besarnya kadar kolesterol
total dan kolesterol LDL yang terkandung di dalam darah sehingga dapat mencegah dan
mengurangi terkena penyakit jantung koroner.

Jika di lihat dari rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam daging ikan patin ( 21-
39mg/100 gram), maka manfaat ikan patin sangatlah bagus bagi anda yang sedang menjalankan
program diet karena bisa mengurangi asupan kolesterol harian di dalam menu makanan kamu.

Ikan patin bersifat nokturnal (aktivitasnya dilakukan dimalam hari) sebagaimana umumnya ikan
catfish lainnya. Selain itu, patin suka bersembunyi di dalam liang-liang ditepi sungai habitat
hidupnya.

Yang membedakan ikan patin dengan ikan catfish pada umunya : sifat patin yang termasuk
omnivora atau golongan ikan pemakan segalanya. Di alam, makanan ikan ini antara lain ikan-
ikan kecil lainnya, cacing, detritus, serangga, biji-bijian.

Udang-udang kecil, dan moluska. Ikan patin termasuk ikan dasar. Hal ini bisa dilihat dari bentuk
mulutnya yang agak ke bawah itu. Habitatnya hidup disungai-sungai dan muar-muara sungai
tersebar di Indonesia, India, dan Myanmar.

Daging ikan patinini sangat gurih dan lezat sehingga terkenal dan sangat digemari oleh
mesyarakat. Kalau di alam ikan perkumpul di tepi-tepi sungai besar pada akhir musim penghujan
atau sekitar bulan April sampai Mei.

Alat yang dipergunakan adalah seser yaitu semacam jala yang di peregang dengan sepasang
bilah bambu. Pengoperasinya dengan cara mendorong atau menyeserkannya ke arah depan.
Waktu penangkapannya menjelang fajar karena pada saat itu anak-anak patin umumnya
berenang bergerombol dan sesekali muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen dari
udara langsung.

Kerabat dekat ikan patin ada Indonesia umumnya memiliki ciri-ciri keluarga Pangasidae pada
umumnya, yaitu bentuk badannya sedikit memipih, tidak bersisik atau sisiknya halus sekali.
Mulutnya kecil dengan 2-4 pasang sungut peraba.

Terdapat patil pada sirip punggung san sirip dadanya. Sirip duburnya panjang dimulai dari
belakangdubur hingga sampai pangkal sirip ekor. Konon kerabat ikan Patin di Indonesia terdapat
cukup banyak, di antaranya Pangasius polyuranodo (ikan juaro), Pangasius macronema (ikan
rios, ikan riu,ikan lancang), Pangasius micronemus (wakal, riuscaring), Pangasius nasutus
(pedado), Pangasius nieuwenhuisii (lawang).

Dibawah ini penjelasan ringkasan tentang kerabat ikan patin sebagai berikut :

a) Pangasius polyuranodo (ikan juaro)


b) Pangasius macronema
c) Pangasius micronemus
d) Pangasius nasutus
e) Pangasius nieuwenhuisii

IKAN GURAME
Ikan gurami (Oshpronemus gouramy, Lacepede) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar,
bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut
berwarnakekuning-kuningan/keperak-perakan. Ikan ini merupakan keluarga Anabantidae,
keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda
(Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia.
Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain. Di Indonesia, orang
Jawa menyebutnya guramisedangkan di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya
“Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.  

Ikan ini merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang cukup penting apabila dilihat
dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yang relatif tinggi dibandingkan dengan ikan
air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, tambakan dan tawes, dan merupakan salah satu sumber
protein yang cukup tinggi. Bagi masyarakat umum, ikan ini dipandang sebagai salah satu ikan
bergengsi dan biasanya disajikan pada acara-acara yang dianggap penting. Oleh sebab itu, tidak
mengherankan apabila ikan gurami menjadi salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air
tawar.

Kegiatan membudidayakan ikan gurame, merupakan kegiatan yang tidak begitu sulit. Hanya ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengelolanya. Yang terpenting adalah rutinitas
dalam penyediaan makanan ikan, kebersihan, pencegahan hama dan penyakit. Disisi lain, modal
yang dibutuhkan tidak terlalu mahal. Hal yang harus dipersiapkan lebih dahulu adalah lahan
yang ideal (tambak dengan air yang tidak perlu mengalir), modal, dan kesiapan dalam
melakukan perawatan.

