Anda di halaman 1dari 9

ACNE (JERAWAT)

Definisi : acne (jerawat) adalah suatu penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan kronis dari folikel pilosebaceous yang ditandai
dengan adanya komedo, papul, pustule, nodus, dan kista dengan luas serta tingkat keparahan yang bervariasi.

Klasifikasi : Plewig & kligman (1975)


→ Acne vulgaris dan varietasnya
 Acne tropikalis
 Acne fulminant
 Acne mekanika
 Pioderma fasiale

→ Acne venenata akibat kontakan eksternal dan varietasnya


● Acne kosmetika
● Acne klor
● acne akibat kerja
● acne deterjen
● pomade acne

→ Acne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya


● solar comedones
● acne radiasi (sinar x, kobal)

1
Acne vulgaris : terjadi perubahan jumlah dan konsistensi lemak kelenjar akibat pengaruh berbagai faktor penyebab.
Acne venenata : terjadi penutupan oleh massa eksternal.
Acne komedonal : saluran keluar menyempit akibat radiasi sinar ultraviolet, sinar matahari, atau sinar radioaktif

Gradasi acne vulgaris :


☺ Ringan : - beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi
- Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi
- Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi
☺ Sedang : - banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
- Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
- Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi
- Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi
☺Berat : - Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi
- Banyak lebih beradang pada 1 atau lebih predileksi

Catatan : sedikit < 5, beberapa 5-10, banyak > 10 lesi


Tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul
Beradang : pustule, nodus, kista

2
Etiologi :

1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel (hiperkeratinisasi folikular) : Keratinisasi dalam folikel yang biasanya
berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut

2. Produksi sebum yang meningkat : yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inflamatogenik penyebab
terjadinya lesi akne

3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflamasi (peradangan) folikel dalam sebum dan
kekentalan sebum yang penting pada pathogenesis penyakit

4. Keberadaan dan aktivitas bakteri propionibacterium acne : merupakan flora normal kulit yang bersifat anaerob.
Organisme ini menghasilkan lipase folikular yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan mendukung terjadinya jerawat.

5. Peningkatan kadar hormone androgen, anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi
faktor penting pada kegiatan kelenjar sebasea.

6. Faktor lain :

- Genetic : ditemukan lebih sering pada individu yang memiliki riwayat keluarga yang sama. Peningkatan risiko
menderita jerawat pada individu dengan riwayat keluarga adalah 1,7 kali lipat dibandingkan individu yang tidak
memiliki riwayat keluarga dengan acne.
- Usia : banyak studi yang melaporkan bahwa usia berkaitan dengan risiko terjadinya jerawat. Diketahui bahwa usia
remaja memiliki prevalensi lebih tinggi menderita penyakit ini, dengan tingkat keparahan lebih tinggi pada remaja
usia ≤ 16 tahun dibandingkan usia ≥ 17 tahun

3
- Jenis kulit : bbrpa penelitian menunjukkan bahwa tipe kulit berminyak atau seborrhoic memiliki risiko lebih tinggi
menderita jerawat dibandingkan tipe kulit normal ataupun kering
- Gaya hidup : faktor gaya hidup yang diduga berhubungan dengan timbulnya jerawat diantaranya adalah merokok,
konsumsi makanan tertentu (makanan pedas, coklat,manis, produk susu dan telur), berat badan, stress, olahraga, dan
kecukupan tidur
- Kosmetika : penggunaan kosmetik yang mengandung zat2 komedogenik dikatakan meningkatkan risiko timbulnya
jerawat (acne socmetica).

Diagnosis :

● Anamnesis : Pada anamnesis pasien dengan jerawat keluhan utama biasanya adalah bintil merah pada wajah atau punggung yang
disertai gejala local seperti rasa nyeri, gatal atau kemerahan, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis. sedangkan
gejala sistemik hampir tidak pernah ada.

Jerawat dengan tingkat keparahan yang berat dapat disertai dengan tanda dan gejala sistemik seperti demam dan dapat dikaitkan
dengan kasus acne fulminans.

Jerawat dengan tingkat keparahan yang berat (ditandai dengan beberapa komedo yang saling berhubungan dan abses) tanpa adanya
gejala sistemik dikenal sebagai acne conglobate.

●Pemeriksaan fisik :

* Komedo : terdiri dari komedo tertutup (whitehead), dan komedo terbuka (blackhead), tidak disertai tanda inflamasi

4
*Papul : benjolan yang timbul dan dapat disertai tanda inflamasi

* Pustul : benjolan yang timbul terdapat tanda inflamasi disertai nanah atau pus

*Nodul : benjolan berukuran lebih besar dari 5 mm, sering disertai komedo multiple, terdapat tanda inflamasi

*Kistik : disertai dengan gambaran nodul

● Pemeriksaan penunjang :

Dapat dilakukan pemeriksaan ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok unna).
Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang
berwarna hitam.

Pemeriksaan histopatologis, pemeriksaan mikrobiologis

Penatalaksanaan :

Penatalaksanaan meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi
(kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor
(multifaktoral), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim,
stress) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.

A. Pengobatan topical

5
Dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Terdiri dari :

1. Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling), misalnya sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%), dan
asam azeleat (15-20%).

Kemudian digunakan pula asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat (3-8%). Obat lain ialah retinoid.

Efek samping obat iritan dpat dikurangi dengan cara pemakaian berhati-hati dimulai dengan konsentrasi yang paling
rendah. Retinoid ialah suatu molekul yang secara langsung atau melalui konversi metabolic mengikat dan mengaktifkan
reseptor asam retinoid. Sediannya ada 3 ialah krim 0,025%, 0,05% dan 0,1% , gel 0,01%, solusio 0,05%.

Obat yang lebih baru ialah gel atau losio adapolin dan gel atau krim tazarotin 0,1%

2. Antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam folikel yang berperan dalam etiopatogenesis akne
vulgaris, misalnya oksi tetrasiklin (1%), eritromisin (1%), klindamisin fosfat (1%)

3. Antiperadangan topical, salap atau krim kortikosteroid kekuatan ringan atau sedang (hidrokortison 1-2,5%) atau suntikan
intralesi kortikosteroid kuat (triamsinolon asetonid 10 mg/cc) pada lesi nodulo-kistik

4. Lainnya misalnya etil laktat 10% untuk menghambat pertumbuhan jasad renik

B. Pengobatan sistemik

1. Antibakteri sistemik : tetrasiklin 250 mg- 1 gram /hari, eritromisin 4x250 mg/hari, azitromisin 250 mg-500 mg semingu
3 kali, kotrimoksazol untuk akne yang parah dan tidak responsive dengan obat lain, obat lain adalah klindamisin dan
dapson 50-100 mg/hari.

6
2. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea contohnya,
estrogen 50mg/hari selama 21 hari dalam sebulan, antiandrogen siproteronasetat 2 mg/hari, Pengobatan ini ditujukan untuk
penderita wanita dewasa akne vulgaris beradang yang gagal dengan terapi lain. kortikosteroid sistemik prednisone 7,5
mg/hari atau deksametasone 0,25 -0,5 mg/hari untuk menekan peradangan dan menekan sekresi kelenjar adrenal

3. Vitamin A dan retinoid oral. Vitamin A digunakan sebagai antikeratinisasi (50.000 ui-150.000 ui/hari) sudah jarang
digunakan sebagai obat akne krn efek sampingnya. Isotretinoin (0,5-1mg/kgBB/hari merupakan derivate retinoid yang
menghambat produksi sebum sebagai pilihan pada akne nodulokistik atau konglobata yang tidak sembuh dengan
pengobatan lain. Pasca pemberian retinoid oral pada wanita usia produktif hanya dapat dilakukan setelah melalui prosedur
ketat preterapi, dalam masa terapi dan pascaterapi untuk menjaga terjadinya efek samping terutama teratogenic. Prosedur
tersebut sangat diperlukan untuk menghindari dilakukannya aborsi prenatal pada pasien.

4. Obat lainnya, misalnya antiinflamasi non-steroid ibuprofen (600mg/hari) dapson (2x 100 mg/hari), seng sulfat (2x 200
mg/hari)

C. Bedah kulit

Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang
yang berat yang sering menimbulkan jaringan parut, baik yang hipertrofik maupun yang hipotrofik. Jenis bedah kulit yang
dipilih disesuaikan dengan macam dan kondisi jaringan parut yang terjadi. Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya
sembuh.

7
1. Bedah skapel : dilakukan untuk meratakan sisi jaringan parut yang menonjol atau melakukan eksisi elips pada jaringan
parut hipotrofik yang dalam

2. Bedah listrik : dilakukan pada komedo tertutup untuk mempermudah pengeluaran sebum atau pada nodulo-kistik untuk
drainase cairan isi yang dapat mempercepat penyembuhan

3. Bedah kimia : dengan asam triklor asetat atau fenol untuk meratakan jaringan parut yang berbenjol

4. Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau N2 cair untuk mempercepat penyembuhan radang

5. Dermabrasi untuk meratakan jaringan parut hipo dan hipertrofi pasca akne yang luas

D. Terapi sinar

Terapi sinar biru (blue light therapy) adalah terapi akne dengan memakai sinar biru (panjang gelombang 420 nm) yang dapat
membasmi P.acnes dengan cara merusak porfirin dalam sel bakteri.

Photodynamic therapy (PDT) merupakan hal terbaru yang diujicobakan pada pasien akne terdiri dari 2 tahap yaitu pemberian
photosensitizer( asam aminolevulinik, metil aminolevulinat) secara topical, oral atau intravena yang akan ditangkap oleh sel
target dalam jaringan hiperproliferatif (kelenjar sebasea), kemudian diaktivasi menghasilkan oksigen oleh sumber sinar (Blue
U, Intense pulse light). Terapi ini masih dalam penelitian.

E. Pencegahan

1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi sebum dengan cara :

8
 Diet rendah lemak dan karbohidrat. Meskipun hal ini diperdebatkan efektivitasnya, namun bila pada anamnesis
menunjang, hal ini dapat dilakukan

 Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran yang mempunyai peran pada
etiopatogenesis akne vulgaris

2. Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne, misalnya :

● Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stress

● Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyaknya maupun lama nya

Anda mungkin juga menyukai