Anda di halaman 1dari 5

Forum Diskusi M1KB1

Setelah mempelajari materi ini, kita sebagai guru harus melek terhadap teknologi
walaupun dengan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang terbatas. Pembelajaran
abad 21 guru harus memiliki ciri-ciri kepemimpinan, mempunyai visi, berkomunikasi,
pembelajaran sepanjang hayat, menyesuaikan diri, mengambil resiko, berkolaborasi,
dan model teladan. maka guru dapat menggunakan pembelajaran yang digital age.
selain itu peserta didik harus memiliki keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah,
inovatif dan kreatif, ICT, komunikasi, dan multibahasa.

Apabila guru dan siswa memiliki karakteristik atau ciri pembelajaran abad 21 maka akan
terlaksana pembelajaran industry 4.0 digital age. Maka sebagai bangsa Indonesia dapat
bersaing dengan berbagai negara yang sudah maju dalam dunia pendidikan tidak akan
tertinggal informasi.

Salam semangat bpk/ibu..., forum ini akan membahas mengenai pembelajaran abad 21, bpk/ibu
dipersilahkan untuk mengemukakan pendapat terkait topik berikut ini.

Perubahan peradaban menuju masyarakat berpengetahuan ( knowledge society) menuntut


masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu mampu memahami dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ( ICT Literacy Skills). Menyikapi perubahan
tersebut, pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun
masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2)
melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi.
Tuntutan perubahan karakter masyarakat secara fundamental sebagaimana yang terjadi pada abad
21 tersebut berimplikasi terhadap pembelajaran serta karakteristik guru dan siswa, menurut
bapak/ibu bagaimanakah seharusnya karakteristik pembelajaran serta karakteristik guru dan siswa di
abad 21 ini?

Forum MI KB2

Semangat pagi bpk/ibu..., semoga bpk/ibu senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat, berikut ini kita
akan membahas mengenai peran teknologi dan media dalam pembelajaran abad 21, selanjutnya
bpk/ibu dipersilahkan untuk mengemukakan pendapat terkait topik tersebut.
Salah satu tujuan pembelajaran abad 21 adalah membentuk siswa untuk mempunyai kecakapan abad
21 yaitu: critical thinking (berpikir
kritis), collaboration (kolaborasi), communication (komunikasi), dan creativity (kreativitas). Selain
itu, pembelajaran abad 21 juga harus membekali siswa dengan berbagai keterampilan, diantaranya
adalah adalah literasi digital. Dengan demikian, guru harus menciptakan pembelajaran yang dapat
menunjang pada pencapaian tujuan tersebut. Menurut pendapat bpk/ibu bagaimana peran teknologi
dan media dalam pembelajaran abad 21 sehingga siswa memiliki 4 kecakapan abad 21 dan literasi
digital tersebut.

Peran guru dalam pembelajaran di era digital abad 21 diantaranya:


Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digitalberisi presentasi yang kaya
akanmedia interaktif. Sebagai contohkegiatan konferensi video digital secara langsung
yangmendatangkan narasumber seorang sejarawan, novelis, dan pakar di dalam pembelajaran
kelas. Catatan dan peta konsep dari sesi brainstorming terekam dalam media digital berupa
laptop atau notebook dan secara instantlangsung dapat dikirim melalui email kepada peserta
didik. Penyajian media bentuk ini biasa berupa PowerPoint atau Prezi Presentation yang
mengintegrasikan animasi, suara, dan hyperlinks dengan informasi digital.
Personal Response System (PRS)
Guru digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal response system(PRS) atau
biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad wireless(tanpa kabel) seperti
remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa. Karena setiap PRS diperuntukkan pada
siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi
siswa. Manfaat utama PRS adalah untuk mengetahuisetiap respon dari siswa dalam berbagai
macam keadaan.
Mobile Assessment Tools
Sumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru untuk merekam data
assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler ( mobile Device) yang mentransfer
data ke komputer untuk membuat laporan. Sebagai contoh, perangkat digital seluler
digunakan untuk membuat catatan operasional kemampuan membaca siswa SD atau data
kinerja siswa yang diobservasi dalam presentasi, eksperimen di laboratorium, atau tugas
tulisan tangan siswa. Guru dapat terus melakukan instruksi secara individual karena
ketersediaan hasil belajar langsung dapat diketahui. Data penilaian mudah diunduh ke situs
web yang aman dan dilindungi kata sandi yang menawarkan berbagai opsi laporan dari
seluruh siswa di kelas hingga siswa secara perorangan.
Community of Practice(Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice(COP), di mana kelompok
pendidikatau guruyang mempunyai tujuan sama dari seluruh bangsa dan negara di dunia
saling berbagi ide dan sumber daya.Interaksi berbasis Internet ini memungkinkan guru untuk
berkolaborasi dan bertukar gagasan dan materi. Komunitas praktik dapat mencakup pendidik
yang mengajar dengan subjek pelajaran sama, atau tingkat kelas siswa dengan kebutuhan
yang sama, seperti integrasi teknologi, manajemen kelas, atau bekerja sama dengan siswa
berbakat.
Peran guru di era digital sesuai dengan Standar Teknologi Pendidikan Nasional untuk guru diantaranya
memfasilitasi dan menginspirasi pembelajaran dan kreativitas siswa, merancang dan mengembangkan
pengalaman dan penilaian pembelajaran sesuai digital-age, model kerja dan belajar berbasis digital-age,
mempromosikan dan model digital citizenship dan tanggung jawab, serta terlibat dalam pertumbuhan
profesional dan kepemimpinan guru.
Akan terlaksana hal tersebut apabila guru mengembangan pembelajaran di era digital yaitu Interactive
Instruction (Pembelajaran Interaktif), Personal Response System (PRS), Mobile Assessment Tools, dan
Community of Practice (Komunitas Praktik). Dengan menggunakan berbagai teknologi dan media
walaupun masih sederhana dan praktis supaya tercipta pembelajaran abad 21.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tantangan bagi guru dalam melakukan proses
pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini setidaknya mampu mengiringi kemajuan dunia pendidikan secara umum. Tidak
dapat dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia ini sendiri masih diselimuti problematika yang
belum terpecahkan dari masa ke masa. Di antara problematika selama ini yang mengiringi
pendidikan di Indonesia adalah metode dan proses pembelajaran. Dengan adanya kemajuan
teknologi seharusnya didukung dengan adanya peningkatan dalam pelaksanaan pendidikan,
baik pendidikan non formal (masyarakat), pendidikan formal (sekolah) maupun pendidikan
informal (keluarga).
peran teknologi dan media dalam pembelajaran abad 21 sehingga siswa memiliki 4 kecakapan abad
21 dan literasi digital disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan sarana prasarana di
sekolah. Jangan sampai kita tertinggal oleh teknologi dan media pembelajaran yang ada.
Sederhana dengan menggunakan Media Pembelajaran Modul Interaktif yang bisa di buka di
dalam sekolah maupun di luar sekolah melalui telepon genggam masing-masing. Bisa
membuka materi pembelajaran dan latihan secara sendiri. Apabila sarana prasarana sekolah
sudah lengkap bisa menggunakan teknologi dan media yang lebih canggih.

Forum M1KB3

Setelah mempelajari tentang materi ini, banyak sekali kesulitan dalam penerapan kegiatan belajar
mengajar dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kita melaksanakan dengan semaksimal mungkin
akan begitu sulit terutama dalam hl infrastruktur terutama dalam hal sarana dan prasarana. Tapi
kita tidak boleh berputus asa harus berusaha menciptakan pembelajaran yang berorientasi abad
21 yang bercirikan 4C (Komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif. Langkah yang di
siapkan adalah :

1. menyiapkan RPP yang berorientasi pada pembelajaran abad 21 (4C) menggunakan model
pembelajaran problem based learning.

2. Guru menyiapkan media yang kreatif supaya siswa mempelajari masalah yang dituangkan
dalam materi. selain itu siswa dapat menggunakan berbagai sumber informasi termasuk online
sehingga terlaksana kegiatan komunikasi.

3. peserta didik terdiri dari beberapa kelompok heterogen supaya pembelajaran terlaksana secara
merata. sehingga terlaksa program kolaborasi berbagai informasi yang didapat peserta didik

4. peserta didik setelah melaksanakan komunikasi dan kolaborasi akan berusaha menyimpulkan
dengan berbagai informasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang berpikir tingkat tinggi
(berpikir kritis)

5. Peserta didik dapat menghasilan kesimpulan dengan analisis atau menghasilkan jawaban yang
benar dan menghasilkan karya lama menjadi baru atau menghasilkan hal baru (inovasi), sehingga
siswa melaksanakan kreatifitas.

Pembelajaran abad 21 berjalan dengan lancar apabila guru melakukan perencanaan dengan baik
datanya RPP.

