1. PENGERTIAN WAHAM
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terus-menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
termasuk gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti
apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan
jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada
penderita skizofrenia.
3. KLASIFIKASI WAHAM
3.1. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, serta
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini
direktur sebuah bank swasta lho..” atau “Saya punya beberapa
perusahaan multinasional”.
4. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan
dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan, atau
kekayaan luar biasa, serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh
orang lain atau sekelompok orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan
mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit
menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang
berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara
memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa
tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah.
Menurut Kaplan dan Sadock (1997) beberapa hal yang harus dikaji antara
lain sebagai berikut.
1) Status mental
Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang
sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang
jelas.
Suasana hati (mood) pasien konsisten dengan isi wahamnya.
Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga.
Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang
peningkatan identitas diri dan mempunyai hubungan khusus
dengan orang yang terkenal.
1) Kognitif
2) Afektif
5. Pohon Masalah
Risiko kerusakan
komunikasi verbal
Gangguan konsep
konsep diri:
diri:
harga diri rendah: kronis
Diagnosis Keperawatan
1. Tujuan
a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap.
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar.
c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan.
d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip lima benar.
2. Tindakan
A. Bina hubungan saling percaya.
a. Mengucapkan salam terapeutik.
b. Berjabat tangan.
c. Menjelaskan tujuan interaksi.
d. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien.
B. Bantu orientasi realitas.
a. Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
b. Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
c. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
d. Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal
sampai pasien berhenti membicarakannya.
e. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
C. Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional
yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan, rasa takut, dan marah.
a. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional pasien.
b. Berdiskusi tentang kemampuan positif yang
dimiliki.
1. Tujuan
a. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien.
b. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi
kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.
c. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien
secara optimal.
2. Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami
pasien.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang hal berikut.
1) Cara merawat pasien waham di rumah.
2) Follow up dan keteraturan pengobatan.
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama
obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian
obat).
d. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang
memerlukan konsultasi segera.
8. EVALUASI
1. Pasien mampu melakukan hal berikut.
a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.
b. Berkomunikasi sesuai kenyataan.
c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh.
2. Keluarga mampu melakukan hal berikut.
a. Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai
kenyataan.
b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan pasien
c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh.
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di
kursi
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan Keperawatan
a. Memberikan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Memberitahu tujuan interaksi kepada pasien
d. Melakukan kontrak waktu yang tepat dengan pasien
e. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang untuk berinteraksi
f. Mengajak pasien mengobrol ringan mengenai kehidupannya.
g. Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien
h. Menunjukkan sikap empati kepada pasien
i. Memberikan reinforcemen positif pada setiap jawaban yang diberikan
oleh pasien
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan dan keadaan Mbok hari ini? Apakah ada yang
dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”
“Mbok tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Mbok”
“Mbok, bisa saya bertanya tentang identitas Mbok, baik alamat, keluarga,
hobi atau mungkin keinginan untuk saat ini?”
“Bagus sekali Mbok sudah dapat menceritakannya dengan sangat detil.
Mbok dulu bekerja dimana? Mbok suka dengan pekerjaan itu? Bagaimana
dengan teman-teman di sana?”
“Bagaimana dengan teman-teman sekamar Mbok? Mbok sudah kenal
dengan mereka semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali Mbok bisa
menghafal semua nama teman-temannya dengan baik”
“Wah terima kasih Mbok karena sudah mau berkenalan dengan saya dan
sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Mbok mau kan
mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi
Mbok tidak perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya,
Mbok mau kan berteman dengan saya?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Mbok setelah kita
berbincang-bincang?”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
perawat serta mampu bercerita dengan nyaman dengan
sesekali melihat ke arah perawat.
5. Kontrak
Topik :
“Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi? Besok kita akan
membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan orang
lain dan membicarakan kemampuan yang Mbok miliki.”
Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
Waktu:
“Kira-kira 15 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima kasih
Mbok. Sampai jumpa besok.”
C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4. Tindakan Keperawatan
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu
dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien
sangat penting.
c. Kontrak
Topik:
“Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita,
hari ini kita akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina
hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama
klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang
kemampuan yang dimiliki Mbok.”
Waktu:
“Kita ngobrol 20 menit hari ini, bagaimana Mbok? Jadi, kita akan ngobrol
dari jam 9 sampai jam 9 lewat 20 menit nanti ya?”
Tempat:
“Bagaimana kalau ngobrolnya di lobi depan saja?”
2. Fase Kerja
“Penampilan Mbok hari ini bagus, rapi dan bersih. Bagus sekali, Mbok.
Hal seperti ini harus dipertahankan”.
“Mbok sudah mandi tadi? Mbok kelihatan segar sekali.”
“Mbok, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat Mbok
berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang Mbok
praktekkan.”
“Bagus sekali, ternyata Mbok mampu berkenalan. Bagaimana rasanya,
Mbok? senang kan punya banyak teman.”
” Mbok sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya? Bisa
Mbok sebutkan kembali? wah, hebat sekali Mbok.”
“Sekarang Mbok berkenalan dengan perawat juga ya. Ayo ini ada Ibu
perawat, silahkan berkenalan juga.”
“Wah hebat Mbok sudah berani berkenalan dengan Bu perawat yang baru
dilihat. Bagaimana, Mbok? senang kan mempunyai kenalan banyak? Nah,
coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang sudah diajak berkenalan. Hebat
sekali, Mbok. Daya ingatannya bagus sekali.”
“Mbok, sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh
Mbok. Kalau saya lihat selama di ruangan ini Mbok jarang beraktivitas, Jadi
saya ingin tahu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh Mbok apa
saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri, dll. Wah
hebat sekali. Selain itu apa lagi Mbok? Bagus sekali ternyata Mbok pandai
menari ya. Mbok kalau di rumah sering menari ya?”
“Kalau di rumah aktivitas sehari-hari apa yang Mbok kerjakan? Oh ya, di
sini Mbok bisa juga melakukannya, tempat ini bisa dianggap rumah sendiri
jadi harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus, Mbok bisa juga
menonton TV, melakukan aktivitas seperti di rumah ataupun merawat diri
seperti mandi, gosok gigi, keramas dll”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Subyektif : “Bagaimana perasaan Mbok setelah kita berbincang-
bincang? Mbok juga tadi sudah mampu berkenalan
dengan teman yang lain serta dengan perawat.”
Obyektif : Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
perawat serta mampu berkenalan dengan teman serta
perawat lainnya meskipun masih agak canggung.
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita. Saya senang Mbok
mau mengobrol dengan saya. Tadi Mbok sudah bagus bisa berkenalan dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan.”
c. Kontrak
Topik :
“Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-
kebutuhan Mbok yang belum terpenuhi, Mbok setuju?”
Tempat:
“Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?”
Waktu:
“Jam 10 lagi ya, Mbok. Kita akan ngobrol kira-kira 20 menit lagi ya. Baik,
saya permisi dulu, Mbok bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya atas waktunya”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien dapat Mengidentifikasi Stressor / Pencetus
Wahamnya
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan bahwa dirinya
adalah presiden, baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus
saat diajak bicara.
3. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
4. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi stressor / pencetus wahamnya.
5. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, menanyakan kepada
klien masih ingat tidak dengan perawat, lakukan kontrak waktu dan
jelaskan tujuan pertemuan dengan klien.
b. Bantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta
kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya.
c. Diskusikan kebutuhan / harapan yang belum dapat dipenuhi serta
kejadian – kejadian traumatik.
d. Diskusikan dengan klien antara keinginan yang klien ingin capai saat
ini.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Keadaan umum klien tenang, klien sering mengatakan dirinya adalah
presiden, baju yang dipakai tampak kurang rapi, kontak mata bagus saat
diajak bicara.
2. Diagnosa Keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat mengidentifikasi wahamnya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, ajak
berjabat tangan, ciptakan lingkungan yang terapeutik, jelaskan tujuan.
b. Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa
berargumentasi.
c. Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan
klien.
d. Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya.
e. Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang
dipersepsikan salah oleh klien.
c. Kontrak
(Topik) : “Sesuai dengan janji saya ke Mbok kemarin, sekarang kita
ngobrol tentang pengalaman – pengalaman yang Mbok alami.”
(Waktu) : “Kita ngobrolnya 15 menit saja ya Mbok hari ini. Apakah
Mbok bersedia?”
(Tempat) : “Mbok kita ngobrolnya seperti biasa ya Mbok, ditempat ini
saja.”
2. Kerja
“Mbok, bisa tidak Mbok menceritakan kembali tentang pengalaman –
pengalaman Mbok yang lain seperti yang Mbok ceritakan kemarin?
Bagaimana perasaan Mbok saat menghadapi pengalaman itu?”
“Pengalaman apa saja yang paling sering Mbok alami? Hmm….., maaf
ya Mbok, saya percaya dengan apa yang Mbok katakan tapi saya belum
pernah lihat yang Mbok alami tersebut.”
“Mbok, saya kurang yakin kalau Mbok adalah seorang presiden,
karena seorang presiden yang sekarang adalah bapak SBY. Sekarang coba
Mbok tanyakan kepada perawat lain, atau teman di ruangan ini, apakah
mereka setuju dengan apa yang Mbok katakan tadi.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Mbok, setelah ngobrol – ngobrol tadi bagaimana perasaan
Mbok sekarang?”
Obyektif: “Klien dapat mengidentifikasi wahamnya, kontak mata ada.”
b. Tindak Lanjut
“Sepertinya pertemuan kita hari ini sudah cukup, sekarang Ibu bisa
beristirahat, kalau Mbok mau bercerita lagi / hal lain yang ingin
disampaikan, Mbok bisa cari saya, atau mencari perawat yang
lainnya.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “Mbok nanti sore bagaimana kalau kita ngobrol lagi, tentang
masalah yang Ibu hadapi selama disini.”
Waktu: “Mbok nanti sore kita ngobrolnya berapa lama?”
Tempat: “Mbok, dimana nanti kita ngobrolnya? Mbok mau di ruangan
ini lagi?”
STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM
Tindakan Keperawatan Klien Mendapat Dukungan Keluarga
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
-
2. Diagnosa keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan Khusus: Klien mendapat dukungan keluarga
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Beri salam terapeutik kepada keluarga dan klien
b. Buat kontrak(topik,waktu,tempat) yang jelas
c. Perkenalkan nama, nama pangilan dan tujuan perawat berinteraksi
d. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien
untuk mengatasi waham
e. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham
f. Jelaskan pengertian, penyebab dan cara merawat klien dengan waham
yang dapat dilaksanakan oleh keluarga
g. Peragakan cara merawat klien dalam menangani pasien dengan waham
2. Fase Kerja
“Pak kalau saya boleh tahu sudah berapa lama Mbok Kadek berhalusinasi
seperti ini? Apakah bapak bisa menceritakan kepada saya mengapa Mbok
Kadek bisa berperilaku seperti ini?”
“Biasanya siapa yang menemani Mbok Kadek di rumah? Begini pak,
perilaku Mbok Kadek yang sering menganggap dirinya adalah seorang
dokter ini dinamakan waham dan jika ini dibiarkan akan dapat
mengakibatkan pasien terus mengalami halusinasi karena isi pikirnya tidak
sesuai dengan kenyataan, Kemudian dapat mengakibatkan interaksi pasien
dengan lingkungan semakin memburuk”
“Sampai disini ada yang ingin bapak tanyakan untuk anggota keluarga lain
ada yang kurang jelas? Baiklah, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan bapak dapat mengajak Mbok Kadek mengobrol sesuai realita dan
jika sudah ada tanda-tanda Mbok Kadek berhalusinasi atau menganggap
dirinya dokter bapak bisa menegur Mbok Kadek dan mengarahkannya untuk
berpikir logis. Apakah bapak mengerti?”
“Ada yang ingin bapak tanyakan?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap?
Sekarang coba bapak peragakan cara untuk menangani Mbok Kadek
jika ia sudah menampakkan tanda-tanda waham”.
Obyektif : “Keluarga mau menjawab pertanyaan perawat dan tidak
meninggalkan tempat”.
b. Tindak lanjut
“Nah, ini sudah 15 menit jadi kita cukupkan dulu pembicaraan kita.
Sekarang Bapak, Ibu dan semuanya silahkan berbincang dengan Mbok
Kadek. Namun bapak tidak usah khawatir kalau ada yang kurang jelas
bapak bisa tanya ulang dan saya pasti membantu”
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
-
2. Diagnosa keperawatan
Waham Kebesaran
3. Tujuan Khusus: Klien dapat menggunakan obat sesuai program yang telah
ditetapkan.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Beri salam terapeutik
b. Buat kontrak(topik,waktu,tempat) yang jelas
c. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika
tidak menggunakan obat
d. Motivasi klien untuk meminum obat secara benar dan sesuai program
yang telah ditetapkan
e. Beri pujian atas usaha yang telah dilakukan klien.
2. Kerja
“Mbok obat apa saja yang Mbok konsumsi?”
“Adakah seseorang yang menemani atau mengingatkan Mbok minum
obat? Mbok bisa jelaskan kapan saja Mbok minum obat?”
“Ya sekarang saya jelaskan ya, obat ini diminum sesudah makan
sebanyak tiga kali dalam sehari”.
“Apakah Mbok paham dengan tulisan 3x1 pada obat ini? 3x1 artinya
dalam 24 jam Mbok minum obat sebanyak tiga kali yaitu pagi, sore, dan
malam”.
“Mari saya bantu meminumkan obatnya”
3. Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif: “Setelah kita ngobrol tadi selama 15 menit, bagaimana
apakah Mbok sudah mengerti?”
Obyektif : “Klien mau menjawab pertanyaan perawat dan tampak
antusias untuk bertanya hal-hal yang belum jelas”.
b. Tindak lanjut
“Mbok sekarang sudah pukul 13.15 Wita sesuai dengan janji kita
latihan hanya 15 menit. Kalau nanti ada yang mau ditanyakan kepada saya
lebih baik Mbok sampaikan sekarang karena saya akan pindah jaga di
RSUD Klungkung mulai besok atau Mbok bisa bertanya kepada petugas di
sini”.
c. Kontrak yang akan datang
“Mbok Kadek sampai jumpa lagi, sekarang pertemuan kita yang
terakhir karena mulai besok saya sudah pindah ke RSUD Klungkung.
Ingat pesan-pesan saya ya. Sampai jumpa semua. Terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan selama ini kepada saya dalam merawat
keluarga Bapak dan Ibu”