“SOAP”
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Sabun merupakan salah satu produk pembersih yang memiliki banyak kegunaan.
Sabun telah dipakai sejak jaman dahulu kala. Akan tetapi teknik pembuatannya masih
sangat sederhana. Sebagai contohnya, suku bangsa Jerman telah memakai sabun sejak
dahulu kala dan telah mampu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi
dan abu kayu yang banyak mengandung garam alkali.
Sabun dibuat melalui proses hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH
atau yang lebih dikenal dengan safonifikasi. Sekarang ini sabun dibuat dengan cara
praktis dan dilakukan dengan teknik yang sederhana. Lelehan lemak sapi atau lemak lain
dipanaskan dengan NaOH atau KOH. Sabun adalah garam alkali (biasanya garam
natrium) dari asam-asam lemak. Dimana asam lemak diartikan sebagai asam karboksilat
yang diperoleh dari hidrolisis dari suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai
rantai hidrokarbon panjamng dan tak bercabang. Sabun mengandung garam, terutama
garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot
atom rendah.
Pada pembuatan sabun dipergunakan bahan–bahan antara lain minyak sayur,
garam, pewarna dan NaOH. Minyak termasuk ke dalam lemak biasa dimana lemak dan
minyak adalah trigliserida. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi,
minyak kelapa, minyak jagung dan minyak ikan.
Saat ini sabun telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga telah bermunculan
produk-produk sabun dengan komposisi tambahan yang beraneka ragam dengan berbagai
macam merek dagang seperti sabun cair, sabun transparan, sabun anti acne dan lain-lain.
Teknik pembuatan dan bahan yang ditambhakan ke dalam sabun-sabun tersebut pun
berbeda. Dengan mengetahui teknik pembuatan dan bahan-bahan tambahan maka akan
diperoleh pemahaman yang baik mengenai sabun dan jenis-jenisnya.
1.2 Sejarah Sabun
Sebuah legenda menceritakan tentang asal mula sabun, dimana kata sabun “soap”
diambil dari nama sebuah gunung “Mount Sapo” dimana orang-orang Romawi kuno
mempersembahkan kurban hewan. Hujan mengalirkan sisa-sisa lemak dari tubuh hewan
ke daratan di bawah gunung menuju suatu sungai “Tiber”. Wanita-wanita disana
mengatakan bahwa pakaian yang mereka cuci di sungai tersebut menjadi lebih bersih.
Pengetahuan tentang sabun, pembuatan serta penggunaannya telah dimulai sejak
zaman Babilonia sekitar 2800 SM, dimana sebuah formula pembuatan sabun ditulis
dalam lempengan tanah liat di sekitar tahun 2200 SM. Orang-orang Mesir kuno di tahun
1550 SM mandi secara teratur dengan suatu substansi dari campuran minyak tumbuhan
dengan asam alkali. Sedangkan menurut Julius Caesar, suku bangsa Jerman pada waktu
itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang
banyak mengandung garam alkali.
Perusahaan pertama pembuatan sabun sederhana berbentuk batangan ditemukan
di Mesir pada zaman Pompeii (79 AD). Produksi sabun khususnya sabun batangan,
pertama dimulai secara besar-besaran di abad ke-19. Pengembangannya dengan bantuan
periklanan, menambah popularitasnya di kawasan Amerika dan Eropa, mengingat
hubungannya dengan kebersihan dan kesehatan. Di tahun 1950, sabun berhasil
menggalang kesepakatan publik sebagai alat kebersihan personal sehari-hari.
c. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum
yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri
adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-
klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
d. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan
sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan
komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui
pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk
batangan.