Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang diselenggarakan oleh
pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah pelayanan
kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya
pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam hal
ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya
serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada
masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan
yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia
jasa pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk
dapat meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum.
Olehnya itu puskesmas sangat dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
yang berkualitas bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman

Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas
Karanggede dalam menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas
Karanggede. Sehingga penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan
C. Sasaran pedoman

Sasaran pedoman penyelenggaran UKP Puskesmas Karanggede adalah petugas pelaksana


UKP yang meliputi :
1. Pelaksana Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelaksana Pelayanan UGD
3. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
4. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
5. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
6. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi
7. Pelaksana Pelayanan IMS
8. Pelaksana Pelayanan Pojok DOTS
9. Pelaksana Pelayanan Zumba Time
10. Pelaksana Pelayanan IVA
11. Pelaksana Pelayanan Gigi
12. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
13. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
14. Pelaksana Pelayanan Pendaftaran
15. Pelaksana Pelayanan Konseling Komplit
16. Pelaksana Pelayanan Puskesmas Keliling
17. Pelaksana Pelayanan Posyandu Balita
18. Pelaksana Pelayanan Posyandu Lansia
19. Pelaksana Pelayanan Posbindu

D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan di Puskesmas


Karanggede meliputi pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung.
1. Pelayanan Dalam Gedung
a. Pelayanan Rawat Jalan
b. Pelaksana Pelayanan UGD
c. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
d. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
e. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
f. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi
g. Pelaksana Pelayanan IMS
h. Pelaksana Pelayanan Pojok DOTS
i. Pelaksana Pelayanan Zumba Time
j. Pelaksana Pelayanan IVA
k. Pelaksana Pelayanan Gigi
l. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
m. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
n. Pelaksana Pelayanan Pendaftaran
o. Pelaksana Pelayanan Konseling Komplit

2. Pelayanan Luar Gedung


a. Puskesmas Keliling
b. Posyandu Balita
c. Posyandu Lansia
d. Posbindu
e. Ambulan Rujukan
f. Home Care atau kunjungan rumah
g. Visum
h. P3K

E. Batasan Operasional

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan perorangan,


kefarmasian dan laboratorim. Pedoman ini hanya mengatur penyelenggaraan pelayanan
UKP pada Puskesmas Karanggede.

F. Landasan Hukum

1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
Klinik Pratama Tempat Praktek Mandiri Dokter

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya Manusia

Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan


Perorangan Puskesmas Karanggede adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan).
Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu
minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja,
nilai performance (kinerjanya), dan standar kompetensi. Jenis dan jumlah tenaga
kesehatan dihitung berdasar analisa beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, luas wilayah
kerja, dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
kerja.
Kualifikasi Ketenagaan Pelaksana UKP di Puskesmas Karanggede adalah sebagai
berikut:

NO Kualifikasi
Nama Unit Pelayanan Jumlah
Status Pendidikan Pelatihan
B. Distribusi Ketenagaan Upaya Kesehatan Perorangan
Distribusi Ketenagaan Pelaksana UKP di Puskesmas Karanggede

Nama Unit Pelayanan Puskesmas


No Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan

C. Jadwal kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan


Jadwal Kegiatan UKP di Puskesmas Karanggede adalah sebagai berikut

No. Jenis pelayanan Waktu Keterangan

1. Upaya kesehatan Senin s/d Kamis 07.30-


Perorangan dalam gedung 14.00

Upaya
3. kesehatan Perorangan Pelaksanaan UKP keluar
luar gedung Jumat 07.30 s/d
11.00 gedung dilakukan diluar
jadwal rapat rutin
Sabtu 07.30 s/d puskesmas
13.00
Upaya kesehatan Senin s/d Sabtu
Perorangan luar gedung
07.30 – 09.00

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan UKP

Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan

B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Perorangan

Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan


kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Peralatan kesehatan di
Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki
izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diuji serta dikalibrasi secara
berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Standar peralatan Upaya
Kesehatan Perorangan di Puskesmas Karanggede mengacu pada standar peralatan
puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

A. STRATEGI
1. Indikator Input
- Sumber Daya Manusia
- Sarana Prasarana
- Dana
- Pedoman kerja / SOP
- Dukungan administrasi
2. Indikator Proses
- Pendataan sasaran
- Perencanaan kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan
- Monitoring dan evaluasi kegiatan
- Pelaporan kegiatan
- Perencanaan tindak lanjut
3. Indikator Output
- Pelaporan kegiatan
- Penilaian kinerja

B. KEGIATAN
1. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Dalam Gedung
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelaksana Pelayanan UGD
3. Pelaksana Pelayanan Rawat Inap
4. Pelaksana Pelayanan KIA/KB
5. Pelaksana Pelayanan Fisioterapi
6. Pelaksana Pelayanan Konseling Gizi
7. Pelaksana Pelayanan IMS
8. Pelaksana Pelayanan Pojok DOTS
9. Pelaksana Pelayanan Zumba Time
10. Pelaksana Pelayanan IVA
11. Pelaksana Pelayanan Gigi
12. Pelaksana Pelayanan Laboratorium
13. Pelaksana Pelayanan Kefarmasian
14. Pelaksana Pelayanan Pendaftaran
15. Pelaksana Pelayanan Konseling Komplit

