net/publication/315681928
CITATIONS READS
0 2,037
8 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Translate from french tò english this report in order to promode the extensive concept free from commercial fish pellet dependance. Put priority to food security rather
than moneymond in rural word (e.g. Africa ) View project
All content following this page was uploaded by Melta Rini Fahmi on 29 March 2017.
ABSTRAK
Penggunaan maggot sebagai pakan alternatif ikan telah dikaji di Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok. Maggot merupakan larva serangga black soldier
(Hermetia illusence) yang dapat mengkonversi material organik menjadi biomassanya.
Salah satu keunggulan maggot adalah dapat diproduksi dalam berbagai ukuran, sesuai
dengan kebutuhan. Penyimpanan maggot pada suhu rendah dapat menghambat
pertumbuhan dan mempertahankan kehidupannya. Produksi maggot pada ukuran kecil
dimulai dari penyediaan telur, penetasan, dan pembesaran dalam media PKM (Palm
Kernel Meal) atau bungkil kelapa sawit, pemanenan dan penyimpanan dalam suhu
rendah. Nilai nutrisi maggot pada umur 6-7 hari adalah protein: 60,2%; lemak: 13,3%;
abu: 7,7%; karbohidrat: 18,8%. Percobaan pemanfaatan maggot sebagai suplemen pakan
diujikan terhadap ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus Bleeker) ukuran 2,0 ±
0,2 g. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pemberian maggot memberikan
pertumbuhan dan sintasan yang lebih baik. Dampak penambahan maggot pada ikan
terlihat signifikan terhadap gambaran darah ikan yang menunjukkan daya tahan tubuh
ikan yang lebih baik.
Maggot utilization as fish feed alternative has been studied at Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok. Maggot is an insect larvae of black soldier
(Hermetia illusence) that can convert organic material to its body biomass. One of
the advantages in maggot culture is that it can be produced in different sizes according
to fish requirement. Keeping maggot at low temperature can delay its growth while
keeping it alive. Production of small size maggot starts from eggs preparation,
hatching, and rearing in media of PKM (Palm Kernel Meal) or coconut oil cake of palm,
cropping and then keeping it in low temperature. Nutritional value of maggot at the
age of 6-7 days is as follows: protein, 60.2%, fat; 13.3%, ash; 7.7%, carbohydrate;
18.8%. Trial feeding using maggot as feed supplement was done on Balashark
(Balantiocheilus melanopterus Bleeker) sized 2.0 ± 0.2 g. The result showed that
maggot gave significant growth and survival rate to fish specimen. Blood configuration
analysis showed that the maggot supplement has also contributed to a significant
increase of body immunity of fish specimen.
221
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
222
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)
223
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
Gambar 2. Penangkaran telur BS secara tertutup menggunakan kandang (kiri) penangkaran telur
BS secara terbuka menggunakan tong (kanan)
Figure 2. Collection of BS egg in closed system (left), collection of BS egg in open system
(right)
♦ Pengukuran panjang dan lebar maggot Sebelum diujicobakan ikan dipelihara terlebih
dilakukan setiap hari dengan menggunakan dahulu dalam karantina ikan selama 7 hari
program Image J. Data yang didapat untuk memastikan status kesehatan ikan yang
selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik digunakan.
pertumbuhan.
Pakan yang digunakan saat penelitian
Setelah grafik pertumbuhan didapatkan, terdiri atas 2 jenis yaitu pelet komersial dan
maka produksi maggot pada ukuran yang maggot umur 6-7 hari. Kandungan nutrisi pelet
diinginkan dapat dilakukan dengan mengacu komersial ditunjukkan pada Tabel 1.
pada grafik petumbuhan maggot. Dari grafik Penelitian dilakukan di Loka Riset Budidaya
tersebut akan didapatkan umur maggot pada Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT), Depok dari bulan
ukuran yang diinginkan setelah itu dilakukan Juni 2007 hingga September 2007. Rancangan
pemanenan dengan cara mencuci maggot yang digunakan pada penelitian ini adalah
dari medianya dan disimpan di kulkas pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2
suhu rendah. perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang
Uji Coba Maggot sebagai Suplemen diberikan adalah pemberian pakan komersil
pada Ikan Balashark 100% (A) dan pemberian pakan komersil 60%
dan 40% maggot (B). Wadah yang digunakan
Ikan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium ukuran 50 x 60 x 50 cm dan
ini adalah ikan balashark (Balantiocheilus dirancang dalam sistem resirkulasi (Gambar 3).
melanopterus Bleeker) ukuran 2,0 ± 0,2 g, yang Kepadatan ikan 40 ekor/akuarium (1 ekor/2,4
didapatkan dari pembudidaya di sekitar Depok. liter air). Jumlah pakan yang diberikan adalah
224
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)
5% dalam bobot kering dan diberikan sebanyak Parameter yang diamati adalah
3 kali sehari, dengan jadwal sebagai berikut: pertumbuhan dan sintasan sedangkan untuk
daya tahan tubuh ikan dilakukan analisis darah
Perlakuan A
meliputi indeks fagositik, deferensial leukosit,
Pagi (08.00 WIB) = pelet total leukosit, total trombosit, dan hematokrit
Siang (12.00 WIB) = pelet HASIL DAN BAHASAN
Sore (16.30 WIB) = pelet
Produksi Maggot pada Ukuran
Perlakuan B
Tertentu
Pagi (08.00 WIB) = pelet
Produksi maggot pada ukuran tertentu
Siang (12.00 WIB) = pelet mengacu pada pola pertambahan panjang dan
Sore (16.30 WIB) = maggot segar lebar tubuh maggot yang disajikan dalam
7.0
6.0
Lebar (Width) (mm)
5.0
225
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
bentuk grafik pada Gambar 4. Gambar 4 Pengamatan terhadap siklus hidup black
menunjukkan bahwa pertambahan panjang soldier (BS) dimulai dari telur, larva, pupa,
dan lebar maggot mengalami peningkatan dan serangga dewasa (Gambar 5). Telur BS
hingga umur 20 hari. Ukuran maksimal maggot berwarna kekuningan berbentuk elips dengan
mencapai 25 mm untuk panjang dan 5 mm panjang sekitar 1 mm. Warna berubah menjadi
untuk lebar. Sedangkan ukuran maggot kecoklatan atau gelap menjelang menetas.
berdasarkan umur sebagai berikut, umur 2–4 Pada kondisi normal yaitu suhu udara berkisar
hari maggot memiliki panjang tubuh 2-5 mm 29-31oC telur akan menetas setelah 24-48 jam.
dan lebar 0,4-1 mm, umur 6-9 hari memiliki Larva BS (maggot) berbentuk elips dengan
ukuran panjang 5-10 mm dan lebar 1-2,5 mm, warna kekuningan dan hitam di bagian kepala,
umur 10-13 hari memiliki ukuran panjang 10- warna larva akan berubah menjadi kecoklatan
15 mm dan lebar 2-3 mm, dan ukuran maksimal pada saat akan molting. Setelah 20 hari
maggot dicapai setelah 20 hari yaitu panjang panjangnya mencapai 20 mm. Pada fase ini
20-25 mm dan lebar 5 mm. Berdasarkan grafik maggot telah dapat diberikan pada ikan
pertumbuhan tersebut maka produksi maggot sebagai pakan. Ukuran maksimum maggot
ukuran tertentu dapat dilakukan. Setelah mencapai 2,5 cm dan setelah mencapai ukuran
mendapatkan maggot sesuai dengan ukuran tersebut maggot akan menyimpan makanan
yang diinginkan, maka dilakukan pemanenan. dalam tubuhnya sebagai cadangan untuk
Maggot yang bersih selanjutnya disimpan pada persiapan proses metamorfosa menjadi pupa.
suhu rendah yaitu ± 15oC untuk menghambat Mendekati fase pupa, maggot akan bergerak
pertumbuhan. Sintasan maggot setelah menuju tempat yang agak kering (Warburton &
disimpan di suhu rendah selama 1 bulan Hallman, 2002). Pupa mulai terbentuk pada
penyimpanan mencapai 100%. Dari data maggot umur 1 bulan, dan kurang lebih 1
produksi maggot, sintasan dan produksi mag- minggu kemudian bermetamorfosa menjadi
got pada ukuran kecil dapat disimpulkan serangga dewasa. Pupa BS memiliki umur yang
bahwa teknologi produksinya sangat mudah cukup panjang dibandingkan dengan Diptera
dan dapat dilakukan oleh pembudidaya ikan lainnya seperti Chrysomyia, Calliphora (Asnil,
secara langsung. 2006) yaitu mencapai 3-5 hari. Penelitian yang
25 - 30 hari
25 - 30 days
1 - 2 hari
Pupa (Pupa)
1 - 2 days
6 - 7 hari
6 - 7 days
Maggot (Maggot)
6 - 7 hari
6 - 7 days
Telur (Egg)
Dewasa (Imago)
226
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)
Tabel 2. Rata-rata bobot awal dan akhir ikan, laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan
sintasan ikan (SR) selama penelitian
Table 2. Initial and final body weight, specific growth rate (SGR) and survival rate (SR)
during research
A B
Paramet er Pakan komersil Pakan komersil
Com m ercial feed Com m ercial feed
(100%) (60% & 40%)
Bobot rata-rata awal (g) 1.79±0.09 1.85 ± 0.15
Average initial weight (g)
Bobot rata-rata akhir (g) 5.37±1.16 11.43±0.72
Average final weight (g)
Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) 3.88±0.85a 6.51±32b
Specific growth rate (SGR) (%/days)
Sintasan (%) 64.7±12.85a 93.4±3.88b
Survival Rate (SR) (%)
Angka yang diikuti huruf (notasi) yang sama pada baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (P<0,05)
The values followed by unsimilar superscript in the same row were significantly different (P<0.05)
16.0
A y = 1.3116e0.2x
14.0
R2 = 0.9543
B
12.0
Bobot tubuh (g)
Body weight (g)
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0 y = 1.3678e0.1188x
R2 = 0.8698
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Waktu (Minggu) / Time (Week)
dilakukan oleh Newton et al. (2005) Uji Coba Maggot sebagai Suplemen
menunjukkan umur pupa mencapai 10 hari. pada Ikan Balashark
Serangga dewasa ini hanya memakan madu
atau sari bunga sehingga lebih dikenal dengan Dari hasil penelitian diperlihatkan bahwa
serangga bunga. Setelah kawin serangga ikan Balashark ukuran 2 g, dapat memakan
dewasa akan menyimpan telurnya di serpihan- maggot yang berukuran 5-7 mm (umur 5-6 hari).
serpihan dekat sumber makanan. Pengaruh pemberian maggot sebagai
227
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
suplemen pakan terhadap pertambahan bobot ukuran besar (Newton et al., 2005) yaitu
ikan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 6. sebesar 32,31%, sedangkan pada maggot kecil
kandungan proteinnya mencapai 60,2%,
Pada Gambar 6 terlihat bahwa pertumbuhan
seperti terlihat pada Tabel 3. Kondisi ini
ikan yang diberi suplemen maggot (perlakuan
menunjukkan bahwa maggot kecil merupakan
B) menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi
pakan yang cocok untuk ikan yang masih
dibandingkan dengan ikan pada perlakuan A
berada pada fase pertumbuhan atau benih
(100% pelet komersil). Hal ini juga terlihat pada
ikan, dengan pertimbangan ukuran maggot
Tabel 2 yang menunjukkan laju pertumbuhan
sesuai dengan bukaan mulut ikan dan
spesifik pada perlakuan B lebih tinggi daripada
kandungan nutrisinya yang tinggi.
perlakuan A dengan nilai sebagai berikut;
3,88% ± 0,85% dan 6,51% ± 0,32%/hari. Hasil Pertumbuhan ikan pada perlakuan B
analisis statistik dengan menggunakan SAS sangat berbeda dengan hasil-hasil penelitian
System (Local, XP_PRO) menunjukkan bahwa pemanfatan maggot sebelumnya pada ikan.
pertumbuhan ikan Balashark pada kedua Bondari & Sheppard (1987) telah meman-
perlakuan memberikan perbedaan yang faatkan tepung maggot sebagai pengganti
signifikan (P<0,05). Penambahan bobot tubuh tepung ikan pada channel catfish (Ichtalurus
ikan dari awal hingga akhir penelitian pada punctatus) dan tilapia (Oreocromis aureus),
perlakuan B lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitiannya menunjukkan penggunaan
perlakuan A, di mana perlakuan A bobot tubuh 10% tepung maggot untuk menggantikan
ikan meningkat dari 1,79 ± 0,09 g menjadi 5,37 tepung ikan sebagai sumber protein pakan
± 1,16 g, sedangkan pada perlakuan B bobot tidak memberikan pengaruh yang nyata.
tubuh ikan meningkat dari 1,85 ± 0,15 g menjadi Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh
11,43 ± 0,72 g. Hal ini menunjukkan bahwa Newton et al. (2005) terhadap channel catfish
peningkatan bobot tubuh ikan pada perlakuan (Ichtalurus punctatus) namun pada level
A yaitu sebesar 3,58 g dan perlakuan B sebesar subtitusi yang lebih tinggi (30%), penelitian
9,58 g. Tingginya pertumbuhan pada perlakuan mereka menunjukkan bahwa pertumbuhan dan
B didukung oleh hasil analisis proksimat sintasan pada semua formula pakan (0%-30%
maggot umur 5-6 hari seperti yang terdapat tepung maggot, menggantikan tepung ikan)
pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan nilai tidak signifikan.
protein maggot kecil yang digunakan dalam Perbedaan hasil ini disebaban oleh cara
penelitian ini sangat tinggi, demikian juga pemberian maggot pada ikan, penelitian
kandungan lemak dan karbohidratnya. sebelumnya menempatkan maggot dalam
Tingginya kandungan lemak dan karbo- formulasi pakan sebagai pengganti tepung
hidrat berdampak pada tingginya energi pakan ikan namun pada penelitian ini penggunaan
ikan sehingga ikan dapat memanfaatkan energi maggot hanya sebagai suplemen dalam
dari lemak dan karbohidrat untuk aktivitasnya bentuk segar.
dan memaksimalkan fungsi protein untuk Hasil pengamatan terhadap tingkat
pertumbuhan (energy sparing effect). Jika sintasan ikan memperlihatkan hasil bahwa
dibandingkan hasil analisis proksimat perlakuan B memiliki tingkat sintasan yang
maggot ukuran besar dan maggot ukuran kecil, tinggi (93,4%) dibandingkan dengan ikan
maka dapat dilihat nilai nutrisi yang sangat pada perlakuan A (64,7%) seperti grafik pada
berbeda. Kandungan protein pada maggot Gambar 7.
Tabel 3. Analisis proksimat maggot ukuran besar (20-30 hari) dan maggot kecil (5-6 hari)
Table 3. Proximate analysis of large size maggot (20-30 days) and mini larvae (5-6 days)
Analisis proksimat Maggot besar (20-25 mm) M aggot kecil (10-15 mm)
Proxim at e analysis ( New t on et al. , 2005) (Anant a, 2007)
228
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)
120.0
A
100.0
60.0
40.0
20.0
0
A B
Perlakuan (Treatment)
Hasil analisis darah terlihat bahwa semua Selama masa pemeliharaan (3 bulan), ikan
parameter (jumlah sel darah merah, jumlah sel pada perlakuan A terserang penyakit bercak
darah putih, jumlah limposit, dan jumlah sel merah (Aeromonas sp.) pada bulan pertama,
yang melakukan aktivitas fagosit) pada dan setelah diobati ikan kembali terserang
perlakuan B memiliki nilai yang paling tinggi. penyakit pada bulan ketiga. Sehingga tingkat
Hal ini sangat menunjang informasi tingkat kematian ikan pada perlakuan A sangat tinggi.
sintasan ikan. Pada perlakuan B jumlah ikan Jumlah sel darah merah perlakuan B berada
yang mati sangat sedikit (6,6%), jika di- pada kisaran normal yaitu 3.340.000 sel/ mm3
bandingkan dengan perlakuan A (35,3%) hal angka ini sangat jauh jika dibandingkan
ini menunjukkan bahwa ikan yang diberi dengan perlakuan A yang memiliki jumlah sel
suplemen maggot memiliki daya tahan tubuh darah merah hanya sekitar 1.960.000 sel/ mm3
yang cukup tinggi. Sehingga perubahan
(Gambar 8).
lingkungan dan handling yang menyebabkan
stres pada ikan tidak berakibat pada timbulnya Dari hasil analisis darah (jumlah leukosit,
penyakit dan kematian pada ikan. sel darah putih, dan jumlah sel yang
4,000,000
Amount of erythrocyte (sel/mm3)
Jumlah sel darah merah
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
A B
Perlakuan (Treatment)
229
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
5,000
3,000
2,000
1,000
0
A B
Perlakuan (Treatment)
90
Amount of lymphocyte
Jumlah limfosit
85
80
75
A B
Perlakuan (Treatment)
melakukan aktivitas fagosit) menunjukkan biasa digunakan untuk mengukur respon non
bahwa maggot di samping memiliki potensi spesifik. Fagositik merupakan sel leukosit
dalam meningkatkan pertumbuhan ikan juga atau sel lain yang mampu mengabsorbsi
memiliki potensi sebagai immunostimulan benda asing (seperti bakteri) dalam tubuh.
(Gambar 9, 10, dan 11). Hal ini ditunjukkan oleh Kemampuan sel tersebut dalam mengabsorbsi
tingginya nilai parameter pertahanan benda asing dikenal dengan istilah Indeks
tubuh non spesifik pada ikan perlakuan B. Fagositik (PI) (Figueras et al., 1997).
Immunostimulan merupakan senyawa Penggunaan maggot kecil dalam pakan ikan
kimia, obat, atau bahan lain yang mampu terbukti dapat meningkatkan kemampuan sel
meningkatkan mekanisme respon spesifik dan dalam mengabsorbsi antigen, hal ini dapat
non-spesifik ikan (Anderson, 1992). Beberapa dilihat dari jumlah sel yang melakukan aktivitas
bahan yang terbukti mempunyai efek pada perlakuan B yaitu sebanyak 17 sel per
immunostimulan adalah glukan, khitin, 100 sel yang diamati, sedangkan pada
latoferin, levamisol, vitamin C, larva serangga, perlakuan A jumlah sel yang melakukan
dan lain-lain (Anderson, 1992; Fletcher, 1982). aktivitas fagosit hanya 7 sel dari 100 sel yang
Indeks fagositik merupakan parameter yang diamati.
230
Potensi maggot untuk peningkatan pertumbuhan ..... (Melta Rini Fahmi)
20
aktivitas fagositik
12
0
A B
Perlakuan (Treatment)
Gambar 11. Grafik jumlah sel yang melakukan aktivitas fagosit pada
perlakuan A dan B
Figure 11. Graph number of cells performing fagositic activity on
treatment A and B
231
J. Ris. Akuakultur Vol. 4 No. 2, Agustus 2009: 221-232
232