LANDASAN TEORITIS
A. Deskripsi Teori
1. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, akif adalah giat
(bekerja, berusaha), sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau
hal di mana siswa dapat aktif. Pada penelitian ini keaktifan yang
dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik dan relatif tetap,
serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar. Jadi Belajar aktif merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan dengan rajin dan sungguh-sungguh.
Kegiatan disini sering diartikan dengan kesibukan dan kegiatan yang
mengarahkan seluruh tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai
suatu tujuan. Oleh karena itu, aktivitas dapat dikatakan sebagai
kegiatan atau kesibukan seseorang atau menggunakan tenaga,
pikiran untuk mencapai tujuan tertentu kesemuanya itu untuk
mencapai kemampuan yang optimal.
Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik membagi kegiatan
belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu1:
1) Visual activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati
orang lain bekerja atau bermain.
2) Oral activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti mengemukakan
suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
1
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,2005, hlm. 90
7
8
2
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm.71
10
dalam memilih strategi dan metode yang tepat untuk dipakai dalam
mengajar.
c. Bentuk-bentuk Keaktifan Siswa
Kecendrungan psikologis dewasa ini, menganggap bahwa
anak adalah makhluk yang aktif, maka mempunyai dorongan untuk
berniat sesuatu,mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri3. Adapun
bentuk – bentuk keaktifan yaitu :
1) Keaktifan Psikis
Menurut aliran kogniti, belajar adalah menunjukkan adanya
jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang diterima, tidak
menyimpannya saja tanpa mengadakan transformati4. Adapun
keaktifan Psikis ini meliputi:
a) Keaktifan Indra
Dalam Mengikuti kegiatan belajar hendaknya berusaha
endayagunakan alat indra dengan sebaik-baiknya, seperti:
pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.
b) Keaktifan Emosi
Peserta didik hendaknya senantiasa berusaha mencintai
apa yang akan dan yang telah dipelajari, serta gembira,
berani dan tenang ketika proses pembelajaran berlangsung.5
c) Keaktifan Akal
Dalam Melaksanakan kegiatan belajar akal harus selalu
aktif untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis dan
menik kesimpulan.6
3
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,
1995, hlm. 2.
4
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. 1999, hlm.45
5
Sriyono, et, al,Tekhnik Belajar Mengajar dalam CBSA, Rineka Cipta, Jakarta, 1992,
hlm.75.
6
Sardinam AM, Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, hlm.44
11
d) Keaktifan Ingatan
Pada waktu belajar siswa harus aktif dalam menerima
bahan pelajaran yang disampaikan guru dan berusaha
menimpan dalam otak, kemudian mampu mengutarakan
kembali secara teoritisingatan akan berfungsi, mencamkan
atau menerima kesan-kesan dari luar, menyimpan pesan dan
memproduksi kesan.7
2) Keaktifan Fisik
Menurut teori Thorndike mengemukakan kekatifan siswa
dalam belajar denagn hokum-hukum Law Of Exercise yang
mengemukakan bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. MC
Kachix berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan
bahwa individu merupakan manusi belajar yang aktif dan selalu
ingin tahu.8 Keaktifan fisik ini meliputi:
a) Mencatat
Mencatat atau menulis dikatakan sebagai aktifitas
belajar apabila anak didik dalam menulis khususnya siswa
mempunyaiebutuhan serta tujuan, dan menggunakan set
tertentu agar catatan itu nantinya, berguna bagi pencapaian
tujuan belajar.9 Menulis yang dimaksud disini adalah
apabila dalam menulis siwa menyadari akan motivasi serta
tujuan dalam menulis.
b) Membaca
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir
sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, agar dapat
belajar dengan baik, maka perlulah membaca dengan baik
pula, karena membaca adalah alat belajar.10
7
Sriyono, et, al, Loc.Cit
8
Dimyati dan Mujiono, Loc. Cit
9
Westy Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm.109.
10
Ibid, hlm.109
12
c) Berdiskusi
Dalam berdiskusi ada beberapa aktivitas belajar seperti
bertanya, mengeluarkan pendapat, atau saran dan lain-lain,
apabila dalam proses belajar mengajar diadakan diskusi,
maka akan mengembangkan potensi siswa sehingga
semakin kritis dan kreatif.
d) Mendengar
Mendengar adalah respons yang terjadi karena adanya
rangsangan suara. Diterimanya gelombang suara oleh indra
pendfengar tidak berarti ada persepsi sadar akan apa yabf
didengar . Karena kenyataan inilah banyak orang yang
mendengar namun pada kenyataannya mereka tidak
mengerti atau mengingat apa yang mereka dengar. Dalam
hal ini keaktifan siswa dalam mendengar apabila
menjadikan anak didik mendengar informasi secara aktif
dan bertujuan.
11
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2012, hlm. 6
13
12
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi
Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 202
13
Arif S. Sadiman, Op.Cit, hlm.7
14
14
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006, Cet 3, hlm124-125.
15
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Sinar Baru, Bandung, 1997, hlm. 2
15
16
Asnawir dan Basyirudin usman, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002,
hlm.15-16
17
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2011, hlm. 238
16
18
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 120.
17
19
Permenag no.2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
20
M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, hlm. 3.
18
21
Ibid, hlm. 7
22
Ayzumardi Azra, Pendidikan Islam, Kalimah, Ciputat, 2001, hlm.177.
19
23
Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia No 2 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
24
Ibid, Permenag.
20
25
Ibid, Permenag.
22
26
Suprihatiningrum, Jamil, Strategi Pembelajaran, Ar-ruz Media, Jogjakarta, 2013,
hlm.100
23
27
Skripsi Maghfirotul Hasanah,Nim:3105317, Upaya Peningkatan Hafalan siswa dengan
Menggunakan Media Pembelajaran Strip Story pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits (Studi
Tindakan Kelas VII MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa Jepara), Skripsi Institut Agama
Islam Walisongo Fakultas Tarbiyah tahun 2011
28
Skripsi Latifah, Effektifitas penggunaan media strip story untuk meningkatkan
kemampuan membaca di Pondok Pesantren Darussalam Sukalila Jatibarang Indramayu Jawa
Barat tahun 2011,Skripsi
24
menarik. Oleh karena itu media Strip Story ini dapat meningkatkan
kemampuan membaca siswa pada pemahaman teks, kekayaan bahasa dan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Selanjutnya, hasil dari penelitian terdahulu ini dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian ini, Tedapat persamaan dan perbedaan antara penelitian
terdahulu ini dengan uang dilakukan peneliti. Adapun Persamaannya adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat persamaan pada variabel bebas (independent) yaitu penggunaan
media strip story dengan jenis penelitian studi tindakan (action research)
2. Terdapat persamaan pada variabel brbas (independent) yaitu penggunaan
media strip story dengan jenis penelitian (field research)
Sedangkan perbedaannya dari penulisan skripsi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan penulis menitik beratkan pada pengaruh
penggunaan media strip story terhadap keeaktifan siswa pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan islam. Sedangkan dalam skripsi tersebut
meitik beratkan pada peningkatan hafalan siswa dengan menggunakan media
pembelajaran strip story pada mata pelajaran al-qur’an hadits.
2. Penelitian yang dilakukan penulis menitik beratkan pada pengaruh
penggunaan media strip story terhadap keeaktifan siswa pada mata
pelajaran sejarah kebudayaan islam. Sedangkan dalam skripsi tersebut
meitik beratkan pada effektifitas penggunaan media strip story untuk
meningkatkan kemampuan membaca.
C. Kerangka Berfikir
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berkaitan dengan
berbagai faktor yang saling terkait dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam antara lain guru, siswa, dan media pembelajaran. Guru mempunyai
peran penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
dan menarik sehingga dapat mudah diingat oleh siswa. Salah satu media
25
Penerapan Media
Strip Story Keaktifan Siswa
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah penelitian atau
kesimpulan sementara atas hasil penelitian yang masih harus diuji
kebenarannya melaui pengamatan empirik (pengumpulan, pengolahan, dan
analisis data).29
Adapun hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan media Pembelajaran Strip Story di MA Darul Ulum
Purwogondo Kalinyamatan Jepara dalam kategori baik
2. Keaktifan peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
di MA Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara dapat kategori
tinggi
3. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran strip
story terhadap keaktifan siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan
islam di MA Darul Ulum Purwogondo.
29
Suharsimi Arikunto, Manajement Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hlm. 115.