Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/315681928

Maggot potential to increase growth and improve health status of fish

Article · January 2009

CITATIONS READS

0 2,037

8 authors, including:

Melta Rini Fahmi Saurin Hem


National Fisheries Research and Development Institution Institute of Research for Development
28 PUBLICATIONS   39 CITATIONS    24 PUBLICATIONS   208 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Translate from french tò english this report in order to promode the extensive concept free from commercial fish pellet dependance. Put priority to food security rather
than moneymond in rural word (e.g. Africa ) View project

Bioconversion View project

All content following this page was uploaded by Melta Rini Fahmi on 29 March 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

POTENSI MAGGOT UNTUK PENINGKATAN


PERTUMBUHAN DAN STATUS KESEHATAN IKAN

Melta Rini Fahmi *) , Saurin Hem **) , dan I Wayan Subamia*)


*)
Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Jl. Perikanan No 13, Pancoran Mas, Depok 16436
E-mail : m_rinif@yahoo.com
**)
Institut de Recherché pour le Developpement (IRD), Perancis
Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas, Depok 16436

(Naskah diterima: 14 Februari 2008; Disetujui publikasi: 9 Agustus 2009)

ABSTRAK

Penggunaan maggot sebagai pakan alternatif ikan telah dikaji di Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok. Maggot merupakan larva serangga black soldier
(Hermetia illusence) yang dapat mengkonversi material organik menjadi biomassanya.
Salah satu keunggulan maggot adalah dapat diproduksi dalam berbagai ukuran, sesuai
dengan kebutuhan. Penyimpanan maggot pada suhu rendah dapat menghambat
pertumbuhan dan mempertahankan kehidupannya. Produksi maggot pada ukuran kecil
dimulai dari penyediaan telur, penetasan, dan pembesaran dalam media PKM (Palm
Kernel Meal) atau bungkil kelapa sawit, pemanenan dan penyimpanan dalam suhu
rendah. Nilai nutrisi maggot pada umur 6-7 hari adalah protein: 60,2%; lemak: 13,3%;
abu: 7,7%; karbohidrat: 18,8%. Percobaan pemanfaatan maggot sebagai suplemen pakan
diujikan terhadap ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus Bleeker) ukuran 2,0 ±
0,2 g. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pemberian maggot memberikan
pertumbuhan dan sintasan yang lebih baik. Dampak penambahan maggot pada ikan
terlihat signifikan terhadap gambaran darah ikan yang menunjukkan daya tahan tubuh
ikan yang lebih baik.

KATA KUNCI: biokonversi, maggot, bungkil kelapa sawit, pertumbuhan dan


kesehatan ikan

ABSTRACT: Maggot potential to increase growth and improve health


status of fish. By: Melta Rini Fahmi, Saurin Hem, and I Wayan
Subamia

Maggot utilization as fish feed alternative has been studied at Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok. Maggot is an insect larvae of black soldier
(Hermetia illusence) that can convert organic material to its body biomass. One of
the advantages in maggot culture is that it can be produced in different sizes according
to fish requirement. Keeping maggot at low temperature can delay its growth while
keeping it alive. Production of small size maggot starts from eggs preparation,
hatching, and rearing in media of PKM (Palm Kernel Meal) or coconut oil cake of palm,
cropping and then keeping it in low temperature. Nutritional value of maggot at the
age of 6-7 days is as follows: protein, 60.2%, fat; 13.3%, ash; 7.7%, carbohydrate;
18.8%. Trial feeding using maggot as feed supplement was done on Balashark
(Balantiocheilus melanopterus Bleeker) sized 2.0 ± 0.2 g. The result showed that
maggot gave significant growth and survival rate to fish specimen. Blood configuration
analysis showed that the maggot supplement has also contributed to a significant
increase of body immunity of fish specimen.

221
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

KEYWORDS: bioconversion, maggot, fish growth and health, PKM

PENDAHULUAN et al., 2005, Warburton & Hallman, 2002). Dalam


kehidupan sehari-hari, proses ini sering
Akuakultur selama 15 tahun terakhir, ditemukan, seperti pada proses pembuatan
dari tahun 1984 hingga tahun 2000 terus tempe yang memanfaatkan jamur (ragi) sebagai
mengalami kemajuan yang pesat. Produksinya organisme perombak dan proses pembusukan
meningkat dari 13 hingga 36 juta ton (FAO, sampah-sampah organik (pembuatan pupuk
2004). Seiring dengan peningkatan jumlah kompos) yang melibatkan bakteri sebagai
penduduk, akuakultur juga memacu organisme perombak. Sedangkan pada limbah-
potensinya untuk terus berkembang dalam limbah hewani agen perombak yang sering
upaya memenuhi kebutuhan protein ditemukan adalah larva serangga Diptera dari
masyarakat. Peningkatan produksi akuakultur famili Challifora. Larva serangga dari famili:
secara otomatis meningkatkan kebutuhan Stratiomydae, Genus: Hermetia, spesies:
akan pakan ikan. Namun disisi lain tepung ikan Hermetia illucens, banyak ditemukan pada
sebagai salah satu sumber protein penting limbah kelapa sawit. Program biokonversi
dalam formulasi pakan ikan, mulai mengalami merupakan program yang dapat bersinergi
fase stagnan semenjak tahun 90-an. Kondisi dengan masalah lingkungan hidup yaitu
ini tentu menjadi kendala yang cukup besar pengelolaan limbah-limbah organik dan
bagi pertumbuhan budidaya perikanan. Untuk program peningkatan kesejahteraan pem-
menghadapi masalah tersebut maka dilakukan budidaya ikan dengan ditemukannya pakan
upaya untuk mencari pengganti tepung ikan alternatif yang lebih murah dan mudah
(fishmeal replacement). Beberapa penelitian didapatkan (Fahmi et al., 2007).
telah berhasil menemukan bahan-bahan
pengganti tepung ikan, seperti penggunaan Beberapa hal yang menjadi perhatian
tepung keong, bulu ayam, kedelai dan bungkil khusus dalam penyediaan pakan alternatif
kelapa sawit (Palm Kernel Meal/PKM). Namun adalah pakan tersebut harus mampu menjawab
pada tahap aplikasi umumnya bahan-bahan permasalahan pakan ikan saat ini. Di antara
tersebut mengalami kendala yaitu keter- permasalah tersebut adalah harga pakan
sediaan yang masih terbatas. ikan yang terus naik, masalah pencemaran
lingkungan perairan karena penumpukan
Salah satu pengganti tepung ikan yang sisa pakan dan munculnya berbagai macam
telah diteliti oleh peneliti dari Loka Riset penyakit yang menyebabkan kematian pada
Budidaya Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), ikan. Sebagai pakan alternatif yang baru,
Depok dan IRD (Institut de Recherché pour le maggot diharapkan dapat menjawab ketiga
Developpment), Perancis adalah maggot. permasalahan, yaitu: 1) harga pakan yang
Maggot merupakan larva dari serangga murah dan mudah didapatkan, 2) tidak
Hermetia illucens (Diptera, famili: Stratiomydae) menimbulkan pencemaran lingkungan
atau black soldier yang didapatkan dari proses perairan, dan 3) dapat meningkatkan daya
biokonversi PKM (Palm Kernel Meal) (Hem et tahan tubuh ikan.
al., 2008 a,b). Di samping memiliki potensi
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
sebagai sumber protein pakan, maggot juga
teknologi produksi maggot ukuran tertentu
memiliki fungsi sebagai pakan alternatif.
dan mengetahui pengaruh pemberian maggot
Salah satu keunggulan maggot adalah dapat
terhadap petumbuhan dan status kesehatan
diproduksi sesuai dengan ukuran yang
ikan balashark (Balantiocheilus melanopterus
diinginkan.
Bleeker).
Biokonversi didefinisikan sebagai
perombakan sampah-sampah organik menjadi BAHAN DAN METODE
sumber energi metan melalui proses
Penelitian ini terdiri atas 2 tahap, yaitu:
fermentasi yang melibatkan organisme hidup.
Proses ini biasanya dikenal sebagai penguraian ♦ Tahap pertama: Produsi maggot ukuran
secara anaerob. Umumnya organisme yang tertentu
berperan dalam proses biokonversi ini adalah ♦ Tahap kedua: Uji coba pemberian maggot
bakteri, jamur dan larva serangga (family: sebagai supplemen pada ikan Balashark
Chaliforidae, Mucidae, Stratiomydae) (Newton (Balantiocheilus melanopterus Bleeker )

222
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

Gambar 1. Diagram produksi maggot


Figure 1. Diagram of maggot production

Produksi Maggot Ukuran Tertentu Untuk mendapatkan maggot pada ukuran


tertentu, maka dilakukan beberapa tahapan
Secara umum produksi maggot mengikuti sebagai berikut; 1) pengamatan siklus hidup
diagram seperti pada Gambar 1. Materi utama dan tahap perkembangan maggot, 2) upaya
yang diperlukan dalam produksi maggot mempertahankan ukuran maggot pada ukuran
adalah bungkil kelapa sawit (PKM) dan telur BS yang diinginkan. Penelitian ini diawali dari
(black soldier). Telur BS didapatkan dari pengamatan terhadap siklus hidup maggot
kandang pemeliharaan black soldier fly yang dan perkembangannya. Dengan mengetahui
dikenal dengan penangkaran telur sistem perkembangan maggot maka didapatkan
tertutup atau dari alam lebih dikenal dengan hubungan antara ukuran maggot dan umurnya.
penangkaran telur sistem terbuka (Gambar 2).
Selanjutnya telur BS ditetaskan dan dibesarkan Langkah-langkah penelitian siklus hidup
hingga mencapai larva (maggot) dalam medium dan perkembangan maggot:
PKM. Maggot yang didapatkan, selanjutnya ♦ Sebanyak 4 gram telur BS ditempatkan
dapat dipelihara hingga menjadi pupa untuk dalam 8 buah box masing- masing berisi 0,5
restoking di kandang dan di alam atau dikelola g telur BS ditambahkan 2,5 kg PKM basah.
menjadi tepung sebagai pengganti tepung Selanjutnya box ditutup dengan kain kasa
ikan, dan atau disimpan dalam kulkas sebagai dan ditempatkan di ruangan yang bersuhu
pakan alami (fresh maggot ). 28o-30oC.

223
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

Gambar 2. Penangkaran telur BS secara tertutup menggunakan kandang (kiri) penangkaran telur
BS secara terbuka menggunakan tong (kanan)
Figure 2. Collection of BS egg in closed system (left), collection of BS egg in open system
(right)

♦ Pengukuran panjang dan lebar maggot Sebelum diujicobakan ikan dipelihara terlebih
dilakukan setiap hari dengan menggunakan dahulu dalam karantina ikan selama 7 hari
program Image J. Data yang didapat untuk memastikan status kesehatan ikan yang
selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik digunakan.
pertumbuhan.
Pakan yang digunakan saat penelitian
Setelah grafik pertumbuhan didapatkan, terdiri atas 2 jenis yaitu pelet komersial dan
maka produksi maggot pada ukuran yang maggot umur 6-7 hari. Kandungan nutrisi pelet
diinginkan dapat dilakukan dengan mengacu komersial ditunjukkan pada Tabel 1.
pada grafik petumbuhan maggot. Dari grafik Penelitian dilakukan di Loka Riset Budidaya
tersebut akan didapatkan umur maggot pada Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok dari bulan
ukuran yang diinginkan setelah itu dilakukan Juni 2007 hingga September 2007. Rancangan
pemanenan dengan cara mencuci maggot yang digunakan pada penelitian ini adalah
dari medianya dan disimpan di kulkas pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2
suhu rendah. perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang
Uji Coba Maggot sebagai Suplemen diberikan adalah pemberian pakan komersil
pada Ikan Balashark 100% (A) dan pemberian pakan komersil 60%
dan 40% maggot (B). Wadah yang digunakan
Ikan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium ukuran 50 x 60 x 50 cm dan
ini adalah ikan balashark (Balantiocheilus dirancang dalam sistem resirkulasi (Gambar 3).
melanopterus Bleeker) ukuran 2,0 ± 0,2 g, yang Kepadatan ikan 40 ekor/akuarium (1 ekor/2,4
didapatkan dari pembudidaya di sekitar Depok. liter air). Jumlah pakan yang diberikan adalah

Tabel 1. Analisis proksimat pelet komersial


Table 1. Proximate analysis of commersial feed

Elemen Persent ase kandungan


Com posit ion Percent age of com posit ion

Protein (Protein ) 30%-32%


Lemak (Fat ) 3%-5%
Serat (Fiber ) 4%-6%
Abu (Ask ) 5%-8%
Kadar air (Water content ) 11%-15%

224
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

5% dalam bobot kering dan diberikan sebanyak Parameter yang diamati adalah
3 kali sehari, dengan jadwal sebagai berikut: pertumbuhan dan sintasan sedangkan untuk
daya tahan tubuh ikan dilakukan analisis darah
Perlakuan A
meliputi indeks fagositik, deferensial leukosit,
Pagi (08.00 WIB) = pelet total leukosit, total trombosit, dan hematokrit
Siang (12.00 WIB) = pelet HASIL DAN BAHASAN
Sore (16.30 WIB) = pelet
Produksi Maggot pada Ukuran
Perlakuan B
Tertentu
Pagi (08.00 WIB) = pelet
Produksi maggot pada ukuran tertentu
Siang (12.00 WIB) = pelet mengacu pada pola pertambahan panjang dan
Sore (16.30 WIB) = maggot segar lebar tubuh maggot yang disajikan dalam

Gambar 3. Resirkulasi tempat pemeliharaan selama penelitian


Figure 3. Recirculation system used during research

7.0

6.0
Lebar (Width) (mm)

5.0

4.0 Hari ke- (day of) 0


Hari ke- (day of) 2
3.0 Hari ke- (day of) 3
Hari ke- (day of) 4
2.0
Hari ke- (day of) 5
Hari ke- (day of) 13
1.0
Hari ke- (day of) 20
0
0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0
Panjang (Length) (mm)

Gambar 4. Pertumbuhan larva black soldier (Hermetia illucens) pada suhu


30oC
Figure 4. The growth rate of black soldier larve (Hermetia illucens) at a
temperature of 30o C

225
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

bentuk grafik pada Gambar 4. Gambar 4 Pengamatan terhadap siklus hidup black
menunjukkan bahwa pertambahan panjang soldier (BS) dimulai dari telur, larva, pupa,
dan lebar maggot mengalami peningkatan dan serangga dewasa (Gambar 5). Telur BS
hingga umur 20 hari. Ukuran maksimal maggot berwarna kekuningan berbentuk elips dengan
mencapai 25 mm untuk panjang dan 5 mm panjang sekitar 1 mm. Warna berubah menjadi
untuk lebar. Sedangkan ukuran maggot kecoklatan atau gelap menjelang menetas.
berdasarkan umur sebagai berikut, umur 2–4 Pada kondisi normal yaitu suhu udara berkisar
hari maggot memiliki panjang tubuh 2-5 mm 29-31oC telur akan menetas setelah 24-48 jam.
dan lebar 0,4-1 mm, umur 6-9 hari memiliki Larva BS (maggot) berbentuk elips dengan
ukuran panjang 5-10 mm dan lebar 1-2,5 mm, warna kekuningan dan hitam di bagian kepala,
umur 10-13 hari memiliki ukuran panjang 10- warna larva akan berubah menjadi kecoklatan
15 mm dan lebar 2-3 mm, dan ukuran maksimal pada saat akan molting. Setelah 20 hari
maggot dicapai setelah 20 hari yaitu panjang panjangnya mencapai 20 mm. Pada fase ini
20-25 mm dan lebar 5 mm. Berdasarkan grafik maggot telah dapat diberikan pada ikan
pertumbuhan tersebut maka produksi maggot sebagai pakan. Ukuran maksimum maggot
ukuran tertentu dapat dilakukan. Setelah mencapai 2,5 cm dan setelah mencapai ukuran
mendapatkan maggot sesuai dengan ukuran tersebut maggot akan menyimpan makanan
yang diinginkan, maka dilakukan pemanenan. dalam tubuhnya sebagai cadangan untuk
Maggot yang bersih selanjutnya disimpan pada persiapan proses metamorfosa menjadi pupa.
suhu rendah yaitu ± 15oC untuk menghambat Mendekati fase pupa, maggot akan bergerak
pertumbuhan. Sintasan maggot setelah menuju tempat yang agak kering (Warburton &
disimpan di suhu rendah selama 1 bulan Hallman, 2002). Pupa mulai terbentuk pada
penyimpanan mencapai 100%. Dari data maggot umur 1 bulan, dan kurang lebih 1
produksi maggot, sintasan dan produksi mag- minggu kemudian bermetamorfosa menjadi
got pada ukuran kecil dapat disimpulkan serangga dewasa. Pupa BS memiliki umur yang
bahwa teknologi produksinya sangat mudah cukup panjang dibandingkan dengan Diptera
dan dapat dilakukan oleh pembudidaya ikan lainnya seperti Chrysomyia, Calliphora (Asnil,
secara langsung. 2006) yaitu mencapai 3-5 hari. Penelitian yang

25 - 30 hari
25 - 30 days

1 - 2 hari
Pupa (Pupa)
1 - 2 days

6 - 7 hari
6 - 7 days
Maggot (Maggot)

6 - 7 hari
6 - 7 days
Telur (Egg)

Dewasa (Imago)

Gambar 5. Siklus hidup Black Soldier (Hermetia illucens)


Figure 5. Life cycle of Black Soldier (Hermetia illucens)

226
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

Tabel 2. Rata-rata bobot awal dan akhir ikan, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan
sintasan ikan (SR) selama penelitian
Table 2. Initial and final body weight, specific growth rate (SGR) and survival rate (SR)
during research

Perlakuan ( Treat m ent )

A B
Paramet er Pakan komersil Pakan komersil
Com m ercial feed Com m ercial feed
(100%) (60% & 40%)
Bobot rata-rata awal (g) 1.79±0.09 1.85 ± 0.15
Average initial weight (g)
Bobot rata-rata akhir (g) 5.37±1.16 11.43±0.72
Average final weight (g)
Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) 3.88±0.85a 6.51±32b
Specific growth rate (SGR) (%/days)
Sintasan (%) 64.7±12.85a 93.4±3.88b
Survival Rate (SR) (%)

Angka yang diikuti huruf (notasi) yang sama pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05)
The values followed by unsimilar superscript in the same row were significantly different (P<0.05)

16.0
A y = 1.3116e0.2x
14.0
R2 = 0.9543
B
12.0
Bobot tubuh (g)
Body weight (g)

10.0

8.0

6.0

4.0

2.0 y = 1.3678e0.1188x
R2 = 0.8698
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu (Minggu) / Time (Week)

Gambar 6. Grafik pertumbuhan ikan balashark pada perlakuan A dan B


Figure 6. Growth of Balashark fish on treatment of A and B

dilakukan oleh Newton et al. (2005) Uji Coba Maggot sebagai Suplemen
menunjukkan umur pupa mencapai 10 hari. pada Ikan Balashark
Serangga dewasa ini hanya memakan madu
atau sari bunga sehingga lebih dikenal dengan Dari hasil penelitian diperlihatkan bahwa
serangga bunga. Setelah kawin serangga ikan Balashark ukuran 2 g, dapat memakan
dewasa akan menyimpan telurnya di serpihan- maggot yang berukuran 5-7 mm (umur 5-6 hari).
serpihan dekat sumber makanan. Pengaruh pemberian maggot sebagai

227
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

suplemen pakan terhadap pertambahan bobot ukuran besar (Newton et al., 2005) yaitu
ikan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 6. sebesar 32,31%, sedangkan pada maggot kecil
kandungan proteinnya mencapai 60,2%,
Pada Gambar 6 terlihat bahwa pertumbuhan
seperti terlihat pada Tabel 3. Kondisi ini
ikan yang diberi suplemen maggot (perlakuan
menunjukkan bahwa maggot kecil merupakan
B) menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi
pakan yang cocok untuk ikan yang masih
dibandingkan dengan ikan pada perlakuan A
berada pada fase pertumbuhan atau benih
(100% pelet komersil). Hal ini juga terlihat pada
ikan, dengan pertimbangan ukuran maggot
Tabel 2 yang menunjukkan laju pertumbuhan
sesuai dengan bukaan mulut ikan dan
spesifik pada perlakuan B lebih tinggi daripada
kandungan nutrisinya yang tinggi.
perlakuan A dengan nilai sebagai berikut;
3,88% ± 0,85% dan 6,51% ± 0,32%/hari. Hasil Pertumbuhan ikan pada perlakuan B
analisis statistik dengan menggunakan SAS sangat berbeda dengan hasil-hasil penelitian
System (Local, XP_PRO) menunjukkan bahwa pemanfatan maggot sebelumnya pada ikan.
pertumbuhan ikan Balashark pada kedua Bondari & Sheppard (1987) telah meman-
perlakuan memberikan perbedaan yang faatkan tepung maggot sebagai pengganti
signifikan (P<0,05). Penambahan bobot tubuh tepung ikan pada channel catfish (Ichtalurus
ikan dari awal hingga akhir penelitian pada punctatus) dan tilapia (Oreocromis aureus),
perlakuan B lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitiannya menunjukkan penggunaan
perlakuan A, di mana perlakuan A bobot tubuh 10% tepung maggot untuk menggantikan
ikan meningkat dari 1,79 ± 0,09 g menjadi 5,37 tepung ikan sebagai sumber protein pakan
± 1,16 g, sedangkan pada perlakuan B bobot tidak memberikan pengaruh yang nyata.
tubuh ikan meningkat dari 1,85 ± 0,15 g menjadi Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
11,43 ± 0,72 g. Hal ini menunjukkan bahwa Newton et al. (2005) terhadap channel catfish
peningkatan bobot tubuh ikan pada perlakuan (Ichtalurus punctatus) namun pada level
A yaitu sebesar 3,58 g dan perlakuan B sebesar subtitusi yang lebih tinggi (30%), penelitian
9,58 g. Tingginya pertumbuhan pada perlakuan mereka menunjukkan bahwa pertumbuhan dan
B didukung oleh hasil analisis proksimat sintasan pada semua formula pakan (0%-30%
maggot umur 5-6 hari seperti yang terdapat tepung maggot, menggantikan tepung ikan)
pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan nilai tidak signifikan.
protein maggot kecil yang digunakan dalam Perbedaan hasil ini disebaban oleh cara
penelitian ini sangat tinggi, demikian juga pemberian maggot pada ikan, penelitian
kandungan lemak dan karbohidratnya. sebelumnya menempatkan maggot dalam
Tingginya kandungan lemak dan karbo- formulasi pakan sebagai pengganti tepung
hidrat berdampak pada tingginya energi pakan ikan namun pada penelitian ini penggunaan
ikan sehingga ikan dapat memanfaatkan energi maggot hanya sebagai suplemen dalam
dari lemak dan karbohidrat untuk aktivitasnya bentuk segar.
dan memaksimalkan fungsi protein untuk Hasil pengamatan terhadap tingkat
pertumbuhan (energy sparing effect). Jika sintasan ikan memperlihatkan hasil bahwa
dibandingkan hasil analisis proksimat perlakuan B memiliki tingkat sintasan yang
maggot ukuran besar dan maggot ukuran kecil, tinggi (93,4%) dibandingkan dengan ikan
maka dapat dilihat nilai nutrisi yang sangat pada perlakuan A (64,7%) seperti grafik pada
berbeda. Kandungan protein pada maggot Gambar 7.

Tabel 3. Analisis proksimat maggot ukuran besar (20-30 hari) dan maggot kecil (5-6 hari)
Table 3. Proximate analysis of large size maggot (20-30 days) and mini larvae (5-6 days)

Analisis proksimat Maggot besar (20-25 mm) M aggot kecil (10-15 mm)
Proxim at e analysis ( New t on et al. , 2005) (Anant a, 2007)

Protein (Protein ) 32.31% 60.2%


Lemak (Fat ) 9.45% 13.3%
Abu (Ask ) 4.86% 7.7%
Karbohidrat (Carbohydrate ) 46.14% 18.8%

228
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

120.0
A
100.0

Sintasan (Survival rate)


B
80.0

60.0

40.0

20.0

0
A B
Perlakuan (Treatment)

Gambar 7. Sintasan ikan balashark pada perlakuan A dan B


Figure 7. Survival rate of balashark on treatment A and B

Hasil analisis darah terlihat bahwa semua Selama masa pemeliharaan (3 bulan), ikan
parameter (jumlah sel darah merah, jumlah sel pada perlakuan A terserang penyakit bercak
darah putih, jumlah limposit, dan jumlah sel merah (Aeromonas sp.) pada bulan pertama,
yang melakukan aktivitas fagosit) pada dan setelah diobati ikan kembali terserang
perlakuan B memiliki nilai yang paling tinggi. penyakit pada bulan ketiga. Sehingga tingkat
Hal ini sangat menunjang informasi tingkat kematian ikan pada perlakuan A sangat tinggi.
sintasan ikan. Pada perlakuan B jumlah ikan Jumlah sel darah merah perlakuan B berada
yang mati sangat sedikit (6,6%), jika di- pada kisaran normal yaitu 3.340.000 sel/ mm3
bandingkan dengan perlakuan A (35,3%) hal angka ini sangat jauh jika dibandingkan
ini menunjukkan bahwa ikan yang diberi dengan perlakuan A yang memiliki jumlah sel
suplemen maggot memiliki daya tahan tubuh darah merah hanya sekitar 1.960.000 sel/ mm3
yang cukup tinggi. Sehingga perubahan
(Gambar 8).
lingkungan dan handling yang menyebabkan
stres pada ikan tidak berakibat pada timbulnya Dari hasil analisis darah (jumlah leukosit,
penyakit dan kematian pada ikan. sel darah putih, dan jumlah sel yang

4,000,000
Amount of erythrocyte (sel/mm3)
Jumlah sel darah merah

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0
A B
Perlakuan (Treatment)

Gambar 8. Jumlah sel darah merah pada perlakuan A dan B


Figure 8. Red blood (erythrocyte) count on treatment A and B

229
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

5,000

Amount of leucocyte (sel/mm3)


Jumlah sel darah putih 4,000

3,000

2,000

1,000

0
A B
Perlakuan (Treatment)

Gambar 9. Grafik jumlah sel darah putih pada perlakuan A dan B


Figure 9. Graph of white blood (leucocyte) count on treatment A and B

90
Amount of lymphocyte
Jumlah limfosit

85

80

75
A B
Perlakuan (Treatment)

Gambar 10. Grafik jumlah limposit pada perlakuan A dan B


Figure 10. Graph of lymphocyte number on treatment A and B

melakukan aktivitas fagosit) menunjukkan biasa digunakan untuk mengukur respon non
bahwa maggot di samping memiliki potensi spesifik. Fagositik merupakan sel leukosit
dalam meningkatkan pertumbuhan ikan juga atau sel lain yang mampu mengabsorbsi
memiliki potensi sebagai immunostimulan benda asing (seperti bakteri) dalam tubuh.
(Gambar 9, 10, dan 11). Hal ini ditunjukkan oleh Kemampuan sel tersebut dalam mengabsorbsi
tingginya nilai parameter pertahanan benda asing dikenal dengan istilah Indeks
tubuh non spesifik pada ikan perlakuan B. Fagositik (PI) (Figueras et al., 1997).
Immunostimulan merupakan senyawa Penggunaan maggot kecil dalam pakan ikan
kimia, obat, atau bahan lain yang mampu terbukti dapat meningkatkan kemampuan sel
meningkatkan mekanisme respon spesifik dan dalam mengabsorbsi antigen, hal ini dapat
non-spesifik ikan (Anderson, 1992). Beberapa dilihat dari jumlah sel yang melakukan aktivitas
bahan yang terbukti mempunyai efek pada perlakuan B yaitu sebanyak 17 sel per
immunostimulan adalah glukan, khitin, 100 sel yang diamati, sedangkan pada
latoferin, levamisol, vitamin C, larva serangga, perlakuan A jumlah sel yang melakukan
dan lain-lain (Anderson, 1992; Fletcher, 1982). aktivitas fagosit hanya 7 sel dari 100 sel yang
Indeks fagositik merupakan parameter yang diamati.

230
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)

20

Amount of cell had fagositic activity


Jumlah sel yang melakukan
16

aktivitas fagositik
12

0
A B
Perlakuan (Treatment)

Gambar 11. Grafik jumlah sel yang melakukan aktivitas fagosit pada
perlakuan A dan B
Figure 11. Graph number of cells performing fagositic activity on
treatment A and B

KESIMPULAN Asnil, H. 2006. Tabel Kehidupan Lalat Hijau


Genus Chrysomyia (Ordo Diptera: Fam.
1. Maggot dapat diproduksi dalam berbagai
Calliphoridae) di Labolatorium. Skripsi.
ukuran, dengan cara memanen maggot pada
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan
umur yang diinginkan. Dari data analisis
Alam. Universitas Indonesia, 50 hlm.
proksimat terlihat kandungan protein
maggot ukuran kecil (10-15 mm) mencapai Bondari, K. & Sheppard, C. 1987. Sodier fly,
60,2 %, lebih tinggi dibandingan maggot Hermetia illucens L., larvae as feed for
ukuran besar (20-25 mm) dengan channel catfish (Ichtalurus punctatus)
kandungan protein 32,3%. (Rafinesque), and blue tilapia (Oreocromis
aureus) (Steindachner). Aquaculture and
2. Pemanfaatan maggot sebagai suplemen
Fisheries Management, 18: 209-220.
pakan ikan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ikan Fahmi, M.R., Hem, S., & Subamiya, I W. 2007.
Balashark dengan nilai SGR 6,51 ± 0,32. Potensi Maggot Sebagai Sumber Protein
Dampak penggunaan maggot juga terlihat Alternatif. Prosiding Seminar Nasional
pada peningkatan status kesehatan ikan. Perikanan II. UGM, 5 hlm.
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya FAO. 2004. The State of World Fisheries And
jumlah sel darah merah, sel darah putih, Aquaculture. FAO Fisheries Departement.
dan jumlah sel yang melakukan aktifitas Rome, 146 pp.
fagositik. Figueras, A., Santarem, M.M., & Novoa, B. 1997.
In vitro immunostimulation of torbot
DAFTAR ACUAN (Scophthalmus maximus) leucocytes with
Ananta, S. 2007. Pertumbuhan benih ikan botia B-glucan and/or Photobacterium damsela
(Chromobotia macracanthus Bleeker) bacterin. Fish Pathology, 32: 153-157.
yang diberi pakan alami maggot, cacing Fletcher, T.C. 1982. Non-Specific Defence
darah dan cacing tanah. Skripsi. Fakultas Mechanisms of Fish. in Muiswinkel, W.B. and
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. E.L. Cooper (Eds.). 1982. Immunology and
Universitas Negeri Jakarta, 104 pp. Immunization of Fish. Pergamon Press. New
Anderson, D.P. 1992. Immunostimulant, adju- York, 123 pp.
vant and vaccine carrier in fish: aplication Hem, S., Toure, S., Sagbla, C., & Legendre, M.
to aquaculture. Annual Review of Fish 2008. Bioconversion of palm kernel meal
Diseases, p. 281-307. for aquaculture: Experiences from the

231
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232

forest region (Republic of Guinea). African fly, Hermetia illucens, as a value-added


Journal of Biotechnology, 7(8): 1192-1198, tool for the management of swine manure.
17 April, 2008. Report for The Animal and Poultry waste
Hem, S., Fahmi, M.R., Chumaidi, Maskur, Hadadi, Management Center, 17 pp.
A., Supriyadi, Ediwarman, Larue, M., & Warburton, K. & Hallman, V. 2002. Processing
Pouyoud, L. 2008. Valorization of Palm of material by the soldier fly, Hermetia
Kernel Meal Via Bioconversion: Indonesia’s illucens dalam. Warburton, K., U.P. McGarry,
initiative to address aquafeeds shortage. & D. Ramage. 2002. Integrated Biosystem
Fish for the people Vol. 6 No.2: 2008. for Sustainable Development. RIRDC
SEAFDEC. Bangkok Thailand, 42 pp. Publication. Queensland, 197 pp.
Newton, L., Sheppard, C., Watson, D.W., Burtle,
G., & Dove, R. 2005. Using the Black Soldier

232

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai