Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

BOOKLET Assalammua’alaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa
USAHA PEMBESARAN IKAN NILA
melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga Booklet dengan judul ”Usaha
Pembesaran Ikan Nila” ini dapat kami selesaikan dengan baik. Dalam penyusunan
Booklet dengan judul ”Usaha Pembesaran Ikan Nila” ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada rekan penyuluh pertanian dan penyuluh
perikanan atas segala bantuan yang telah diberikan.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa Booklet dengan judul
”Usaha Pembesaran Ikan Nila” ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat kami tunggu demi perbaikan penyusunan
booklet berikutnya. Semoga Booklet dengan judul ”Usaha Pembesaran Ikan Nila”
dapat memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya para pelaku utama di bidang
perikanan.

Disusun oleh: Wassalammua’alaikum wr.wb.


Ria Nugrahaningsih, SPi Penulis

NIP. 19830812 201101 2 014

DINAS PERTANIAN

KABUPATEN KLATEN 2013


I. PENDAHULUAN Kini, ikan nila banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia karena
kemampuan adaptasi yang bagus di berbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar,
Usaha budidaya ikan nila mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
air payau dan air laut. Ikan ini juga tahan terhadap perubahan lingkungan, bersifat
Khususnya di Kabupaten Klaten yang telah ditetapkan sebagai kawasan
omnivora dan mampu mencerna makanan secara efisien. Pertumbuhannya cepat
minapolitan sejak tahun 2011 dengan nila larasati atau nila merah sebagai
dan tahan terhadap serangan penyakit.
komoditas andalannya. Kawasan minapolitan terdiri dari tiga kecamatan, yaitu
Ikan nila terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan
Kecamatan Polanharjo, Kecamatan Karanganom dan Kecamatan Tulung, ketiga
lingkungan hidup. Nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin
kecamatan tersebut dikenal sebagai Kawasan Minapolitan “Kalungharjo”.
di laut. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 per mil. Ikan nila air tawar dapat
Menurut sejarah, benih ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh
dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam air
Balai Riset Perikanan Air Tawar, Bogor, pada tahun 1969 dari Taiwan. Tujuan dari
dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air
introduksi jenis ikan baru ini adalah memperkaya jenis ikan untuk dibudidayakan.
yang kadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stres dan kematian ikan.
Terpilihnya ikan nila karena mempunyai sifat-sifat yang baik dan menguntungkan,
Ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan
yakni cepat pertumbuhannya, efisien dalam menggunakan pakan, dapat
dibandingkan dengan ikan yang sudah besar. Nilai pH air tempat hidup ikan nila
memanfaatkan segala jenis pakan yang tersedia di perairan, bahkan dapat
berkisar 6-8,5. Namun, pertumbuhan optimalnya terjadi pada pH 7-8. Kadar
memanfaatkan bahan organik (sampah) yang telah membusuk (detritus) sekalipun.
oksigen terlarut 4-7 ppm. Suhu optimum 25-33°. Pada suhu di bawah 25°C, ikan
Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan
nila dapat hidup, tetapi pertumbuhannya lambat.
kepada pembudidaya di seluruh Indonesia.
Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Perikanan (1975). Nama tersebut diberikan bukan karena
warnanya, melainkan karena mirip dengan nama latinnya, yaitu Oreochromis
niloticus, berasal dari Sungai Nil (disesuaikan bunyinya menjadi nila). Ikan nila
disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan
kakap, terutama ikan nila yang berwarna merah. Saat ini, ikan ini telah tersebar dan
dibudidayakan di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di wilayah yang
beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan baik
II. USAHA PEMBESARAN Tabel Pertumbuhan dan Lama Pemeliharaan Ikan Nila
Berat Awal (gram) Berat Panen (gram) Lama Pemeliharaan (minggu)
50 100 4-5
Kegiatan yang dilakukan pada usaha pembesaran ialah memelihara benih
100 150 3
ikan dari ukuran gelondongan kecil atau gelondongan besar selama beberapa bulan. 100 200 4
Dari usaha ini akan dihasilkan ikan ukuran konsumsi. 200 500 8
50 500 12
Ukuran ikan nila konsumsi ada beberapa macam. Konsumen lokal yang daya 500 800 8
belinya masih rendah, lebih menyenangi ikan yang berukuran 100-200 g/ekor 500 1.000 12