FORUM M1KB3

Salam semangat bpk/ibu..., forum ini akan membahas mengenai bagaimana merancang dan menilai
pembelajaran abad 21, bpk/ibu dipersilahkan untuk mengemukakan pendapat terkait topik berikut
ini.
Seperti yang kita ketahui, salah satu peran guru adalah sebagai evaluator yang mengharuskan guru
untuk merancang dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. Dengan adanya pergeseran
paradigma pembelajaran menjadi pembelajaran abad 21, maka diperlukan penilaian yang sesuai
dengan karakteristik pembelajarannya. Kemukakan pendapat bpk/ibu bagaimana tuntutan rancangan
dan penilaian pembelajaran dalam pembelajaran abad 21.
Selamat berdiskusi.
Menciptakan pembelajaran yang berorientasi abad 21 yang bercirikan 4C (Komunikasi,
kolaborasi, berpikir kritis, dan kreatif. Langkah yang di siapkan adalah :
1. menyiapkan RPP yang berorientasi pada pembelajaran abad 21 (4C)
2. Guru menyiapkan media yang kreatif supaya siswa mempelajari masalah yang dituangkan
dalam materi. selain itu siswa dapat menggunakan berbagai sumber informasi termasuk online
sehingga terlaksana kegiatan komunikasi.
3. peserta didik terdiri dari beberapa kelompok heterogen supaya pembelajaran terlaksana secara
merata. sehingga terlaksa program kolaborasi berbagai informasi yang didapat peserta didik
4. peserta didik setelah melaksanakan komunikasi dan kolaborasi akan berusaha menyimpulkan
dengan berbagai informasi sehingga menghasilkan pembelajaran yang berpikir tingkat tinggi
(berpikir kritis)
5. Peserta didik dapat menghasilan kesimpulan dengan analisis atau menghasilkan jawaban yang
benar dan menghasilkan karya lama menjadi baru atau menghasilkan hal baru (inovasi), sehingga
siswa melaksanakan kreatifitas.
Pembelajaran abad 21 berjalan dengan lancar apabila guru melakukan perencanaan dengan baik
datanya RPP.
Abad 21 ditandai dengan berkembangnya informasi, komputasi, otomasi, dan komunikasi yang
merambah dalam segala aspek kehidupan manusia di semua belahan dunia. Hal ini tentunya
berdampak pada pendidikan yang diterapkan termasuk di dalamnya bagaimana model
pembelajarannya sehingga dapat mengadaptasi dan memenuhi semua tuntutan abad 21. Oleh
karena itu, model pembelajaran di abad 21 hendaknya diarahkan untuk mendorong peserta didik
agar mampu: (1) mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu, (2)
merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab), (3) berpikir
analitis (mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin), dan (4) Menekankan
pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Mengacu hal ini, maka
pembelajaran abad 21 harus betul-betul diperhatikan standar kualitasnya, baik dari kualitas
standar isi, proses, maupun penilaiannya. Terkait dengan standar penilaiannya, maka perlu kita
perhatikan bagaimana cara mengukurnya, instrument (tes dan non tes) yang digunakan, cara
penilaian dan evaluasinya. Penilaian dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan, keduanya menyatu
(integrated). Kualitas pembelajaran yang baik dapat dilihat dari kualitas penilaiannya, begitupun
sebaliknya kualitas penilaian dapat menunjukkan bagaimana kualitas pembelajarannya.
pembelajaran abad 21 harus mampu menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan berpikir
kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
teknologi informasi, mampu mengambil keputusan, serta memiliki karakter yang kuat dan positif.
Beberapa aspek kompetensi tersebut di atas dapat dicapai manakala peserta didik diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tingginya
(Higher Order Thinking Skills = HOTS).
Sistem penilaian yang mampu membiasakan, melatih, dan mengembangkan HOTS adalah sistem penilaian
yang terintegrasi dalam pembelajaran. Terkait hal ini, maka model assessment for learning (AFL)
dapat digunakan dalam sistem penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran. Karakteristik
assessment for learning (AFL) berbasis HOTS yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Proses
penilaiannya terintegrasi dengan proses pembelajaran d 2. Proses penilaiannya melibatkan
empat elemen yaitu sharing learning goal and success criteria, using effective questioning, self-
assessment & self-reflection, dan feedback 3. Proses penilaiannya bertujuan untuk
meningkatkan dan mengembangkan HOTS, sikap dan perilaku positif peserta didik, serta untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran 4. Proses penilaiannya menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan menerapkan (applying), menganalisis (analyzing),
mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating) sehingga peserta didik mampu untuk:
berpikir kritis (critical thinking), memberikan alasan secara logis, analitis, dan sistematis
(practical reasoning), memecahkan masalah secara cepat dan tepat (problem solving), membuat
keputusan secara cepat dan tepat (decision making), dan menciptakan suatu produk yang baru
(creating), dan bukan sekedar menghafal atau mengingat 5. Pendidik dapat memberikan
permasalahan kepada peserta didik sebagai bahan diskusi dan pemecahan masalah sehingga
dapat merangsang aktivitas berpikir 6. Kegiatan penilaiannya dapat dilakukan melalui kegiatan
diskusi, kegiatan lapangan, praktikum, 7. Penilaian ini dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik 8. Kegiatan penilaiannya juga melibatkan peserta didik untuk melakukan penilaian
diri dan refleksi disi (self-assessment dan self-reflection) atas kondisi kemampuan mereka dalam
menguasai materi yang telah dipelajari 9. Dapat memberikan umpanbalik yang mampu
mengoreksi kesalahan atau mengklarifikasi kesalahan (corrective feedback) kepada peserta didik

Anda mungkin juga menyukai