Pelayanan Luar Gedung


1. Puskesmas Keliling
2. Posyandu Balita
3. Posyandu Lansia
4. Posbindu
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
- Inspeksi kesling pada tempat-tempat umun, tempat pengelolaan makanan, dan
sarana air minum
- Pemicuan melalui Sanitasi Total Berbasis Basyarakat (STBM)
- Pembinaan pasca pemicuan STBM
- Pengambilan sampel air
BAB V

LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan
material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik
mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien. Manajemen logistik
Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Karanggede adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
a) Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan terpadu ditetapkan

berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis


b) Dalam penyusunan perencanaan pelayanan klinis harus dipandu oleh SK Kepala
Puskesmas Karanggede tentang Penyusunan Rencana Klinis dan SOP Penyusunan
Perencanaan Layanan Medis sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan
c) Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus dipandu oleh SK Kepala
Puskesmas Karanggede tentang Pelayanan Terpadu sesuai dengan standar pelayanan
yang ditetapkan
d) Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus mengetahui kebijakan dan
prosedur penyusunan layanan klinis serta menerapkannya dalam penyusunan rencana
terapi dan/rencana layanan terpadu
e) Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan perencanaan pelayanan
harus melibatkan pasien. Perencanaan layanan klinis yang disusun untuk setiap
pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunannya harus
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata nilai budaya
pasien. Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan / penyuluhan pasien

sesuai dengan SOP Pendidikan / Penyuluhan pasien


f) Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia, pasien/keluarga
diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan sesuai SK Kepala Puskesmas
Karanggede tentang hak dan kewajiban pasien
g) Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim kesehatan.
Rencana layanan meliputi tujuan layanan yang akan diberikan, pendidikan kesehatan
bagi pasien dan/ keluarga, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan digunakan dan
kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan.
Layanan dilakukan secara paripurna dan dilakukan sesuai SOP Layanan Terpadu.
Rencana yang disusun mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
manusia dan sejak awal mempertimbangkan risiko yang akan dialami psien termasuk
efek samping pengobatan (SOP Pemberian Informasi dan efek samping dan risiko
pengobatan)
h) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis. Perubahan layanan

didasarkan atas perkembangan pasien dan didokumentasikan.


B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
a) Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan dalam

layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan informed concent.


b) Untuk menyetujui/memilih tindkan, pasien harus diberikan penjelasan/ konseling
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan yang direncanakan, karena
diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan.
c) Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam proses pelayanan
baik itu ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan pengobatan yang
berisiko dan dilaksanakan sesuai SOP Informed Concent. Pasien dan/ keluarga
dijelaskan tentang tes/ tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan
persetujuan baik lisan maupun menandatangani formulir.
d) Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat memutuskan
untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai,
termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut
dan tangguang jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut. (SK
Kepala Puskesmas tentang hak dan kewajiban pasien, SOP tentang penolakan

pasien untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan)


 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternatif pelayanan dan

pengobatan.
C. Pembeliian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis
a) Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan perencanaan yang baik

sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan prioritas kebutuhan


b) Perencanaan yang diudah dibuat disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan untuk

mendapatkan persetujuan
c) Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan perundangan yang

berlaku
d) Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya peralatan medis