karena harganya relatif murah. Konsumen golongan menengah ke atas, lebih


Energi untuk pemeliharaan tubuh diperoleh dari pakan. Jika ada sisa energi
menyukai ikan yang berukuran 400-1.000 g/ekor. Untuk keperluan ekspor, ikan
dari pemeliharaan, sisa energi ini akan digunakan untuk pertumbuhan yang
dijadikan fillet (potongan daging ikan bersih), ikan nila harus berukuran 700 g
disimpan sebagai lemak atau daging ikan.
sampai 1 kg/ekor. Pada tabel di bawah ini, disajikan perkiraan waktu yang
1. Pola pembesaran ikan
dibutuhkan benih sampai menjadi ukuran konsumsi. Pola pembesaran ikan dibedakan berdasarkan tempat yang digunakan.
Menurut Penelitian Balai Budidaya Air Tawar, Sukabumi, ikan nila yang Pembesaran dapat dilakukan di kolam air tawar (pola budidaya kolam air
beratnya 130-150 gram pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan tawar) di sawah (pola budidaya minapadi), di kurungan jaring terapung (pola
ikan yang lebih besar. Ikan yang beratnya 500 gram memerlukan waktu yang lebih budidaya jaring apung). Pola jaring apung dapat dipasang di waduk, danau air
lama untuk mencapai berat 800-1.000 gram. Lamanya waktu tentu akan tawar, maupun di laut.
menghabiskan pakan yang juga lebih banyak. 2. Skala Usaha
Sesuai dengan aset ataupun lahan yang dimiliki, maka skala usaha digolongkan
menjadi usaha skala kecil, sedang dan besar.
a. Usaha skala kecil
Kolam atau petak sawah yang digunakan tidak lebih dari 500 m 2. Hasil
ikannya hanya cukup untuk konsumsi keluarga petani sendiri.

b. Usaha skala sedang


Luas kolam atau sawah lebih dari 500 m2. Dapat juga digunakan jaring
apung. Produksinya untuk dijual (komersial).
c. Usaha skala besar
Usaha skala besar biasanya bersifat intensif. Modal usaha cukup besar,
organisasinya berbentuk badan hukum (perseroan, koperasi atau lainnya).
Skala usaha ini mampu menyuplai kebutuhan konsumsi dalam jumlah besar bidang perikanan sudah dilarang karena berdampak negatif untuk
dan juga untuk ekspor. kesehatan manusia dan dapat merusak lingkungan. Agar ikan tidak
3. Intensitas budidaya
sakit, dapat dilakukan pencegahan dengan cara melakukan pengairan
a. Budidaya ekstensif (sederhana)
Ciri-cirinya adalah padat penebaran dan hasilnya masih rendah, hal ini yang baik, menggunakan benih yang unggul dan mencegah penularan
dikarenakan terbatasnya modal dan keterampila petani. Benih yang dari tempat lain.
5) Mengelola usaha secara benar
ditebarkan sedikit dan biasanya dicampur dengan berbagai jenis ikan.
Pengelolaan usaha yang benar berguna untuk efisensi penggunaan
Produksi tidak lebih dari 300 kg/ha/tahun.
modal. Dengan penerapan panca usaha, produksi kolam dapat
b. Budidaya semi-intensif (madya)
Pada budidaya ikan nila semi-intensif, petani sudah mengenal dan ditingkatkan menjadi 2-5 kali lipat dari produksi kolam ekstensif.
melaksanakan panca usaha budidaya. Panca usaha budidaya ikan meliputi Secara nominal, produksi kolam semi-intensif dapat mencapai 1-1,5
hal-hal sebagai berikut. ton/ha/tahun.
1) Membuat konstruksi kolam yang lebih baik
Kolam memiliki saluran serta pintu pemasukan dan pembuangan yang
diberi saringan sehingga dapat mencegah masuknya hama. Kolam-
kolam terletak secara paralel sehingga air dari satu kolam tidak bisa c. Budidaya intensif (maju)
Pada sistem intensif ini, petunjuk teknis panca usaha budidaya
masuk ke kolam lain. Posisi ini juga berguna untuk mencegah
disempurnakan dengan input yang lebih besar. Penyempurnaan itu meliputi
penularan penyakit antarkolam.
hal-hal berikut:
1. Pengelolaan air ditingkatkan sehingga air kolam dapat diganti setiap
2) Melakukan pemupukan
hari. Penggantian air berguna untuk membuang kotoran (ekskresi) ikan.
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (urea dan TSP),
Kotoran ikan yang memenuhi kolam dapat menghambat pertumbuhan
serta kapur.
3) Menggunakan benih berkualitas ikan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan saluran irigasi yang lebih
Ukuran benih seragam dan mutunya terkontrol. Benih tergolong unggul
baik untuk menjamin kelancaran pengairannya.
dan tidak mudah terserang penyakit. Untuk ikan nila dianjurkan 2. Pengairan lebih lancar sehingga penebaran benih ikan dapat lebih
memelihara benih ikan jantan saja. padat. Dengan demikian, hasil panen juga dapat berlipat ganda.
4) Menggunakan obat-obatan yang terkendali 3. Mekanisasi sudah mulai diterapkan dengan penggunaan sistem pompa
Menggunakan obat secara benar dapat mencegah penyakit dan
untuk pengaturan air. Kadang juga dilakukan pemasangan kincir pada
penyebarannya. Penggunaan ini harus tepat jenis, dosis dan caranya.
Harus diperhatikan bahwa sejak 1998, penggunaan antibiotika di
padat penebaran yang tinggi untuk menambah suplai oksigen terutama c. Polikultur (campur jenis)
Dalam sistem budidaya polikultur, ikan yang dipelihara lebih dari satu
pada malam hari.
4. Pakan tambahan diberikan agar pertumbuhan cepat. Pakan tambahan jenis. Sistem ini berguna untuk efisiensi penggunaan pakan alami yang ada
yang diberikan berupa pelet dengan komposisi gizi seimbang. di kolam. Pada polikultur, biasanya dipelihara jenis ikan yang pola
5. Pengelolaan usaha dilaksanakan oleh teknisi yang berpendidikan
makannya berbeda. Sebagai contoh kombinasi jenis ikan ialah ikan nila
khusus tentang budidaya ikan.
sebanyak 50%, ikan mas 25% ,dan ikan nilem sebanyak 25%.
Produksi ikan nila secara intensif di kolam dapat mencapai 8 ton/ha/tahun. Jumlah ikan nila dalam kombinasi lebih besar dari jenis lainnya karena
Produksi dari keramba jaring apung dapat mencapai 1 ton/unit jaring jenis ini banyak dipesan/digemari. Lagi pula ikan nila dapat memakan
apung/panen. Satu unit jaring apung luasnya sekitar 7 x 7 m 2. Produksi ikan segala jenis makanan. Ikan mas dipilih karena memakan makanan yang ada
nila jaring apung juga bisa mencapai 300-500 kg/m2/luas jaring. di dasar kolam (bottom feeder). Ikan nilem dipilih karena memakan
organisme yang banyak menempel pada benda-benda dan tumbuh-
tumbuhanair di kolam.
Dengan polikultur, petani akan memperoleh hasil yang lebih banyak karena
pakan alami di kolam dapat dimanfaatkan semua. Lagi pula petani akan
4. Sistem budidaya
Sistem budidaya nila ditentukan berdasarkan jenis kelamin ikan nila dan jenis memperoleh variasi jenis ikan.
ikan yang ada dalam satu kolam.
a. Tunggal kelamin (kultur monoseks)
Dalam sistem ini, hanya benih jantan saja yang dipelihara sehingga tidak
terjadi perkawinan. Energi yang diperoleh dari makanan hanya digunakan
untuk pertumbuhan. Produksi ikan pada sistem ini tinggi. Apalagi ikan nila
jantan pertumbuhannya lebih cepat 1,2 kali pertumbuhan ikan betina.
b. Campur kelamin (jantan-betina)
Dalam sistem ini, kolam berisi ikan jantan dan betina. Bila jumlah ikan
betina lebih banyak dari ikan jantan, berarti akan lebih banyak anak-anak
ikan yang dihasilkan. Akibatnya, produksi kolam menurun. Ikan yang besar
lebih lambat pertumbuhannya karena energinya banyak digunakan untuk
memijah. Lagi pula pakan yang tersedia dalam kolam banyak dimakan oleh
ikan yang kecil sehingga jatah pakan untuk yang besar berkurang.
2. Sistem semi-intensif (teknologi madya)
III. PEMBESARAN NILA Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah
dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk
Tujuan dari pembesaran adalah untuk mendapatkan ikan nila yang siap pendederan, memproduksi benih. Namun tak jarang dapat dihasilkan ikan
dikonsumsi. Ukuran ikan konsumsi tidak sama, tergantung pada permintaan nila ukuran 300-500 gram/ekor (ikan konsumsi).
Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan
konsumen.
tambahan yang teratur. Budidaya ikan nila dapat dilakukan di sawah.
A. Tempat Pemeliharaan
Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat
Pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, di sawah, di dalam keramba
berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat
jaring apung, di tambak dan di dalam hampang. Pemeliharaan dapat dilakukan di
dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan
air tawar, di air payau, maupun di laut. Ikan nila juga mudah beradaptasi dengan
waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai
berbagai tingkat kadar garam.
penyelang. Oleh karena itu, hasil ikan dari sawah ukurannya tak lebih dari
B. Sistem dan Intensitas Pemeliharaan Nila
50 gram.
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat
3. Sistem intensif (teknologi maju)
pemeliharaan dan masukan (input) yang tersedia. Target produksi harus disesuaikan Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan yang paling
dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan
ikan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan waktu pemesanannya. Ada yang kebutuhan pasar. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai
kontinu, ada juga yang membeli pada saat-saat tertentu saja, seperti lebaran dan dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air kolam yang diganti setiap hari
natal. sebanyak 20% atau lebih.
Pada usaha intensif, benih ikan nila yang dipelihara harus tunggal kelamin
1. Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu. Jumlah ransum
berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di hariannya 3-4% dari berat biomassa ikan per hari. Pakan sebaiknya berupa
kolam air tawar atau di sawah. Pengairan tergantung pada musim hujan. pelet yang berkadar protein25-26% dan lemak 6-8%. Pada sistem ini, biaya
Kolam yang digunakan biasanya berupa kolam pekarangan yang sempit. pakan dapat mencapai 60% dari seluruh biaya produksi. Dengan demikian,
Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem produktivitas kolam intensif tergantung pada masukan (input) yang
pemeliharaannya polikultur. diberikan.
Budidaya intensif bersifat padat modal. Semakin tinggi produksi yang
ditargetkan, berarti semakin banyak benih yang dipelihara di dalam suatu
kesatuan luas.
Tabel Padat Penebaran Benih Ikan
Tempat Benih Ikan Panen Waktu
Ukuran Padat Ukuran Produksi
Pemeliharaan
(g/ekor)
(g/ekor) Tebar (kg/m2)
(bulan)
(ekor/m2)
Kolam 20 - 30 10 – 20 200 – 300 2,5 – 5 4–5
50 - 60 5 – 10 200 – 300 2,5 – 5 2 – 2,5

C. Teknik Pembesaran Nila di Kolam


Ikan nila dapat dipelihara di kolam yang terletak pada ketinggian 500 m dpl
atau kurang. Jika ketinggiannya lebih dari 500 m dpl, suhu udara dan air
1. Pemupukan
rendah. Hal ini mengakibatkan lambatnya pertumbuhan nila. Produksi ikan
Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan
nila di kolam yang dikelola secara intensif dengan menggunakanbenih ikan
terlebih dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian
unggul, dapat mencapai 10-15 ton/ha.
dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi
kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan
nilai pH kolam menjadi 7,0 – 8,0 dan juga dapat mencegah serangan
penyakit. Selanjutnya, kolam diberi pupuk organik sebanyak 300 –
1.000 kg/ha. Pupuk urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha.
Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu, lalu
ditebarkan merata di dasar kolam.
Selesai pemupukan, kolam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3 – 4 hari
agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan
tanah. Hari kelima, air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm.
Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat
itu, fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dnegan perubahan warna
air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak g/ekor). Dengan demikian, benih ikan yang harus ditebarkan pada awal
terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, pemeliharaan haruslah sebnayak 500 ekor + perkiraan mortalitas (10% =
cacing, anak-anak siput dan sebagainya. 50 ekor) yaitu 550 ekor benih tebar.
Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75-100 cm.
Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat
makanan alami sudah mulai habis.
Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kg/ha.
Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke
dalam keranjang bambu. Kemudian, keranjang diletakkan di dasar
kolam, dua buah di kiri dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Dua
keranjang yang tersisa diletakkan di sudut-sudut kolam.
Urea dan TSP, masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam
kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk larut sedikit
demi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan pada sebatang Gambar benih ikan nila merah
3. Pemberian pakan
bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi kantong terendam,
Bila padat tebar tinggi, pakan alami yang tumbuh di kolam tidak
tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pemupukan ulang, ikan nila
mencukupi sehingga harus diberi pakan tambahan yang jumlahnya
juga harus tetap diberi dedak dan bekatul. Cara pemupukan di atas dapat
mencukupi agar ikan dapat tumbuh pesat.
dilakukan untuk kolam air tawar, air payau atau sawah. Kolam intensif harus diberi pakan yang berkualitas. Pakan harus
2. Penebaran benih ikan unggul
mengandung protein 25-27%, lemak 8-13% dan karbohidrat 49-50%.
Benih yang ditebarkan sebaiknya benih jantan saja. Seperti diketahui,
Banyaknya pakan yang diberikan setiap hari antara 3-4% dari berat
ikan jantan lebih cepat tumbuh bila dipelihara secara monoseks. Hal ini
badan seluruh ikan. Biasanya akan diperoleh angka konversi pakan
karena seluruh energi yang diperoleh ikan akan dipergunakan untuk
sebanyak 1,3-2, artinya dari 1,3-2 kg pakan akan menjadi 1 kg ikan nila.
tumbuh.
Pada kolam intensif dengan sistem air deras, pakan alami sangat sedikit
Produksi ikan pada sistem semi-intensif dapat mencapai 2.000 kg/ha/6
karena tidak memungkinkan untuk dipupuk, Jika dipupuk, pupuk akan
bulan (4 ton/ha/tahun) bahkan lebih. Jika luas kolam yang dimiliki
terhanyut ke luar kolam dengan cepat. Dengan demikian, pemupukan
hanya 500 m2, produksi yang dapat diharapkan adalah (500:10.000) x
akan menjadi tidak efektif bagi pertumbuhan pakan alami.
2.000 kg = 1/20 x 2.000 kg = 100 kg. Berat rata-rata ikan 200 g/ekor
Banyaknya pakan yang diberikan harus diperhitungkan dengan harga
sehingga hasil panen tersebut sebanyak 500 ekor ikan (100 kg : 200
pakan dan nilai produksi ikan yang akan diperoleh. Perhitungan ini
penting untuk menghindari kerugian. Besarnya ransum per hari harus air deras ikan mas karena ikan nila justru tidak tahan terhadap aliran air
diperhatikan secara cermat. yang terlalu deras.
Agar pakan dimakan secara efisien, ransum harian yang sudah Pada pembesaran ikan nila secara intensif, dapat dihasilkan ikan
diperhitungkan diberikan 4-5 kali sehari. Ransum untuk sehari dibagi konsumsi 6-8 ton/ha/tahun dengan jangka waktu pemeliharaan 6 bulan
menjadi empat bagian yang sama banyaknya. Masing-masing bagian (2 kali setahun). Jika pemeliharaan jangka pendek, 3 bulan (4 kali
diberikan pada pukul 07.00, 10.00, 14.00, dan 17.00. Jika pemberian setahun) atau 4 bulan (3 kali setahun), total produksi per tahunnya
pakan dibuat lima kali, waktu pemberian digeser menjadi setiap 2,5-3 menjadi lebih besar. Pendeknya waktu pemeliharaan akan menghasilkan
jam sekali. ikan yang beratnya 200-300 g/ekor sehingga kolam dapat memuat lebih
Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri agar dapat
banyak ikan.
diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan sebaiknya
habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalm 5 menit, berarti
ikan mendapat gangguan. Gangguan itu dapat berupa serangan penyakit,
perubahan kualitas air, udara panas atau terlalu sering diberi pakan.
4. Pengelolaan air
Dengan pengairan irigasi yang lancar, memungkinkan dilakukan
pemasukan dan pembuangan air ke dalam dan ke luar dari kolam dengan
lancar yang disebut sistem sirkulasi. Sirkulasi air memungkinkan ikan
memperoleh oksigen dengan kadar yang mencukupi dan membuang
sisa-sisa metabolisme (kotoran) dan sisa pakan yang membusuk
sehingga air kolam selalu segar. Dengan demikian, ikan sehat dan
tumbuh pesat.
Penggantian air harus dilakukan sesering mungkin. Maksudnya agar
kotoran-kotoran ikan yang terlarut di dalam air (air seni, tinja dan dari
pernapasan) dapat selalu dibuang. Kalau kotoran-kotoran itu tidak
dibersihkan, pertumbuhan ikan akan terhambat.
Debit air untuk kolam intensif antara 1.000-1.500 l/menit/ha. Oleh
karena itu, kolam harus dekat dengan saluran irigasi. Persyaratan debit
air ini tidak terlalu berat dibandingkan dengan persyaratan untuk kolam

Anda mungkin juga menyukai