DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi institusi dalam bidang Manajemen
Patient Safety
Diharap makalah ini dapat berguna bagi masyarakat dan menambah wawasan
mengenai aspek keselamatan asuhan pada pasien perioperatif
Diharap bisa menjadi masukan bagi Rumah sakit untuk melakukan manajemen
patient safety sesuai prosedur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
freedom from accidental injury. Senada dengan hal ini Hughes (2008) menyatakan
Pencegahan cidera didefinisikan bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak
sengaja atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis. Praktek keselamatan
perawatan medis.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 691/MEN
pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak cedera dan kejadian potensial
cedera.
Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang
KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian
Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke
pasien, tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat
KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius. Pelaporan insiden keselamatan pasien yang
pembelajaran.
Dari beberapa definisi dari diatas dapat di simpulkan secara garis besar
keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem rumah sakit yang
membuat asuhan pasien lebih aman dengan pencegahan cidera terhadap pasien.
b. Tujuan Patient Safety
Menurut Depkes RI (2006) Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah
kebutuhannya.
b. Melakukan koordinasi dan integrasi perawatan.
c. Pendidikan, Komunikasi dan Informasi
d. Kenyaman fisik
e. Dukungan emosi
f. Membuat pasien sebagai keluarga atau teman.
g. Transition and Continuity (keberlanjutan)
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada
1. Hak pasien
insiden.
pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang
“.
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk
mengurangi insiden.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi
keselamatan pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
pasien.
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen
klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang
medication names).
b. Pastikan identifikasi pasien.
c. Komunikasi secara benar saat serah terima / pengoperan pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar.
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated).
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan.
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube).
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai.
i. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan lnfeksi
nosokomial.
f. Dasar hukum patient safety
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
kepentingan lainnya.
rumah sakit.
Rumah sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan
komprehensif.
diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
i. Pasal 43 UU No.44/2009
1) Rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
2) Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
peraturan menteri.
j. Permenkes RI no.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan risiko
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan patient safety
a. Kepemimpinan
motivasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam situasi tertentu,
sehingga sangat berperan dalam menentukan arah organisasi, mengembangkan
b. Individu
aktivitas tim, serta para professional dan anggota tanpa lisensi dari berbagai
individu dalam tempat kerja, dan lebih menghargai pencapaian individu. Dalam
sehingga pelayanan yang diberikan bermutu dan safety. Rumah sakit harus dapat
pengetahuan para staf, karena pengetahuan para staf akan menentukan sikap
c. Budaya
quality for the organization. Budaya organisasi mempengaruhi hasil dari mutu
d. Infrastruktur
Dua elemen penting untuk peningkatan safety dan mutu adalah disain proses
e. Lingkungan
Tidak mungkin untuk mempertimbangkan konsep perawatan yang aman dan
efektif yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam isolasi dari
keselamatan pelayanan.
ada atau tidaknya alat protesa seperti gigi palsu dan sebagainya.
Pemeriksaan lainnya yang dianjurkan sebelum pelaksanaan
adalah :
1. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian.
2. Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan
pengindraan.
iii. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
1. Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan.
2. Memperhatikan tanda-tanda tidak ada ketakutan.
3. Resiko infeksi dan cedera tidak terjadi.
iv. Rencana Tindakan :
1. Untuk mengatasi adanya rasa cemas dan takut, dapat
lain.
v. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1. Pemberian Pendidikan Kesehatan Prabedah
Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu
aspirasi.
3. Persiapan Kulit
Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan
dicukur.
4. Latihan Bernafas dan Latihan Batuk
Cara latihan ini dilakukan untuk meningkatkan
thorak.
b. Tempatkan tangan di atas perut.
c. Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung, biarkan
dada mengembang.
d. Tahan napas selama 3 detik.
e. Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan.
f. Tarik napas dan keluarkan kembali, lakukan hal
sirkulasi
d. Lepaskan lensa kontak
e. Lepaskan protesa
f. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien
kencing
h. Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisiko
mengalami tromboplebitis
kemungkinan yang terjadi pada intrah dan pasca bedah. Tidak ada
JUDUL :
Tanggal terbit
identifikasi pasien.
keadaan:
3. pindah kamar
gelang.
darah.
DAFTAR ISI
Lombogia, Angelita dkk. 2016. Hubungan perilaku Dengan Kemampuan Perawat Dalam
Melaksanakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Akut Instalasi Gawat
Daruratrsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Putra, Armansyah Jaya. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Perawatan Rumah Sakit Haji Jakarta
Tahun 2012