puskesmas :
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan

ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan kalibrasi sesuai

peraturan perundangan yang berlaku


D. Penyelenggaran pelayanan klinis

Bagian atau Unit Kerja melaksanakan kegiatan proses pelayanan dalam kondisi
terkendali, sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dilaksanakan sesui SK Kepala
Puskesmas Karanggede tentang Penyelenggaraan Pelayanan
E. Peningkatan Mutu Pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a) Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan penilaian. Penilaian
tersebut dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap indikator-indikator
klinis yang ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas Karanggede tentang Indikator
Mutu Pelayanan Klinis Hasil dan rekomendasi dari penilaian tersebut harus
ditindaklanjuti sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan klinis. Penilaian hasil
layanan secara kuantitatif antara lain adalah : indikator klinik, survey kepuasan pasien.
Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman pasien/ keluarga pasien,
pendapat, dan persepsi pasien terhadap pelayanan
b) Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan menjadi
tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis. Upaya peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis
yang memberikan asuhan ke pasien, yaitu dokter, perawat, bidan, dan tenaga
kesehatan lain sesuai SK Kepala Puskesmas Karanggede tentang kewajiban semua
Petugas Puskesmas Dalam Peningkatan Mutu Puskesmas
c) Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan
klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan
menindak lanjuti. Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, melakukan analisis,
potensi terjadinya resiko dilakukan dengan menggunakan indicator-indikator
pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas dengan acuan yang jelas. (SK
Kepala Puskesmas Karanggede tentang kewajiban Petugas Dalam Peningkatan Mutu
Klinis). Pimpinan puskesmas bersama tenaga klinis melakukan evaluasi dan
tindak lanjut terhadap analisis dan monitoring dan penilaian mutu klinis
d) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan harapan, yang
terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena penanganan klinis ( clinical
management). Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak menimbulkan
cedera, maka kejadian ini disebut dengan Kejadian Tidak Cedera ( KTC) Kejadian
Nyaris Cedera ( KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam penanganan
klinis, tetapi kesalahan tersebut tidk jadi dilakukan keadaan-keadaan tertentu dalam
pelayanan klinis, misalnya tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai
yang licin yang beresiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi, menimbulkan cedera.
Keadaan ini disebut kondisi berpotensi menyebabkan cedera (KPC).
e) Terdapat kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KTC, KPC,KNC dan resiko
dalam pelayanan klinis yaitu SK Kepala Puskesmas tentang penanganan
KTD,KTC,KPC,KNC dan SOP penanganan KTD, KTC, KPC,KNC. Jika terjadi
KTD,KTC, dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut. Resiko- resiko yang
mungkin terjadi dalam pelayanaan klinis diidentifikasi, dianalisi, dan ditindak lanjuti.
Terdapat kebijakan yaitu SK Kepala Puskesmas tentang penerapana manajemen
resiko klinis, Panduan Manajemen resiko klinis. Pelaksanaan keselamatan pasien
harus mengikuti kerangka acuan perencanaan program keselamatan pasien.
f) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi
juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga klinis perlu melakukan evaluasi
terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik
pada system pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya
keselamatan, dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan sesuai SK
Kepala Puskesmas Karanggede Tentang Indikator Perilaku Dalam Layanan Klinis.
g) Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis oleh tenaga klinis
dalam pelayanan klinis yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya
perbaikan yang berkelanjutan. Budaya mutu dan keselamatan pasien diterapkan
dalam pelayanan klinis. Ada keterlibatan tenaga klinis dalam kegiatan peningkatan
murtu yang ditunjukkan dalam penyusunan indikator untuk menilaiperilaku dalam
pemberian pelayanan klinis dan ide-ide perbaikan ( SK dan SOP tentang penyusunan
indikator klinis dan indicator perilaku pemberi layanan klinis dan penilainya.)
h) Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen meningkatkan mutu layanan klinis,
memfasilitasi, mengalokasikan dan sesuai dengan ketersediaan angggaran dan
sumber daya yang ada dipuskesmas. Terdapat Rencana Peningkatan Mutu Layanan
Klinis dan Keselamatan Pasien, Kerangka acuan peningkatan mutu klinis dan
keselamatan pasien. Program/ kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai rencana,
dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
i) Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan diprioritaskan dalam

upaya perbaikan mutu layanan klinis dan menjamin keselamatan.


j) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan
pembakuan standard an prosedur layanan klinis. Standar dan prosedur tersebut perlu
disusun berdasarkan acuan yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, dan bila
memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik (SK Kepala
Puskesmas Karanggede Tentang Penyusunan Layanan Klinis Berdasarkan Prosedur dan
Standar yang Jelas)
k) Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan ukuran-ukuran mutu
layanan klinis yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis. Untuk
meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-
sarsaran keselamatan pasieen. Indicator peengukuran keselamatan pasien meliputi
tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien, tidak terjadi kesalahan pemberian obat,
tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan, pengurangan
terjadinya resiko infeksi dipuskesmas, dan tidak terjadinya pasien jatuh ( SK Kepala
Puskesmas Karanggede tentang peningkatan keselamatan).
l) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target (batasan) yang harus dicapai untuk
tiap-tiap indikator yang dipilih dengan acuan yang jelas. Untuk monitor mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien, perlu dilakuakn pengukuran-pengukuran
dengan indikator yang telah ditetapkan secara periodik, dianalisis, untuk menentukan
strategi dan rencana perbaikan mutu layanan klinis
m) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien hanya dapat
terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam upaya tersebut.
Penanggung jawab pelaksanaan dapat dilakukandengan membentuk timpeningkatan
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas, yang mempunyai
program kerja yang jelas. Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota
tim. (SK Kepala Puskesmas Karanggede tentang pihak -pihak yang terlibat dalam
peningkatan mutu layanan klinis)
n) Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi petugas dan
meningkatkan keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien. Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi
petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien.
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Peningkatan Mutu Kinerja UKP Puskesmas Karanggede ini dibuat
dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan acuan oleh segenap karyawan
Puskesmas Karanggede mulai dari level pimpinan sampai staf dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemeen serta tugas,
tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah
diberikan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

SK Kepala UPTPuskesmas Dawan II Tentang Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai