Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan
manusia untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi
lainnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Ketersediaan jalan menjadi hal
yang dianggap mendesak manakala kegiatan ekonomi masyarakat mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan. Ditinjau dari sudat pandang ekonomi
jalan merupakan barang publik. Barang publik adalah barang yang memiliki
karakteristik non-rival dan non exclude. Non-rival adalah barang yang dapat
dikonsumsi bersamaan dengan barang lain pada waktu yang sama (joint
consumtion) tanpa saling meniadakan manfaat, sedangkan non-exclude adalah
barang yang apabila seseorang ingin mendapatkan manfaat dari barang
tersebut maka tidak perlu membayar.
Ketersediaan infrastruktur memegang peranan penting dalam
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Dengan hadirnya infrastruktur
yang handal maka terwujudnya pemenuhan Hak Dasar Rakyat seperti pangan,
sandang, papan, rasa aman, pendidikan, kesehatan dan hak-hak lainnya akan
tercapai lebih optimal. Bahkan lebih jauh, mampu meningkatkan daya saing di
dunia internasional. Hal ini dipertegas dalam Undang–undang Nomor 38 Tahun
2004 yang menjelaskan bahwa jalan/jembatan sebagai bagian sarana
transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan.
Selain jalan, infrastruktur yang tidak kalah pentingnya bagi daerah
perkotaan adalah drainase, sanitasi dan air minum. Drainase atau saluran air
hujan merupakan infrastruktur penting dalam penanggulangan banjir.
Drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan
masyarakat perkotaan dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman,
nyaman, bersih dan sehat. Demikian pula dengan air minum dan sanitasi yang
merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian jalan dan
jembatan, sanitasi, air bersih dan jaringan drainase perkotaan merupakan hal
yang sangat strategis di dalam kegiatan pembangunan terutama untuk
pembangunan pengembangan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Riau dan salah
satu Kota Strategis Nasional yang berada dekat dengan negara tetangga, terus
berbenah diri dan berusaha untuk menyediakan infrastruktur yang memadai
dalam rangka menunjang perkembangan kota dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam menjawab tantangan pembangunan dengan
1
segala keterbatasan yang dimiliki terutama minimnya anggaran pembangunan,
beban tugas yang harus dipikul oleh pemerintah daerah Kota Tanjungpinang
tidaklah mudah. Pemerintah Kota Tanjungpinang terus berupaya menyiapkan
daerahnya sedemikian rupa agar kondusif bagi pertumbuhan bisnis di daerah,
perkembangan investasi, berdaya saing tinggi, dan sekaligus meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kota Tanjungpinang.Program kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan diharapkan mampu menjawab dan
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi Kota Tanjungpinang
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan. Mengingat besarnya dana yang dibutuhkan serta terbatasnya
dana pembangunan yang dimiliki Kota Tanjungpinang maka dibutuhkan
adanya dukungan dana dari Pemerintah Pusat terhadap beberapa rencana
program kegiatan pembangunan.

2. Maksud dan Tujuan


Menimbang besarnya biaya yang dibutuhkan dan keterbatasan anggaran
yang tersedia pada Pemerintah Kota Tanjungpinang, dipandang perlu
menyampaikan proposal ini sebagai bahan usulan untuk Program
Pembangunan Jalan. Adapun tujuan proposal ini yaitu untuk tercapainya visi
Kota Tanjungpinang “Tanjungpinang sebagai Kota yang Maju, Berbudaya
dan Sejahtera dalam Harmoni Kebhinekaan Masyarakat Madani”,
diantaranya meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
infrastruktur jalan untuk menunjang pembangunan di Kota Tanjungpinang.
Sedangkan sasarannya yaitu Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan,
drainase dan transportasi umum.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA TANJUNGPINANG

1. Landasan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang No. 10 Tahun 2014
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang 2014 - 2034 bahwa
rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat –
pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain
dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota. Sistem jaringan
prasarana yang dimaksud adalah sistem jaringan jalan, sistem sumber daya
air.
2. Letak Geografis
Posisi astronomis Kota Tanjungpinang berada antara 00 50’ 25,93” LU-00
58’ 54,62” LU dan 1040 23’ 23,40” BT - 1040 34’ 49,9” BT. Kota Tanjungpinang
memiliki kedudukan dan peranan ekonomis yang penting. Posisi Kota
Tanjungpinang sangat strategis, disamping berdekatan dengan Kota Batam
sebagai kawasan perdagangan bebas, dan Negara Singapura sebagai pusat
perdagangan dunia, Kota Tanjungpinang juga terletak pada posisi silang
perdagangan dan pelayaran dunia, antara timur dan barat, yakni di antara
Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan. Wilayah Kota Tanjungpinang terdiri
dari daratan, lautan dan beberapa pulau seperti Pulau Dompak, Pulau
Penyengat, Pulau Terkulai, Pulau Los, Pulau Basing, Pulau Sitakap dan Pulau
Bayan.
Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan
Tanjungpinang Timur, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan
Tanjungpinang Kota dan Kecamatan Bukit Bestari yang terbagi ke dalam 18
kelurahan. Kemiringan lereng berkisar dari 0-2 % hingga 40% pada wilayah
pegunungan. Umumnya didominasi kelerengan yang berkisar antara 0-0,2%
dengan luas wilayah mencapai 75.30 Km2, dan kemiringan lereng 2-15%
mempunyai luas sekitar 51.15 Km2. Sedangkan kemiringan lereng 15-40%
memiliki luas wilayah paling sedikit yaitu 5.09 Km2.
3. Kondisi Eksisting Infrastruktur
Dari sisi transportasi jalan raya, panjang jalan di Kota Tanjungpinang jika
dirinci menurut status pemerintah yang berwenang maka jalan negara 44,06 km,
jalan provinsi 54,12 km, dan jalan kota sepanjang 308,11 km. Secara umum,
kondisi jalan yang baik mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan
kondisi jalan pada tahun 2016 yaitu sepanjang 171,39 km menjadi 244,10 km.
Sedangkan untuk melayani penumpang di dalam kota, Pemerintah Kota
Tanjungpinang memberlakukan jalur trayek angkutan umum dengan moda
angkutan berupa angkot dan ojek. Sementara itu sarana transportasi di Kota
Tanjungpinang yang terdaftar di Samsat menurut jenis pada tahun 2017
3
berupa sepeda motor 68.933 unit, sedan pribadi 1.358 unit, jeep 1.505 unit.
Selengkapnya kondisi jalan di Kota Tanjungpinang selama periode 2009-2014
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.1 Kondisi Jalan Kota Tanjungpinang Tahun 2013–2017 (dalam Km)

KONDISI JALAN 2013 2014 2015 2016 2017

BAIK 211,41 126,01 140,54 171,39 244,10

SEDANG 19,87 53,36 59,60 52,75 26,00

RUSAK 38,96 38,96 73,96 42,33 54,22

RUSAK BERAT 35,68 149,42 125,47 133,11 81,04

Sumber: BPS Kota Tanjungpinang

Berkembangnya beberapa pusat permukiman di Kota Tanjungpinang membawa


dampak yang cukup besar terhadap pergerakan lalu – lintas. Mengatasi permasalahan
tersebut pada beberapa ruas jalan diperlukan peningkatan kapasitas jalan dan
membuka akses jalan baru ke dan dari beberapa pusat pengembangan wilayah.

4. Arahan Kebijakan Pengembangan

Secara khusus, RTRW Kota Tanjungpinang Tahun 2014 – 2034


dimaksudkan agar menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan di wilayah
Kota Tanjungpinang. Adapun tujuan dari penataan ruang Kota Tanjungpinang
adalah Mewujudkan Kota Tanjungpinang sebagai pusat perdagangan dan jasa,
industri, pariwisata serta pusat budaya melayu melalui optimalisasi
pemanfaatan ruang yang memperhatikan daya dukung lingkungan. Untuk
menjalankan tujuan tersebut maka dilakukan beberapa kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah di Kota Tanjungpinang. Salah satunya adalah rencana
sistem prasarana kota. Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi
Kota Tanjungpinang dimaksudkan untuk meningkatkan keterkaitan
kebutuhan dan peningkatan transportasi antar kawasan permukiman yang
dikembangkan dalam ruang Kota Tanjungpinang, serta keterkaitannya dengan
sistem jaringan transportasi nasional maupun regional.

4
BAB III
USULAN PROGRAM KEGIATAN

1. Karakteristik Infrastruktur dan Usulan Penanganan


Kondisi infrastruktur jalan di Kota Tanjungpinang ± 21% kondisi rusak
dan ± 36% kondisi rusak berat. Selain itu, untuk mendukung beberapa pusat
perkembangan wilayah sangat dibutuhkan infrastruktur jalan yang memadai
dengan melakukan peningkatan kapasitas jalan dan membuka beberapa akses
jalan baru.Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka disusunlah Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan Kota Tanjungpinang.
A. Peningkatan Jalan Daeng Celak
a) Peningkatan jalan ini berupa penambahan jalur ke-2 yang bertujuan untuk
menuntaskan dan melanjutkan pembangunan jalan menuju Bandara Udara
Raja Haji Fisabilillah, kawasan FTZ Senggarang, pusat pemerintahan Kota
Tanjungpinang dan perkantoran lainnya serta meningkatkan kapasitas
jalan yang ada.
b) Data teknis perencanaan Peningkatan Jalan Daeng Celak:
Panjang Jalan : 8.000 meter
Lebar Jalan : Penambahan 1 jalur
Tebal Lapisan Aspal : AC-WC (Tebal 4 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Aspal : AC-BC (Tebal 6 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Atas : Base A (Tebal 40 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Bawah : Base B (Tebal 60 cm)
Perkiraan Biaya : Rp. 52.110.000.000,-
B. Pelabaran Jalan Simpang Adi Sucipto Km.10-Gesek
a) Peningkatan jalan ini bertujuan untuk mengakomidir peningkatan
kendaraan yang menuju Bandara Udara Raja Haji Fisabilillah. Jalan ini
merupakan jalur utama dari pusat Kota Tanjungpinang menuju Bandara.
b) Data teknis perencanaan Pelabaran Jalan Simpang Adi Sucipto Km.10-
Gesek:
Panjang Jalan : 3.000 meter
Lebar Jalan : dari 8 meter menjadi 12 meter
Tebal Lapisan Aspal : AC-WC (Tebal 4 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Aspal : AC-BC (Tebal 6 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Atas : Base A (Tebal 40 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Bawah : Base B (Tebal 60 cm)
Perkiraan Biaya : Rp. 19.350.000.000,-
C. Pelebaran Jalan Raja Haji Fisabilillah
a) Pelabaran jalan ini bertujuan untuk memperlancar akses yang saat ini telah
mengalami peningkatan pesat. Jalan ini merupakan akses utama dari pusat
pemerintah provinsi Kepulauan Riau menuju kawasan permukiman.
5
b) Data teknis perencanaan Peningkatan Jalan Daeng Celak:
Panjang Jalan : 4.500 meter
Lebar Jalan : dari 6 meter menjadi 12 meter
Tebal Lapisan Aspal : AC-WC (Tebal 4 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Aspal : AC-BC (Tebal 6 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Atas : Base A (Tebal 40 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Bawah : Base B (Tebal 60 cm)
Perkiraan Biaya : Rp. 35.700.000.000,-
D. Pelebaran Jalan Ahmad Yani
c) Pelabaran jalan ini bertujuan untuk memperlancar akses yang saat ini telah
mengalami peningkatan pesar. Jalan ini merupakan akses utama dari pusat
pemerintah provinsi Kepulauan Riau menuju kawasan permukiman.
d) Data teknis perencanaan Peningkatan Jalan Daeng Celak:
Panjang Jalan : 900 meter
Lebar Jalan : dari 6 meter menjadi 12 meter
Tebal Lapisan Aspal : AC-WC (Tebal 4 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Aspal : AC-BC (Tebal 6 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Atas : Base A (Tebal 40 cm)
Tebal Lapisan Pondasi Bawah : Base B (Tebal 60 cm)
Perkiraan Biaya : Rp. 5.710.000.000,-

2. Penutup
Demikian proposal yang kami buat agar dapat memberikan gambaran
tentang pentingnya Pembangunan Jalan Kota Tanjungpinang dan kami
berharap Pemerintah dapat membantu mengalokasikan anggaran
Rp. 112.870.000.000,- (Seratus Dua Belas Milyar Delapan Ratus Tujuh
Puluh Juta Rupiah) melalui Dana Pembangunan Infrastruktur APBN.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih banyak sekali kekurangan
dan kekilafan didalamnya. Besar harapan kami agar permohonan
pembangunan infrastruktur ini dapat diterima. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.

Tanjungpinang, Maret 2019


WALIKOTA TANJUNGPINANG,

H. SYAHRUL, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai