Anda di halaman 1dari 4

I.

DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin darah kurang dari normal, yang
berbeda untuk kelompok umur dan jenis kelamin. Secara klinis, definisi anemia berupa
hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah persentil 10. (1,2)
Berdasarkan WHO batas normal hemoglobin untuk ibu hamil adalah 11gr%.(1)
Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, definisi anemia dalam
kehamilan adalah seperti yang berikut :
1. Hb kurang dari 11,0 gr/dL di trimester pertama dan ketiga
2. Hb kurang dari 10,5 gr/dL di trimester kedua. (3,4,5)

II. EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia
adalah sebesar 41, 8 %.Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2
(6)
%, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia
sebesar 37,1. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase
ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %. Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu
dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan
tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (7)
III. PATOFISIOLOGI
Kehamilan berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat pada
peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein
pengikat zat gizi dalam sirkulasi darah, termasuk penurunan zat gizi mikro. Peningkatan
produksi sel darah merah ini terjadi sesuai dengan proses perkembangan dan pertumbuhan
masa janin yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang cepat dan penyempurnaan
susunan organ tubuh. Adanya kenaikan volume darah pada saat kehamilan akan
meningkatkan kebutuhan zat besi. Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang
dibutuhkan sedikit karena peningkatan produksi eritropoetin sedikit, oleh karena tidak
terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Sedangkan pada awal trimester
kedua pertumbuhan janin sangat cepat dan janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan
menelan air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan oksigen yang diperlukan. Akibatnya,
kebutuhan zat besi semakin meningkat untuk mengimbangi peningkatan produksi eritrosit
dan karena itu rentan untuk terjadinya anemia terutama anemia defisiensi besi.(8)
Konsentrasi hemoglobin normal pada wanita hamil berbeda pada wanita yang tidak
hamil. Hal ini disebabkan karena pada kehamilan terjadi proses hemodilusi atau
pengenceran darah, yaitu terjadi peningkatan volume plasma dalam proporsi yang lebih
besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit. Dalam hal ini, oleh karena
peningkatan oksigen dan perubahan sirkulasi yang meningkat terhadap plasenta dan janin,
serta kebutuhan suplai darah untuk pembesaran uterus, terjadi peningkatan volume darah
yaitu peningkatan volume plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan volume
plasma ini terjadi dalam proporsi yang lebih besar yaitu sekitar tiga kali lipat jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin akibat hemodilusi. Hemodilusi berfungsi agar suplai darah untuk pembesaran
uterus terpenuhi, melindungi ibu dan janin dari efek negatif penurunan venous return saat
posisi terlentang, dan melindungi ibu dari efek negatif kehilangan darah saat proses
melahirkan. (9,10)
Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri yang fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat pada wanita untuk meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat
semasa hamil karena sebagai akibat hipervolemi cardiac output meningkat. Kerja jantung
akan lebih ringan apabila viskositas darah rendah dan resistensi perifer berkurang sehingga
tekanan darah tidak meningkat. Secara fisiologis, hemodilusi ini membantu si ibu
mempertahankan sirkulasi normal dengan mengurangi beban jantung. (9)
Ekspansi volume plasma dimulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke-24 kehamilan, namun dapat terus meningkat sampai minggu
ke-37. Volume plasma meningkat sebesar 45-65 % dimulai pada trimester II kehamilan dan
mencapai maksimum pada bulan ke-9 yaitu meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterm serta kembali normal dalam tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldosteron. (10)
Volume plasma yang bertambah banyak ini menurunkan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin darah, dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah absolut Hb atau
eritrosit dalam sirkulasi. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan hitung
eritrosit biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan dan terus menurun
sampai minggu ke-16 hingga ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai. Oleh sebab itu,
apabila ekspansi volume plasma yang terus-menerus tidak diimbangi dengan peningkatan
produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar Hct, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit
di bawah batas “normal”, timbullah anemia. (10)

IV. GEJALA KLINIS


Gejala klinis dari anemia bervariasi bergantung pada tingkat anemia yang diderita.
Berdasarkan gejala klinisnya anemia dapat dibagi menjadi anemia ringan, sedang dan berat.
Tanda dan gejala klinisnya adalah :
1. Anemia ringan : adanya pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, dan sesak.
2. Anemia sedang : adanya lemah dan lesu, palpitasi, sesak, edema kaki, dan tanda
malnutrisi seperti anoreksia, depresi mental, glossitis, ginggivitis, emesis atau diare.
3. Anemia berat : adanya gejala klinis seperti anemia sedang dan ditambah dengan
tanda seperti demam, luka memar, stomatitis, koilonikia, pika, gastritis,
termogenesis yang terganggu, penyakit kuning, rambut halus dan rapuh,
hepatomegali dan splenomegali bisa membawa seorang dokter untuk
mempertimbangkan kasus anemia yang lebih berat. (11)

REFERENSI
1. Nasution R. Hubungan tingkat pendidikan dan status ekonomi dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja UPTDK Puskesmas Desa Baru tahun 2011. [cited on
2019 July 7th].Available from: http://rustonnasution.files.wordpress.com/2012/03/bab-i-
v-final.pdf.
2. Weiner CP, Oh C. Coagulation and hematological disorders of pregnancy. In: Reece EA,
Hobbins JC, Gant NF, eds. Clinical obstetrics, the fetus & mother. 3rd ed. Massachusetts:
Blackwell Publishing, 2007; p. 849-51.
3. Sutkin G, Isada NB, Stewart M, Powell S. Hematologic complications. In: Evans A.T,
Seigafuse S, Shaw R. et al, eds. Manual of Obstetrics. 7th ed. Texas: Lippincott Williams
& Wilkins, 2007; p. 328, 330-1.
4. Cunningham FG, Hauth JC, Bloom SL, et al. Hematological disorders. In: William
obstetrics. 22nd ed. New York: Mc-Graw Hill Medical Publishing Division, 2005; p.
1143, 1145, 1148.
5. Samuels P. Hematologic complications of pregnancy. In: Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson
JL, et al, eds. Obstetrics normal and problem pregnancies. 5th ed. Tennessee: Mosby
Elsevier, 2007; p. 1050, 1052.
6. Salmariantity. Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
tahun 2012. Jakarta: FK UI. 2012
7. Kementrian Kesehatan RI. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. 2015
8. Tristiyanti WF. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil status di
kecamatan Ciampea, kabupaten Bogor, Jawa barat. [cited on 2019 July
7th].Availablefrom:http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44643/A06wft.
pdf
9. Muthalib A. Kelainan hematologik. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin A.B,
Rachimhadhi T, editor. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2011; p. 775-80.
10. Pitkin J, Peattie AB, Magowan BA. Anemia in pregnancy. In: Obstetrics and
gynaecology, an illustrated colour text. 1st ed. London: Churchill Livingstone, 2003; p.
32-3.
11. Szymanski LM, Mumuney AA. Hematologic disorders of pregnancy. In: Fortner KB,
Szymanski LM, Fox HE, et al, eds. The Johns Hopkins: manual of gynecology and
obstetrics. 3rd ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins, 2007; p. 216.

Anda mungkin juga menyukai