Ikan Gurame sebagai sumber penyediaan protein hewani yaitu dengan cara diolah menjadi
makanan merupakan lauk yang disukai oleh masyarakat Indonesia, yang merupakan sumber
protein yang baik. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka asupan makanan juga tentunya
akan meningkat (termasuk lauk). Dengan demikian permintaan terhadap ikan di dipasaran
sebagai salah satu bahan makanan tentunnya tidak akan menurun, malah sebaliknya akan tetap
meningkat permintaan seiring dengan pertambahan jumalah penduduk masyrakat.

Dari hasil penelusuran wikipedia indonesia (2010), Ikan Gurami dapat di klasifikasikan sebagai
berikut :

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede).

Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik
stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah.  Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama
sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.  Tinggi badan 2,0-2,1
kali dari panjang standar.  Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8
sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.

Pada ikan yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau ¾ kali
panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurami yang masih berusia muda lancip ke depan, dan
setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian punggung adalah merah sawo
sedangkan pada bagian perut berwarna kekuning-kuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip
perut gurami akan mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi
sebagai alat peraba. Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya
menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm.

Jenis gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir,
paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat, khususnya
Ciamis, Tasikmalaya dan Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam
menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-
3000 butir telur, porselen mampu10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai top
of the pop, dan paling banyak diunggulkan.

Ikan gurame merupakan ikan air tawar. Sangat menyenangi perairan tenang (tidak berarus deras),
dalam dan jernih dan banyak memiliki tumbuh-tumbuhan seperti danau, rawa-rawa atau sungai.
Ikan gurame dapat tumbuh dengan baik pada kondisi air yang memiliki suhu antara 24°C-28°C
dengan pH air antara 6,5 sampai 7,8.  Ikan gurame mempunyai alat pernafasan tambahan
(labirin) selain ingsang, sehingga mudah berkembang biak meskipun pada air yang rendah kadar
oksigennya, alat pernapasan tambahan ini memudahkan kita memelihara ikan gurame meskipun
pada kolam yang tidak mendapat aliran air secara terus-menerus. Dengan catatan bahwa air
kolam harus tetap dijaga dan diperhatikan kebersihannya.
Ikan ini termasuk ikan malas. Hanya bila ada benda asing atau makanan saja bisa ikan bergerak
gesit.

Ikan gurame termasuk jenis ikan omnivora (memakan makanan hewani dan nabati). Larva ikan
gurame menyukai jasad renik berupa rotifer dan infusaria, setelah berumur beberapa hari benih-
benih ikan gurame makan larva insect, crustacean dan zooplankton setelah beberapa bulan baru
memilih tumbuhan air yang lunak. Ikan gurame dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air, daun
lamtoro. Di habitat asalnya ikan ini memakan fioplankton, zoo plankton, serangga dan daun
tumbuhan lunak. Pada saat dewasa guramilebih suka memakan tanaman anir seperti azoll  mata
lele ), lemna, Hydrilla ( ekor kucing ) Ceratopgyllum, myriophyllum ( ekor tupai, pistis ( apu –
apu ), kangkung, dan genjer. Untuk pembudidyaan gurami di kolam umpan alaminya adalah
daun talas ( daun sente ), daun pepaya, daun ubi kayu ( singkong ) dan kangkung. Saat
dibudidayakan, ikan gurami dapat dioptimalkan pertubuhannya dengan memberinya pelet.Ikan
gurame yang dipelihara oleh petani biasanya diberi makanan kesukaan ikan guramie muda dan
induknya.

Inilah gambaran tentang kebiasaan makan ikan gurame. Secara umum kebiasaan makanan (food
habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan
pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora
atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut SUSANTO (2001) gurami
adalah mahluk dimana pada saat muda karnivora, sedangkan setelah dewasa herbivora. Karena
jenis makanan seperti itulah yang menjadi penghambat pertumbuhan gurame.

Menurut Susanto, 1998 juga mengatakan makan yang sering dimakan ikan gurami remaja dan
induk adalah daun keladi (Colocasia estulata Schott), ketela pohon (Manihot utilissima Bohl),
pepaya (Carica papaya Linn), ketimun (Cucumis sativus L), genjer (Limnocharis flava Buch),
ubi jalar (Ipomoa batatas Lamk), labu (Curcubita moschata Duch en Poir).

Daun pepaya, konon menurut petani gurami di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tidak baik
untuk induk karena bisa merusak kantong telur sehingga sering menggagalkan pemijahan ikan
gepeng ini. Demikian juga dengan daun ubi jalar yang juga kurang bagus bagi induk karena
kandungan proteinnya rendah, sehingga induk-induk yang diberi daun ini menjadi kurang
produktif.

IKAN NILA
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya
Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-
kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama
ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai
sekitar 30 cm dan kadang ada yang lebih dan ada yang kurang dari itu. Sirip punggung ( pinnae
dorsalis) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur (pinnae
analis) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari.

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang
makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip
dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau
kekuningan) ketika musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian truncus fungsinya adalah
untuk alat keseimbangan ikan pada saat berenang

Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya
mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan
jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya.
Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil
meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna
lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kukuh, sedangkan
yang betina biasanya pada bagian perutnya besar.

Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan
aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma
air.

Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil)
ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di
Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa
pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.

Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali
memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada
ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya
mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth
breeder (pengeram telur dalam mulut).

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara
sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa
dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di
samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.

Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam
sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan
pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di sungai-sungai dan
danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.

Ikan nila berkerabat dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana
kerabatnya itu pula, ikan nila memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke
badan-badan air alami.

Genus Oreochromis memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan toleransi terhadap kualitas
air pada kisaran yang lebar. Anggota-anggota genus ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan
yang ekstrem sekalipun, karena sering ditemukan hidup normal pada habitat-habitat di mana
jenis ikan air tawar lainnya tak dapat hidup.

Ikan nila dan mujair merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena
budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki
pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain
karena memiliki perilaku agresif.

Nilai kurang bagi ikan ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang
tinggi sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka
yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.

IKAN MAS
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis
penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.

Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di
Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu
"ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat
ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni

 kancra
 tikeu
 tombro
 raja
 rayo
 ameh

atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.

Bahasa asing

 Bahasa Inggris: carp


 Bahasa Spanyol: carpa

Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan
karper menjadi dua golongan, yakni

 pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan


 kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang.

Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni kelompok
ikan karper yang:

1. bersisik biasa dan


2. bersisik kecil.

Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper
yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok:

 kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan


 kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.

Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni:

1. ras ikan karper bersisik penuh dan


2. ras ikan karper bersisik sedikit.

Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik
normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah "ikan karper majalaya", "ikan karper punten", "ikan karper si
nyonya" dan "ikan karper merah atau ikan mas".

Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah "ikan karper kaca" (mirror
carp) yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama "karper gajah". Untuk kelompok
ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah "karper kumpay", "karper kaca", "ikan mas
merah" dan "ikan koi".

Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak.
Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua
pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik
dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran
relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning
keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa
dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting.

Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata (1981), ikan karper yang berkembang di Indonesia
diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui
sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis), Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19.
Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur
ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di
Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.

Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan
abad ke-20, terutama sesudah terbentuk "Jawatan Perikanan Darat" dari “Kementrian Pertanian”
(Kemakmuran) saat itu.

Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892.
Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali
Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935.
Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan
jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia ("karper gajah") dan kemudian
tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia ("karper kaca"). Menurut Djoko Suseno
(2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih
sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang
sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.

Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan
karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan
Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor "ikan karper ras yamato" dan "ras koi" dari
Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga
kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia
sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.

Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan
alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di
daerah dengan ketinggian 150–600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-
30 °C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau
atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.

Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan,
baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah
tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang
berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas
favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis "ikan mas
majalaya". Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan
tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang
membudidayakannya secara turun-temurun.

Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, "varietas majalaya" termasuk jenis
unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka
HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.

Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas
konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang
dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari
hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin
atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

PENUTUP
Demikianlah Makalah ini saya susun. Semoga semua informasi dan penjelasan tentang
Budi Daya Ikan Air Tawar dapat menambah wawasan kita semua dalam mencapai masa
depan yang cemerlang, dan dapat dipergunakan dalam kehidupan kita sehari hari.

Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai