Disusun
Oleh :
Andayani Saputri
15172012
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….......................... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...........................ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….............................iii
1. Latar Belakang……....………………………………………………………………....................1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...............................iv
1. Sejarah Antropologi.......................…………………………………………..............................2
2. Hubungan Antropologi dengan Sosiologi……………………………………............................3
3. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Hukum………………………………..............................4
4. Hubungan Antropologi dengan Psikologi.............………………………….............................5
5. Hubungan Antropologi dengan Ekologi.................................................................................6
6. Hubungan Antropologi dengan Biologi dan Ilmu Hukum.......................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Sejarah Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang menggambarkan
manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati (alam), dan juga humaniora.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau
secara etimologis antropologi berarti ilmu yang memelajari manusia.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai
spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan
komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam
memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak
awal kemunculannya. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-
cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok
manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup
(worldview).
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu
yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial budaya, arkeologi, dan
linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam
kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian
yang berbeda.
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-ciri fisik,
adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa
yang digunakan
2. Hubungan Antropologi dengan Sosiologi
Sosiologi berkembang dari filsafat, masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Sedangkan antropologi bermula dari sejarah perkembangan budaya maupun masyarakatnya.
Antropologi melihat masyarakat pedesaan. Sebaliknya, sosiologi melihat masyarakat
perkotaan sebagai objek ilmunya. Antropologi dan sosiologi memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan
manusia pada umumnya.
Dilihat dari metode ilmiah, antropologi menggunakan metode kualitatif. Sedangkan
sosiologi menggunakan metode kuantitatif, karena sosiologi berdasarkan pada metode
pengolahan bahan dan analisis berdasarkan perhitungan dalam jumlah besar. Antropologi
menggunakan metode kualitatif karena antropologi menggunakan observasi, wawancara
mendalam, serta menjadi bagian dari lapangan yang akan diteliti dalam pengolahan dan
pengumpulan datanya karena antropologi memerlukan pemahaman yang mendalam.
Dalam perspektif antropologi hukum, hukum lahir dari kebudayaan. Melihat hal
tersebut di atas tentunya menyadarkan kepada kita akan peran Antropologi Hukum sebagai
sebuah perspektif untuk melihat berbagai macam corak hukum yang lahir dan berkembang
pula dari berbagai corak dan ragam kebudayaan. Mempelajari Antropologi Hukum berarti
kita melihat sebuah realitas, kenyataan atas kehidupan hukum yang sesungguhnya yang
berjalan di masyarakat.
Hal ini karena para ahli antropologi mempelajari hukum bukan semata-semata sebagai
produk dari hasil abstraksi logika sekelompok orang yang diformulasikan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan semata, tetapi lebih mempelajari hukum sebagai perilaku dan
proses sosial yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat.Hukum dalam perspektif
antropologi dipelajari sebagai bagian yang integral dari kebudayaan secara keseluruhan, dan
karena itu hukum dipelajari sebagai produk dari interaksi sosial yang dipengaruhi oleh aspek-
aspek kebudayaan yang lain, seperti politik, ekonomi, ideologi, religi,struktur sosial, dll.
Satu hal yang dapat kita ambil dari antropologi hukum, adalah diharapkan dapat
memunculkan kesadaran atas kenyataan adanya keberagaman hukum karena beragamnya
budaya. Beragamnya hukum tersebut jangan dimaknakan sebagai pertentangan hukum
(conflict of laws), tetapi patut dianggap sebagai khazanah kekayaan hukum yang akan
mampu memperkuat serta memperbaharui hukum nasional. Di sisi lain akibatnya adalah
memunculkan sikap toleransi untuk menghargai umat manusia yang beragam pola fikir,
karakter, pemahaman, dan tentunya juga beragam hukum.
4. Hubungan Antropologi dengan Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logosyang berarti
ilmu. Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit
didefinisikan karena jiwa itu bersifat abstrak.
Hubungan ini terjadi karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia
dan proses-proses perkembangan mentalnya. Dengan demikian, psikologi membahas faktor-
faktor penyebab perilaku manusia dari dalam (secara internal), seperti minat, motivasi, sikap,
konsep diri, dan lain-lain. Sedangkan dalam antropologi, khususnya antropologi budaya lebih
bersifat faktor eksternal (luar), yaitu lingkungan fisik, lingkungan keluarga, dan lingkungan
sosial dalam arti luas.Jadi menurut saya, hal yang berkaitan dengan psikologi dan antropologi
adalah keadaan manusia dan perilakunya. Antropologi mengamati dan mempelajari manusia
dan lingkungan (pendekatan eksternal), sedangkan psikologi mengamati serta mempelajari
perilaku manusia
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara
lebih banyak. Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman suku
bangsa dan budaya yang mempunyai keunikannya masing-masing. Pendidikan dapat
merubah kebudayaan yang buruk dan mempertahankan kebudayaan yang baik pada peserta
didik. Oleh karena itu untuk memahami dan menghargai siswa dengan keanekaragaman yang
dimilikinya diperlukan landasan antropologi dalam pengembangan kurikulum pendidikan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Coleman, Simon dan Helen Watson, Pengantar Antropologi (Jakarta: Nuansa, 2005)
http://www.kompasiana.com/wildan_habibulloh/fase-fase-perkembangan-
antropologi_54f80387a33311b8048b470f
990)
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
https://audirayatiputri.wordpress.com/2013/01/09/hubungan-antropologi-dengan-
psikologi/
http://dauztech.blogspot.co.id/2013/12/hubungan-antropologi-dan-ilmu-hukum.html
https://jojorlamrias.wordpress.com/2013/10/05/hubungan-antropologi-dengan-ilmu-ilmu-lain/