Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Rasio

Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam
data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan
alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar (Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat
analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan
juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari
tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama.

Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan
dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing
komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita
sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan
ukurannya di masa depan.
 faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri,
kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
 interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.
Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi setidaknya
empat rasio yang menggunakan:
 Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang
jangka panjang terhadap ekuitas.
 Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi,
margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.
 Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk menjual
persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja.

Keterbatasan analisis rasio.


1) Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya
dan bahkan dapat dimanipulasi.
2) Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik
atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan
rasio - rasio.
3) Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut
sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
4) Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat
berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi
1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang
hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun
sebelumnya.
5) Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan yang
baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata - rata
industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.

Pengertian Keuangan
Keuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu
lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai
(kesatuan atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau
kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan operasinya.
Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan sebagai berikut: ”
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap
orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga,pasar, dan instrumen
yang terlibat dalam transfer uang diantara individu maupun antara bisnis dan pemerintah.

Rasio Keuangan
Definisi Rasio keuangan
Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut
Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan atau berarti”. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild,
Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan
terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio
yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih
lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-
penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara
perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat
diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan
ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-
ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-
angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi
mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam
penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai
alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan
rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40)
mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai
alat analisis.
 Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah
dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah
dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
 Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama.
Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan
rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
 Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah
diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya,
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
 Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.

Analisis Rasio Keuangan


Definisi Analisis rasio keuangan
Analisis Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio
keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan
Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.Analisis rasio keuangan adalah
analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan
suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan
reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana.
(Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus
diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk
melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode
sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula
dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat
diketahui bagaimana keuangan dalam industri. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis
laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau
yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian
rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali,
karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses penentuan
operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan
laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer
perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam menggunakan
analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan,
yaitu :
 Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu
(histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari
perusahaan yang sama.
 Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan
yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung
kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterpretasikan data yang
bersangkutan

Kegunaan Analisis Rasio Keuangan


Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan
kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat
dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan
kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio
keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat
membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Analisis rasio keuangan pada umumnya
digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis
kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut
Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:
 Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan
kemudian meningkatkan operasi perusahaan,
 Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan
 Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis
rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang
dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298).
 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
 Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.
 Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
 Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan
model prediksi (z-score).
 Rasio menstandarisir size perusahaan.
 Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
 Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau
kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis
rasio keuangan antara lain:
 Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila
perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
 Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
 Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran
yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
 Informasi rata - rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil
perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis rasio
adalah sulitnya mencapai kompabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-
perusahaan dalam industri tertentu. Untuk mencapai kompabilitas di antara perusahaan-
perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat
dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai
kompabilitas.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penafsiran
dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti
yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu Index
yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok yang telah ditetapkan
terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur prospek suatu perusahaan.

Pemakai Rasio Keuangan


Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa yang
menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna
rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
1) Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi
relatif terhadap perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
2) Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
 Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi
: kreditur jangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan
orang atau lembaga keuangan yang memberi pinjaman kepada perusahaan dalam jangka
pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan
lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau
lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang
dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan
pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekankan pada likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.
 Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik
perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut di pasaran.

Penggunaan Rasio Keuangan


Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1) Penggolongan berdasarkan sumber data
 Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.
 Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari laporan laba rugi.
 Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2) Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas,
Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara
unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis rasio
merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata
lain di antara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan
suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio keuangan (Financial Ratio Analysis).
Dalam Keown dkk. tujuan dari analisis rasio adalah untuk membantu manajer finansial
memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan
sifatnya terbatas.
Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak
yang berkepentingan. Analisis rasio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen
membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.

Jenis-jenis Rasio Keuangan


Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan,
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE
Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
2. Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio,
net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory
turnover, average collection period dan lain sebagainya).
4. Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir
dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on
total assets, Return on net worth dan lain sebagainya).
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE
Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut:

Rasio Likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau
kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.
Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan :
1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal
3. Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan

Rasio Likuiditas terdiri dari :


a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar yang dimiliki. Menunjukkan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka pendek
atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
Rumus :
Aktiva lancar
Hutang X 100%
Lancar

Rasio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi rasio 200%
hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk
mengadakan analisa lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat
dibayarnya hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan
taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan
adanya over investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit
untuk ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang.
Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
 Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;
 Data tren daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari
waktu yang lalu.
 Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun
syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
 Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan
mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit
ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dilaporkan.
 Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam
persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.
 Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau di masa
yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan;
 Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal kerja di
masa yang akan datang maka dibutuhkan.
 Tipe atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan atau
perusahaan jasa )

b. Rasio Kas ( cash ratio )


Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia
Rumus :
Kas + Surat Berharga X 100
Hutang lancar %
c. Rasio cepat ( quick ratio )
Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid
Rumus :
Aktiva Lancar - Persediaan X 100
Kewajiban Lancar %
Contoh Soal :
TAVI SPORT
Neraca Saldo
31-Des-08

KETERANGAN NO BUKTI D K
Kas 24.010.170
Piutang dagang 162.500.000
Piutang lain-lain 5.500.000
Persediaan barang dagang 27.500.000
Perlengkapan Usaha 1.500.000
Tanah 150.000.000
Peralatan 5.250.000
Kendaraan 140.000.000
Ak. Penyusutan Kendaraan 4.200.000
Bangunan 275.000.000
Ak. Penyusutan bangunan 8.300.000
Hutang dagang 78.000.000
Hutang sewa 500.000
Hutang bank 30.000.000
Hutang lain-lain 53.166.000
Modal 563.500.000
Penjualan 242.000.000
Retur penjualan 2.000.000
Potongan penjualan 315.000
Pembelian 53.300.000
By Angkut Pembelian 250.000
Retur Pembelian
Potongan Pembelian 750.000
Biaya Promosi 14.000.000 150.000
Biaya Gaji 104.500.000
Biaya Listrik & telp 11.600.000
Biaya Bunga 3.340.830

TOTAL 980.566.000 980.566.000


TAVI SPORT
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2008
LAPORAN LABA RUGI
Penjualan 242.000.000
Retur Penjualan 2.000.000
Pot.Penjualan 315.000 +
2.315.000 _
Penjualan Bersih 239.685.000
HPP
PBD awal 27.500.000
Pembelian 53.300.000
BAP 250.000 +
53.550.000

Retur pembelian 750.000


Pot. {embelian 150.000 +
900.000 _

Pembelian Bersih 52.650.000 +


80.150.000
PBD Akhir 22.800.000 _
HPP 57.350.000 _

Laba Kotor 182.335.000


Biaya Operasional
By Promosi 14.000.000
By Gaji 104.500.000
By Listrik & 11.600.000
Telp
By Peny Peralatan 65.625
By perlengkapan 400.000
By Peny kendaraan 14.000.000
By Peny Bangunan 27.500.000 +

Total By 172.065.625 _
Operasional

Laba Bersih Di luar Usaha 10.269.375


By Bunga 4.090.830 _

Laba Bersih setelah Biaya Di luar Usaha 6.178.545


a. Current Ratio
Aktiva lancar
Hutang X 100%
Lancar

Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha


= 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
= 221.010.170
Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000
Current Rasio = 221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %
= 1,37 X
( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva lancar )

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan X 100
Kewajiban Lancar %

221.010.170 - 27.500.000 X 100 %


161.666.000

= 119,69 % = 120 %
= 1,20 X
(Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva adalah setiap Rp 1
hutang lancar dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)

Rasio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang
baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan
mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya :
a) Adanya Understated ( dicatat terlalu kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam tahun
pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam jangka
panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan
penurunan kapasitas yang sangat membahayakan kelangsungan usaha, karena aktiva belum
habis disusut tetapi sudah tidak dapat digunakan .
b) Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh
tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
c) Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
d) Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok historis
( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah, padahal
harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini
menyebabkan aktiva lancar ( terutama persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang
yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah
sebelumnya
Rasio Solvabilitas terdiri dari :
a.Rasio Modal dengan Total Aktiva
Menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan
dapat direalisasi sesuai dengan yang dilaporkan di Neraca.
Rumus :
Modal X 100
Total Aktiva %

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan
untuk membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan rasio ini dari tahun ke tahun atau antara
perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai perbedaan yang
disebabkan :
 Perbedaan kebijaksanaan di dalam metode penyusutan. Misalnya dua perusahaan yang
mempunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut
menggunakan metode penyusutan yang berbeda.
 Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sedang lainnya segera mengganti aktiva,
maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena penggantian.
 Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku.
Kalau yang satu menyesuaikan dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang
lain tetap mencatat at coast
 Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan deviden. Dua perusahaan dengan struktur modal
yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar deviden
yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan dengan stok
deviden, maka ini akan berakibat pada proprietory rasio yang berbeda.
 Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.

b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap


Menunjukkan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri
Rumus :
Modal Sendiri X 100
%
Nilai Buku Aktiva Tetap

c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang


Menunjukkan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang
d. Rasio Nilai Buku Per saham
Menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila
perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan harga
yang sama dengan nilai bukunya
Rumus :
Jumlah Modal
X 100 %
Saham Beredar ( Lembar )

e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap


Menunjukkan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Nilai Buku Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Tetap
f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang
Rumus :
Total Hutang
X 100 %
Total Aktiva

Contoh Soal :

a. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap


Modal Sendiri X 100
Nilai Buku Total Aktiva %

563.500.000 / 778.760.170 X 100 %


= 72,4 %
= 0,724 X
( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan Rp 0,276 dari
pinjaman / hutang )

b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap


Modal X 100
Total Aktiva %

563.500.000 / 557.750.000 x 100 %


= 101,03 %
= 1.01 X
( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal )

c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang


Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang maka kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap
Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas terdiri dari :
a. Perputaran piutang
kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu
Rumus :
Penjualan Kredit
=........X
Piutang rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang.
Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut :
 Turunnya penjualan dan naiknya piutang
 Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.
 Naiknya penjualan diikuti naik nya piutang dalam jumlah yang lebih besar.
 Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
 Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

b. Days of Receivable
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang
Rumus :
Piutang rata-rata x 360 hari
=........X
Penjualan kredit

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya
piutang

c. Perputaran Persediaan
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu
Rumus :
Harga Pokok Penjualan
=........X
Persediaan rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan.

d. Days Of Inventory
Periode rata-rata persediaan berada digudang
Rumus :
Persediaan rata-rata x 360 hari
=........X
Harga Pokok Penjualan

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada
digudang

f. Perputaran Modal Kerja


Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari
perusahaan )
Rumus :
Penjualan
=........X
Aktiva Lancar - Hutang lancar
Rasio Rentabilitas
Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rasio rentabilitas terdiri dari :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak
digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan.
Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang
memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama
untuk dua periode yang berbeda. Rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
 Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya
dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
 Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang
diperlukan.
 Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
 Adanya kegiatan ekonomi yang menurun

b. Perputaran Total Aktiva


Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktiva telah digunakan dalam kegiatan usaha
atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode
Rumus :
Penjualan
=........X
Total Aktiva

c. Gross Profit margin


mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan menghasilkan
laba kotor sekian rupiah
Rumus :
Laba Kotor
=........X
Penjualan

d. Rentabilitas Modal
Rumus :
Laba Bersih
=........X
Modal

e. Net Margin Ratio


Rumus :
Laba Bersih
=........X
Penjualan

f. Operating Ratio
Biaya operasi per rupiah penjualan
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Penjualan
Contoh Soal :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

6.178.545.000 / 778.760.170
= 0.00079 X

b. Perputaran Total Aktiva


Penjualan
=........X
Total Aktiva

239.685.000 / 778.760.170
= 0.3 X
( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3 X)

c. Gross Profit Margin


Laba Kotor
=........X
Penjualan

182.335.000 / 239.685.000
= 0.760 X
= 76 %
( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan )

d. Net Margin Ratio


Laba Bersih
=........X
Penjualan

6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 %
( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 )

e. Operating Margin Ratio


Laba Usaha
=........X
Penjualan

6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 %
( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )

f. Rentabilitas Modal
Laba Bersih
=........X
Modal

6.178.545 / 563.500.000
= 0.0109 X
= 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )

Anda mungkin juga menyukai